Skip to main content
All Posts By

admin

Partner In Culture Transformation

Memahami Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan) Secara Mudah

By Article No Comments

Banyak kecemasan muncul berkaitan dengan berkembangnya kecerdasan buatan. Namun bila kita memahami AI yang sebenarnya, maka kita akan merasakan manfaatnya alih-alih bersikap takut. Bahkan AI dapat menghemat banyak biaya dan membantu pekerjaan kita lebih luas dan banyak penghematan yang bisa dilakukan 

Istilah Artificial Intelligence (AI) bukanlah hal baru. Definisinya dapat berubah tergantung pada tren dan temuan terbaru dalam penelitian. Secara umum, Kecerdasan Buatan adalah istilah umum untuk aplikasi apa pun di mana sistem komputer mensimulasikan kecerdasan mirip manusia. Ini termasuk pembelajaran, penilaian dan pemecahan masalah.

Sistem AI masih mencapai batasnya ketika berinteraksi langsung dengan orang-orang dan melakukan tugas-tugas kompleks. Tetapi sudah ada beberapa bidang di mana AI jauh di depan manusia: Berbeda dengan otak manusia, kinerja komputer tumbuh sangat pesat, sehingga seiring waktu layanan dan tugas baru dapat dilakukan dan dikuasai.

Sistem AI dapat dibagi menjadi kecerdasan buatan yang kuat dan lemah:

Weak AI 

Weak AI atau narrow AI adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sistem yang memiliki kemampuan dan bisa melakukan simulasi perilaku cerdas berdasarkan metode matematika dan ilmu komputer. Sistem seperti ini mampu melakukan auto optimasi. Tapi dalam weak AI masih terbatas.

Strong AI 

Kecerdasan buatan yang kuat dapat menciptakan sistem yang memiliki kemampuan intelektual yang dapat bekerja atas inisiatifnya sendiri. Sampai saat ini, tidak mungkin untuk membangun sistem seperti itu. Menurut banyak ahli, pengembangan AI yang kuat tidak layak dalam waktu dekat. Akibatnya, semua sistem AI yang ada saat ini dapat diklasifikasikan sebagai AI yang lemah.

Potensi dan Area Aplikasi AI 

Kecerdasan buatan sudah dalam beberapa aspek lebih cepat dan lebih efisien daripada manusia di beberapa area kemampuan. Potensi kecerdasan buatan sangat besar dan menemukan bidang aplikasi inovatif di banyak bidang. Termasuk didalamnya pengenalan teks dan pengenalan wajah, misalnya. 

Chatbots (auto jawab chat dari pengenalan teks) semakin banyak digunakan di situs web atau di aplikasi. Keuntungan besar dari sistem saat ini adalah kemampuan mereka untuk belajar. Semakin banyak contoh algoritme yang didapat sebagai input, semakin baik jadinya.

Kecerdasan buatan telah memasuki hampir setiap industri:

  • Teknik mesin dan pabrik

Kecerdasan buatan dapat mendeteksi masalah dalam rekayasa mesin dan pabrik sebelum terjadi. Memungkinkan sistem maintenance lebih efisien, hingga dapat mengurangi downtime. AI juga efisien dan dapat diandalkan dalam membuat kualitas barang yang diproduksi setara dan serupa.

  • Pertanian

Di bidang pertanian, pembelajaran mesin sudah digunakan untuk mencari tahu di bawah kondisi mana tanaman tertentu dapat tumbuh paling baik dan memberikan hasil tertinggi. Faktor-faktor seperti rasa produk pertanian juga diberikan sebagai input algoritma. Dengan cara ini, sumber daya dapat dilestarikan dan kualitas makanan dapat ditingkatkan.

  • Sektor ritel

Sektor ritel dapat menggunakan kecerdasan buatan untuk mendapatkan perkiraan harian dari volume pembelian yang ideal. Tergantung pada waktu liburan, lokasi, cuaca, dan faktor lainnya, AI dapat memberikan perkiraan yang akurat tentang produk mana yang akan menemukan penjualan pada hari apa.

  • Costumer Service

Dalam area CS, AI dapat ditemukan di banyak tempat dalam bentuk chatbots cerdas yang dapat menerima aduan pelanggan dan menawarkan bantuan serta solusi. Pelanggan dapat dibantu secara instan karena chatbots available secara permanen sepanjang waktu. 

Beragam Jenis Kecerdasan Buatan; 

  • Computer Vision 

Agar manusia dapat bereaksi dengan baik terhadap lingkungan, kita perlu menggunakan indera. Di sinilah mata, dan kemampuan untuk melihat, memainkan peran penting. Hal yang sama berlaku untuk peralatan teknis.

Computer Vision adalah tentang imaji visual yang dapat ditangkap oleh kamera mesin untuk memperoleh informasi visual. Ini dilakukan oleh kamera atau sensor yang merekam visual untuk dianalisis. Berdasarkan data ini, sistem dapat memperoleh dan mengeksekusi langkah-langkah tertentu.

Computer Vision pada Mesin (Machine Vision) sudah ada di banyak bidang. Dimulai dengan memindai barcode. Machine Vision pada alat berat kini semakin banyak digunakan untuk kontrol kualitas. Sebagai contoh, objek diperiksa untuk menyamakan ukuran, bentuk dan warna, lalu secara otomatis disortir jika ada perbedaan. 

Machine Vision juga diperlukan dalam kemudi otonom (autonomous driving). Sensor dan kamera menganalisa lingkungan di sekeliling mobil dan mencoba mengenali objek apa saja yang ada, lalu merencanakan gerakan mobil sesuai keadaan lingkungan. 

  • Machine Learning (Pembelajaran Mesin)

Pembelajaran mesin menggambarkan kemampuan suatu sistem untuk belajar secara mandiri tanpa pemrograman eksplisit. Sistem mengenali pola dalam database yang ada dan mengembangkan solusi. 

Penerapan Machine Learning dibagi menjadi tiga kategori:

• Pembelajaran yang diawasi,

• pembelajaran tanpa pengawasan dan

• pembelajaran yang diperkuat (reinforce learning)

  • Natural Languange Processing

Tujuan Natural Language Processing (NLP) adalah untuk menciptakan komunikasi ucapan yang paling luas jangkauannya antara manusia dan komputer. Di satu sisi komputer harus dapat memahami ucapan, di sisi lain ia harus dapat mensintesisnya.

NLP sudah ada di banyak daerah. Pada saat yang sama, NLP juga menjadi subjek penelitian saat ini. Perkembangan dalam disiplin AI ini mengalami kemajuan pesat. Kita dapat memberikan perintah kepada asisten bahasa seperti Siri atau Alexa, meminta informasi dan dapat melakukan percakapan (sederhana) dengan mereka.

