Skip to main content
Category

Article

the future, create the future with business innovation, future of innovation, act consulting, dudi supriadi

Create The Future with Business Innovation

By Article No Comments
the future, create the future with business innovation, future of innovation, act consulting, dudi supriadi

Banyak perusahaan saat ini tengah bertanya-tanya, apa kunci yang dapat membuat perusahaan mereka mampu bertahan menghadapi berbagai serbuan perusahaan asing yang masuk ke pasar masyarakat Indonesia dalam sejumlah sektor yang berbeda.

Kami dari ACT Consulting yakin, apa yang dibutuhkan oleh tiap perusahaan di Indonesia, sejatinya telah kita miliki, disini, di Tanah Air kita. Karena sumber daya manusia Indonesia memiliki kreativitas yang tingkat tinggi. Ditambah lagi, bangsa kita memiliki ketelitian dan kehati-hatian yang sangat baik. Perhatian yang baik terhadap detail. Belum lagi ditambah dengan kehebatan di bidang kreasi seni yang penuh keluhuran budaya dan hal yang baik dalam penataan karya.

Kita bisa melihat di bidang seni, kita menghasilkan banyak desainer dan pengusaha kelas dunia. Dari mulai Biyan dan Deni Wirawan hingga Dian Pelangi. Kita juga memiliki Nadiem Makarim dan Kevin Aluwi yang startup besutannya kini merambah posisi sebagai Decacorn.

Lalu melihat semua kesuksesan itu, masihkah Anda meragukan kemampuan tim innovator Anda? Bila ya, mungkin yang dibutuhkan tim peneliti dan tim innovator di perusahaan Anda hanya soal perubahan mindset dan melepas belenggu yang merantai mental mereka.

Bila ya, hal ini tidak mengherankan. Karena jauh di tahun 1939, Schumpeter telah meramalkan hal ini. Bahwa salah satu penghambat dalam bisnis adalah adanya hambatan di masalah sosio psikologis mengenai kemunculan produk baru, dan perlunya dorongan dalam hal pengambilan resiko di sektor produksi.

Namun janganlah Anda ragu bahwa masa depan ada di tangan: Inovasi. Memberikan beragam pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk para innovator di perusahaan Anda adalah sebuah hal yang sangat bijak. Hal ini karena, investasi dalam pendidikan innovator akan menghasilkan return of investment yang akan terbukti baik. Karena tanpa inovasi, sebuah korporasi tidak bisa bertahan menghadapi serbuan produk asing dan persaingan dari start up muda yang banyak tumbuh menjamur.

Sejumlah langkah dan rumusan solusi untuk melakukan inovasi di era VUCA telah dikemas dengan apik dalam sebuah training yang mampu merubah mindset para innovator di perusahaan Anda. Padahal semua tahu bahwa perubahan mindset adalah hal yang sangat sulit. Namun inilah keunggulan dari metode inovasi bisnis yang dikemas oleh ACT Consulting.

Temukan solusi inovasi tanpa henti bersama kami di:

=========================

Workshop Business Innovation

=========================

Hari, Tanggal: 14-15 Februari 2019

Tempat: Menara 165 Cilandak Timur Jakarta Selatan

Registrasi bisa klik link di bawah ini:

bit.ly/BI-2019

.

Atau menghubungi ke nomor:

0821-2487-0050 (WA Available)

0821-2487-0050 (WA Available)

0821-2487-0050 (WA Available)

the future is in innovation, future of innovation, act consulting, dudi supriadi

The Future is in Innovation

By Article No Comments
the future is in innovation, future of innovation, act consulting, dudi supriadi

Masa Depan di tangan: Inovasi. Berkarir sebagai inventor adalah sebuah jaminan kesuksesan untuk masa depan. Hal ini karena para innovator sangat dibutuhkan di berbagai organisasi. Karena tanpa inovasi, sebuah korporasi tidak bisa bertahan menghadapi serbuan produk asing dan persaingan dari start up muda yang banyak tumbuh menjamur.

Namun seringkali ijazah di bidang teknik atau desain saja tidak cukup. Karena masyarakat membutuhkan lebih dari sekedar perubahan resep atau perubahan tampilan suatu produk. Lebih dari sekedar bertanya; apa yang harus di inovasi. Tanyakan pada diri Anda; Mengapa suatu inovasi dibutuhkan. Lalu lanjutkan dengan pertanyaan berikutnya.

