Skip to main content
Category

Article

kesehatan keuangan, masalah keuangan, act consulting, financial wellness program

Gaya Hidup, Kecerdasan Finansial dan Produktivitas Kerja

By Article No Comments

Sejumlah cara manusia untuk mempertahankan diri, salah satunya adalah dengan melakukan gaya hidup setingkat di atas kemampuan mereka. Pendapat ini dikemukakan oleh George W Crane dalam bukunya yang berjudul Psychology Applied. Buku yang ditulis oleh begawan ilmu psikologi dari Amerika ini masih relevan dengan kondisi yang dilakukan oleh masyarakat hari ini. Namun pada kenyataannya, melakukan gaya hidup yang lebih tinggi dari pada kemampuan, mendatangkan penyakit pada aspek finansial kita.

Banyak yang demi gaya hidup kemudian kehabisan uang di tengah bulan. Bahkan banyak yang menggunaka kartu kredit  hingga berhutang puluhan juta atau bahkan ratusan juta. Tak sedikit ditemui kasus di dunia SDM dimana karyawan yang memiliki hutang banyak kemudian keluar kerja dan meninggalkan jejak tagihan di perusahaan tempat ia bekerja sebelumnya.

Di sisi lain, produktivitas kerja juga ikut terpengaruh. Pegawai yang memiliki masalah finansial seringkali tidak dapat berkonsenterasi dalam bekerja. Bahkan sering dijumpai pekerja tidak masuk atau absen, karena masalah yang dideritanya.

Di Amerika Serikat, dalam survey yang dilakukan oleh Price Waterhouse Cooper, memberikan gambaran kerugian perusahaan karena masalah ini. Bahwa dari 10 ribu karyawan yang menghabiskan waktu kerja selama 3 – 5 jam sehari untuk memikirkan masalah keuangan mereka, jumlah kerugian yang diderita   perusahaan mencapai hingga 3,3 juta dollar per tahunnya.

Kesulitan keuangan juga mempengaruhi employee engagement. Loyalitas kerja, penghargaan terhadap gaji dan bonus yang diberikan, dapat terganggu saat karyawan mengalami masalah keuangan. Ia akan mungkin mencari tempat lain atau melakukan pekerjaan tambahan yang dapat mengganggu pekerjaan utamanya. Terlihat bahwa karyawan yang mengalami kesulitan keuangan merasa tidak menyukai tempat kerja mereka. Sementara yang tidak mengalami kesulitan keuangan, lebih merasa puas pada tempat mereka bekerja.

Dalam hasil survei yang dilakukan oleh Bank of America, saat millennial ditanya tentang apa yang mereka inginkan dari perusahaan, mereka menjawab; ingin bantuan keuangan. Sejumlah pilihan yang diinginkan millenials dan dapat diberikan oleh perusahaan diantaranya dengan memberikan tools  pengelolaan keuangan online, akses untuk bertemu ahli keuangan, data dan hasil riset yang relevan, software keuangan, mengikuti training atau seminar keuangan yang relevan, dan adanya seminar tentang keuangan di tempat bekerja.

Lebih dari sepertiga karyawan ingin mendapatkan bantuan perencanaan keuangan dari pihak yang tidak menjual produk keuangan tertentu. Ini agar saran dan bimbingan yang mereka dapatkan tidak bias dan bersifat netral. Saat program kesehatan finansial ditawarkan oleh Perusahaan, karyawan yang mengalami kesulitan keuangan akan lebih memilih untuk memanfaatkannya, (sebanyak 72% dari responden).

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara meningkatkan keterampilan finansial dan meninggikan produktivitas para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

strategi retensi millenials, act consulting, esq outbond

Strategi Retensi Millenials

By Article No Comments

Millenial akan menguasai pasar tenaga kerja hingga 50% dari seluruh angkatan kerja di tahun 2050, demikian menurut prediksi yang dibuat oleh PWC dan KPMG. Karena karakternya yang unik, diperlukan strategi retensi yang khusus untuk memanage para millenial ini.

