Skip to main content
Category

Article

world economic forum, digital economy, society 5.0, act consulting

Optimasi Ekonomi Digital untuk Membentuk Society 5.0

By Article No Comments

Professor Henning Kagermann, seorang fisikawan berbicara dalam World Economic Forum dalam kaitannya dengan digitalisasi ekonomi. Ia menerjemahkan skema alur pengembangan transformasi digital 4.0 dalam bentuk bagan diatas ini.

Dalam alur tersebut, kita bisa melihat bahwa pada mulanya, lingkungan produksi bermuara pada sistem manufakturing yang cerdas dengan membuat ekosistem infrastruktur IT yang terintegrasi dalam suatu platform. Ini berkaitan dengan latar belakang profesional Kagermann sebagai salah satu pendiri dari perusahaan IT raksasa yang produknya dinikmati oleh banyak industri di seluruh belahan dunia, SAP.

Ekonomi digital bergerak lebih jauh lagi di langkah yang ketiga, saat sistem bisnis yang berbeda tergabung dalam suatu ekosistem jaringan yang saling mendukung dengan sistem kemitraan (business network partnership).

Hal ini dijelaskan dalam langkah keempat, yang menggambarkan unsur apa saja yang harus terorkestrasi dalam suatu sistem bisnis, yaitu;

  • Design Networks
  • Supplier Networks
  • Logistic Networks
  • Production Networks
  • Connected Business Network

Kesemuanya menghasilkan sistem ekonomi digital yang saling bergantung dan bersifat mutual dalam suatu operasionalisasi interoperability (yang bersifat melintasi batas negara dan menggabungkan berbagai sektor).

Kagermann tengah membahasakan sebuah sistem ekonomi digital global dimana banyak unsur ekonomi saling tergabung dalam sebuah platform IT raksasa. Yang pada saat ini, sistem yang diciptakannya dalam SAP, telah mulai dilakukan oleh banyak perusahaan multinasional yang menjadi kliennya. Dalam sistem tersebut, ribuan hingga puluhan ribu perangkat IT yang diciptakannya, saling berkomunikasi dan melakukan sharing data dan informasi lintas sektor dan lintas negara.

Kagermann tengah memimpikan bahwa sistem ini dapat membuat banyak negara saling bekerjasama untuk menciptakan sistem ekonomi digital global, yang tidak hanya dimiliki oleh satu perusahaan, tapi menghubungkan banyak bisnis.

Dengan sistem big data yang akan tercipta ini, ia memimpikan bahwa berbagai solusi untuk permasalahan ekonomi akan dapat ditemukan. Secara luas nantinya, bukan hanya negara besar yang dapat memetik manfaatnya, namun juga negara di belahan dunia yang masih kekurangan secara ekonomi.

Secara global, sistem Society 5.0 bukan hanya diimpikan oleh Jepang saja, tapi juga telah menjadi mimpi bersama dari banyak negara di dunia. Apa yang dirumuskan oleh Kagermann bisa jadi akan mulai diterapkan dalam waktu yang tidak lama lagi ke depannya. Selain membahas tentang masalah diatas, dalam World Economic Forum dalam fokus bahasan Robot Revolution Innitiatives yang diselenggarakan di Jepang, ia juga membahas poin lain seperti masalah keamanan informasi yang dapat terjadi, dan isu sensitif lainnya.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

model of character development, act consulting, model pengembangan karakter

Model Pengembangan Karakter Berbasis Spiritualitas di West Point

By Article No Comments

Pengembangan Karakter berbasis spiritualitas, ternyata diterapkan dengan sangat baik di banyak bagian di dunia. Salahsatunya oleh West Point, sebuah pusat pengembangan kemiliteran di Amerika Serikat. Hal ini tentu saja menjadi suatu hal yang baik dan menimbulkan kenyamanan di hati kita. Bahwa di dunia militer, karakter para tentaranya dibesarkan dengan tujuan yang mulia yang bermula dari spiritualitas yang mendasarinya.

Bisa kita lihat dalam bagan diatas bahwa semua unsur dalam pengembangan karakter bermuara dari world view yang dimilikinya (bagian tengah bagan). World view atau pandangan seseorang terhadap dunia dan akhirat ini merupakan spiritual center yang mempengaruhi segala aspek lainnya dalam perilaku dan hidup seseorang.