Menjadikan diri sebagai pemberi solusi, adalah masa depan yang ada di tangan para inventor atau innovator. Bahkan, Anda akan bukan lagi menjadi sekedar peneliti atau pelaku riset, tapi Anda dapat membantu memberikan solusi inovasi untuk perusahaan dimana Anda bekerja. Ingin tahu caranya?

Sejumlah langkah dan rumusan solusi untuk melakukan inovasi di era VUCA telah dikemas dengan apik dalam sebuah training yang mampu merubah mindset Anda. Padahal semua tahu bahwa perubahan mindset adalah hal yang sangat sulit. Namun inilah keunggulan dari metode inovasi bisnis yang dikemas oleh ACT Consulting.

Temukan solusinya bersama kami di:

=========================

Workshop Business Innovation

=========================

Hari, Tanggal: 14-15 Februari 2019

Tempat: Menara 165 Cilandak Timur Jakarta Selatan

Registrasi bisa klik link di bawah ini:

bit.ly/BI-2019

.

Atau menghubungi ke nomor:

0821-2487-0050 (WA Available)

0821-2487-0050 (WA Available)

0821-2487-0050 (WA Available)

creative destruction, act consulting, dudi supriadi

Apa itu Creative Destruction dan Mengapa Inovasi Sebuah Keharusan Bagi Bisnis Anda

By Article No Comments

Sebelum banyak perusahaan tutup atau merugi akibat perubahan pola dan saluran konsumsi masyarakat yang terjadi di era ekonomi informasi ini. ternyata jauh di awal abad 20 hal ini telah sejak lama diramalkan. Apa yang dinamakan ekonomi disruptif ini telah ditemukan polanya oleh seorang begawan ekonomi dunia.

Jauh di tahun 1939, seorang ekonom kebangsaan Austria yang kemudian menjadi warga negara Amerika dan menjadi guru besar di Harvard, Joseph Alois Schumpeter, telah meramalkan hal ini. Ia menuliskannya dalam sejumlah buku dari mulai History of Economic Analysis, Theory of Economic Development dan buku The Business Cycle. 

Menurut Schumpeter, kreativitas dan inovasilah yang akan memantik revolusi ekonomi. Ia menyebutnya sebagai “Creative Destruction”. Bahwa kreativitas dan inovasilah yang akan merubah struktur ekonomi dari dalam, menghancurkan model lama secara instan, dan secara instan pula menciptakan model ekonomi baru (Schumpeter, 1950, p. 83).

Professor Robert Lanzilloti (2003), guru besar ekonomi dari University of Florida, menjelaskan pernyataan Schumpeter ini dengan menjelaskan hubungannya dengan Kreativitas. Bahwa kreativitas menciptakan nilai baru.

Lanzillotti (2003) juga memberikan contoh bahwa ciri ekonomi kontemporer adalah ia meningkatkan kesejahteraan konsumen. Karena itu bisa dipastikan bahwa produk dan jasa yang memiliki sedikit nilai bagi kesejahteraan konsumen atau yang tidak memberikan servis yang menguntungkan konsumen, dalam jangka pendek maupun jangka panjang, akan punah.

Dalam penjelasannya mengenai apa yang akan merevolusi ekonomi dunia dan menumbangkan kapitalisme, Schumpeter (1934) membedakan antara 5 tipe inovasi;

  • Produk baru
  • Metode produksi baru
  • Sumber bahan baku baru
  • Eksploitasi pasar baru
  • Cara bisnis baru

Kelima tipe inovasi diatas dapat dilakukan oleh pemilik bisnis untuk melakukan transformasi pada bisnisnya. Bila kelima cara ini terus dilakukan, maka bisnis Anda akan menjadi lebih dinamis dan lebih mungkin untuk sustain. Selain juga digabungkan dengan metode creative destruction diatas, yang menekankan pada perlunya inovasi bisnis yang mendatangkan lebih banyak keuntungan bagi konsumen.

