Skip to main content
All Posts By

admin

Partner In Culture Transformation

Training For Trainer Sales Head dan Processing Head BNI Syariah Di Februari 2020

By News No Comments

Persaingan di dunia layanan keuangan makin meningkat. Kita bisa melihat disrupsi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan teknologi finansial yang makin menjadi saingan bagi keberadaan industri perbankan. 

Berbagai layanan pinjaman dan fasilitas keuangan lainnya makin marak ditawarkan orang dari hari ke hari. Keberadaan beraneka ragam platform keuangan yang memberikan inovasi yang dibutuhkan masyarakat makin membuat masyarakat lupa akan keberadaan bank. 

Hingga saat ini, bank masih dibutuhkan bagi masyarakat sebagai tempat untuk menyimpan tabungan dan untuk deposito. Namun dalam fungsi lain yang paling minimal di era disrupsi ini, bisa jadi fungsi bank bagi banyak orang lain hanya untuk tempat menerima gaji bulanan saja. Sementara berbagai fungsi perbankan yang dapat mendatangkan keuntungan bisa jadi makin jauh dari minat masyarakat. 

Dalam menghadapi disrupsi sedemikian, apa yang bisa dilakukan oleh pihak perbankan? Melakukan berbagai inovasi layanan tentunya. Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan memperbaiki beragam fitur layanan yang kini ada, dan membuatnya makin mudah dilakukan secara online. Karena saat ini banyak sekali alasan masyarakat untuk tidak mendatangi bank karena sejumlah alasan. 

Penyebab turunnya minat masyarakat ini harus diketahui tentunya. Dengan mengetahui berbagai sebab tersebut, pihak perbankan dapat mencari solusinya dengan menghadirkan beragam inovasi yang membantu memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat. 

Kita bisa melihat saat ini bahwa sejumlah inovasi fintek telah merebak dan tanpa disadari telah meraih kepercayaan dari masyarakat secara luas. Bahkan masyarakat pengguna berbagai layanan fintek itu tidak menyadari bahwa mereka telah mulai melakukan pergeseran perilaku konsumsi keuangan dari yang semula hanya bank-minded menjadi app-minded. Dari berorientasi menyimpan di bank, menjadi mengaktifkan dananya pada berbagai bentuk layanan finansial dan keuangan yang ada di masyarakat. 

Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah tidak mau berdiam diri dalam menghadapi fenomena ini. Dikatakan oleh banyak ahli bahwa hal yang paling bahaya dalam menghadapi era turbulensi dan era disrupsi, bukanlah turbulensi atau disrupsi itu sendiri, namun yang paling berbahaya adalah menggunakan logika lama untuk menjadi dasar tindakan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang baru muncul. 

Bisa dibayangkan apa yang terjadi bila kita mencoba untuk “solve today’s problem with yesterday’s logic?”. Ya, bisa jadi kita hanya bisa menyajikan beragam solusi yang ketinggalan jaman atau outdated. 

Untuk mendapatkan pendekatan yang terbaik dalam menghadapi pelanggan yang kebanyakan merupakan generasi millennial, tentunya cara penjualan dan pemasaran yang dilakukan tidak bisa hanya semata-mata mengandalkan cara lama yang telah ketinggalan jaman. 

Menghadapi era digital, kita pun harus memiliki mental yang cocok untuk menyeimbangkan antara kecepatan informasi yang ada, dengan empati, kreativitas dan fleksibilitas yang tidak dimiliki oleh mesin dan komputer yang tanpa perasaan. 

Walaupun komputer yang sekarang ada memiliki kecerdasan jauh melebihi tingkat kecepatan pemrosesan informasi dalam hal kalkulasi, tetap saja komputer tidak memiliki kemampuan intuisi dan kepekaan. 

Salah satu penyebab mengapa diperlukan penyegaran dengan materi training yang selalu diperbaharui di era teknologi digital adalah karena untuk menghadapi masalah terbaru, kita harus menggunakan mindset yang sudah lebih baru. 