Strategi Mempertahankan Millenial untuk mampu mengembangkan loyalitas bekerja di perusahaan Anda ada beragam. Namun kita harus mendasarkan setiap langkah strategis di bidang SDM, dengan berdasar pada data yang valid. Untuk itu, ACT Consulting menghadirkan tulisan ini untuk Anda.

Menurut hasil survei yang termuat dalam KPMG Report 2017, sejumlah langkah kunci di bawah ini dapat Anda lakukan untuk meningkatkan retensi dan engagement dari karyawan Millenial yang Anda miliki;

  1. Millenial mengutamakan Budaya Kerja. Budaya adalah kunci yang dicari milenial saat mempertimbangkan tempat bekerja. Perusahaan harus menampilkan sejumlah sejarah kesuksesannya untuk dapat membuat millenial mau bekerja dengan loyal. Perusahaan juga harus membesarkan budaya kreativitas dan menjunjung tinggi moralitas bekerja yang luhur. Dengan cara ini, millenial akan loyal, karena meyakini mereka bekerja di tempat yang tepat.
  2. Millenial ingin menikmati pekerjan mereka. Fun adalah yang dicari millenial dalam pekerjaan impian mereka. Bagi mereka, hidup terlalu singkat untuk terperangkap di pekerjaan yang membosankan. Kegiatan luar ruang dan aktivitas yang menarik dan menantang, akan mendorong millenial untuk mau bekerja lebih. Salah satunya adalah dengan kegiatan seperti Outbond yang menantang dan membangun skill mereka.
  3. Millenial berkomunikasi dengan jujur dan terbuka. Sikap jujur ini amat mereka harapkan dari tempat kerja mereka. Bila mereka mendapatkan ini, mereka akan merasa pendapat mereka dihargai. Millenial ingin berkontribusi dan menginginkan perusahaan dapat memberi potensi pengembangan makna hidup yang besar bagi mereka.

ACT Consulting memiliki konsep pengembangan karakter dan potensi manusia yang terbaik untuk semua generasi. Untuk para Millenial, ESQ mengembangkan slogan “Amazing You” demi mendorong mereka untuk lebih percaya diri dan mau meraih semua mimpi yang besar yang dimiliki.

Untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi para millenial yang berkarya di Perusahaan Anda, pengalaman membangun skill dalam setting outdoor melalui ESQ OUTBOUND adalah salah satu pilihan terbaik yang dapat diberikan untuk merkea.

ESQ OUTBOND akan menjadi partner anda dalam pembentukan karakter pribadi yang tangguh dan berkualitas dengan semangat Experience The Nature of Spiritual Journey. ESQ OUTBOUND menghadirkan games yang menyenangkan, menantang, menginspirasi bagi para millenials. Keseluruh aktivitas yang ada dalam paket Outbond dari ESQ ini dapat  memberikan makna yang mendalam dalam aspek  intelektual, emosional dan spiritual mereka.

ESQ OUTBOUND akan mengubah paradigma hidup millenials yang bekerja bersama Anda dalam menuju arah yang lebih baik dan akan membantu anda meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta membentuk karakter pribadi yang tangguh dalam lingkungan pemerintahan / perusahaan / lembaga / organisasi / kampus / sekolah.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

mengukir karakter millenials, act consulting, andi basuni

Mengukir Karakter Millenials

By Article No Comments

Secara umum, generasi millenial, yang lahir antara tahun 1980 and 2000 kini telah memasuki jenjang menengah dalam karirnya. Para millenial ini memiliki karakter unggul dan penguasaan teknologi yang baik. Namun karena millenial memiliki karakter yang berbeda dengan generasi sebelumnya, diperlukan pendekatan yang berbeda dalam memanage millenial.