Menurut Schumpeter, kemampuan fungsional yang mendasar bagi bisnis  yang harus dikuasai oleh pebisnis agar bisa terus bertahan di pasar adalah;

  1. Mengapresiasi beragam inovasi yang mungkin
  2. Mengatasi hambatan sosio psikologi yang timbul terhadap pengenalan produk baru
  3. Mengarahkan proses produksi ke dalam jalur-jalur baru
  4. Memperoleh pendanaan yang diperlukan untuk inovasi dari sector perbankan
  5. Mendorong pengambilan resiko di sektor produksi
  6. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memenuhi motif pemenuhan keinginan konsumen
  7. Menciptakan pola kepemimpinan yang mendukung inovasi
  8. Merangkul derajat resiko yang lebih tinggi di dunia ekonomi
membuka jalur komunikasi dengan karyawan millenials, act consulting

Membuka Jalur Komunikasi dengan Karyawan Millenial

By Article No Comments

Jika organisasi 70% di antaranya adalah Millenial, yang tidak peduli terhadap etika dan kesantunan, bahkan mengenal nama Direksinya saja tidak, apa yang harus dilakukan?

Kebanyakan millennial bekerja untuk memperkaya pengalaman dan mengasah skill yang mereka miliki. Mereka suka bila bisa berekspresi dan bersuara. Hal yang pertama, dengarkan dengan baik apa yang mereka sampaikan. Karena bila anda tidak menjadi pendengar yang baik, mereka akan bersuara di jalur sosial media, dan ini bisa jadi bumerang bagi organisasi Anda. Menjadi pendengar yang baik, adalah keterampilan yang harus dikuasai oleh manajemen, terutama mereka yang di bagiannya banyak terhimpun para millenials ini.

Millenials bukan tak tahu etika, mereka hanya perlu memahami apa alasan kuat dari setiap hal yang harus dilakukan. Terapkan aturan yang konsisten, dengan memberikan alasan yang kuat di baliknya. Berikan insentif untuk millenials yang disiplin dan memenuhi target. Dengan cara ini, anda mendorong mereka untuk menunjukkan kinerja terbaiknya.

Terapkan pula pola saringan yang ketat. Anda tak memerlukan millenials yang tidak dapat memenuhi etika dan sopan santun dalam jangka panjang. Karena itu, beri mereka inspirasi untuk berkiprah sebaik-baiknya, di tempat lain. Lakukan semua hal dengan simpatik dan cantik. Dengan cara ini, anda menjamin komunikasi dan silaturahmi tetap terjaga. Karena anda tidak pernah tahu nantinya akan seperti apa dan sehebat apa para millenials yang alumni perusahaan anda itu nantinya bisa berkiprah. Karena itu, tetaplah berpikiran positif dan bertindak positif.

melakukan transformasi tanpa orang-orang kunci, act consulting

Melakukan Transformasi Tanpa Orang-orang Kunci

By Article No Comments

Apabila pimpinan satu level di bawah Direksi, tidak mendukung transformasi organisasi, sementara mereka adalah orang-orang kunci dan keahliannya sangat diperlukan, apabila mereka meninggalkan organisasi maka dikhawatirkan akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis, apa yang harus di lakukan?

Inilah pentingnya memiliki talent pipeline dan pola komunikasi terbuka di dalam organisasi. Anda harus menjadikan leadership sebagai tanggung jawab dari setiap orang.

Ciptakan peluang komunikasi yang terbuka dan sama rata. Bila setiap orang merasa bahwa ia didengar, anda akan dapat membangunkan potensi besar dari tiap orang di organisasi.

Keahlian itu dibentuk dari pengalaman. Namun yang terpenting dengan cara ini, anda membangun partisipasi dari tiap orang untuk memajukan organisasi. Dengan cara ini, tak peduli sebanyak apapun orang hebat hengkang dari organisasi, anda akan dapat menumbuhkan peran yang hebat dari orang-orang yang terlihat biasa, namun loyal, yang anda masih miliki.

Yakinlah dengan potensi yang dimiliki oleh banyak orang loyal di organisasi Anda. Dan jangan lupa juga bahwa rekrutmen eksternal dapat juga dilakukan, dan anda dapat menemukan orang pengganti yang lebih baik, dalam waktu yang cepat.

Bahkan bila ancaman untuk keluar sudah muncul, jangan ragu untuk mulai mencari dan menyiapkan calon pengganti dari sekarang. Dengan cara ini, anda memperlihatkan bahwa organisasi tidak mungkin menghentikan transformasi yang dilakukan.

