Skip to main content
Category

Article

financial effectiveness, act consulting, rich mind training, billionaire mindset

Urgensi Financial Effectiveness untuk Meningkatkan Integritas Kerja

By Article No Comments

Pelanggaran integritas seharusnya tidak terjadi di tempat kerja. Bisnis dan industri di Malaysia berhasil menjadi besar dan karyawan mereka bergaji tinggi karena memegang prinsip integritas dengan kuat. Hal ini disampaikan dalam 7th International Conference on Financial Criminology 2015, yang diselenggarakan di Oxford, Inggris. Makalah yang disampaikan merupakan hasil penelitian yang berjudul; Integrity Systems in Malaysian Public Sector: An Empirical Finding, yang disampaikan oleh Mohamad Hafiz Roslia, Mohamad Azizal bin Abd Azizb, Farahwahida Mohdc, dan Jamaliah Said.

Pelanggaran integritas adalah bentuk kerusakan etika kerja di tempat kerja. Bagaimana hasil penelitian internasional seputar masalah ini dan apa solusinya? Menurut Chris Hitch, Ph.D. (2015), salah satu Director program dari Kenan Flagher Business School dalam publikasi yang berjudul Return on Integrity (ROI): How Acting with Integrity Improves Business Results, pelanggaran etika bekerja terjadi dalam skala kecil dan besar di tempat kerja. Bahkan, ia mengutip laporan tahun 2014 yang diluncurkan oleh Ethics Resource Center yang menemukan bahwa 41% populasi dari 6400 pekerja yang disurvei menyampaikan bahwa mereka telah menemukan adanya pelanggaran etika tersebut di tempat mereka bekerja.

Survei yang mereka lakukan juga menemukan bahwa kebanyakan pelanggaran tersebut dilakukan secara berulang, dan bukan hanya terjadi sekali saja. Hitch menyampaikan bahwa umumnya kita membaca tentang perilaku tidak etis dan lalu mengambil asumsi yang tidak akurat dengan menyatakan bahwa perilaku tidak etis dilakukan oleh orang yang tidak etis – oleh orang-orang dengan moral dan karakter yang rusak. Namun, Hitch menyatakan bahwa asumsi itu tidak tepat. Bahwa kenyataan yang terjadi, tidaklah demikian. Hitch mengutip Dr. Alison Fragale, the Mary Farley Ames Lee Distinguished Scholar dan seorang associate professor of organizational behavior di UNC Kenan-Flagler Business School.

Ia menyatakan bahwa, studi terbaru menemukan bahwa pelanggaran etika kecil cenderung mengarah ke pelanggaran yang lebih besar. Teori ini dapat menjelaskan mengapa pelanggaran biasanya dilakukan kembali. Hal ini bahkan terbukti dalam eksperimen psikologi. Penelitian perilaku yang dilakukan oleh Francesca Gino, Lisa Ordonez, and David Welsh (2014) menemukan bahwa saat seseorang diberi kesempatan untuk melakukan kecurangan secara berulang, mereka akan lebih cenderung untuk melakukan kecurangan kembali dalam tes berikutnya, dan bahkan mengulang kecurangan mereka hingga ketiga kalinya pada putaran tes berikutnya.

Eksperimen yang dilakukan oleh Gino, Ordonez dan Welsh (2014) ini meminta subyek tes untuk melakukan sejumlah seri dalam tugas pemecahan masalah. Banyak dari sejumlah subyek tes ini diberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan pada putaran pertama, putaran kedua, dan putaran berikutnya. Sementara, subyek tes dalam kelompok control tidak diberi peluang untuk berbuat curang.

Peneliti menemukan bahwa separuh subyek tes diperkenankan untuk melakukan kecurangan untuk mendapatkan uang sebanyak seperempat dollar untuk setiap soal yang berhasil mereka selesaikan di putaran pertama. Di putaran ketiga, terdapat 60% orang dalam kelompok eksperimen yang melakukan kecurangan untuk bisa mendapatkan uang sebanyak 2,5 dollar amerika per soal, di putaran ketiga. Sementara, subyek tes yang berada di kelompok control, lebih cenderung untuk tidak melakukan kecurangan. Bahkan di putaran ketiga, hanya 30% subyek tes yang melakukannya.