Menurut Price Waterhouse Cooper, pada tahun 2020, 50% tenaga kerja global terdiri dari para millenial. Aspirasi karir mereka, sikap mereka terhadap kerja, dan pengetahuan yang dimiliki oleh para millenials ini akan membentuk masa depan bisnis Anda. Millenials penting karena mereka akan memaksimalkan skill mereka yang baik dalam pengetahuan teknologi terkini, untuk memudahkan komunikasi dan pelaksanaan pekerjaan.

Masih dalam sumber survey yang sama, PWC menyampaikan bahwa bagi millenials, uang bukanlah segalanya. 52% dari responden millenials ini menyatakan bahwa mereka mencari kesempatan untuk pengembangan diri dan karir.

PWC juga mengungkapkan bahwa millenials mencari makna hidup dalam bekerja. Milllenials ingin agar pekerjaan mereka memiliki tujuan yang bermakna, mereka ingin memberi kontribusi pada dunia dimana mereka hidup, dan mereka ingin bekerja di tempat yang memiliki tujuan luhur.

Training ESQ (Emosional dan  Spiritual Quotient) adalah training  SDM  yang hadir sebagai upaya membangun Karakter dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada pada diri seseorang. Hal ini dianggap sangat menarik bagi para millenials. ESQ menggabungkan 3 potensi dalam  berkarya  yaitu modal materi/fisik, modal sosial, dan  modal spiritual.

Modal Fisik (Phisical Capital)  yaitu kemampuan untuk berfikir “What do I Think” (apa yang saya fikirkan) untuk mengelola kekayaan fisik/materi, Modal Sosial (Sosial Capital) yaitu kemempuan untuk merasa “What do I Feel” (apa yang saya rasakan) untuk mengelola kekayaan Sosial rasa kebersamaan serta keterikatan emosi, dan Modal Spiritual (Spiritual Capital)  yaitu kemampuan untuk memahami makna kehidupan “Who am I” (Siapa  Saya)  untuk mengelola kekayaan spiritual mengenal konsep diri  sebagai hamba  Tuhan.

Fenomena hari ini begitu banyak millenials yang pintar dan cerdas, profesional di bidangnya, namun mempunyai perilaku yang negatif.  Ada juga karyawan millenials  yang baik tapi tidak  Profesional. Untuk itu diperlukan Training Character Building agar dapat membentuk mindset dan berpengaruh pada pembentukan karakter secara jangka panjang dengan menjadikan kecerdasan emosional spiritual sebagai modal utama untuk menggerakkan potensi intelektual millenials.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

meredakan kerisauan transformasi di tahun politik, act consulting

Meredakan Kerisauan Transformasi di Tahun Politik

By Article No Comments

Tahun ini adalah tahun politik. Siapapun pemenang pemilu nanti, setelah pemilu berlangsung, mungkin sekali terjadi pergantian kepemimpinan di berbagai sektor pemerintahan. Bagaimana memastikan bahwa transformasi budaya yang sudah d dan dibentuk terus berlanjut sementara terjadi pergantian pimpinan?  Apakah anda termasuk orang-orang yang tengah risau akan hal ini?

Budaya yang baik, terwujud dari peran agent of change. Salah satu peran budaya adalah memperkuat lembaga dan korporasi supaya dapat bertahan dengan perubahan internal dan eksternal seperti apapun. Karena peran budaya tidak bergantung di tangan pemimpin, tapi menjadi tanggung jawab semua orang di dalam perusahaan, di dalam semua karyawan. Budaya yang baik diharapkan akan tumbuh mendarah daging dan diwariskan lintas generasi.

Untuk melakukan ini, lakukan 10 steps of total culture transformation dari ACT Consulting. Pastikan bahwa perubahan values terjadi dan menjadi karakter dari para karyawan. Minimal telah terjadi perubahan karakter di level AOC dan manajemen. Karena itu penting untuk melakukan training-training values internalizations di level AOC dan manajemen, demikian juga dengan langkah-langkah lainnya dari 10 steps.

Dengan mengetahui racun budaya dari hasil pengukuran survey persepsi budaya dalam OCHI (Organization Culture Health Index), misalnya. Anda akan dapat mengetahui ancaman internal ada di departemen mana saja, dan apa harapan tiap departemen itu.