Untuk mengajarkan mindset yang updated dalam bekerja, para sales head dan processing head dari BNI Syariah mempercayakan kepada ACT Consulting untuk menyelenggarakan Training For Trainer. 

Dengan TFT dari ACT Consulting yang merupakan expert dalam membentuk mindset peserta inilah, kita bisa menaruh harapan untuk peningkatan kemampuan yang lebih baik bagi para Sales Head dan Processing Head. Diadakan di awal tahun 2020, BNI Syariah tengah menuju medan persaingan dengan kesiapan yang lebih baik. 

Leadership Management Training PT PLN Persero di Februari 2020

By News No Comments

Keterampilan memimpin perlu untuk terus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya target dan meluasnya visi yang dicanangkan oleh perusahaan. Untuk membuat perusahaan yang lebih baik, pemimpin perlu diberikan pembekalan yang bersifat progresif.  

Pembekalan keterampilan kepemimpinan (leadership skill development) harus memiliki pandangan progresif agar sebelum suatu masalah terjadi, pemimpin dapat memprediksi dan menyiapkan berbagai rencana yang baik. 

Seperti kita ketahui, di era kini disrupsi menghadang di berbagai bidang industri.  Sebelum disrupsi terjadi, atau di awal disrupsi mulai menghadang, pemimpin perlu mengembangkan daya leadership yang bersifat sesuai dengan wilayah kerja dimana ia mengabdi. 

Namun untuk menghadapi disrupsi, para pemimpin bukan hanya harus bekerja lebih keras, ia juga harus bekerja lebih cepat, lebih handal, dan memiliki agility (kelincahan). Kesemua ini diperlukan agar pemimpin mampu untuk bangkit dari tiap persoalan dengan daya lenting yang baik, serta mampu memimpin orkestrasi pekerjaan dengan kolaborasi yang baik di dalam tim kerjanya. 

Berbagai keterampilan diatas terutama diperlukan untuk perusahaan pemerintah yang memiliki peran besar dalam memberikan pelayanan pada masyarakat.  Penyebabnya karena masalah yang dapat muncul sehari-hari di masyarakat bisa beragam dan berbeda dari hari ke hari. 

Untuk dapat menyelami masyarakat tersebut, sebuah program kepemimpinan dapat disetting untuk dilakukan dengan turun langsung berkegiatan di luar ruangan bersama timnya dalam konteks nyata keseharian.   

Sebuah program kepemimpinan yang dilakukan dalam setting alami, akan memunculkan sifat asli seseorang.  Perusahaan dapat mengetahui gambaran profil kepribadian nyata para pemimpin yang dimilikinya melalui observasi yang dilakukan oleh psikolog terlatih saat kegiatan dilakukan. 

Program luar ruang ini dapat diselenggarakan di wilayah yang termasuk ekonomi lemah, dan diberikan  sebagai wujud pengabdian pada masyarakat. Melalui kegiatan ini, kemampuan komunikasi seorang pemimpin dan kepeduliannya pada kaum lemah dapat diamati apakah baik atau tidak. 

Selain itu program kepemimpinan yang dilakukan dengan aktivitas fisik seperti mengecat rumah ibadah, membangun fasilitas publik, atau memperbaiki fasilitas umum dengan setting asli di berbagai lokasi yang berbeda di suatu perkampungan ini juga dapat melatih kesabaran dan melatih sikap bijaksana. 

Jajaran manager atau pimpinan yang sehari-hari tampil rapi dan wangi, melalui program ini ditantang untuk mau berpeluh keringat dan membanting tulang dalam artian yang sebenarnya. Jauh dari kenyamanan kantor dengan pendingin ruangan dan berbagai fasilitas di dalamnya. 

Dengan menyelami kehidupan nyata masyarakat ini, para pemimpin harus mengupas lapisan gengsi mereka dan merelakan kakinya dan tangannya terkena lumpur tanah atau dinding yang berjamur.  Namun disinilah perusahaan dapat melihat sendiri bagaimana sebenarnya dorongan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang sehari-harinya tampil sempurna. 