Dari eksperimen ini kita dapat melihat bahwa godaan finansial merupakan motif perubah yang sangat signifikan. Bahwa saat seseorang melihat ada kesempatan untuk berbuat curang demi mendapatkan uang, atau saat sistem finansial yang ada di sebuah tempat pekerjaan masih belum cukup baik, 60% dari subyek akan melakukannya.

Padahal, godaan finansial sebenarnya dapat dihindari. Saat seseorang telah memiliki motivasi yang kuat untuk mempertahankan kejujuran dalam bekerja, ia tidak akan melakukannya. Namun motivasi harus diperkuat dengan skill atau keahlian. Dalam hal ini, diperlukan keahlian dalam bidang mengelola keuangan. Skill untuk mengelola keuangan ini, akan membuat orang terhindar dari melakukan pelanggaran etika. Karena ia telah memiliki kemapanan di hatinya, dan telah meraih ketenangan dalam hidupnya.

sahabat esq, prof rhenald kasali, bersama memperbaiki karakter bangsa, act consulting

Bersama Memperbaiki Spiritualitas, Moralitas, Leadership, demi Karakter Bangsa

By Article No Comments

Prof Rhenald Kasali menyatakan dirinya adalah bagian dari sahabat Pendiri ESQ, Ary Ginanjar. Beliau menyampaikan kekagumannya pada usaha keras Pak Ary Ginanjar dalam memperbaiki Spiritualitas, Moralitas dan Leadership dalam upaya untuk membentuk Karakter Bangsa.

Pak Rhenald Kasali menyatakan bahwa orang-orang  yang pernah belajar memperbaiki karakter bersama ESQ adalah orang-orang yang beruntung.

Prof Rhenald Kasali juga mengajak Sahabat ESQ untuk terus melakukan upaya perbaikan di berbagai segi kehidupan. Karena masalah karakter terjadi di banyak sektor.

Prof Rhenald Kasali juga menyatakan bahwa dengan memperbaiki karakter bersama-sama, kita telah berperan dalam Membangun Bangsa.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

gm pelindo 2, umrah esq, act consulting

Bersandar pada Tuhan, Berhasil Meraih Target Finansial yang Tinggi

By Article No Comments

Pak Armen Amir, GM Pelindo II menyampaikan Testimoninya atas perubahan yang dialami oleh perusahaannya setelah sejumlah karyawan terbaiknya merasakan kawah chandradimuka Pembentukan Karakter dalam Umroh Character Building dari ESQ Tours.

ESQ Tours adalah bagian dari ESQ Group yang telah meraih predikat sebagai Provider Haji dan Umrah Terbaik di Dunia pada tahun 2017 dari World Halal Tourism Award yang berkantor pusat di Abu Dhabi, United Arab Emirates.

Dalam Program Umrah yang diselenggarakan oleh ESQ Tours termuat program Character Building dalam sejumlah sesi Penyajian Hikmah Ibadah yang bermanfaat bagi para peserta dalam menemukan jati diri dan tujuan hidup serta tujuan bekerja  yang penuh makna.

Semua ibadah yang terangkum dalam Program Umrah dari ESQ Tours mampu menggugah makna dan membangunkan potensi besar untuk mencapai berbagai kemenangan di bidang kehidupan, dengan melandaskan setiap aktivitas hidup dalam kerangka pengabdian pada Tuhan Yang Maha Akbar.

Menyadari kebesaran Tuhan dan menemukan kebenaran dalam semua petunjuk hidup dari perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, Sang Al Quran berjalan yang dipelajari dalam ibadah Umrah dari ESQ Tours ini membuat pandangan hidup para peserta Umrah menjadi berorientasi hidup yang lebih hebat, sesuai dengan hebatnya dan kuatnya nilai kebenaran yang terkandung dalam nilai-nilai ibadah sebagai umat Islam.