World view ini terdiri dari pemahaman akan tujuan hidup (purpose), pencanangan visi hidup (vision), dan pemahaman tentang apa yang baik dan buruk (truth). Ini merupakan dasar dari kemampuan intelektual, emosional dan sosial seseorang yang membentuk dan bersifat interdependen dengan;

  • Self Awareness; kemampuan seseorang untuk mawas diri
  • Social Awareness; kemampuan untuk melihat dirinya dalam lingkup kemasyarakatan
  • Sense of Agency; kemampuan untuk memenuhi komitmen dan patuh terhadap peraturan
  • Self Regulation; kemampuan untuk mengendalikan perilaku, perkataan dan sikap
  • Self Motivation; kemampuan memotivasi diri untuk dapat memenuhi harapan dan bersikap optimis.

Dalam bagan diatas, kita bisa melihat bahwa karakter terdiri dari 5 unsur dengan 1 pusat, dan menjadi 6 prinsip yang diterapkan. Bagan yang dibuat oleh West Point di tahun 2007 ini telah lama ditemukan oleh seorang berkebangsaan Indonesia yang kemudian mendapatkan gelar doktor honoris causa atas temuannya akan Prinsip 165 dalam pembentukan karakter.

Dengan penuh kerendahan hati, kami dari ESQ berusaha menebarkan kebaikan dalam nilai 165 yang kami usung, untuk menjadi nafas dalam setiap program, event dan produk yang kami hasilkan. Apa yang digambarkan oleh bagan buatan West Point diatas merupakan hal yang sebangun dengan prinsip yang juga telah digambarkan oleh ilmu 165 yang telah ditemukan di tahun 1999 di depan kabah oleh DR (HC) Ary Ginanjar Agustian.

Untuk menemukan solusi yang sebangun dengan bagan diatas, kami memiliki Personal Transformation Program yang dapat menghasilkan transformasi yang berbekas dalam kurun waktu jangka panjang, dan bukan menjadi sebuah solusi temporer semata.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

Masalah Utama Daya Saing Korporasi di Indonesia

By Article No Comments

Menurut Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index 2017-2018, hal yang menjadi masalah utama dalam melakukan bisnis di Indonesia adalah karena maraknya korupsi. (terlihat dalam data diatas).

Dari sini kita bisa melihat bahwa korupsi masih menjadi masalah utama dan menjadi faktor yang membuat daya saing perusahaan Indonesia kalah dibandingkan dengan banyak perusahaan di negara lain.

Untuk memecahkan masalah ini, tentu dibutuhkan penegakan integritas di tataran pemerintah, dan juga dalam pembenahan budaya perusahaan di sektor swasta.

Faktor masalah kedua adalah birokrasi pemerintah yang tidak efisien. Hal ini telah banyak diperbaiki melalui sistem perizinan satu atap (ptsp) yang terpadu di berbagai daerah di Indonesia. Namun masih memerlukan jangka waktu beberapa tahun lagi sebelum angka ini dapat turun dan menghasilkan pengaruh yang positif bagi indeks daya saing Indonesia di tingkat global nantinya.

Untuk perbaikan daya saing perusahaan ini, ACT Consulting memiliki program Digital Integrity, yang telah diterapkan dalam bentuk Training Digital dan Sharing Session yang dilakukan setiap minggunya di sebuah perusahaan Finance nasional yang memiliki puluhan ribu karyawan di beberapa unit usaha dan kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Training ini terbukti menurunkan tingkat fraud yang terjadi di perusahaan tersebut dari angka basis points hampir 8 BPS hingga menurun ke sekitar 5 BPS saja. Ini tentu saja menghasilkan dampak keuangan yang sangat besar dan menyelamatkan uang perusahaan dalam jumlah banyak. Lebih jauh lagi, Program Digital Integrity ini telah memperbaiki sikap kerja dan memperkuat Values perusahaan. Sehingga masa depan yang lebih cerah dan menjanjikan kini dapat diraih oleh Perusahaan Finance milik Bangsa ini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

solusi society 5.0 yang telah hadir di indonesia, act consulting

Society 5.0 yang Telah Hadir di Indonesia

By Article No Comments

Perdana Menteri Jepang, Shino Abe meluncurkan apa yang dinamakan sebagai Society 5.0 di tahun 2017. Dalam pendekatan ekonomi inovatif yang dikembangkannya ini, segala hal akan berlangsung secara lebih otomasi dengan menggunakan data biometrik dan kependudukan hanya melalui sistem pengenalan sidik jari.