Apakah para pemimpin tersebut masih bisa tersenyum dengan kondisi terik matahari atau guyuran hujan? Apakah kondisi yang tidak nyaman bisa membuat mereka tetap tabah, atau malah mereka akan mulai mengeluh dan saling menyalahkan?  Hal-hal semacam ini yang menarik untuk diketahui oleh tim observer dari perusahaan dan dari psikolog. Karena profil kepribadian seorang pemimpin yang sebenarnya akan dapat diketahui dengan cara ini. 

Untuk melatih kepemimpinan jajaran manager di PT PLN Persero, pada tanggal 12-14 Februari 2020 ACT Consulting kembali diberi kepercayaan untuk melaksanakan Leadership Management Training untuk sejumlah batch. Kegiatan ini dipandu oleh Coach Bramanto Wibisono dan Coach Eka Chandra di setting perkampungan di  Jakarta. 

Membangun Pondasi Transformasi Bisnis Secara Mudah Dalam Program BSS Batch 1

By News No Comments

Dahulu, sebuah perusahaan dibuat untuk dapat menghasilkan keuntungan. Karenanya tanpa melihat pondasi, banyak perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tersebut. apa yang terjadi kemudian? Banyak usaha yang kemudian jatuh bangkrut. Untuk itu sebagai pemilik usaha, kita harus memperbaiki cara pandang atau mindset ini, dan kembali pada tujuan awal dengan membangun kembali visi perusahaan yang sebenarnya. 

Bagaimana untuk memastikan bahwa perusahaan yang dipimpin akan bisa bertahan dalam waktu yang panjang? Agar usaha yang dibuat bisa berkembang dengan menghasilkan produk-produk yang dibutuhkan oleh masyarakat? Bagaimana cara agar organisasi yang dipimpin bisa kokoh namun tangkas dalam menghadapi berbagai masalah yang menghadang? 

Sebagai pemimpin dan pemilik usaha, pasti ingin agar perusahaan berkembang.  Tiap pemimpin atau pemilik usaha pasti telah melalui masa-masa sulit dalam berbisnis, dan pasti tak mau mengulang kesulitan tersebut. Setiap pemimpin dan pemilik usaha pasti selalu mencari dan membutuhkan solusi cerdas yang terbukti berhasil, dari ahli yang telah menjalankan strategi yang terbukti berhasil. 

Beragam teori sulit yang telah diturunkan dalam langkah-langkah mudah, tentu akan sangat membantu perusahaan. Karena dengan belajar dari ahli yang sudah terbukti, akan didapatkan rumusan solusi yang benar-benar mudah diaplikasikan. Kita bisa mengetahui langkah-langkah yang terbukti berhasil dan menghemat lebih banyak waktu dengan menghindari peluang kegagalan yang terbuka lebar di kanan kiri Anda. 

Bagaimana bila saat ini sebagai Pemimpin Anda bisa belajar langsung dari seorang ahli yang hebat, namun tak banyak dikenal orang?  Anda tahu Petronas bukan? Perusahaan yang terkenal dengan Twin Towernya? Datuk Faridah Hanim Haron, adalah seorang Ahli Strategi dari Petronas Malaysia. Beliau dianugerahi gelar khusus oleh Kerajaan Malaysia atas usaha dan kerja kerasnya dalam membangun strategi Petronas hingga menjadi perusahaan besar yang memiliki bisnis di lebih dari 100 negara dan memiliki banyak anak perusahaan yang kesemuanya berjalan dengan teramat baik. 

Solusi untuk membangun bisnis yang langgeng, besar dan kokoh namun tangkas dan lincah dengan kemampuan untuk bisa cepat bergerak tersebut kini telah hadir di Indonesia melalui sebuah program selama 9 bulan, 12 hari in Class dalam 6 pertemuan. Solusi yang dibangun dalam Business Sustainability Solution ini adalah untuk membangun bisnis agar mampu 3R. Apa itu 3R; Reliable, Repeatable, dan Replicable. 