Tidak peduli ancaman tersebut datang darimana. Inilah tantangan terbesar dalam change management. Tapi dengan pola komunikasi organisasi yang tepat, anda dapat melaksanakan langkah-langkah solutif yang tepat, dengan cara yang sebaik-baiknya.

memastikan laju transformasi walau pimpinan berganti, act consulting

Memastikan Laju Transformasi saat Pemimpin Berganti

By Article No Comments

Bagaimana memastikan bahwa transformasi budaya yang sudah d dan dibentuk terus berlanjut sementara terjadi pergantian pimpinan?

Budaya yang baik, terwujud dari peran agent of change. Salah satu peran budaya adalah memperkuat organisasi supaya dapat bertahan dengan perubahan internal dan eksternal seperti apapun. Karena peran budaya tidak bergantung di tangan pemimpin, tapi menjadi embodied di dalam perusahaan, di dalam semua karyawan. Mendarah daging dan diwariskan lintas generasi.

Untuk melakukan ini, lakukan 10 steps of total culture transformation dari ACT Consulting. Pastikan bahwa perubahan values terjadi dan menjadi karakter dari para karyawan. Minimal telah terjadi perubahan karakter di level AOC dan manajemen. Karena itu penting untuk melakukan training-training values internalizations di level AOC dan manajemen, demikian juga dengan langkah-langkah lainnya dari 10 steps.

Dengan mengetahui racun budaya dari hasil pengukuran survey persepsi budaya dalam OCHI (Organization Culture Health Index), misalnya. Anda akan dapat mengetahui ancaman internal ada di departemen mana saja, dan apa harapan tiap departemen itu.

Dari sini anda dapat merumuskan solusi dan strategi yang tepat untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya, dan ini dapat menjamin budaya kerja dapat berubah dan bertahann walau terjadi pergantian kepemimpinan. Karena budaya perubahan sudah menjadi DNA baru di dalam organisasi anda, dan tim AOC dan manajemen telah menguasai keterampilan change management yang diperlukan. Bila belum, anda dapat menyertakan karyawan terbaik Anda di program Certified Change Agent atau Corporate Culture Specialist.

menjawab tantangan budaya di era vuca, act consulting

Menjawab Tantangan Budaya di Era VUCA

By Article No Comments

Di era VUCA, saat bisnis tidak pasti dan strategi bisnis terus berubah, apakah perilaku karyawan (budaya organisasi) harus ditentukan dan dibentuk? Sementara menurut pemilik salah satu e-commerce lokal, justru kebebasan dan fleksibilitas penting di era VUCA, tidak perlu diatur perilaku karyawan seperti apa?

Yes, perlu banget. Fleksibilitas bukan berarti kebebasan tanpa batas. Di bukalapak pun tetap berlaku evaluasi performa kerja tiap orang. Bahkan kasus yang lebih ekstrim juga ada. Di Meksiko, perusahaan terkayanya menetapkan budaya no rules di dalam organisasi. Namun dalam kesepakatan pertama sebelum join, performa kerja 90 hari pertama harus memenuhi syarat. Bila tidak, orang tersebut langsung dipecat. Kita bisa melihat bahwa bahkan di era dimana kebebasan diusung tinggi, sejumlah perusahaan terhebat dunia justru menciptakan sistem kerja dan budaya kerja dengan profesionalitas tingkat tinggi.

Anda bisa lihat di gojek misalnya. Kebijakan yang dilakukan Nadiem adalah; memberikan gaji rendah dulu. Baru setelah seseorang terbukti bagus, akan meningkat seiring waktu. Mengapa? Karena ia menekankan bahwa yang ingin ia hadirkan di gojek adalah orang-orang yang punya tujuan dan visi mulia terlebih dulu, untuk memajukan aplikasi karya anak bangsa (nama perusahaan gojek adalah ini). dan bukan ingin memanjakan orang-orang yang semata mencari uang besar.

Bahkan di google, hal yang tak jauh berbeda terjadi. mereka bahkan banyak menjaring orang dari jalur referral (berdasarkan referensi dari karyawan yang terbukti berkinerja baik). Ini berarti calon karyawan harus terlebih dahulu diketahui seperti apa riwayat pekerjaan dan kepribadiannya sebelum masuk, karena ia disarankan bergabung dari karyawan yang terlebih dahulu ada. Mereka pun mensyaratkan nilai akademis yang sangat tinggi dan harus lulus dari tes-tes super sulit. Ini saja, sudah dapat mengeliminasi banyak kandidat yang punya daya juang yang kurang baik.