Kunjungi website ESQ Tours; http://esqtours.com/

PT. Fajrul Ikhsan Wisata

Kantor Pusat: Menara 165, Lantai GF Lobby Office

Jl. TB. Simatupang Kav. 1, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, Indonesia – 12560

Haji & Umroh : 0815 8516 9165

Tour : 0811 1797165

Telp.(021) 29406350

Fax. (021) 29406970

hal yang dicari millenial dalam bekerja, act consulting

Hal ini yang Dicari Millenial dalam Bekerja

By Article No Comments

Data yang diberikan oleh Price Waterhouse Cooper (PWC) dalam reportnya tentang millenial ini dapat menggugah pikiran kita mengenai hal apa yang dicari oleh millenial dalam bekerja.

Hal pertama yang paling diinginkan oleh millenial adalah kesempatan untuk pengembangan diri (opportunity for self development). Hal ini ada diatas faktor lain seperti starting sallary, yang hanya berada di peringkat ke empat.

65% millenial mencari kesempatan untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki dalam bekerja. Dan hanya 21% millenial yang menganggap besarnya gaji pertama sebagai hal yang penting. Hal ini karena mereka telah mengetahui bahwa di awal karir, gaji yang besar sangatlah jarang ditemukan.

Hal kedua yang dicari oleh millenial adalah reputasi dari perusahaan Anda. Mereka mencari perusahaan dengan reputasi yang baik, yang bersikap adil terhadap para pekerjanya. Hal lain yang berhubungan dengan hal ini adalah program corporate social responsibility yang dilakukan perusahaan, yang turut menentukan reputasinya di mata masyarakat.

Barulah pada peringkat ketiga, millenial menganggap penting peran apa yang akan dijalankan dalam pekerjaannya. Hal ini ternyata juga berkaitan tentang sejumlah hal yang idealis, seperti dampak apa yang akan ditimbulkan dalam pekerjaannya. Banyak millenial yang mengharapkan peran yang menggugah dan berdampak secara sosial.

Millenial mengharapkan pekerjaan mereka berada dalam posisi membantu dan mengembangkan perusahaan, untuk tujuan mulia dan untuk tujuan yang besar. Bagaimana dengan perusahaan Anda? Apakah telah memiliki tiga faktor utama yang menjadi pilihan para Millenial ini?

Millenial adalah unsur masyarakat yang kini dominan di dunia pekerjaan. Di tahun 2020 ini, separuh angkatan kerja terdiri dari para millenial. Untuk itu, Perusahaan Anda harus memiliki Visi, Misi dan Values yang menjadi idaman para Millenial untuk bekerja. Bila belum, kami memiliki program MVVM (Mission, Vision, Values, Meaning) yang dapat membantu.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

world economic forum, digital economy, society 5.0, act consulting

Optimasi Ekonomi Digital untuk Membentuk Society 5.0

By Article No Comments

Professor Henning Kagermann, seorang fisikawan berbicara dalam World Economic Forum dalam kaitannya dengan digitalisasi ekonomi. Ia menerjemahkan skema alur pengembangan transformasi digital 4.0 dalam bentuk bagan diatas ini.

Dalam alur tersebut, kita bisa melihat bahwa pada mulanya, lingkungan produksi bermuara pada sistem manufakturing yang cerdas dengan membuat ekosistem infrastruktur IT yang terintegrasi dalam suatu platform. Ini berkaitan dengan latar belakang profesional Kagermann sebagai salah satu pendiri dari perusahaan IT raksasa yang produknya dinikmati oleh banyak industri di seluruh belahan dunia, SAP.

Ekonomi digital bergerak lebih jauh lagi di langkah yang ketiga, saat sistem bisnis yang berbeda tergabung dalam suatu ekosistem jaringan yang saling mendukung dengan sistem kemitraan (business network partnership).

Hal ini dijelaskan dalam langkah keempat, yang menggambarkan unsur apa saja yang harus terorkestrasi dalam suatu sistem bisnis, yaitu;

  • Design Networks
  • Supplier Networks
  • Logistic Networks
  • Production Networks
  • Connected Business Network

Kesemuanya menghasilkan sistem ekonomi digital yang saling bergantung dan bersifat mutual dalam suatu operasionalisasi interoperability (yang bersifat melintasi batas negara dan menggabungkan berbagai sektor).