Dari sini anda dapat merumuskan solusi dan strategi yang tepat untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya, dan ini dapat menjamin budaya kerja dapat berubah dan bertahan walau terjadi pergantian kepemimpinan. Karena budaya perubahan sudah menjadi DNA baru di dalam organisasi anda, dan tim AOC dan manajemen telah menguasai keterampilan change management yang diperlukan. Bila belum, anda dapat menyertakan karyawan terbaik Anda di program Corporate Culture Specialist.

Program Corporate Culture Specialist Certification Training ini akan dilaksanakan pada;

Tanggal; 27 Februari – 1 Maret 2019

Lokasi; Lantai 4, Menara 165, Cilandak – Jakarta Selatan

daftar dengan klik link disini

the future, create the future with business innovation, future of innovation, act consulting, dudi supriadi

Create The Future with Business Innovation

By Article No Comments
the future, create the future with business innovation, future of innovation, act consulting, dudi supriadi

Banyak perusahaan saat ini tengah bertanya-tanya, apa kunci yang dapat membuat perusahaan mereka mampu bertahan menghadapi berbagai serbuan perusahaan asing yang masuk ke pasar masyarakat Indonesia dalam sejumlah sektor yang berbeda.

Kami dari ACT Consulting yakin, apa yang dibutuhkan oleh tiap perusahaan di Indonesia, sejatinya telah kita miliki, disini, di Tanah Air kita. Karena sumber daya manusia Indonesia memiliki kreativitas yang tingkat tinggi. Ditambah lagi, bangsa kita memiliki ketelitian dan kehati-hatian yang sangat baik. Perhatian yang baik terhadap detail. Belum lagi ditambah dengan kehebatan di bidang kreasi seni yang penuh keluhuran budaya dan hal yang baik dalam penataan karya.

Kita bisa melihat di bidang seni, kita menghasilkan banyak desainer dan pengusaha kelas dunia. Dari mulai Biyan dan Deni Wirawan hingga Dian Pelangi. Kita juga memiliki Nadiem Makarim dan Kevin Aluwi yang startup besutannya kini merambah posisi sebagai Decacorn.

Lalu melihat semua kesuksesan itu, masihkah Anda meragukan kemampuan tim innovator Anda? Bila ya, mungkin yang dibutuhkan tim peneliti dan tim innovator di perusahaan Anda hanya soal perubahan mindset dan melepas belenggu yang merantai mental mereka.

Bila ya, hal ini tidak mengherankan. Karena jauh di tahun 1939, Schumpeter telah meramalkan hal ini. Bahwa salah satu penghambat dalam bisnis adalah adanya hambatan di masalah sosio psikologis mengenai kemunculan produk baru, dan perlunya dorongan dalam hal pengambilan resiko di sektor produksi.

Namun janganlah Anda ragu bahwa masa depan ada di tangan: Inovasi. Memberikan beragam pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk para innovator di perusahaan Anda adalah sebuah hal yang sangat bijak. Hal ini karena, investasi dalam pendidikan innovator akan menghasilkan return of investment yang akan terbukti baik. Karena tanpa inovasi, sebuah korporasi tidak bisa bertahan menghadapi serbuan produk asing dan persaingan dari start up muda yang banyak tumbuh menjamur.

Sejumlah langkah dan rumusan solusi untuk melakukan inovasi di era VUCA telah dikemas dengan apik dalam sebuah training yang mampu merubah mindset para innovator di perusahaan Anda. Padahal semua tahu bahwa perubahan mindset adalah hal yang sangat sulit. Namun inilah keunggulan dari metode inovasi bisnis yang dikemas oleh ACT Consulting.

Temukan solusi inovasi tanpa henti bersama kami di:

=========================

Workshop Business Innovation

=========================

Hari, Tanggal: 14-15 Februari 2019

Tempat: Menara 165 Cilandak Timur Jakarta Selatan

Registrasi bisa klik link di bawah ini:

bit.ly/BI-2019

.