Reliable  disini berarti ada sistem dan struktur yang benar. Karena seringkali kita tidak mengetahui ada kesalahan di dalam penyusunan sistem pada awalnya. Untuk itu, pondasi perusahaan Anda perlu peletakan batu pertama kembali untuk memastikan pondasi ini akan kokoh menunjang kemampuan perusahaan untuk meraih beragam keberhasilan. 

Repeatable berarti bahwa sistem dan guideline yang benar telah dijalankan dan berfungsi operasional. Setiap hal bisa audit dan dilakukan perbaikan yang terus menerus sehingga menjadi budaya dalam perusahaan untuk memastikan kualitas. 

Replicable dicapai bila semua segi sistem dan pondasi sudah kokoh dan konsisten. Barulah kita bisa lakukan replikasi. Membuka cabang baru, menunjuk agen yang banyak, bahkan ekspansi pada bisnis baru. Untuk bisa mendapatkan usaha bisnis yang panjang dan kemanfaatan yang tersebar bagi banyak pihak di masyarakat, kuatkan pondasi bangunan bisnis agar tidak runtuh diterpa badai. 

Dalam program ini para pemilik bisnis dan pemimpin perusahaan akan bisa mendapatkan mindset yang berbeda dalam membedah setiap masalah yang muncul. Bisnis yang Anda miliki tidak akan lagi sama. Kemampuan dan pengetahuan yang didapatkan dalam kegiatan ini mudah diterapkan dan amat diperlukan di semua perusahaan.   

Program Batch pertama dari Business Sustainability Solution untuk Indonesia telah berjalan hingga ke pertemuan  yang ke-4. Peserta terdiri dari 3 orang yang berbeda untuk tiap perusahaan. Kebanyakan yang hadir adalah para Pendiri, CEO dan CMO dari masing-masing perusahaan tersebut. Persyaratan bagi program ini adalah Perusahaan Anda harus telah memiliki keuntungan lebih dari 100 juta per bulan, serta memiliki karyawan lebih dari 10 orang. Karena itu tidak bisa diikuti oleh para pebisnis pemula yang baru memiliki keuntungan yang mini 

Program BSS Batch 1 Indonesia ini dipimpin langsung oleh Datuk Faridah Hanim Haron, DR (HC) Ary Ginanjar Agustian, serta VP ESQ Group, Dwitya Agustina dan VP Annems Leadership Malaysia, Hanif Azmi.  Setiap pertemuan yang dilakukan selama 2 hari diikuti dengan sangat serius, dengan contoh kasus yang dibahas dalam tiap perusahaan yang mengikuti. Setelah rangkaian solusi yang diberikan mulai dijalankan dan diterapkan dalam perusahaan, pertemuan berikutnya menunggu untuk diikuti. Lebih dari kuliah bisnis, program ini memberikan solusi nyata, untuk masalah besar yang tidak disadari oleh tiap perusahaan. 

Manajemen di Era Turbulensi (3): Produktivitas Pekerja Pengetahuan (2)

By Article No Comments

Produktivitas orang membutuhkan pembelajaran berkelanjutan, seperti yang diajarkan orang Jepang kepada kita. Dibutuhkan orang-orang yang terus-menerus ditantang untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk meningkatkan apa yang sudah mereka lakukan. Ini membutuhkan adopsi di Barat dari konsep pembelajaran Zen Jepang spesifik: 

“terus belajar untuk dapat mendapatkan pengetahuan dengan lebih baik, dan menggunakan apa yang sudah diketahui untuk dapat bekerja dengan mencapai hasil yang lebih baik” 

Drucker juga menyampaikan bahwa agar karyawan bisa produktif, dibutuhkan keamanan psikologis yang cukup dalam kelompok kerja. Sehingga orang tidak takut bekerja sendiri, atau bersama kolega dan rekan mereka di komputer atau mesin berikutnya atau di kantor berikutnya, di luar pekerjaan.