Ini semata karena google melihat bahwa mereka yang memiliki nilai akademis super tinggi dan dari universitas ternama, pastilah memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, dan komitmen bekerja yang super tinggi juga. Inilah mengapa google terus berhasil melakukan banyak inovasi dan mengembangkan teknologi yang melampaui kebutuhan masa kini. Karena mereka menghimpun hanya orang-orang terbaik untuk duduk bersama mereka. Baru sebagai penghargaan, mereka memberikan kebebasan dan fasilitas yang super memanjakan. Jangan malah anda lakukan hal yang sebaliknya di perusahaan Anda.

Penentu dalam menjaga kelangsungan budaya perusahaan yang tepat adalah saat rekrutmen. Saat anda memilih  kandidat untuk bergabung. Pastikan sistem rekrutmen perusahaan mampu mengeliminir orang yang berbudaya tidak tepat melalui assessment tools yang tepat, maka anda dapat memastikan organisasi bisa bertahan lama dan berkinerja baik.

Namun bila yang sulit adalah mengubah budaya lama, lakukan perubahan mindset. Terapkan sejumlah strategi penguatan DNA perusahaan melalui coaching, training dan informal drilling (mengajukan serangkaian pertanyaan dalam sesi yang nyaman dan informal untuk menggali berbagai penyebab suatu masalah) melalui para leaders.

Gali dan Tanya apa saja penyebab mereka tidak perform, apa penyebab mereka tidak disiplin, lalu secara bijak minta karyawan tersebut mencari solusinya dan membuat rencana perubahan mandiri. Pastikan pada tiap karyawan bahwa organisasi anda menginginkan agar tiap orang tumbuh dan memiliki kebiasaan yang lebih baik dan menjadi lebih ahli dan terampil, dan memiliki kepribadian yang membaik dan lebih menarik setelah bergabung di perusahaan Anda, dan bukan sebaliknya.

transformational leadership, act consulting

Menjadi Pemimpin yang Dicintai dan Dibutuhkan

By Article No Comments

Di era industri 4.0 saat ini, semua orang bisa belajar dari mana saja. Karyawan tidak lagi banyak membutuhkan arahan, bahkan cenderung menghindar bila didikte mengenai pekerjaannya. Para millenials pun mencari tempat pekerjaan yang nyaman. Penelitian menunjukkan bahwa millenials bahkan mampu bertahan dan bersedia dibayar lebih rendah bila menemukan tempat dan pemimpin yang membuat mereka nyaman. Bila pemimpin bisa menciptakan atmosfir bekerja yang seperti ini, tentu hal ini akan menjadi sebuah keuntungan kompetitif bagi perusahaan.

Suatu tempat bekerja terdiri dari orang dengan motivasi yang berbeda-beda. Sebuah perusahaan adalah gabungan dari banyak kepala dengan isi otak yang berbeda-beda. Pemimpinlah yang harus mampu menyatukan banyak orang yang semuanya berbeda tersebut, dalam satu tujuan yang sama. Semakin rumit orchestra pekerjaan yang harus disatukan dalam sebuah aransemen rencana perkembangan bisnis dari suatu perusahaan, semakin tinggi nilai seorang pemimpin.  Semakin kompleks kesulitan yang harus dihadapi para pimpinan untuk mewujudkan tujuan-tujuan finansial perusahaan yang makin meningkat, semakin besar profit yang dapat dicapai.

Para pemimpin tidaklah harus menjadi orang yang paling berani. Banyak pemimpin cenderung pendiam dan terlihat pasif. Karena pemimpin memang bukan orang yang bisa melakukan semua hal. Ia harus membiarkan karyawannya bekerja secara optimal tanpa gangguan. Namun saat ada hal yang terjadi, ia menunjukkan kepiawaiannya dan menjadi orang yang paling bertanggung jawab.