Society 5.0 ini merupakan jawaban dari kecemasan yang muncul saat dunia secara global merasa takut akan apa yang dapat terjadi dalam revolusi industri 4.0.

Revolusi industri 4.0 ini semula memancing kekhawatiran banyak negara yang memiliki jumlah penduduk sangat banyak, karena menghadirkan otomasi robotik dan optimasi komputer dan internet. Lalu apa yang akan terjadi dengan begitu banyak tenaga kerja, apakah banyak orang yang akan tidak memiliki pekerjaan? Di sisi lain, pengembangan robotika dan artificial intelligence memakan biaya yang sangat tinggi, yang tidak mungkin dilakukan dan dikembangkan oleh negara berkembang yang memiliki dana riset yang terbatas.

Negara Jepang mencanangkan akan menjadi penggerak terdepan dalam sistem masyarakat berbasis artificial intelligence berorientasi kemasyarakatan ini, karena memiliki teknologi teratas dalam advance biometrik dan budaya monozukuri (ketelitian dan kesungguhan) dalam industri manufakturnya. Bersama dalam forum ekonomi dunia (world economic forum), sejumlah ahli dari eropa dan amerika bertemu di jepang untuk merumuskan sejumlah solusi untuk menghadirkan robotika ke dunia keseharian masyarakat disana.

Namun negara asia lainnya terutama Asia Tenggara, telah juga menghadirkan layanan yang telah menjadikan society 5.0 ini terwujud di masyarakat, dengan tetap mempertahankan kearifan lokal. Bahkan, apa yang dilakukan oleh para inventor dan innovator Indonesia dan Malaysia, telah dapat mendatangkan solusi yang mudah dan murah. Tanpa membutuhkan waktu sejumlah tahun ke depan, Indonesia dan Malaysia telah memiliki Society 5.0 dalam versinya sendiri.

Dalam segi kesehatan, Jepang telah menciptakan berbagai teknologi untuk membuat seorang tua dapat mendapatkan layanan kesehatan dan pengobatan tanpa perlu mendatangi dokter di rumah sakit. Namun Jepang masih harus menunggu beberapa tahun lagi untuk bisa menciptakan kendaraan swa kemudi dan menciptakan robot scanner penyakit untuk dapat mewujudkan impian Society 5.0 menjadi kenyataan yang dapat dinikmati banyak orang.

Padahal, solusi yang sama dengan konsep Jepang ini telah berlangsung di Indonesia melalui layanan gojek yang telah merambah ke dunia kedokteran dengan integrasi aplikasi halodoc. Dalam mengakses aplikasi ini, kita tinggal curhat ke dokter yang tepat, dan kita akan mendapatkan obat yang diperlukan untuk penyakit  yang dirasakan. Bahkan, karena halodoc terintegrasi dengan gojek, tanpa perlu kita kemana-mana, pengemudi gojek akan mengetuk pintu rumah kita dan mengantarkan obatnya.

Karena itu, seorang guru besar dari Malaysia, Prof Revany Bustami meramalkan bahwa Asia Tenggara akan memimpin penerapan Society 5.0 ini. Hal ini tak lain dan tak bukan karena Malaysia telah menciptakan aplikasi Grab dan Indonesia telah menciptakan Gojek.

Aplikasi yang semula hanya berupa ride hailing ini telah merambah berbagai solusi yang bersifat empowering atau memberdayakan. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh David Aikman dalam Robot Revolution Innitiative dalam World Economic Forum di Jepang di tahun 2017. Saat itu Aikman menyatakan bahwa kita seharusnya membuat teknologi memberdayakan manusia, dan bukan mendikte manusia. Ia menyatakannya sebagai Empowering, not Directing.