NLP digunakan dalam sistem yang menerjemahkan bahasa lisan dan tulisan secara real time atau mengekstrak teks dari dokumen yang dipindai. Kasus penggunaan teknologi ini serba guna.

Perlunya Langkah Kolaboratif Industri Medis Dunia Untuk Mencegah Perluasan Wabah Virus Global

By Article No Comments

Dalam acara World Economic Forum hari ke 2 di tanggal 22 Januari 2020, para ahli kesehatan dari seluruh dunia mendiskusikan sejumlah topik berkenaan dengan beragam langkah yang akan dilakukan secara kolaboratif dalam dunia kesehatan global berkenaan dengan Global Risk Report 2020 yang telah dipaparkan seminggu sebelum acara tahunan yang mengumpulkan para ekonom dunia di Davos tersebut. 

Tiga orang ahli yang berdiskusi dalam acara tersebut adalah Prof Heidi Larson, antropolog yang memimpin The Vaccine Confidence Project dan Professor di Departemen Kesehatan Global di University of Washington; Richard J. Hatchett, MD, Dokter dan CEO of the Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI); Prof Lars Rebien Sørensen, Komisaris Novo Nordisk Foundation dan Professor di School of Life Sciences Universitas Copenhagen, Denmark. Kirsten Salyer, Bagian Public Engagement dalam World Economic Forum. Sebelumnya Salyer telah menulis paparan mengenai perlunya Sistem Penyaringan Sintesis DNA Global untuk Mengatasi Teror Bioteknologi (Global DNA Synthesis Screening System to Counter Biotech Terror). 

Hatchett menyebutkan bahwa pada tahun 2015, Korea Selatan menghadapi kerugian lebih dari 10 milyar dollar akibat merebaknya virus MERS. Saat itu terdapat 186 kasus MERS yang menyebabkan meninggalnya 36 orang meninggal. Saat itu terjadi disrupsi dalam sektor ekonomi di Korea Selatan. Saat dihitung, terdapat kerugian sebanyak lebih dari 50 juta dolar per kasus, demikian seru Hatchett. Besarnya angka tersebut seharusnya menggugah lebih banyak pihak di berbagai pemerintahan di masing-masing negara di dunia. 

Masalah kesehatan dunia bukanlah suatu hal yang dapat dipastikan atau dapat diprediksi, jelas Hatchett. Sebagai satu-satunya dokter medis yang duduk dalam diskusi tersebut, Hatchett menginginkan agar dibentuk langkah bersama dari industri medis, pemerintahan, dan lembaga global.  Ia menegaskan bahwa harus terdapat suatu sistem untuk melakukan penghitungan resiko medis global ini. karena selama ini hanya tindakan kuratif yang bisa dilakukan saat terjadinya virus outbreak, jelas Hatchett lagi. 

Hatchet menginginkan agar di momen ini semua pihak yang memiliki otoritas untuk melakukan langkah terkait dalam masalah penyebaran virus global ini dapat saling terlibat secara erat. Langkah yang harus dilakukan bersama-sama dan untuk mencegah perluasan wabah virus (virus outbreak).

Hatchett menyebut bahwa langkah ini amat penting dan harus diperlakukan dengan setara selayaknya upaya dunia dalam mencegah masalah keamanan siber (cyber security). Dimana saat ini, para ahli keamanan siber telah membuat langkah bersama untuk saling komunikatif dan kolaboratif dalam mencegah adanya peretasan global berikutnya. 

Hatchet juga menyebutkan bahwa harus ada perangkat persiapan medis di masing-masing daerah di tiap negara. Karena masalah wabah virus ini sangat tidak dapat dipastikan.  Richard Hatchett pun menjelaskan bahwa ada aspek lingkungan yang berkaitan erat dengan masalah ini. bahwa para ahli harus mengatur resiko dengan perspektif aktuarial untuk melihat besaran angka asuransi yang menjadi resiko, yang tentunya sangat besar nilainya. Hal ini agar pemerintah menjadi lebih waspada dan tidak lengah dalam mempersiapkan perangkat medis untuk mengatasi situasi darurat akibat wabah virus ini. 

Heidi Larson pun menambahkan bahwa para ahli dari seluruh dunia harus menyadari bahwa masalah kesehatan ini bukan hanya tanggung jawab industri medis. Karena dalam upaya penanganan wadah global ini, terdapat aspek keamanan di tingkat global dan di masing-masing daerah di dalam negara. Seperti yang ia tangani saat terdapat wabah di Pakistan, Afrika, dan daerah lainnya. 

Larson pun mengatakan bahwa saat ini secara umum di dunia telah ada prosedur penyelamatan untuk kasus seperti kebakaran atau gempa bumi. Tapi belum ada prosedur yang dapat diterapkan secara umum di seluruh dunia untuk masalah wabah virus ini. Untuk itu prosedur semacam ini harus dirancang dan disosialisasikan ke seluruh dunia, dengan dukungan masing-masing pemerintah.  

Sementara, Sorensen sebagai wakil dari industri medis menyatakan bahwa wabah virus umumnya terjadi karena mutasi genetika pada virus yang semula menyerang hewan, yang kini menyerang manusia dan menjadi tidak tersembuhkan. Hal ini karena virus outbreak tersebut tidak dapat diduga dan tidak dapat diramalkan sebelumnya. Untuk itu, kata Sorensen lagi, pihak industri farmasi dan produsen peralatan medis bisa mengambil langkah maju lebih dulu. 

Sorensen mengatakan seperti itu karena, wabah virus atau virus outbreak bukanlah tanggung jawab  industri medis. Namun, industri kesehatan dan produsen peralatan kesehatan memiliki pengetahuan, kebijaksanaan, teknologi, dan kemampuan manufaktur yang diperlukan untuk dapat lebih maju selangkah sebelum suatu wabah virus menyebar secara luas. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhitungkan resiko berulangnya wabah virus (recurrent risk). 

Ditambahkan lagi oleh Hatchett bahwa perulangan wabah virus ini terjadi dalam kurun waktu tertentu, sekitar 3 tahun atau 5 tahun. Untuk itu, perlu disiapkan bersama suatu perangkat penghitungan resiko medis definitif (new definitive medical counter measure) dari berbagai negara secara kolaboratif. 

Lima Unicorn Empatik dan Kreatif dari Indonesia Untuk Dunia

By Article No Comments

Go-Jek $10.0 Supply chain, logistics, & delivery Formation Group, Sequoia Capital India, Warburg Pincus
Tokopedia $7.0 E-commerce & direct-to-consumer SoftBankGroup, Alibaba Group, Sequoia Capital India
OVO $2.9 Fintech Grab, Tokopedia, Tokyo Century Corporation
Bukalapak $2.5 E-commerce & direct-to-consumer 500 Startups, Batavia Incubator, Emtek Group
Traveloka $2.0 Travel Global Founders Capital, East Ventures, Expedia Inc.