Pemimpin haruslah memiliki rasa suka terhadap tantangan dan kompetisi. Mereka bukanlah orang-orang yang selalu bercerita kesana kemari dan berulang-ulang tentang kehebatan yang dimilikinya. Namun mereka menunjukkan hasil dari kinerjanya dengan karya nyata, dengan hasil nyata yang dapat dirasakan oleh para karyawannya. Energi yang dimiliki seorang pemimpin dapat terlihat dari sorot matanya. Dari cara berjalan dan berbicara, bahkan saat ia diam, kebijaksanaannya terpancar. Seorang pemimpin dapat meradiasikan pengaruhnya tanpa membuat orang merasa tidak nyaman. Namun pemimpin juga tidak boleh membuat karyawannya terlalu nyaman hingga akhirnya tidak produktif. Mekanisme yang tegas mengenai produktivitas harus ditegakkan agar perusahaan dapat terus sustain.

transformational leadership, act consulting

Seperti Apakah Pemimpin yang Baik?

By Article No Comments

Penelitian yang dilaksanakan di Australia dan Asia menggambarkan seperti apa seorang pemimpin yang baik. Diantaranya adalah; seorang yang mampu menampilkan teladan dan membawa perusahaan ke dalam keberhasilan-keberhasilan yang penuh kegemilangan.

Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahawa masyarakat Asia dan Australia dalam hasil penelitian ini digambarkan sebagai masyarakat yang mampu bertoleransi terhadap sejumlah keputusan yang cenderung keras bila dibandingkan dengan masyarakat di benua barat. Namun makin kesini, semua masyarakat di dunia menjadi lebih humanis dan tidak lagi mau mentolerir berbagai bentuk hal yang cenderung keras. Segala hal harus dikomunikasikan dengan bersahabat, manusiawi, penuh pertimbangan dan tanpa paksaan.

Satu hal yang disepakati oleh banyak orang bahwa; Pemimpin yang baik, mampu menjadikan dirinya sebagai contoh. Ia merubah dirinya sebelum merubah orang lain. Ia menjadi pelaksana atas setiap konsep  yang ia gulirkan, dan ia mampu membuat orang-orang yang ada di sekitarnya mematuhi peraturan dengan perasaan yang positif dan rasa senang hati. Saat ia menegakkan kejujuran, ia juga telah terbukti sebagai seorang yang jujur. Saat ia menegakkan disiplin, ia juga orang yang selalu tepat waktu. Saat menyuarakan penghematan, ia menjadi orang yang pertama kali melakukannya. Seorang pemimpin harus menjadi contoh dari apa yang ingin ditegakkannya.

Namun memang tidak ada satu pun pemimpin yang sempurna. Sama halnya dengan tidak ada satu pun perusahaan yang sempurna. Yang ada hanyalah orang-orang yang terus memperbaiki diri mereka. Yang ada hanyalah sejumlah orang yang bekerjasama di dalam perusahaan dengan memiliki kobaran semangat untuk berkontribusi dan menghasilkan kemajuan dalam berbagai bidang, demi membangun peradaban yang lebih baik.

Pemimpin bukanlah seorang yang super. Namun dengan piawai ia dapat memimpin tim yang terdiri dari orang-orang hebat untuk memberikan usaha terbaik mereka, hingga mampu memberikan kinerja yang super. Mungkin anda bertanya, bagaimana caranya? Seorang pemimpin harus menjadi magnet, ia harus dapat menarik banyak orang untuk mau bekerja keras bersamanya, mencapai suatu tujuan.

Untuk menghasilkan daya magnet itu, Anda sebagai pemimpin juga harus memiliki Visi Besar yang menjadikan setiap kerja keras terasa indah dan memantik semangat yang berkobar besar di hati para anak buahnya. Pemimpin yang baik hati, ramah, lembut dan disegani, akan mampu membuat orang-orang hebat mau bekerja keras bersamanya. Selain menjadi magnet, ia juga menjadi lem perekat yang menyatukan semua orang dalam visi besar yang dimilikinya tersebut. Visi juga menjadi peredam dan penghalus saat terjadi masalah atau friksi. Konflik dapat diatasi atau bahkan dihindari, dengan menyadarkan kembali setiap orang akan visi besar apa yang ingin diwujudkan bersama-sama.