Solusi lainnya mengenai Society 5.0 ini akan kita bahas satu persatu dalam sejumlah tulisan ke depan. Untuk itu teruslah update dan ikuti berbagai tulisan berikutnya dari ACT Consulting. Salam Transformasi Progresif.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

manajemen millenial, harapan millenial, karyawan millenial, act consulting

Peka dan Ramah dalam Manajemen Karyawan Millenial

By Article No Comments

Bagaimana cara untuk melakukan strategi manajemen yang terbaik untuk menangani dan memimpin millenial? Anda mungkin tengah memikirkan hal ini. Data-data yang disampaikan oleh Price Waterhouse Cooper menunjukkan sejumlah karakteristik dan harapan yang dimiliki oleh karyawan millenial.

Millennial memanfaatkan teknologi dengan cara yang berbeda. Millennial mengambil pelajaran dari pengalaman mereka hidup dalam krisis ekonomi global. Generasi ini lebih menekankan pemenuhan kebutuhan pribadi daripada organisasi dimana mereka bekerja.

Untuk itulah, Price Waterhouse Cooper menegaskan bahwa korporasi harus mempertimbangkan hal ini dan tidak bersikap memaksakan kehendak, dalam berkomunikasi atau berhadapan dengan para millennial. Cara komunikasi yang dahulu dianggap efektif kini harus dirubah.

Mengapa hal ini penting? Karena diungkapkan oleh PWC selanjutnya bahwa millennial cenderung tidak nyaman dengan sistem korporasi yang kaku, dan menjadi tidak suka saat menghadapi kebuntuan informasi (information silo). Apa yang disebut Silo adalah suatu bagian menyimpan sendiri informasinya dari bagian lainnya. Dalam era millennial, hal ini harus dirubah, karena era jaman now adalah era ekonomi informasi. Mereka yang menguasai informasi terbaru, tertajam dan terbaik dalam menganalisa, akan memenangkan persaingan pasar.

Untuk itu, perusahaan perlu menyesuaikan program komunikasi organisasi (corporate communication) yang dimiliki agar tidak lagi kaku, tapi lebih akrab, ramah dan lucu. Ya, ini penting agar karyawan merasa nyaman, betah dan dirangkul. Diungkapkan pula bahwa millennial mengharapkan kemajuan terjadi dengan cepat. Mereka juga mengharapkan karir yang menarik dan beragam. Keragaman ini juga mereka harapkan dapat mereka dapatkan dalam bentuk umpan balik yang diterima.

Millennial ingin lebih baik dari generasi sebelumnya dan ingin mencapai banyak prestasi, menyelesaikan lebih banyak projects, dan meraih performa tinggi, karena secara alami daya saing dan daya juang mereka dapat dipicu dan dipantik. Namun ini harus dilakukan dengan menciptakan makna atau values creation. Sebuah perusahaan yang memiliki tujuan yang mulia, akan membuat millennial bersedia mengorbankan kepentingan pribadi dan keluarganya. Bahkan dengan bayaran rendah atau tanpa bayaran sekalipun. Namun sekali mereka merasa perusahaan berbuat tidak adil dan mengambil keuntungan secara tidak wajar atas diri mereka, maka loyalitasnya akan langsung luntur.

Millennial menginginkan gaya manajemen dan budaya perusahaan yang jauh berbeda dari yang diberikan kepada generasi sebelumnya. Millennial memiliki ambisi dan keinginan untuk terus belajar dan untuk bergerak keatas di dalam organisasi dimana mereka berkecimpung. Mereka ingin maju secara cepat, dan mengharapkan setiap perjuangan yang mereka berikan secara lebih itu dapat dihargai dengan adil. Ini membuat setiap perusahaan harus memiliki bagian SDM yang lebih peka dan responsive. Millennial ingin perusahaan memiliki dan mengadopsi atau menciptakan program penimbangan kinerja yang detail dan sistem remunerasi yang terkostumisasi secara spesifik yang akan menimbang kinerja mereka secara adil.

Millennial ingin bekerja secara lebih fleksibel, namun mengininkan umpan balik yang muncul secara teratur. PWC juga menyampaikan bahwa millennial membutuhkan dorongan motivasi dan semangat. Ini akan membuat mereka merasa lebih dihargai dan bahagia.

Millennial mengharapkan perusahaan melakukan program employer branding seserius seperti program consumer branding. Millenial mengharapkan korporasi dapat lebih innovative dalam mempertahankan mereka, dengan melakukan cara-cara yang tidak pernah ada sebelumnya.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

society 5.0 dan keseimbangan hidup, act consulting

Society 5.0 dan Keseimbangan Hidup

By Article No Comments
mans journey of the soul

Mulai tahun kemarin, publik sedang ramai membicarakan revolusi teknologi 4.0. Dua hari lalu, Senin 21 Januari 2019, Kantor Perdana Menteri Jepang secara resmi meluncurkan “Society 5.0”.