Atau menghubungi ke nomor:

0821-2487-0050 (WA Available)

0821-2487-0050 (WA Available)

0821-2487-0050 (WA Available)

the future is in innovation, future of innovation, act consulting, dudi supriadi

The Future is in Innovation

By Article No Comments
the future is in innovation, future of innovation, act consulting, dudi supriadi

Masa Depan di tangan: Inovasi. Berkarir sebagai inventor adalah sebuah jaminan kesuksesan untuk masa depan. Hal ini karena para innovator sangat dibutuhkan di berbagai organisasi. Karena tanpa inovasi, sebuah korporasi tidak bisa bertahan menghadapi serbuan produk asing dan persaingan dari start up muda yang banyak tumbuh menjamur.

Namun seringkali ijazah di bidang teknik atau desain saja tidak cukup. Karena masyarakat membutuhkan lebih dari sekedar perubahan resep atau perubahan tampilan suatu produk. Lebih dari sekedar bertanya; apa yang harus di inovasi. Tanyakan pada diri Anda; Mengapa suatu inovasi dibutuhkan. Lalu lanjutkan dengan pertanyaan berikutnya.

Menjadikan diri sebagai pemberi solusi, adalah masa depan yang ada di tangan para inventor atau innovator. Bahkan, Anda akan bukan lagi menjadi sekedar peneliti atau pelaku riset, tapi Anda dapat membantu memberikan solusi inovasi untuk perusahaan dimana Anda bekerja. Ingin tahu caranya?

Sejumlah langkah dan rumusan solusi untuk melakukan inovasi di era VUCA telah dikemas dengan apik dalam sebuah training yang mampu merubah mindset Anda. Padahal semua tahu bahwa perubahan mindset adalah hal yang sangat sulit. Namun inilah keunggulan dari metode inovasi bisnis yang dikemas oleh ACT Consulting.

Temukan solusinya bersama kami di:

=========================

Workshop Business Innovation

=========================

Hari, Tanggal: 14-15 Februari 2019

Tempat: Menara 165 Cilandak Timur Jakarta Selatan

Registrasi bisa klik link di bawah ini:

bit.ly/BI-2019

.

Atau menghubungi ke nomor:

0821-2487-0050 (WA Available)

0821-2487-0050 (WA Available)

0821-2487-0050 (WA Available)

creative destruction, act consulting, dudi supriadi

Apa itu Creative Destruction dan Mengapa Inovasi Sebuah Keharusan Bagi Bisnis Anda

By Article No Comments

Sebelum banyak perusahaan tutup atau merugi akibat perubahan pola dan saluran konsumsi masyarakat yang terjadi di era ekonomi informasi ini. ternyata jauh di awal abad 20 hal ini telah sejak lama diramalkan. Apa yang dinamakan ekonomi disruptif ini telah ditemukan polanya oleh seorang begawan ekonomi dunia.

Jauh di tahun 1939, seorang ekonom kebangsaan Austria yang kemudian menjadi warga negara Amerika dan menjadi guru besar di Harvard, Joseph Alois Schumpeter, telah meramalkan hal ini. Ia menuliskannya dalam sejumlah buku dari mulai History of Economic Analysis, Theory of Economic Development dan buku The Business Cycle. 

Menurut Schumpeter, kreativitas dan inovasilah yang akan memantik revolusi ekonomi. Ia menyebutnya sebagai “Creative Destruction”. Bahwa kreativitas dan inovasilah yang akan merubah struktur ekonomi dari dalam, menghancurkan model lama secara instan, dan secara instan pula menciptakan model ekonomi baru (Schumpeter, 1950, p. 83).

Professor Robert Lanzilloti (2003), guru besar ekonomi dari University of Florida, menjelaskan pernyataan Schumpeter ini dengan menjelaskan hubungannya dengan Kreativitas. Bahwa kreativitas menciptakan nilai baru.