Kagermann tengah membahasakan sebuah sistem ekonomi digital global dimana banyak unsur ekonomi saling tergabung dalam sebuah platform IT raksasa. Yang pada saat ini, sistem yang diciptakannya dalam SAP, telah mulai dilakukan oleh banyak perusahaan multinasional yang menjadi kliennya. Dalam sistem tersebut, ribuan hingga puluhan ribu perangkat IT yang diciptakannya, saling berkomunikasi dan melakukan sharing data dan informasi lintas sektor dan lintas negara.

Kagermann tengah memimpikan bahwa sistem ini dapat membuat banyak negara saling bekerjasama untuk menciptakan sistem ekonomi digital global, yang tidak hanya dimiliki oleh satu perusahaan, tapi menghubungkan banyak bisnis.

Dengan sistem big data yang akan tercipta ini, ia memimpikan bahwa berbagai solusi untuk permasalahan ekonomi akan dapat ditemukan. Secara luas nantinya, bukan hanya negara besar yang dapat memetik manfaatnya, namun juga negara di belahan dunia yang masih kekurangan secara ekonomi.

Secara global, sistem Society 5.0 bukan hanya diimpikan oleh Jepang saja, tapi juga telah menjadi mimpi bersama dari banyak negara di dunia. Apa yang dirumuskan oleh Kagermann bisa jadi akan mulai diterapkan dalam waktu yang tidak lama lagi ke depannya. Selain membahas tentang masalah diatas, dalam World Economic Forum dalam fokus bahasan Robot Revolution Innitiatives yang diselenggarakan di Jepang, ia juga membahas poin lain seperti masalah keamanan informasi yang dapat terjadi, dan isu sensitif lainnya.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

model of character development, act consulting, model pengembangan karakter

Model Pengembangan Karakter Berbasis Spiritualitas di West Point

By Article No Comments

Pengembangan Karakter berbasis spiritualitas, ternyata diterapkan dengan sangat baik di banyak bagian di dunia. Salahsatunya oleh West Point, sebuah pusat pengembangan kemiliteran di Amerika Serikat. Hal ini tentu saja menjadi suatu hal yang baik dan menimbulkan kenyamanan di hati kita. Bahwa di dunia militer, karakter para tentaranya dibesarkan dengan tujuan yang mulia yang bermula dari spiritualitas yang mendasarinya.

Bisa kita lihat dalam bagan diatas bahwa semua unsur dalam pengembangan karakter bermuara dari world view yang dimilikinya (bagian tengah bagan). World view atau pandangan seseorang terhadap dunia dan akhirat ini merupakan spiritual center yang mempengaruhi segala aspek lainnya dalam perilaku dan hidup seseorang.

World view ini terdiri dari pemahaman akan tujuan hidup (purpose), pencanangan visi hidup (vision), dan pemahaman tentang apa yang baik dan buruk (truth). Ini merupakan dasar dari kemampuan intelektual, emosional dan sosial seseorang yang membentuk dan bersifat interdependen dengan;

  • Self Awareness; kemampuan seseorang untuk mawas diri
  • Social Awareness; kemampuan untuk melihat dirinya dalam lingkup kemasyarakatan
  • Sense of Agency; kemampuan untuk memenuhi komitmen dan patuh terhadap peraturan
  • Self Regulation; kemampuan untuk mengendalikan perilaku, perkataan dan sikap
  • Self Motivation; kemampuan memotivasi diri untuk dapat memenuhi harapan dan bersikap optimis.

Dalam bagan diatas, kita bisa melihat bahwa karakter terdiri dari 5 unsur dengan 1 pusat, dan menjadi 6 prinsip yang diterapkan. Bagan yang dibuat oleh West Point di tahun 2007 ini telah lama ditemukan oleh seorang berkebangsaan Indonesia yang kemudian mendapatkan gelar doktor honoris causa atas temuannya akan Prinsip 165 dalam pembentukan karakter.