Seringkali seorang pemimpin hebat adalah orang yang dahulunya sudah lebih dahulu berhasil. Namun tidak jarang juga kita menemukan ada sejumlah pemimpin yang terlihat lemah dan lembut, namun ia mampu menjadikan perusahaannya berhasil. Pasti ada suatu kelebihan yang ada pada diri seorang pemimpin. Namun jangan jadikan kelebihan tersebut sebagai satu-satunya kekuatan Anda. Karena seorang pemimpin yang baik, justru tidak perlu melakukan unjuk kekuatan untuk menjadikan dirinya disegani. Kerendahan hati, seringkali lebih efektif dan lebih mengikat orang-orang untuk terus bekerja bersama-sama Anda. Salam kepemimpinan Transformasional dari ACT Consulting.

transformational leadership, act consulting

Model Kepemimpinan yang Humanis Namun Efektif

By Article No Comments

Kepemimpinan dikatakan sebagai sebuah posisi yang penuh kesendirian. Hal ini karena, banyak pemimpin harus melakukan berbagai strategi yang tidak populer. Bahkan seorang pemimpin harus menegakkan disiplin, yang bagi banyak orang termasuk sulit. Sebagai seorang yang harus mengambil keputusan yang akan menentukan masa depan sebuah perusahaan dan masa depan karyawan dan keluarga yang berada di bawah naungannya, seringkali seorang pemimpin menjadi orang yang tidak disukai. Apakah hal tersebut sepadan untuk dijalani, bagaimana bila Anda tengah di posisi itu?

Banyak pula pemimpin yang dikenal sebagai seorang yang bertangan besi. Karena harus menjadi penegak peraturan yang sulit. Seringkali di sebuah perusahaan, peran ini berarti harus menjatuhkan sanksi yang cukup berat, demi menegakkan ketertiban di sebuah kantor. Apakah pemimpin yang baik harus mendapatkan cap “kejam” seperti itu?

Pemimpin dianggap tidak mempunyai teman, karena harus tegas terhadap anak buah, dan bersaing dengan sesama karyawan di posisi sejajar. Di depan atasan pun seringkali seorang pemimpin menjadi orang yang paling disalahkan bila suatu hal yang tak diinginkan terjadi.  Benarkah posisi pemimpin haruslah tak nyaman seperti itu? 

Di era dimana teknologi informasi berkembang dengan kecanggihan internet, peran seorang pemimpin pun berevolusi. Seorang pemimpin yang membuat anak buahnya merasa tidak nyaman, dapat menerima cercaan di sosial media. Bahkan bila ia melakukan langkah yang tidak popular, seorang pemimpin bisa saja mendapati banyak keluhan muncul di ruang-ruang kerja dan dalam obrolan di pantry. Seorang pemimpin masa kini, apakah akan diam saja menerima semua feedback negatif tersebut?  

Sebenarnya yang harus dilakukan oleh para Pemimpin Jaman Now adalah; mempelajari dan mengadopsi pola kepemimpinan yang paling sesuai dengan kondisi dan situasi dimana ia berada, dalam kacamata yang obyektif dan membangun. Untuk itu, seorang pemimpin diharapkan bisa melakukan langkah-langkah yang bijak, dengan membuka diri pada anak buah dan rekan sejawatnya dan menjalin komunikasi yang harmonis.

Kuncinya mungkin ini; Kepemimpinan adalah Komunikasi. Demikian disampaikan oleh banyak pakar. Pemimpin yang mahir dalam berkomunikasi, akan dapat menyediakan telinganya untuk tempat karyawannya mencurahkan isi hati. Dengan cara ini, ia membangun kedekatan yang membangun, dan menjalin hubungan kekeluargaan yang akrab.

Bila hubungan yang positif sudah tercipta dengan harmonis, lingkungan akan dapat menerima bila sang Pimpinan mengambil suatu keputusan. Tentu sebelumnya dengan mengkomunikasikan, memberikan sejumlah teguran yang bersahabat, dan menyampaikan peringatan dengan cara-cara yang menyenangkan. Dengan cara yang merangkul dan bersahabat seperti ini, langkah yang diambil seorang pemimpin akan dipatuhi dan dihormati. Karyawan yang menjadi anak buahnya pun akan dapat menerima dengan baik, dan mengakui kesalahan mereka, dan terdorong untuk memperbaiki dirinya agar menjadi individu yang lebih baik. Karena pemimpin adalah inspirasi dan role model bagi lingkungannya.

Salam Kepemimpinan Transformasional dari ACT Consulting.

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?