Lanzillotti (2003) juga memberikan contoh bahwa ciri ekonomi kontemporer adalah ia meningkatkan kesejahteraan konsumen. Karena itu bisa dipastikan bahwa produk dan jasa yang memiliki sedikit nilai bagi kesejahteraan konsumen atau yang tidak memberikan servis yang menguntungkan konsumen, dalam jangka pendek maupun jangka panjang, akan punah.

Dalam penjelasannya mengenai apa yang akan merevolusi ekonomi dunia dan menumbangkan kapitalisme, Schumpeter (1934) membedakan antara 5 tipe inovasi;

  • Produk baru
  • Metode produksi baru
  • Sumber bahan baku baru
  • Eksploitasi pasar baru
  • Cara bisnis baru

Kelima tipe inovasi diatas dapat dilakukan oleh pemilik bisnis untuk melakukan transformasi pada bisnisnya. Bila kelima cara ini terus dilakukan, maka bisnis Anda akan menjadi lebih dinamis dan lebih mungkin untuk sustain. Selain juga digabungkan dengan metode creative destruction diatas, yang menekankan pada perlunya inovasi bisnis yang mendatangkan lebih banyak keuntungan bagi konsumen.

Menurut Schumpeter, kemampuan fungsional yang mendasar bagi bisnis  yang harus dikuasai oleh pebisnis agar bisa terus bertahan di pasar adalah;

  1. Mengapresiasi beragam inovasi yang mungkin
  2. Mengatasi hambatan sosio psikologi yang timbul terhadap pengenalan produk baru
  3. Mengarahkan proses produksi ke dalam jalur-jalur baru
  4. Memperoleh pendanaan yang diperlukan untuk inovasi dari sector perbankan
  5. Mendorong pengambilan resiko di sektor produksi
  6. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memenuhi motif pemenuhan keinginan konsumen
  7. Menciptakan pola kepemimpinan yang mendukung inovasi
  8. Merangkul derajat resiko yang lebih tinggi di dunia ekonomi
membuka jalur komunikasi dengan karyawan millenials, act consulting

Membuka Jalur Komunikasi dengan Karyawan Millenial

By Article No Comments

Jika organisasi 70% di antaranya adalah Millenial, yang tidak peduli terhadap etika dan kesantunan, bahkan mengenal nama Direksinya saja tidak, apa yang harus dilakukan?

Kebanyakan millennial bekerja untuk memperkaya pengalaman dan mengasah skill yang mereka miliki. Mereka suka bila bisa berekspresi dan bersuara. Hal yang pertama, dengarkan dengan baik apa yang mereka sampaikan. Karena bila anda tidak menjadi pendengar yang baik, mereka akan bersuara di jalur sosial media, dan ini bisa jadi bumerang bagi organisasi Anda. Menjadi pendengar yang baik, adalah keterampilan yang harus dikuasai oleh manajemen, terutama mereka yang di bagiannya banyak terhimpun para millenials ini.

Millenials bukan tak tahu etika, mereka hanya perlu memahami apa alasan kuat dari setiap hal yang harus dilakukan. Terapkan aturan yang konsisten, dengan memberikan alasan yang kuat di baliknya. Berikan insentif untuk millenials yang disiplin dan memenuhi target. Dengan cara ini, anda mendorong mereka untuk menunjukkan kinerja terbaiknya.

Terapkan pula pola saringan yang ketat. Anda tak memerlukan millenials yang tidak dapat memenuhi etika dan sopan santun dalam jangka panjang. Karena itu, beri mereka inspirasi untuk berkiprah sebaik-baiknya, di tempat lain. Lakukan semua hal dengan simpatik dan cantik. Dengan cara ini, anda menjamin komunikasi dan silaturahmi tetap terjaga. Karena anda tidak pernah tahu nantinya akan seperti apa dan sehebat apa para millenials yang alumni perusahaan anda itu nantinya bisa berkiprah. Karena itu, tetaplah berpikiran positif dan bertindak positif.

melakukan transformasi tanpa orang-orang kunci, act consulting

Melakukan Transformasi Tanpa Orang-orang Kunci

By Article No Comments

Apabila pimpinan satu level di bawah Direksi, tidak mendukung transformasi organisasi, sementara mereka adalah orang-orang kunci dan keahliannya sangat diperlukan, apabila mereka meninggalkan organisasi maka dikhawatirkan akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis, apa yang harus di lakukan?