Kreativitas akan menjadikan suatu bisnis menjadi lestari, sementara langkah empatik akan selalu mampu membuka hati masyarakat dunia yang lebih luas. Setidaknya, itulah yang terlihat dari kemunculan lima kuda tempur ajaib dari ranah teknologi informatika dari Indonesia yang makin bergerak menembus berbagai penghalang tembok kapitalitasi global. 

Saat ini posisi nomor satu decacorn teratas memang masih diduduki oleh bytedance dengan salah satu aplikasinya TikTok yang bergerak dalam ranah hiburan. Namun kelima kuda tempur ajaib dari Indonesia memiliki kelebihan yang tak terbantahkan. Bahwa kelimanya memiliki model bisnis social entrepreneurship yang kental. 

Dalam model bisnis social entrepreneur ini, para pengusaha mengutamakan upaya untuk memberikan pertolongan sosial tanpa memandang pada keuntungan apa yang bisa dipetik. Keuntungan kemudian baru muncul setelah masyarakat mengetahui dan menyadari bahwa aplikasi yang disediakan tersebut mampu menolong hidup mereka dan memberdayakan mereka hingga bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik dari keterhubungan yang disediakan dalam aplikasi tersebut. 

Tanpa berusaha untuk menonjolkan salah satu diatas yang lain, masing-masing aplikasi kreatif dan empatik karya anak bangsa ini, memiliki nilai kepedulian yang kental. Berangkat dari kepedulian untuk mengangkat sesama dari jurang kemiskinan. Untuk menghasilkan keterhubungan antara konsumen dari produk dan jasa yang dibutuhkan secara luas, dan menghasilkan putaran ekonomi yang tinggi dari itu. 

Kelima aplikasi informatika ini memiliki fitur komunikatif, detail dan mudah dalam tampilan sederhana yang interaktif dan memudahkan konsumen dalam mengakses berbagai jasa yang dibutuhkan dan menjadi penolong di saat-saat yang kritis. Bahkan istimewanya lagi, kelimanya memiliki prinsip yang tinggi, dan nilai daya guna yang juga tinggi. 

Model bisnis social entrepreneurship ini dapat membesar setelah masyarakat bisnis tergugah dan menjadi tertolong dengan aplikasi ini. Lalu dunia usaha secara luas kemudian menyadari besarnya dampak yang dapat dihasilkan tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi. 

Untuk itu, nilai sosial entrepreneurship yang tumbuh itu kemudian mendapatkan bantuan dari berbagai perusahaan permodalan yang kemudian menggelontorkan bantuan dalam jumlah milyaran rupiah hingga milyaran dollar besarnya. 

Namun sayangnya, model bisnis yang dimiliki oleh suatu pemilik usaha tersebut dapat menjadi boomerang yang menyakitkan. Untuk itulah, para pemodal selain juga memberikan bantuan keuangan, mereka pun ingin ikut membesar bersama aplikasi yang diserap secara tinggi karena dibutuhkan oleh publik tersebut.  

Simbiosa bisnis yang dihasilkan pun menggurita dan meraksasa, setelah pihak pendana pun memberikan saran dan syarat bisnis yang ketat. Para pendiri dan pemilik perusahaan kuda tempur ajaib ini pun dipilih dengan hati-hati oleh para pendana. Mereka melihat pada sisi kepribadian dari pemilik usaha, apa visi dan apa tujuan mulia yang ia inginkan. Karena pada akhirnya mereka hanya bisa berinvestasi para orang yang mereka percayai, pada orang yang tujuan mulianya ingin ia dukung. 

Para pendana juga melihat model bisnis, ceruk pasar yang dipilih, dan kejelian para founder ini dalam menyusun rencana bisnis, perbaikan model bisnis, dan pemilihan momen cohort dalam teknik marketing yang dipilih. Hingga kita kemudian mendengar sejumlah cerita tentang keberhasilan strategi marketing yang menciptakan sendiri momen monumentalnya. 

Bahwa detail cohort yang dipilih ditentukan bukan hanya dengan hitungan matematika ekonomi saja, tapi juga dari penjagaan nilai prinsip apa yang ingin ditegakkan para founder dalam langkah-langkah ekspansif mereka.  Mereka juga melihat pada strategi budaya seperti apa yang dipilih untuk ditumbuh kembangkan dalam perusahaan. Karena pada akhirnya para penghuni dan pengembang di dalam kuda tempur tersebut yang akan meneruskan atau menghancurkan langkahnya. 

Sebagai masyarakat yang berjumlah besar, Indonesia memiliki kekuatan ekonomi yang tidak bisa diremehkan. Namun disini kita harus menyadari bahwa anak bangsa memiliki banyak keunggulan, dengan daya empati dan kreativitas kita. Kita juga harus mulai terus menggeliat agar tidak hanya menjadi pasar tapi bangkit menjadi pelaku bisnis yang mampu bermain di tingkat regional. Bahwa visi mulia yang dimiliki para founder tersebut juga dibutuhkan oleh masyarakat luas di negara lain yang membutuhkan layanan aplikasi buatan anak bangsa tersebut.  Hayuk Going Global Bersama ACT Consulting!  

Empati-dan-Kreativitas-Sebagai-Kunci-dalam-Inisiatif-Reskilling-dan-Upskilling-Sumber-Daya-Manusia

Empati dan Kreativitas Sebagai Kunci dalam Inisiatif Reskilling dan Upskilling Sumber Daya Manusia

By Article No Comments

Sejumlah perusahaan asing yang berinvestasi di negeri kita hengkang dan meninggalkan belasan ribu pekerja yang menjadi pengangguran. Elektrifikasi kendaraan telah mengubah wajah industri otomotif dunia. Resesi ekonomi tengah mewabah ke berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara produsen sparepart otomotif berbahan bakar minyak. 

Di Jerman saja, sejumlah kota yang memiliki pabrik penghasil komponen otomotif seperti pabrik penghasil komponen inti dalam fuel pump di mesin bensin misalnya, kini pun harus menghadapi penutupan pabrik. Lalu apa yang harus dilakukan untuk para pengangguran baru ini? lalu bagaimana dengan seluruh pengangguran lainnya? Bahkan apa yang harus dilakukan untuk mereka yang masih bekerja? 