Konsep yang diusung dalam Society 5.0 ini mengusung keseimbangan dalam 5 unsur utama yang ada dalam kehidupan seorang manusia, yaitu; Emosional, Intelektual, Fisikal, Sosial, dan; Spiritualitas. Dalam kultur Jepang yang mengutamakan Zen atau keseimbangan, hal ini menjadi sangat penting.

Society 5.0 adalah suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based) yang dikembangkan oleh Jepang.  Konsep ini lahir sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia. 

Sebelum konsep 5.0 ini diluncurkan, masyarakat tengah mengalami kerisausan akibat adanya teknologi tinggi yang berbasis kecerdasan artifisial, yang digambarkan dalam sinema sebagai suatu momok yang menakutkan. Kekhawatiran masyarakat mengenai berkurangnya lapangan pekerjaan dan berkembangnya teknologi robotik pun bisa sedikit dikurangi.

Akibat lain yang bisa timbul dari revolusi teknologi yang terjadi adalah berubahnya perekonomian. Sector yang dulu menjadi leading driver seperti oil and gas, akan menjadi bidang yang ditinggalkan dengan berkembangnya teknologi otomotif berbasis listrik dan gas. Hal ini memaksa negara-negara penghasil bahan tambang untuk merubah driver utama dalam perekonomian mereka. Seperti yang terlihat dari langkah-langkah yang dilakukan oleh banyak negara timur tengah dalam upaya mereka beralih sumber devisa ke sector finansial dan pariwisata.

Selalu ada dua sisi mata koin dari teknologi. Saat manusia khawatir akan munculnya robot humanoid, Jepang meluncurkan society 5.0 ini. Hal lain yang membuat kita khawatir akan teknologi informasi ini adalah saat terjadi mekanisme ekonomi informasi yang membuat politik global terpengaruh. Kita melihat bagaimana salah satu sisi dunia berubahnya wajah dunia akibat disinformasi yang tercipta karena banyaknya loophole untuk melakukan rekayasa informasi dalam algoritma dunia maya. Hingga muncul kasus seperti kemenangan Trump di Amerika Serikat.

Mata koin yang positif terlihat dari launching Society 5.0 di Jepang ini. Dimana kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang ada justru akan dimanfaatkan secara positif dan dicari sisi baiknya yang akan mampu menguntungkan dan memudahkan hidup manusia.

Apa yang dilakukan adalah mentransformasi big data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (the Internet of Things) menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani “kehidupan yang lebih bermakna”.

Dari munculnya sisi buruk dari teknologi yang ditakuti banyak orang ini, manusia akhirnya kembali lari pada sang pemilik kehidupan, Sang Pencipta. Seiring dengan ditemukannya berbagai fakta bahwa otak manusia dibuat untuk dapat mampu menemukan pola, sebab dan akibat, dan mencari Prima Causa yang utama, yaitu Tuhan. Apakah itu dalam bentuk munculnya disiplin ilmu baru bernama mindfulness , hingga munculnya penegasan dari Daniel Goleman tentang kebutuhan manusia akan spiritualitas, yang ditulis dalam bukunya Altered Traits. Dimana buku ini membahas tentang perlunya manusia beribadah melalui berbagai tata cara untuk menemukan keseimbangan.

ESQ dengan penuh kerendahan hati menyatakan bahwa konsep ini telah lebih dahulu kami sampaikan. Mengenai perlunya keseimbangan sosial dalam prinsip-prinsip 165. Dimana tercantum 5 langkah kesuksesan hidup yaitu;

  • Mission statement; intellectual quotient
  • Character building; spiritual quotient
  • Self control; emotional quotient
  • Strategic collaboration; social quotient
  • Total action; physical quotient

Mari kita bersama-sama menekuri kembali khazanah ilmu 165 yang telah diberikan Tuhan YME kepada kita semua. Lalu bersama kita bangkit dan mewujudkan amazing society yang menjadi cita-cita besar dari 165 untuk mewujudkan kesejehteraan umat manusia yang unggul dan lestari. Salam hangat untuk para sahabat ESQ dari Menara 165.