Inilah pentingnya memiliki talent pipeline dan pola komunikasi terbuka di dalam organisasi. Anda harus menjadikan leadership sebagai tanggung jawab dari setiap orang.

Ciptakan peluang komunikasi yang terbuka dan sama rata. Bila setiap orang merasa bahwa ia didengar, anda akan dapat membangunkan potensi besar dari tiap orang di organisasi.

Keahlian itu dibentuk dari pengalaman. Namun yang terpenting dengan cara ini, anda membangun partisipasi dari tiap orang untuk memajukan organisasi. Dengan cara ini, tak peduli sebanyak apapun orang hebat hengkang dari organisasi, anda akan dapat menumbuhkan peran yang hebat dari orang-orang yang terlihat biasa, namun loyal, yang anda masih miliki.

Yakinlah dengan potensi yang dimiliki oleh banyak orang loyal di organisasi Anda. Dan jangan lupa juga bahwa rekrutmen eksternal dapat juga dilakukan, dan anda dapat menemukan orang pengganti yang lebih baik, dalam waktu yang cepat.

Bahkan bila ancaman untuk keluar sudah muncul, jangan ragu untuk mulai mencari dan menyiapkan calon pengganti dari sekarang. Dengan cara ini, anda memperlihatkan bahwa organisasi tidak mungkin menghentikan transformasi yang dilakukan.

Tidak peduli ancaman tersebut datang darimana. Inilah tantangan terbesar dalam change management. Tapi dengan pola komunikasi organisasi yang tepat, anda dapat melaksanakan langkah-langkah solutif yang tepat, dengan cara yang sebaik-baiknya.

memastikan laju transformasi walau pimpinan berganti, act consulting

Memastikan Laju Transformasi saat Pemimpin Berganti

By Article No Comments

Bagaimana memastikan bahwa transformasi budaya yang sudah d dan dibentuk terus berlanjut sementara terjadi pergantian pimpinan?

Budaya yang baik, terwujud dari peran agent of change. Salah satu peran budaya adalah memperkuat organisasi supaya dapat bertahan dengan perubahan internal dan eksternal seperti apapun. Karena peran budaya tidak bergantung di tangan pemimpin, tapi menjadi embodied di dalam perusahaan, di dalam semua karyawan. Mendarah daging dan diwariskan lintas generasi.

Untuk melakukan ini, lakukan 10 steps of total culture transformation dari ACT Consulting. Pastikan bahwa perubahan values terjadi dan menjadi karakter dari para karyawan. Minimal telah terjadi perubahan karakter di level AOC dan manajemen. Karena itu penting untuk melakukan training-training values internalizations di level AOC dan manajemen, demikian juga dengan langkah-langkah lainnya dari 10 steps.

Dengan mengetahui racun budaya dari hasil pengukuran survey persepsi budaya dalam OCHI (Organization Culture Health Index), misalnya. Anda akan dapat mengetahui ancaman internal ada di departemen mana saja, dan apa harapan tiap departemen itu.

Dari sini anda dapat merumuskan solusi dan strategi yang tepat untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya, dan ini dapat menjamin budaya kerja dapat berubah dan bertahann walau terjadi pergantian kepemimpinan. Karena budaya perubahan sudah menjadi DNA baru di dalam organisasi anda, dan tim AOC dan manajemen telah menguasai keterampilan change management yang diperlukan. Bila belum, anda dapat menyertakan karyawan terbaik Anda di program Certified Change Agent atau Corporate Culture Specialist.