Tenaga manusia kini makin banyak digantikan oleh robot. Bahkan sebagian kemampuan otak manusia pun bisa ditiru dan kecerdasan buatan makin lazim digunakan untuk menjadi perpanjangan tangan manusia dalam melakukan kemampuan komputasi, prediksi, dan analisa tingkat tinggi. 

Kemampuan komputasi robot, kemampuan kapturasi visual sub atomik, kemampuan robotika dalam meniru struktur molecular dengan teknologi nano, kesemuanya memang bukan serangkaian hal yang mampu dilakukan oleh manusia. 

Namun, tidak ada yang mampu meniru kemampuan orisinalitas manusia dalam hal yang bersifat imajinatif, proses kreatif, kemampuan untuk menghasilkan karya yang diluar terkaan robotika yang komputatif sifatnya. 

Berbeda dengan robot yang repetitif dan terbatas dalam menjalankan tugas yang diberikan padanya, manusia memiliki daya cipta yang tak kan terkalahkan oleh robot secanggih apapun. Pun robot amat sangat dungu bila dibandingkan manusia dalam menghasilkan pulasan seni yang menyentuh dan menghentak serta mengagumkan. 

Karena itu, sisi manusiawi inilah yang harus terus dikembangkan dalam upaya reskilling tenaga kerja yang tengah berkarya maupun yang masih belum memiliki kesempatan kerja. Reskilling dan upskilling itulah kunci. Bahwa dalam diri umat manusia sekarang tidak akan pantas apabila diajari kemampuan untuk menghafal, menghitung, mengukur, karena robot jauh lebih baik dalam hal tersebut. 

Empati dan kreativitas manusia, adalah kunci untuk dikembangkan lebih jauh. Kita bisa melihat bagaimana begitu banyak hasil teknologi telah dikembangkan. Tapi yang mana yang akhirnya memenangkan hati masyarakat? Tentu yang paling peduli. Kita bisa melihat bagaimana para jenius dunia memiliki begitu banyak daya cipta, namun mana yang kemudian dipilih publik secara luas? Hanyalah yang paling tulus. Itulah yang menjadi inti dalam social entrepreneurship yang sebenarnya bukan suatu rahasia. 

Kita juga bisa melihat bahwa dalam realita di dunia maya dan di dunia nyata, hal buruk yang memiliki nilai kemanusiaan yang rendah, masih menjadi minat masyarakat hingga menghasilkan dollar dalam jumlah banyak. Namun ke depannya, hal buruk seperti kekerasan, pornografi, yang saat ini masih menghasilkan milyaran dolar tersebut akan makin mengecil peminatnya. Bahwa apa yang tidak bernilai tinggi bagi masyarakat, tidak baik bagi masyarakat secara umum, akan makin tertinggal. 

Hal ini nyata terlihat dari bangkitnya para zellenial. Kaum amat muda ini telah tampil di panggung-panggung penting dunia, mengalahkan kekuatan dan pesona para politisi dan para pemimpin di dunia birokrasi. Bahwa kekuatan zellenial ini mampu membangun perubahan yang nyata untuk tegak di masyarakat.  

Bahwa empati dan kreativitas tingkat tinggilah yang menjadi kekuatan para zellenial ini dalam membangun impiannya. Hingga dengan kecerdasan dan kemampuan kolaborasinya, mereka mampu menghasilkan berbagai aksi dan gerakan yang monumental, mengubah berbagai kekuatan dan pengaruh buruk yang ditinggalkan oleh generasi sebelumnya. 

Untuk itulah upaya reskilling sumber daya manusia global dicanangkan di berbagai tempat kritis di dunia yang paling rentan akan pengaruh robotika proses manufaktur, namun memiliki kekuatan daya empati dan daya kreasi yang tinggi. Dengan diiringi juga oleh pertumbuhan global future council di tempat yang sama. Kita bisa melihat upaya yang empatis dari World Economic Forum ini telah dirintis diantaranya di Uni Emirat Arab, Afrika, China, Amerika Latin, yang memiliki kekhasan tersebut. 

Indonesia yang memiliki satu decacorn dan empat unicorn tentu saja dianggap sebagai negara yang akan unggul di masa depan. Bahkan secara tidak langsung munculnya kelima kuda tempur informatika tersebut di tanah air menjadi suatu tanda bahwa masyarakat bangsa ini sebenarnya memiliki kekuatan ekonomi dan kecerdasan serta kreativitas yang diperlukan untuk tetap hadir di panggung persaingan dunia, di berbagai bidang. 

Maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah dalam hal perluasan dan pengasahan bakat-bakat gemilang yang di negara ini tumbuh bagai jamur di musim hujan. Agar jangan sampai negara ini terpukau lalu tertinggal dalam upaya persaingan dalam bangsa lain, karena hanya dengan mengandalkan pasar dalam negeri dan pasar asean saja, kekuatan ekonomi yang terbangun sudah sangat besar. 

Pentingnya Prinsip dan Nilai dalam Pengembangan Kemampuan Komputasi Kuantum dan Kecerdasan Buatan (AI) Ala Google

By Article No Comments

“Alam semesta bekerja dalam kecepatan dan akurasi quantum”, tukas Sundar Pichai, CEO Alphabet dengan Google Group termasuk di dalamnya. “Untuk itu, diperlukan kemampuan Quantum Computing dalam upaya kita untuk memahami alam semesta”, lanjut Pichai dalam menjawab pertanyaan dari Prof Klaus Schwab, Presiden dari World Economic Forum di acara ke 50 dari sejak organisasi ini pertama kali didirikan. 

Apa yang ditanyakan oleh Schwab adalah mengenai alasan apa yang muncul dalam upaya keras Google untuk menghasilkan teknologi terkini dan tercanggih dalam Quantum Computing dan Artificial Intelligence. Schwab pun terpana mendengarkan penuturan Pichai yang disampaikan dalam intonasi yang sederhana namun memukau itu. 

Dengan tersenyum, Schwab melanjutkan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Salah satunya tentang alasan apa yang mendorong Pichai untuk mempelajari teknologi informatika sebagai minat utamanya. Pichai menyampaikan bahwa, keterbukaan akses pada teknologilah yang telah banyak mengubah hidup banyak orang, termasuk dirinya.  

Pichai menyatakan sendiri bagaimana masyarakat India yang begitu sederhana kemudian tampil sangat gemilang setelah mereka mulai mengenal teknologi. Bahkan India lebih unggul dibandingkan sejumlah negara Asia yang berada di sekitarnya, walaupun masih terdapat masyarakat sangat sederhana di dalamnya. 

Untuk itulah, seperti apa yang diungkapkan oleh Schwab, Pichai dikenal sebagai seorang “Tech Optimist”. Berbeda dengan tokoh teknologi seperti Elon Musk yang memiliki rasa takut pada kekuatan apa yang dapat tumbuh dari pengembangan AI di berbagai belahan dunia. 