Drucker juga menyampaikan bahwa dibutuhkan komitmen dari pihak pemberi kerja untuk mengantisipasi redudansi (pengulangan tugas) dan pemberi kerja juga harus berkomitmen untuk melatih dan menempatkan karyawan dengan sebaik-baiknya.

Tetapi di atas semua itu, diperlukan kesediaan untuk bertanya kepada karyawan secara sistematis dan mendengarkan jawaban mereka. Dibutuhkan penerimaan fakta bahwa orang yang melakukan pekerjaan cenderung tahu lebih banyak tentang hal itu daripada orang yang mengawasi – atau setidaknya mampu memandang hal seputar pekerjaan tersebut dan mengetahui hal-hal berbeda tentang hal itu.

Ini sangat penting bagi orang-orang yang menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk bekerja. Menurut definisi, pekerja terampil harus tahu lebih banyak tentang pekerjaan dan pekerjaannya daripada siapa pun di tempat itu, jika tidak, ia tidak memiliki pengetahuan yang memadai atau keterampilan yang memadai.

Para eksekutif, tentu saja, sadar bahwa mereka harus mengelola produktivitas. Beberapa perusahaan yang memasang komputer untuk mengurangi pekerjaan pegawai telah menyadari harapan mereka, sebagian besar pengguna komputer telah menemukan bahwa mereka sekarang membutuhkan lebih banyak, dan lebih mahal, pegawai terlatih. 

Studi produktivitas yang cermat yang olehnya Simon Kuznets dari Harvard (penerima salah satu hadiah Nobel paling awal dalam bidang ekonomi) menunjukkan sesuatu yang sangat berbeda.  Pembangunan cepat ekonomi Amerika pada abad kedua puluh memang bertumpu pada peningkatan investasi modal, dan terutama pada peningkatan produktivitas modal .

Tetapi lapangan kerja meningkat secepat investasi modal, dan upah, karena total produktivitas yang lebih tinggi, naik lebih cepat.Teori substitusi tentang produktivitas selalu dicurigai, terlepas dari popularitasnya. Mulai sekarang, itu tidak akan berfungsi sama sekali. Mulai sekarang, semua sumber daya harus dikelola untuk produktivitas yang lebih besar.

Manajer harus berasumsi bahwa mereka tidak dapat memperoleh produktivitas keseluruhan yang lebih besar dengan memperdagangkan penurunan produktivitas dari satu sumber daya dibandingkan dengan peningkatan yang lain. Selanjutnya, mereka harus berasumsi bahwa penurunan produktivitas dari setiap sumber daya yang mungkin berarti suatu penurunan produktivitas keseluruhan yang tidak mudah diimbangi.

Pekerjaan pengetahuan, tidak seperti pekerjaan manual, tidak dapat digantikan oleh investasi modal. Sebaliknya, investasi modal menciptakan kebutuhan akan lebih banyak pekerjaan pengetahuan

Manajemen di Era Turbulensi (2); Produktivitas Pekerja Pengetahuan

By Article No Comments

Kesuksesan setiap bisnis tergantung pada kemampuannya untuk memanfaatkan sejumlah modal yang menjadi kekuatan. Menurut Peter Drucker empat sumber daya utama harus dikelola secara konsisten, sistematis, dan teliti untuk menjaga tingkat produktivitas;

  • modal,
  • aset fisik penting,
  • waktu, dan
  • pengetahuan

Dalam usaha untuk mendapatkan keuntungan berlipat dari modal finansial, maka Anda harus melakukan akselerasi yang dibutuhkan pada modal pengetahuan yang menjadi dasar dari bisnis Anda. 