kesehatan keuangan, masalah keuangan, act consulting, financial wellness program

Gaya Hidup, Kecerdasan Finansial dan Produktivitas Kerja

By Article No Comments

Sejumlah cara manusia untuk mempertahankan diri, salah satunya adalah dengan melakukan gaya hidup setingkat di atas kemampuan mereka. Pendapat ini dikemukakan oleh George W Crane dalam bukunya yang berjudul Psychology Applied. Buku yang ditulis oleh begawan ilmu psikologi dari Amerika ini masih relevan dengan kondisi yang dilakukan oleh masyarakat hari ini. Namun pada kenyataannya, melakukan gaya hidup yang lebih tinggi dari pada kemampuan, mendatangkan penyakit pada aspek finansial kita.

Banyak yang demi gaya hidup kemudian kehabisan uang di tengah bulan. Bahkan banyak yang menggunaka kartu kredit  hingga berhutang puluhan juta atau bahkan ratusan juta. Tak sedikit ditemui kasus di dunia SDM dimana karyawan yang memiliki hutang banyak kemudian keluar kerja dan meninggalkan jejak tagihan di perusahaan tempat ia bekerja sebelumnya.

Di sisi lain, produktivitas kerja juga ikut terpengaruh. Pegawai yang memiliki masalah finansial seringkali tidak dapat berkonsenterasi dalam bekerja. Bahkan sering dijumpai pekerja tidak masuk atau absen, karena masalah yang dideritanya.

Di Amerika Serikat, dalam survey yang dilakukan oleh Price Waterhouse Cooper, memberikan gambaran kerugian perusahaan karena masalah ini. Bahwa dari 10 ribu karyawan yang menghabiskan waktu kerja selama 3 – 5 jam sehari untuk memikirkan masalah keuangan mereka, jumlah kerugian yang diderita   perusahaan mencapai hingga 3,3 juta dollar per tahunnya.

Kesulitan keuangan juga mempengaruhi employee engagement. Loyalitas kerja, penghargaan terhadap gaji dan bonus yang diberikan, dapat terganggu saat karyawan mengalami masalah keuangan. Ia akan mungkin mencari tempat lain atau melakukan pekerjaan tambahan yang dapat mengganggu pekerjaan utamanya. Terlihat bahwa karyawan yang mengalami kesulitan keuangan merasa tidak menyukai tempat kerja mereka. Sementara yang tidak mengalami kesulitan keuangan, lebih merasa puas pada tempat mereka bekerja.

Dalam hasil survei yang dilakukan oleh Bank of America, saat millennial ditanya tentang apa yang mereka inginkan dari perusahaan, mereka menjawab; ingin bantuan keuangan. Sejumlah pilihan yang diinginkan millenials dan dapat diberikan oleh perusahaan diantaranya dengan memberikan tools  pengelolaan keuangan online, akses untuk bertemu ahli keuangan, data dan hasil riset yang relevan, software keuangan, mengikuti training atau seminar keuangan yang relevan, dan adanya seminar tentang keuangan di tempat bekerja.

Lebih dari sepertiga karyawan ingin mendapatkan bantuan perencanaan keuangan dari pihak yang tidak menjual produk keuangan tertentu. Ini agar saran dan bimbingan yang mereka dapatkan tidak bias dan bersifat netral. Saat program kesehatan finansial ditawarkan oleh Perusahaan, karyawan yang mengalami kesulitan keuangan akan lebih memilih untuk memanfaatkannya, (sebanyak 72% dari responden).

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara meningkatkan keterampilan finansial dan meninggikan produktivitas para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

strategi retensi millenials, act consulting, esq outbond

Strategi Retensi Millenials

By Article No Comments

Millenial akan menguasai pasar tenaga kerja hingga 50% dari seluruh angkatan kerja di tahun 2050, demikian menurut prediksi yang dibuat oleh PWC dan KPMG. Karena karakternya yang unik, diperlukan strategi retensi yang khusus untuk memanage para millenial ini.

Strategi Mempertahankan Millenial untuk mampu mengembangkan loyalitas bekerja di perusahaan Anda ada beragam. Namun kita harus mendasarkan setiap langkah strategis di bidang SDM, dengan berdasar pada data yang valid. Untuk itu, ACT Consulting menghadirkan tulisan ini untuk Anda.