Dengan penuh kerendahan hati, kami dari ESQ berusaha menebarkan kebaikan dalam nilai 165 yang kami usung, untuk menjadi nafas dalam setiap program, event dan produk yang kami hasilkan. Apa yang digambarkan oleh bagan buatan West Point diatas merupakan hal yang sebangun dengan prinsip yang juga telah digambarkan oleh ilmu 165 yang telah ditemukan di tahun 1999 di depan kabah oleh DR (HC) Ary Ginanjar Agustian.

Untuk menemukan solusi yang sebangun dengan bagan diatas, kami memiliki Personal Transformation Program yang dapat menghasilkan transformasi yang berbekas dalam kurun waktu jangka panjang, dan bukan menjadi sebuah solusi temporer semata.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

Masalah Utama Daya Saing Korporasi di Indonesia

By Article No Comments

Menurut Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Index 2017-2018, hal yang menjadi masalah utama dalam melakukan bisnis di Indonesia adalah karena maraknya korupsi. (terlihat dalam data diatas).

Dari sini kita bisa melihat bahwa korupsi masih menjadi masalah utama dan menjadi faktor yang membuat daya saing perusahaan Indonesia kalah dibandingkan dengan banyak perusahaan di negara lain.

Untuk memecahkan masalah ini, tentu dibutuhkan penegakan integritas di tataran pemerintah, dan juga dalam pembenahan budaya perusahaan di sektor swasta.

Faktor masalah kedua adalah birokrasi pemerintah yang tidak efisien. Hal ini telah banyak diperbaiki melalui sistem perizinan satu atap (ptsp) yang terpadu di berbagai daerah di Indonesia. Namun masih memerlukan jangka waktu beberapa tahun lagi sebelum angka ini dapat turun dan menghasilkan pengaruh yang positif bagi indeks daya saing Indonesia di tingkat global nantinya.

Untuk perbaikan daya saing perusahaan ini, ACT Consulting memiliki program Digital Integrity, yang telah diterapkan dalam bentuk Training Digital dan Sharing Session yang dilakukan setiap minggunya di sebuah perusahaan Finance nasional yang memiliki puluhan ribu karyawan di beberapa unit usaha dan kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Training ini terbukti menurunkan tingkat fraud yang terjadi di perusahaan tersebut dari angka basis points hampir 8 BPS hingga menurun ke sekitar 5 BPS saja. Ini tentu saja menghasilkan dampak keuangan yang sangat besar dan menyelamatkan uang perusahaan dalam jumlah banyak. Lebih jauh lagi, Program Digital Integrity ini telah memperbaiki sikap kerja dan memperkuat Values perusahaan. Sehingga masa depan yang lebih cerah dan menjanjikan kini dapat diraih oleh Perusahaan Finance milik Bangsa ini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

solusi society 5.0 yang telah hadir di indonesia, act consulting

Society 5.0 yang Telah Hadir di Indonesia

By Article No Comments

Perdana Menteri Jepang, Shino Abe meluncurkan apa yang dinamakan sebagai Society 5.0 di tahun 2017. Dalam pendekatan ekonomi inovatif yang dikembangkannya ini, segala hal akan berlangsung secara lebih otomasi dengan menggunakan data biometrik dan kependudukan hanya melalui sistem pengenalan sidik jari.

Society 5.0 ini merupakan jawaban dari kecemasan yang muncul saat dunia secara global merasa takut akan apa yang dapat terjadi dalam revolusi industri 4.0.

Revolusi industri 4.0 ini semula memancing kekhawatiran banyak negara yang memiliki jumlah penduduk sangat banyak, karena menghadirkan otomasi robotik dan optimasi komputer dan internet. Lalu apa yang akan terjadi dengan begitu banyak tenaga kerja, apakah banyak orang yang akan tidak memiliki pekerjaan? Di sisi lain, pengembangan robotika dan artificial intelligence memakan biaya yang sangat tinggi, yang tidak mungkin dilakukan dan dikembangkan oleh negara berkembang yang memiliki dana riset yang terbatas.