Quantum Computing yang ada di dalam inti Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan, adalah hasil komputasi buatan mesin yang dirancang manusia, untuk dapat lebih baik dalam menerka dan membantu hidup manusia. “Untuk bisa lebih baik dalam memprediksi curah hujan, misalnya” ujar Pichai pada Scwab mengenai ketakutan dunia akan pemanasan global. Bahkan Pichai menyampaikan bahwa AI dapat amat baik untuk membantu masyarakat global dalam melakukan berbagai upaya pencegahan pemanasan global. 

Schwab juga menyampaikan kekagumannya pada teknologi buatan Google yang dikembangkan untuk membantu perkembangan dunia biologi dan kedokteran secara global. Pichai pun menambahkan bahwa AI amat membantu para tenaga medis dan menjadi kekuatan yang dapat diandalkan untuk melakukan perhitungan yang bersifat akurat dengan kemampuan AI dalam kamera medis misalnya, yang mengukur ukuran sel dalam kerangka nanometer. Hal yang tak mampu dijamah manusia dengan keterbatasannya, mampu untuk diatasi oleh kecedasan buatan yang berfungsi seperti perpanjangan tangan manusia. 

AI telah dapat membantu manusia melakukan operasi medis bertenaga laser dengan hitungan nano dan mikron. Kamera AI dapat membedakan sel yang berbahaya dan yang aman. Hingga prediksi serta pengambilan keputusan medis dalam skala yang lebih luas dan merata. Untuk itu berbagai kemajuan AI ini menjadi perhatian besar dan ditunggu-tunggu secara luas oleh masyarakat dunia. Hingga dapat menemukan sel kanker dari sebuah foto  yang dihasilkan dengan kamera nanotechnology dalam radiologi. 

Selain itu, saat ini AI pun telah amat membantu dalam menyediakan data dan mengolah data medis secara luas dan rinci. AI pun membantu tenaga medis dalam analisa pathology. Bahkan membantu para tenaga medis untuk mengambil keputusan, yang semula bisa penuh perdebatan dan keraguan. 

Dalam kegiatan ekonomi, google search pun telah membantu dunia usaha. Pichai menyatakan bahwa secara umum masyarakat telah menghasilkan hingga 300 milyar dollar dari hasil pencarian di google, untuk kawasan Amerika Serikat saja. Hasil ini tidak dapat dihitung secara global ke seluruh dunia secara total, karena banyak kawasan dunia memiliki mesin pencarinya sendiri. Walau banyak juga yang masih menginduk dan mengekor ke google untuk urusan pencarian data ini. 

Schwab yang amat terkesan dengan kesederhanaan Pichai dan komitmennya dalam menjaga Etika di Google, menyatakan bahwa saat ini, perusahaan besar yang dipimpinnya tengah berada di ujung tombak dalam revolusi inovasi. Bahwa google telah menghasilkan dampak baik yang luar biasa besar. Dengan tetap rendah hati Pichai menyampaikan bahwa memang Google telah menempatkan banyak batu lompatan yang penting bagi para penemu dunia secara umum. 

Pichai pun menyampaikan bahwa komputasi kuantum telah merevolusi penemuan selama 40 tahun terakhir ini. Dengan kemampuan dan kecepatan sub atomik yang dimilikinya, kecerdasan kuantum telah mampu menyibak struktur molekul terkecil. Hingga membuka kemampuan para jenius dunia untuk menghasilkan lebih banyak lagi penemuan. Untuk menciptakan obat bagi kanker, untuk menghasilkan tenaga hydrogen tingkat tinggi, untuk melakukan enkripsi  pada skrip paling rahasia, dan untuk melakukan upaya terkini dalam menangani pemanasan global akibat perubahan iklim di planet bumi. 

Schwabb juga menyatakan bahwa Uni Eropa dan Amerika telah banyak menghasilkan temuan dalam level global. Namun semua hasil dari sistem komputasi kuantum dan kecerdasan buatan tersebut seperti mata pisau, yang bisa membantu namun juga bisa berbahaya. Untuk itu, kata Pichai, pemerintah di seluruh dunia harus memiliki hukum yang secara global disepakati dalam pengembangan dan penerapan AI ini. Agar berbagai hal yang dihasilkan memiliki nilai bagi kelangsungan hidup manusia, dan bukan sebaliknya. Bahwa masing-masing pemerintah tersebut harus menyetujui prinsip yang satu dalam menghasilkan pendekatan yang teratur di bidang komputasi kuantum dan kecerdasan buatan (AI) ini. 

Satya Nadella Tentang Kredo Budaya Empowerment Yang Inklusif Dari Microsoft

By Article No Comments

Dalam suatu diskusi yang dilakukan dalam World Economic Forum di tanggal 14 Desember tahun 2019, Satya Nadella, CEO Microsoft, diwawancara oleh President dari World Economic Forum, Prof Klaus Schwabb. Dalam kesempatan tersebut Nadella menyampaikan bahwa Microsoft memiliki kredo untuk melakukan pemberdayaan (empowering) kepada semua orang dari semua sudut yang berbeda di dunia.

Satya Nadella menggambarkan bahwa kredo empowerment itulah yang menurutnya paling menggambarkan visi dan misi dan yang menentukan apa dan siapa di Microsoft.

Nadella juga menyampaikan bahwa semua produk yang diciptakan oleh Microsoft, apakah itu xbox atau perangkat berteknologi tinggi, kesemuanya ditujukan untuk pasar dunia secara keseluruhan. Saat Klaus Schwab selaku Presiden dari World Economic Forum menyampaikan bahwa bila demikian maka seharusnya beragam produk digital dan ekonomi digital ditujukan bagi semua orang di seluruh dunia secara inklusif dan tidak membeda-bedakan.

“Ya”, dengan penuh semangat. Dalam merancang suatu produk di Microsoft misalnya, Nadella menyampaikan bahwa Desain adalah ilmu kelas satu yang harus melibatkan orang dari berbagai latar belakang pendidikan. Bukan hanya soal menentukan garis dan lengkung dalam sebuah prototype produk, tapi juga memerlukan pertimbangan sosiolog, ahli budaya (anthropologis), ahli matematika, dan ahli desain produk dan sebagainya. Agar produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat secara umum.

Hal ini tentu saja berbeda dengan sejumlah visi perusahaan besar dunia yang menduduki posisi sebagai orang terkaya di dunia. Pemilik perusahaan brand fashion mahal misalnya, kini telah masuk dalam jajaran 10 orang terkaya di dunia.  Padahal produk yang diciptakan oleh perusahaan tersebut tidak menjadi kebutuhan primer bagi banyak penduduk dunia. Hanya menjadi suatu lambang kemewahan semata.