Menurut hasil survei yang termuat dalam KPMG Report 2017, sejumlah langkah kunci di bawah ini dapat Anda lakukan untuk meningkatkan retensi dan engagement dari karyawan Millenial yang Anda miliki;

  1. Millenial mengutamakan Budaya Kerja. Budaya adalah kunci yang dicari milenial saat mempertimbangkan tempat bekerja. Perusahaan harus menampilkan sejumlah sejarah kesuksesannya untuk dapat membuat millenial mau bekerja dengan loyal. Perusahaan juga harus membesarkan budaya kreativitas dan menjunjung tinggi moralitas bekerja yang luhur. Dengan cara ini, millenial akan loyal, karena meyakini mereka bekerja di tempat yang tepat.
  2. Millenial ingin menikmati pekerjan mereka. Fun adalah yang dicari millenial dalam pekerjaan impian mereka. Bagi mereka, hidup terlalu singkat untuk terperangkap di pekerjaan yang membosankan. Kegiatan luar ruang dan aktivitas yang menarik dan menantang, akan mendorong millenial untuk mau bekerja lebih. Salah satunya adalah dengan kegiatan seperti Outbond yang menantang dan membangun skill mereka.
  3. Millenial berkomunikasi dengan jujur dan terbuka. Sikap jujur ini amat mereka harapkan dari tempat kerja mereka. Bila mereka mendapatkan ini, mereka akan merasa pendapat mereka dihargai. Millenial ingin berkontribusi dan menginginkan perusahaan dapat memberi potensi pengembangan makna hidup yang besar bagi mereka.

ACT Consulting memiliki konsep pengembangan karakter dan potensi manusia yang terbaik untuk semua generasi. Untuk para Millenial, ESQ mengembangkan slogan “Amazing You” demi mendorong mereka untuk lebih percaya diri dan mau meraih semua mimpi yang besar yang dimiliki.

Untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi para millenial yang berkarya di Perusahaan Anda, pengalaman membangun skill dalam setting outdoor melalui ESQ OUTBOUND adalah salah satu pilihan terbaik yang dapat diberikan untuk merkea.

ESQ OUTBOND akan menjadi partner anda dalam pembentukan karakter pribadi yang tangguh dan berkualitas dengan semangat Experience The Nature of Spiritual Journey. ESQ OUTBOUND menghadirkan games yang menyenangkan, menantang, menginspirasi bagi para millenials. Keseluruh aktivitas yang ada dalam paket Outbond dari ESQ ini dapat  memberikan makna yang mendalam dalam aspek  intelektual, emosional dan spiritual mereka.

ESQ OUTBOUND akan mengubah paradigma hidup millenials yang bekerja bersama Anda dalam menuju arah yang lebih baik dan akan membantu anda meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta membentuk karakter pribadi yang tangguh dalam lingkungan pemerintahan / perusahaan / lembaga / organisasi / kampus / sekolah.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

mengukir karakter millenials, act consulting, andi basuni

Mengukir Karakter Millenials

By Article No Comments

Secara umum, generasi millenial, yang lahir antara tahun 1980 and 2000 kini telah memasuki jenjang menengah dalam karirnya. Para millenial ini memiliki karakter unggul dan penguasaan teknologi yang baik. Namun karena millenial memiliki karakter yang berbeda dengan generasi sebelumnya, diperlukan pendekatan yang berbeda dalam memanage millenial.

Menurut Price Waterhouse Cooper, pada tahun 2020, 50% tenaga kerja global terdiri dari para millenial. Aspirasi karir mereka, sikap mereka terhadap kerja, dan pengetahuan yang dimiliki oleh para millenials ini akan membentuk masa depan bisnis Anda. Millenials penting karena mereka akan memaksimalkan skill mereka yang baik dalam pengetahuan teknologi terkini, untuk memudahkan komunikasi dan pelaksanaan pekerjaan.

Masih dalam sumber survey yang sama, PWC menyampaikan bahwa bagi millenials, uang bukanlah segalanya. 52% dari responden millenials ini menyatakan bahwa mereka mencari kesempatan untuk pengembangan diri dan karir.