Negara Jepang mencanangkan akan menjadi penggerak terdepan dalam sistem masyarakat berbasis artificial intelligence berorientasi kemasyarakatan ini, karena memiliki teknologi teratas dalam advance biometrik dan budaya monozukuri (ketelitian dan kesungguhan) dalam industri manufakturnya. Bersama dalam forum ekonomi dunia (world economic forum), sejumlah ahli dari eropa dan amerika bertemu di jepang untuk merumuskan sejumlah solusi untuk menghadirkan robotika ke dunia keseharian masyarakat disana.

Namun negara asia lainnya terutama Asia Tenggara, telah juga menghadirkan layanan yang telah menjadikan society 5.0 ini terwujud di masyarakat, dengan tetap mempertahankan kearifan lokal. Bahkan, apa yang dilakukan oleh para inventor dan innovator Indonesia dan Malaysia, telah dapat mendatangkan solusi yang mudah dan murah. Tanpa membutuhkan waktu sejumlah tahun ke depan, Indonesia dan Malaysia telah memiliki Society 5.0 dalam versinya sendiri.

Dalam segi kesehatan, Jepang telah menciptakan berbagai teknologi untuk membuat seorang tua dapat mendapatkan layanan kesehatan dan pengobatan tanpa perlu mendatangi dokter di rumah sakit. Namun Jepang masih harus menunggu beberapa tahun lagi untuk bisa menciptakan kendaraan swa kemudi dan menciptakan robot scanner penyakit untuk dapat mewujudkan impian Society 5.0 menjadi kenyataan yang dapat dinikmati banyak orang.

Padahal, solusi yang sama dengan konsep Jepang ini telah berlangsung di Indonesia melalui layanan gojek yang telah merambah ke dunia kedokteran dengan integrasi aplikasi halodoc. Dalam mengakses aplikasi ini, kita tinggal curhat ke dokter yang tepat, dan kita akan mendapatkan obat yang diperlukan untuk penyakit  yang dirasakan. Bahkan, karena halodoc terintegrasi dengan gojek, tanpa perlu kita kemana-mana, pengemudi gojek akan mengetuk pintu rumah kita dan mengantarkan obatnya.

Karena itu, seorang guru besar dari Malaysia, Prof Revany Bustami meramalkan bahwa Asia Tenggara akan memimpin penerapan Society 5.0 ini. Hal ini tak lain dan tak bukan karena Malaysia telah menciptakan aplikasi Grab dan Indonesia telah menciptakan Gojek.

Aplikasi yang semula hanya berupa ride hailing ini telah merambah berbagai solusi yang bersifat empowering atau memberdayakan. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh David Aikman dalam Robot Revolution Innitiative dalam World Economic Forum di Jepang di tahun 2017. Saat itu Aikman menyatakan bahwa kita seharusnya membuat teknologi memberdayakan manusia, dan bukan mendikte manusia. Ia menyatakannya sebagai Empowering, not Directing.

Solusi lainnya mengenai Society 5.0 ini akan kita bahas satu persatu dalam sejumlah tulisan ke depan. Untuk itu teruslah update dan ikuti berbagai tulisan berikutnya dari ACT Consulting. Salam Transformasi Progresif.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

manajemen millenial, harapan millenial, karyawan millenial, act consulting

Peka dan Ramah dalam Manajemen Karyawan Millenial

By Article No Comments

Bagaimana cara untuk melakukan strategi manajemen yang terbaik untuk menangani dan memimpin millenial? Anda mungkin tengah memikirkan hal ini. Data-data yang disampaikan oleh Price Waterhouse Cooper menunjukkan sejumlah karakteristik dan harapan yang dimiliki oleh karyawan millenial.

Millennial memanfaatkan teknologi dengan cara yang berbeda. Millennial mengambil pelajaran dari pengalaman mereka hidup dalam krisis ekonomi global. Generasi ini lebih menekankan pemenuhan kebutuhan pribadi daripada organisasi dimana mereka bekerja.

Untuk itulah, Price Waterhouse Cooper menegaskan bahwa korporasi harus mempertimbangkan hal ini dan tidak bersikap memaksakan kehendak, dalam berkomunikasi atau berhadapan dengan para millennial. Cara komunikasi yang dahulu dianggap efektif kini harus dirubah.