Terhitung ada pemilik dua merk branded yang masuk dalam daftar 10 orang terkaya dunia yaitu Arnault dan Carlos Slim Helu. Keduanya memiliki brand yang punya tingkat penjualan yang terhitung laris dan mendatangkan banyak keuntungan bagi usaha fashion mereka.  Satu perusahaan produsen IT besar dunia pun pernah ada di posisi teratas sebagai perusahaan terkaya. Padahal produk mereka bukanlah suatu produk yang mampu memasyarakat, karena daya beli masyarakat yang tidak mungkin untuk membayar harga tingginya.

Di tengah kegandrungan masyarakat dunia akan produk branded tersebut, Nadella yang bijak dan berasal dari tanah India yang sampai tahun 2020 ini masih memiliki banyak penduduk miskin tersebut, menyampaikan bahwa di dalam kepemimpinannya di Microsoft ia akan menjaga kredo empowerment tersebut.

Hal yang terhitung mulia untuk menjadi visi besar yang akan menjadikan sebuah perusahaan mampu terus dicintai oleh masyarakat. Di tengah derasnya kemunculan berbagai sistem operasi dalam administrasi dan keuangan, Microsoft masih tetap dicintai oleh banyak penduduk dunia karena kredo empowerment yang diberikan secara inklusif tersebut. bagaimana dengan perusahaan Anda? Apakah telah memiliki kredo yang kokoh? Apakah kredo tersebut telah menjadi jiwa bagi budaya perusahaan Anda? Apakah visi misi perusahaan Anda tergambar dalam kredo tersebut?  Mari kita terus membuka diri untuk mempelajari berbagai pengetahuan terbaru dari berbagai belahan dunia untuk mencapai kredo mulia yang ingin kita galang di perusahaan tempat kita bekerja. Salam Perusahaan Berbudaya.

AI Leadership Toolkit dari World Economic Forum 2020

By Article No Comments

Sebuah pertemuan kelas dunia haruslah menyediakan apa yang dibutuhkan oleh pesertanya. Mengantisipasi hal tersebut, 7 hari sebelum World Economic Forum (weforum) diselenggarakan, lembaga ini meluncurkan AI Leadership Toolkit.  Langkah ini dilakukan sebagai sebuah upaya untuk menghadirkan aturan tertulis mengenai pengembangan kecerdasan buatan untuk berbagai perusahaan dunia yang terlibat.

Terdapat 7 Bidang dalam AI Leadership Toolkit yang diluncurkan oleh WEForum 2020 ini.  7 hal tersebut adalah; Strategi Branding, Keamanan Siber, Masyarakat dan Budaya, Strategi Teknologi, Strategi Operasional, Strategi Persaingan, dan Strategi Konsumerisasi. 

Dalam masing-masing bidang tersebut, AI yang telah dan akan dikembangkan haruslah memenuhi aturan Etika yang ditetapkan secara global. Namun penerapan etika ini pun harus dirumuskan bersama oleh masing-masing pemerintah, diiringi oleh proses audit, dan dilakukan dengan mempertimbangkan resiko yang ada. Dalam penetapan etika penggunaan AI ini pun setiap pihak harus memperhatikan dengan jelas tanggung jawab masing-masing serta menelisik tiap kata khusus dan istilah yang digunakan agar memiliki tataran bahasa yang sama.

Dalam sumber dari website resmi world economic forum, terdapat penjelasan dasar dari 7 Modul Strategi dalam AI Leadership Toolkit yang mencakup topik strategi AI ini;

Merek/ Branding : mempekerjakan AI untuk mempertahankan reputasi merek. Menggunakan AI untuk mengelola merek, membangun kepercayaan publik, dan melindungi citra perusahaan; membangun reputasi merek dengan mengembangkan, menyebarkan, atau menggunakan AI untuk meningkatkan masyarakat.

Persaingan: mengeksploitasi AI untuk menyelesaikan misi organisasi. Dampak pada strategi, persaingan, dan industri; menggunakan AI untuk mengganggu, bersaing, dan tumbuh; mengantisipasi risiko.

Pelanggan: memperkuat hubungan pelanggan dengan AI. Nilai bagi pelanggan; peningkatan layanan; kebutuhan dan masalah pelanggan; membangun dan memelihara kepercayaan.

Cybersecurity: membangun ketahanan terhadap risiko cyber AI. Menilai dan menangani risiko keamanan dari AI; menggunakan AI untuk meningkatkan ketahanan dunia maya; mengintegrasikan ketangguhan dunia maya ke dalam strategi.

Model pengoperasian: menggunakan AI untuk meningkatkan proses. Transformasi dan inovasi model proses dan operasi; meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Manusia dan budaya: memungkinkan AI dan manusia untuk bekerja bersama. Augmentasi manusia; budaya dan etika untuk kesuksesan AI; inklusi dan keanekaragaman; kepegawaian dan keterampilan; menggunakan AI dalam manajemen sumber daya manusia.

Teknologi: mengelola implementasi AI. Membangun sistem AI; menarik investasi TI yang ada; pembelian dan mitra utama; membayangkan masa depan teknologi AI.

Pengurangan Investasi di Perusahaan Beremisi Karbon Tinggi Untuk Menjaga Sustainabilitas Planet Bumi

By Article No Comments

Dalam Global Risk Reports World Economic Forum 2020 dikatakan bahwa masalah utama dunia adalah dalam hal perubahan iklim atau climate change yang disebabkan oleh meningkatnya sampah dan emisi karbon dioksida. 

Isu perubahan iklim ini telah banyak disebarkan sejak Al Gore masih menjabat sebagai wakil presiden di Amerika Serikat. Namun baru beberapa tahun ini masyarakat dunia mulai melakukan langkah-langkah nyata untuk melakukan pencegahan dari terjadinya kerusakan yang lebih parah.

Kesadaran massif ini baru muncul setelah masyarakat dunia merasakan sendiri pemanasan global yang menyebabkan terjadinya bencana banjir bandang dan munculnya kebakaran hutan yang parah di berbagai belahan dunia.

Para pemimpin muda dari generasi zellenial, yang lahir setelah tahun 2000 pun mulai muncul dari berbagai negara di dunia. Para zellenial leader ini telah bisa berbicara untuk kelangsungan hidup generasinya. Seorang Greta Thunberg sejak usianya masih 9 tahun telah mulai berbicara bahwa ia ingin agar anak cucunya nanti masih bisa hidup di dunia yang sehat dan masih bisa menikmati oksigen dari udara bebas.

