Skip to main content

Gaya Hidup, Kecerdasan Finansial dan Produktivitas Kerja

By January 23, 2019January 31st, 2019Article

Sejumlah cara manusia untuk mempertahankan diri, salah satunya adalah dengan melakukan gaya hidup setingkat di atas kemampuan mereka. Pendapat ini dikemukakan oleh George W Crane dalam bukunya yang berjudul Psychology Applied. Buku yang ditulis oleh begawan ilmu psikologi dari Amerika ini masih relevan dengan kondisi yang dilakukan oleh masyarakat hari ini. Namun pada kenyataannya, melakukan gaya hidup yang lebih tinggi dari pada kemampuan, mendatangkan penyakit pada aspek finansial kita.

Banyak yang demi gaya hidup kemudian kehabisan uang di tengah bulan. Bahkan banyak yang menggunaka kartu kredit  hingga berhutang puluhan juta atau bahkan ratusan juta. Tak sedikit ditemui kasus di dunia SDM dimana karyawan yang memiliki hutang banyak kemudian keluar kerja dan meninggalkan jejak tagihan di perusahaan tempat ia bekerja sebelumnya.

Di sisi lain, produktivitas kerja juga ikut terpengaruh. Pegawai yang memiliki masalah finansial seringkali tidak dapat berkonsenterasi dalam bekerja. Bahkan sering dijumpai pekerja tidak masuk atau absen, karena masalah yang dideritanya.

Di Amerika Serikat, dalam survey yang dilakukan oleh Price Waterhouse Cooper, memberikan gambaran kerugian perusahaan karena masalah ini. Bahwa dari 10 ribu karyawan yang menghabiskan waktu kerja selama 3 – 5 jam sehari untuk memikirkan masalah keuangan mereka, jumlah kerugian yang diderita   perusahaan mencapai hingga 3,3 juta dollar per tahunnya.

Kesulitan keuangan juga mempengaruhi employee engagement. Loyalitas kerja, penghargaan terhadap gaji dan bonus yang diberikan, dapat terganggu saat karyawan mengalami masalah keuangan. Ia akan mungkin mencari tempat lain atau melakukan pekerjaan tambahan yang dapat mengganggu pekerjaan utamanya. Terlihat bahwa karyawan yang mengalami kesulitan keuangan merasa tidak menyukai tempat kerja mereka. Sementara yang tidak mengalami kesulitan keuangan, lebih merasa puas pada tempat mereka bekerja.

Dalam hasil survei yang dilakukan oleh Bank of America, saat millennial ditanya tentang apa yang mereka inginkan dari perusahaan, mereka menjawab; ingin bantuan keuangan. Sejumlah pilihan yang diinginkan millenials dan dapat diberikan oleh perusahaan diantaranya dengan memberikan tools  pengelolaan keuangan online, akses untuk bertemu ahli keuangan, data dan hasil riset yang relevan, software keuangan, mengikuti training atau seminar keuangan yang relevan, dan adanya seminar tentang keuangan di tempat bekerja.

Lebih dari sepertiga karyawan ingin mendapatkan bantuan perencanaan keuangan dari pihak yang tidak menjual produk keuangan tertentu. Ini agar saran dan bimbingan yang mereka dapatkan tidak bias dan bersifat netral. Saat program kesehatan finansial ditawarkan oleh Perusahaan, karyawan yang mengalami kesulitan keuangan akan lebih memilih untuk memanfaatkannya, (sebanyak 72% dari responden).

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara meningkatkan keterampilan finansial dan meninggikan produktivitas para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?