Mengapa hal ini penting? Karena diungkapkan oleh PWC selanjutnya bahwa millennial cenderung tidak nyaman dengan sistem korporasi yang kaku, dan menjadi tidak suka saat menghadapi kebuntuan informasi (information silo). Apa yang disebut Silo adalah suatu bagian menyimpan sendiri informasinya dari bagian lainnya. Dalam era millennial, hal ini harus dirubah, karena era jaman now adalah era ekonomi informasi. Mereka yang menguasai informasi terbaru, tertajam dan terbaik dalam menganalisa, akan memenangkan persaingan pasar.

Untuk itu, perusahaan perlu menyesuaikan program komunikasi organisasi (corporate communication) yang dimiliki agar tidak lagi kaku, tapi lebih akrab, ramah dan lucu. Ya, ini penting agar karyawan merasa nyaman, betah dan dirangkul. Diungkapkan pula bahwa millennial mengharapkan kemajuan terjadi dengan cepat. Mereka juga mengharapkan karir yang menarik dan beragam. Keragaman ini juga mereka harapkan dapat mereka dapatkan dalam bentuk umpan balik yang diterima.

Millennial ingin lebih baik dari generasi sebelumnya dan ingin mencapai banyak prestasi, menyelesaikan lebih banyak projects, dan meraih performa tinggi, karena secara alami daya saing dan daya juang mereka dapat dipicu dan dipantik. Namun ini harus dilakukan dengan menciptakan makna atau values creation. Sebuah perusahaan yang memiliki tujuan yang mulia, akan membuat millennial bersedia mengorbankan kepentingan pribadi dan keluarganya. Bahkan dengan bayaran rendah atau tanpa bayaran sekalipun. Namun sekali mereka merasa perusahaan berbuat tidak adil dan mengambil keuntungan secara tidak wajar atas diri mereka, maka loyalitasnya akan langsung luntur.

Millennial menginginkan gaya manajemen dan budaya perusahaan yang jauh berbeda dari yang diberikan kepada generasi sebelumnya. Millennial memiliki ambisi dan keinginan untuk terus belajar dan untuk bergerak keatas di dalam organisasi dimana mereka berkecimpung. Mereka ingin maju secara cepat, dan mengharapkan setiap perjuangan yang mereka berikan secara lebih itu dapat dihargai dengan adil. Ini membuat setiap perusahaan harus memiliki bagian SDM yang lebih peka dan responsive. Millennial ingin perusahaan memiliki dan mengadopsi atau menciptakan program penimbangan kinerja yang detail dan sistem remunerasi yang terkostumisasi secara spesifik yang akan menimbang kinerja mereka secara adil.

Millennial ingin bekerja secara lebih fleksibel, namun mengininkan umpan balik yang muncul secara teratur. PWC juga menyampaikan bahwa millennial membutuhkan dorongan motivasi dan semangat. Ini akan membuat mereka merasa lebih dihargai dan bahagia.

Millennial mengharapkan perusahaan melakukan program employer branding seserius seperti program consumer branding. Millenial mengharapkan korporasi dapat lebih innovative dalam mempertahankan mereka, dengan melakukan cara-cara yang tidak pernah ada sebelumnya.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

society 5.0 dan keseimbangan hidup, act consulting

Society 5.0 dan Keseimbangan Hidup

By Article No Comments
mans journey of the soul

Mulai tahun kemarin, publik sedang ramai membicarakan revolusi teknologi 4.0. Dua hari lalu, Senin 21 Januari 2019, Kantor Perdana Menteri Jepang secara resmi meluncurkan “Society 5.0”.

Konsep yang diusung dalam Society 5.0 ini mengusung keseimbangan dalam 5 unsur utama yang ada dalam kehidupan seorang manusia, yaitu; Emosional, Intelektual, Fisikal, Sosial, dan; Spiritualitas. Dalam kultur Jepang yang mengutamakan Zen atau keseimbangan, hal ini menjadi sangat penting.