Di momen World Economic Forum 2020, Greta Thunberg yang kini telah berusia remaja tampil sebagai pemimpin muda yang mampu menggubah pidato yang mencekam dari beragam penelitian yang ia susun secara naratif.  Greta menyatakan bahwa perubahan suhu global sebanyak 1,5 derajat celcius akan bisa memusnahkan banyak spesies dunia dan menyebabkan terjadinya bencana alam yang massif.

Data yang dikumpulkan Greta Thunberg dari berbagai penelitian yang dibacanya itu menjadi fakta menakutkan yang baru diketahui publik secara umum dan terbuka pada WEF 2020 ini. hingga para pemimpin dunia seperti Chief Economist dari China, Ma Jun pun menyatakan bahwa kini negaranya yang semula menjadi negara penghasil emisi karbon terbesar dunia, sudah mulai melakukan evaluasi yang menyeluruh dan melakukan langkah investasi yang hati-hati.

Chief Economist China, Ma Jun dalam penyampaiannya kemarin, tanggal 21 Januari 2020 menyampaikan bahwa negaranya saat ini memang masih membakar batubara hitam yang merusak lapisan ozon dunia hingga saat ini.

Namun Ma Jun juga menyampaikan bahwa dalam realita ekonomi,  China dan banyak negara dunia lainnya seperti Indonesia, pembangkit listrik tenaga batubara masih menjadi pilihan produksi listrik yang termurah dan masih terhitung aman dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar nuklir sebagai penghasil energi. 

Masalah keberlanjutan ekonomi atau sustainabilitas kehidupan di planet bumi ditampilkan pada hari pertama dari rangkaian diskusi di forum ekonomi terbesar dunia tersebut. World Economic Forum yang dihadiri oleh mayoritas pemimpin negara, pemimpin perusahaan, serta para menteri ekonomi dari berbagai negara ini pun dipaksa untuk memikirkan ulang berbagai kebijakan dan peraturan dalam negerinya masing-masing dalam berbagai upaya untuk penyelamatan ekosistem alami di planet tercinta ini.

Bahkan perusahaan asuransi besar dunia, serta perusahaan investasi besar dunia yang tampil berdiskusi dalam tajuk “Averting Climate Apocalypse” atau “Mencegah Kiamat Iklim Dunia” pun menyampaikan bahwa mereka telah membuat kebijakan dalam dunia investasi untuk mendukung upaya penyelamatan ekosistem planet bumi. 

Bahwa kini berbagai lembaga keuangan dunia harus mematuhi aturan untuk tidak melakukan penanaman investasi di perusahaan yang tidak melakukan kebijakan yang mendukung sustainabilitas ekosistem di planet bumi.  Oliver Bate, CEO dari sebuah perusahaan asuransi besar dunia semula menetapkan tahun 2050 sebagai tahun “carbon neutral”.

Namun masih dalam WEforum hari pertama, perwakilan dari masyarakat asli yang tinggal di hutan di negara Chad, Hindou Oumarou Ibrahim berkata dengan tegas bahwa masyarakat darimana ia berasal tidak bisa menunggu hingga tahun 2050. Bahwa upaya penyelamatan bumi harus dimulai sekarang. Karena bahkan sekarang pun sudah terlambat. Bahwa penduduk di negaranya tidak bisa menunggu 30 tahun lagi. Karena “mungkin bumi tidak sampai pada usia tersebut”, demikian kalimat yang meluncur secara jujur dari lisan Oliver Bate yang meralat kata-katanya sendiri di awal diskusi.

Global Risks Report dan World Economic Forum 2020

By News No Comments

Isi dari Global Risks Report 2020 yang disusun oleh World Economic Forum menggambarkan resiko global yang merupakan masalah utama yang tengah dan akan berlanjut di tahun 2020 ini. Laporan ini dibuat untuk membuat sebanyak mungkin negara di dunia bersatu sebagai multi stake holder agar dapat menyelesaikan masalah atau resiko global yang ada, bersama-sama dan saling kolaborasi.

Tujuan dan fokus dari World Economic Forum tahun 2020 yang juga merupakan acara tahunan ke 50 kali yang menyatukan para ekonom dan menteri ekonomi dari berbagai negara di dunia ini memiliki fokus untuk menciptakan dunia yang saling mendukung (kohesif) dan dapat diteruskan kepada anak-cucu kita dalam keadaan baik (sustainable) nantinya.

Sepekan sebelum World Economic Forum (WEF) ini digelar, president dan WEF dan sejumlah sponsor serta pengurus berbagai lembaga di WEF 2020 ini melakukan konferensi pers mengenai Global Risks Report 2020 yang disajikan secara terbuka.

Acara ini dihadiri oleh banyak wartawan dari berbagai negara. Dalam kesempatan tersebut, salah satu hal yang menjadi perhatian banyak orang adalah masalah atau resiko global utama yaitu yang berkaitan dengan perubahan iklim (global climate).

Emily Farnworth sebagai Head of Climate Change Initiative di WEF, menyampaikan bahwa sebenarnya setiap pemerintah dapat melakukan upaya perbaikan lingkungan dengan hanya menghabiskan biaya sebanyak 0.8% dari masing-masing GDP (gross domestic product/ total pendapatan nasional tiap negara).

Untuk melakukan upaya inisiatif dalam mencegah perubahan iklim ini, menurut Farnworth tiap negara harus memiliki kebijakan yang bersifat proaktif (proactive approach). Pendekatan proaktif dalam mengelola kebijakan pemerintah ini harus dilakukan dengan memprediksi berbagai resiko yang menjadi ancaman bagi kesejahteraan rakyat.

http://reports.weforum.org/global-risks-report-2020/files/2020/01/Sharables-charts_Sharable-Long-Term-Risk-Outlook-Multistakeholders-Likelihood.png

Para ahli ekonomi dunia tersebut juga menyatakan bahwa untuk dapat melakukan prediksi yang tepat ke depannya, tidak lagi bisa melakukan pendekatan historical. Karena apa yang tengah terjadi pada saat ini tidak dapat dilihat dengan menggunakan kacamata sejarah. Hal ini karena berbagai komponen ekonomi yang ada di zaman ini tidak dapat ditemukan dalam catatan sejarah manapun.

Hal seperti kerusakan lapisan ozon, meningkatnya suhu air laut, banjir bandang yang menimpa berbagai belahan dunia, serta kebakaran hutan yang terjadi di hampir semua benua. Semua hal tersebut terjadi karena polusi yang menyebabkan perubahan iklim yang drastis.