PWC juga mengungkapkan bahwa millenials mencari makna hidup dalam bekerja. Milllenials ingin agar pekerjaan mereka memiliki tujuan yang bermakna, mereka ingin memberi kontribusi pada dunia dimana mereka hidup, dan mereka ingin bekerja di tempat yang memiliki tujuan luhur.

Training ESQ (Emosional dan  Spiritual Quotient) adalah training  SDM  yang hadir sebagai upaya membangun Karakter dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada pada diri seseorang. Hal ini dianggap sangat menarik bagi para millenials. ESQ menggabungkan 3 potensi dalam  berkarya  yaitu modal materi/fisik, modal sosial, dan  modal spiritual.

Modal Fisik (Phisical Capital)  yaitu kemampuan untuk berfikir “What do I Think” (apa yang saya fikirkan) untuk mengelola kekayaan fisik/materi, Modal Sosial (Sosial Capital) yaitu kemempuan untuk merasa “What do I Feel” (apa yang saya rasakan) untuk mengelola kekayaan Sosial rasa kebersamaan serta keterikatan emosi, dan Modal Spiritual (Spiritual Capital)  yaitu kemampuan untuk memahami makna kehidupan “Who am I” (Siapa  Saya)  untuk mengelola kekayaan spiritual mengenal konsep diri  sebagai hamba  Tuhan.

Fenomena hari ini begitu banyak millenials yang pintar dan cerdas, profesional di bidangnya, namun mempunyai perilaku yang negatif.  Ada juga karyawan millenials  yang baik tapi tidak  Profesional. Untuk itu diperlukan Training Character Building agar dapat membentuk mindset dan berpengaruh pada pembentukan karakter secara jangka panjang dengan menjadikan kecerdasan emosional spiritual sebagai modal utama untuk menggerakkan potensi intelektual millenials.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

meredakan kerisauan transformasi di tahun politik, act consulting

Meredakan Kerisauan Transformasi di Tahun Politik

By Article No Comments

Tahun ini adalah tahun politik. Siapapun pemenang pemilu nanti, setelah pemilu berlangsung, mungkin sekali terjadi pergantian kepemimpinan di berbagai sektor pemerintahan. Bagaimana memastikan bahwa transformasi budaya yang sudah d dan dibentuk terus berlanjut sementara terjadi pergantian pimpinan?  Apakah anda termasuk orang-orang yang tengah risau akan hal ini?

Budaya yang baik, terwujud dari peran agent of change. Salah satu peran budaya adalah memperkuat lembaga dan korporasi supaya dapat bertahan dengan perubahan internal dan eksternal seperti apapun. Karena peran budaya tidak bergantung di tangan pemimpin, tapi menjadi tanggung jawab semua orang di dalam perusahaan, di dalam semua karyawan. Budaya yang baik diharapkan akan tumbuh mendarah daging dan diwariskan lintas generasi.

Untuk melakukan ini, lakukan 10 steps of total culture transformation dari ACT Consulting. Pastikan bahwa perubahan values terjadi dan menjadi karakter dari para karyawan. Minimal telah terjadi perubahan karakter di level AOC dan manajemen. Karena itu penting untuk melakukan training-training values internalizations di level AOC dan manajemen, demikian juga dengan langkah-langkah lainnya dari 10 steps.

Dengan mengetahui racun budaya dari hasil pengukuran survey persepsi budaya dalam OCHI (Organization Culture Health Index), misalnya. Anda akan dapat mengetahui ancaman internal ada di departemen mana saja, dan apa harapan tiap departemen itu.

Dari sini anda dapat merumuskan solusi dan strategi yang tepat untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya, dan ini dapat menjamin budaya kerja dapat berubah dan bertahan walau terjadi pergantian kepemimpinan. Karena budaya perubahan sudah menjadi DNA baru di dalam organisasi anda, dan tim AOC dan manajemen telah menguasai keterampilan change management yang diperlukan. Bila belum, anda dapat menyertakan karyawan terbaik Anda di program Corporate Culture Specialist.

Program Corporate Culture Specialist Certification Training ini akan dilaksanakan pada;

Tanggal; 27 Februari – 1 Maret 2019

Lokasi; Lantai 4, Menara 165, Cilandak – Jakarta Selatan

daftar dengan klik link disini

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?