Society 5.0 adalah suatu konsep masyarakat yang berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based) yang dikembangkan oleh Jepang.  Konsep ini lahir sebagai pengembangan dari revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi mendegradasi peran manusia. 

Sebelum konsep 5.0 ini diluncurkan, masyarakat tengah mengalami kerisausan akibat adanya teknologi tinggi yang berbasis kecerdasan artifisial, yang digambarkan dalam sinema sebagai suatu momok yang menakutkan. Kekhawatiran masyarakat mengenai berkurangnya lapangan pekerjaan dan berkembangnya teknologi robotik pun bisa sedikit dikurangi.

Akibat lain yang bisa timbul dari revolusi teknologi yang terjadi adalah berubahnya perekonomian. Sector yang dulu menjadi leading driver seperti oil and gas, akan menjadi bidang yang ditinggalkan dengan berkembangnya teknologi otomotif berbasis listrik dan gas. Hal ini memaksa negara-negara penghasil bahan tambang untuk merubah driver utama dalam perekonomian mereka. Seperti yang terlihat dari langkah-langkah yang dilakukan oleh banyak negara timur tengah dalam upaya mereka beralih sumber devisa ke sector finansial dan pariwisata.

Selalu ada dua sisi mata koin dari teknologi. Saat manusia khawatir akan munculnya robot humanoid, Jepang meluncurkan society 5.0 ini. Hal lain yang membuat kita khawatir akan teknologi informasi ini adalah saat terjadi mekanisme ekonomi informasi yang membuat politik global terpengaruh. Kita melihat bagaimana salah satu sisi dunia berubahnya wajah dunia akibat disinformasi yang tercipta karena banyaknya loophole untuk melakukan rekayasa informasi dalam algoritma dunia maya. Hingga muncul kasus seperti kemenangan Trump di Amerika Serikat.

Mata koin yang positif terlihat dari launching Society 5.0 di Jepang ini. Dimana kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang ada justru akan dimanfaatkan secara positif dan dicari sisi baiknya yang akan mampu menguntungkan dan memudahkan hidup manusia.

Apa yang dilakukan adalah mentransformasi big data yang dikumpulkan melalui internet pada segala bidang kehidupan (the Internet of Things) menjadi suatu kearifan baru, yang akan didedikasikan untuk meningkatkan kemampuan manusia membuka peluang-peluang bagi kemanusiaan. Transformasi ini akan membantu manusia untuk menjalani “kehidupan yang lebih bermakna”.

Dari munculnya sisi buruk dari teknologi yang ditakuti banyak orang ini, manusia akhirnya kembali lari pada sang pemilik kehidupan, Sang Pencipta. Seiring dengan ditemukannya berbagai fakta bahwa otak manusia dibuat untuk dapat mampu menemukan pola, sebab dan akibat, dan mencari Prima Causa yang utama, yaitu Tuhan. Apakah itu dalam bentuk munculnya disiplin ilmu baru bernama mindfulness , hingga munculnya penegasan dari Daniel Goleman tentang kebutuhan manusia akan spiritualitas, yang ditulis dalam bukunya Altered Traits. Dimana buku ini membahas tentang perlunya manusia beribadah melalui berbagai tata cara untuk menemukan keseimbangan.

ESQ dengan penuh kerendahan hati menyatakan bahwa konsep ini telah lebih dahulu kami sampaikan. Mengenai perlunya keseimbangan sosial dalam prinsip-prinsip 165. Dimana tercantum 5 langkah kesuksesan hidup yaitu;

  • Mission statement; intellectual quotient
  • Character building; spiritual quotient
  • Self control; emotional quotient
  • Strategic collaboration; social quotient
  • Total action; physical quotient

Mari kita bersama-sama menekuri kembali khazanah ilmu 165 yang telah diberikan Tuhan YME kepada kita semua. Lalu bersama kita bangkit dan mewujudkan amazing society yang menjadi cita-cita besar dari 165 untuk mewujudkan kesejehteraan umat manusia yang unggul dan lestari. Salam hangat untuk para sahabat ESQ dari Menara 165.