Disebutkan juga bahwa diantara berbagai ancaman atau threats tersebut adalah dalam hal munculnya disrupsi dalam teknologi yang berpotensi menghasilkan pengangguran dan mematikan sejumlah usaha yang kuno atau obsolete. Untuk itu, dunia usaha harus terus melakukan inovasi.

Karena itu, selayaknya para ekonom dan ahli kebijakan di pemerintahan haruslah menggunakan model matematika prediktif (predictive mathematics) yang paling sesuai untuk menghitung dan menganalisa berbagai komponen ekonomi yang ada di masing-masing negara. Dengan cara ini, pemerintah atau lembaga pemerintahan dan badan perancang kebijakan public dapat memiliki ukuran penghitungan  yang valid dan terbukti berhasil serta efektif.

            Dalam acara pemaparan global risks reports 2020 ini hadir juga Borge Brende sebagai President dari World Economic Forum. Lembaga WEF ini sendiri diciptakan oleh Prof Klaus Schwabb yang hingga kini masih hidup dan menjadi tokoh utama dalam berbagai acara yang diselenggarakan setiap tahun di kota Davos, Swiss.

            Brende menyebutkan analisa dari ahli IMF yaitu Gita Gopinath yang menggambarkan bahwa pada tahun 2019, terjadi global synchronized economic slowdown atau perlambatan ekonomi tersinkron yang terjadi secara global.

Berita Gembira Dalam Pembukaan World Economic Forum 2020

By News No Comments

Pada acara pembukaan World Economic Forum 2020 di hari Senin 21 Januari 2020 ini, Gita Gopinath selaku Chief Economist dari IMF (International Monetary Fund) menyampaikan bahwa di tahun 2019 terjadi perkembangan ekonomi terburuk setelah krisis keuangan global (global financial crisis).

Namun di awal tahun 2020 ini, Gopinath juga melihat perubahan iklim geopolitik dunia dimana dimulai pertemuan untuk mencapai berbagai kesepakatan antara Amerika Serikat dan China, yang melakukan perdamaian perdagangan (trade truce).

Dimulainya fase pertama perdamaian dagang antara USA dan China dan menghilangnya kekhawatiran masyarakat ekonomi dunia akan terjadinya kesepakatan keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa perjanjian (no deal brexit) dipandang dapat membantu perekonomian dunia untuk kembali ke jalur pertumbuhannya. Semula, synchronized slowdown telah menyebabkan global economic slowdown yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi terjadi keluar dari jalurnya (derailed growth).

Gita Gopinath menggambarkan bahwa kini telah ada sejumlah tanda tentative (tentative sign) mengenai perbaikan ekonomi ini dan menyampaikan perhitungan IMF bahwa perkembangan ekonomi yang semula berada di angka 2,9% secara global, telah mulai stabil kembali. Namun Gopinath tetap menekankan bahwa perkembangan ekonomi masih cenderung lamban.

Untuk itu IMF menyatakan revisi angka pertumbuhan ekonomi global kini dikabarkan oleh Gopinath bisa mencapai angka 3,3% di 2020 dan mungkin meningkat ke angka 3.4% di tahun 2021. Sebelumnya, prediksi yang dibuat oleh Gita Gopinath di bulan Oktober 2019 ini membuat tim ekonomi pemerintah Indonesia menetapkan angka perkembangan ekonomi yang semula berada diatas 5% pada tahun-tahun sebelumnya, menjadi hanya 4,8% untuk tahun 2020 ini.

Gita Gopinath menyampaikan bahwa kesepakatan damai fase pertama antara Amerika Serikat dan China mengurangi dampak negative secara kumulatif (cumulative negative impact) bagi pendapatan ekonomi global dunia (global GDP).

Berbagai faktor yang mempengaruhi ekonomi dunia diantaranya adalah elektrifikasi yang dilakukan oleh sejumlah produsen dan industri manufaktur kendaraan demi memenuhi standar emisi rendah yang ditetapkan di berbagai belahan dunia. Sebelumnya pada tahun 2020, produsen besar seperti Daimler Benz saja sampai harus melakukan efisiensi dan melakukan perumahan bagi ratusan ribu pegawainya di berbagai belahan dunia.

Sektor auto ini banyak mempengaruhi ekonomi karena dalam proses manufaktur dibutuhkan banyak komponen yang dihasilkan dari sejumlah negara yang berbeda di dunia. Untuk itu, perubahan rancangan utama kendaraan yang semula berbahan dasar minyak bumi yang membutuhkan spesifikasi onderdil yang rumit dan membutuhkan banyak komponen, menjadi lebih sederhana. Jumlah komponen untuk membentuk satu kendaraan listrik lebih sedikit, dan produsen berbagai sparepart kendaraan ini masih sedikit jumlahnya. Hingga proses manufaktur kendaraan listrik kini hanya membutuhkan sedikit saja pekerja. Oleh karena itu, elektrifikasi kendaraan ini menjadi salah satu disruptor dalam ekonomi dunia.

Gita Gopinath selaku Chief Economist dari IMF menyampaikan dalam acara pembukaan World Economic Forum 2020 bahwa bagi sejumlah negara yang memiliki resiko fiskal akibat investasi yang lemah, harus menggunakan berbagai tools makroekonomi untuk mengurangi dampak inflasi dan mencegah agar tingkat bunga tetap rendah. Selain itu juga para penyusun kebijakan public harus dapat meningkatkan konsentrasi mereka dalam sisi pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan industri ramah lingkungan. 

Untuk mengatasi kekhawatiran bagi negara yang memiliki hutang ekonomi yang tinggi, Gopinath menyarankan agar melakukan konsolidasi dengan sejumlah negara donor. Serta agar negara-negara tersebut mempersiapkan contingency backup untuk membantu masyarakat ekonomi lemah. Diantaranya dengan memberikan porsi yang cukup bagi social safety net atau jaminan kesejahteraan sosial di masing-masing negara untuk mencegah resiko ekonomi yang lebih besar.

Selain itu, negara-negara dengan ekonomi lemah tersebut haruslah dapat membalik atau mencoba mengatasi pengaruh dari kebijakan proteksionisme yang semula dihadapi. Diantaranya dengan merestrukturisasi angka bunga dalam sistem perpajakan. Gopinath menyampaikan bahwa secara global dibutuhkan sistem kebijakan perpajakan baru untuk  mencegah dampak disruptif dari berkembangnya ekonomi digital ke berbagai arah.

Selain itu, negara-negara ini juga harus memiliki struktur pajak yang menarik bagi para pembayar pajak sehingga ekonomi dapat terus tumbuh secara positif dan pemerintah dapat memberikan kebijakan pengurangan pajak untuk industri manufaktur yang memiliki peran besar dalam ekonomi.

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?