Akselerasi pengetahuan ini dbutuhkan untuk meningkatkan produktivitas modal yang Anda miliki, ke dalam sejumlah asset fisik penting yang dioperasikan oleh para tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda-beda. Sementara modal berupa waktu didapatkan bila kita dapat bergerak lebih cepat daripada pesaing dan menghasilkan inovasi lebih dahulu dan lebih tepat jauh melampaui pesaing dan menjadi pemimpin dalam industri dimana kita berbisnis.

Menurut Drucker, tidak ada rahasia untuk produktivitas tinggi ini. Hanya ada kerja keras, kerja keras, kemantapan dan komitmen untuk mengelola produktivitas. Produktivitas sumber daya manusia, dan terutama pekerja pengetahuan, mensyaratkan bahwa orang ditugaskan di bidang yang potensial mendapatkan hasil, dan bukan di bidang atau tempat yang tidak bisa menghasilkan,  tidak peduli seberapa baik mereka bekerja.

Drucker menyampaikan bahwa kontrol penugasan adalah kunci produktivitas pekerja terampil.  Agar dapat melakukan control penugasan dengan baik, kita membutuhkan, pengetahuan akan; 

a. Potensi kekuatan karyawan, dan terutama para karyawan dengan catatan kinerja yang terbukti. Atau bisa juga dengan menggunakan alat ukur seperti Strength Finder. Dari gambaran potensi kekuatan ini kita akan bisa mengetahui bagian pertama mengenai karyawan kita, yaitu;  Apa saja yang mereka lakukan dengan baik?

Sementara hal kedua kita dapatkan dari riwayat kerja dan riwayat pendidikan seseorang; pengetahuan dan keahlian apa yang mereka miliki?

b. Tempatkan karyawan di posisi dimana penerapan kekuatan mereka dapat menghasilkan hasil.

c. Tugaskan pada area yang memiliki peluang, dan pertimbangkan mana peluang yang tepat untuk mereka.

Manajer memiliki tugas untuk membuat karyawan yang berada di bawah kepemimpinannya untuk mampu melakukan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Untuk itu, tiap manajer menurut Drucker harus mengajukan dua pertanyaan setiap enam atau sembilan bulan; 

  • Adalah tugas manajer untuk bertanya kepada siapa pun dalam organisasi mengenai apa yang dapat ia bantu dirinya sendiri, pada bosnya, pada rekannya dan bawahannya. 
  • Ia pun harus menanyakan apa yang ia lakukan yang berpotensi menghambat karyawan lain dalam pekerjaan mereka. 

Mengapa hal diatas perlu dilakukan? Karena tiap karyawan tidak selalu memahami cara terbaik untuk memaparkan pekerjaan rutinnya, termasuk dirinya sendiri. Kita harus berasumsi bahwa; 

Pertama; Individu manusia di tempat kerja lebih tahu daripada siapa pun tentang apa yang membuatnya lebih produktif, dan apa yang bermanfaat atau tidak membantu.

Kedua; Untuk menjadi sepenuhnya produktif, orang-orang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan perlu bertanggung jawab.

Adalah tugas bos untuk bertindak sebagai sumber daya dan untuk mendukung motivasi dan keinginan karyawan untuk melakukan pekerjaan, karena mereka tahu betul apa arti “produktivitas” untuk pekerjaan mereka. Bila pertanyaan diatas tidak diajukan maka akan memadamkan motivasi. Dan bahkan tentang pekerjaan rutin, Drucker mengutip Frederick Taylor yang mengatakan bahwa satu-satunya “ahli” sejati adalah orang yang melakukan pekerjaan itu.

Beragam Langkah Inovasi Elon Musk Yang Berhasil Mendisrupsi Bermacam Industri

By Article No Comments

Produksi kendaraan elektrik yang dilakukan oleh Tesla mendorong banyak perusahaan otomotif untuk melangkah merancang versi kendaraan elektrik mereka sendiri.  Hal ini membuat sejumlah perusahaan dunia terdisrupsi. 

Perusahaan yang menjadi korban disrupsi elektrifikasi kendaraan ini kebanyakan adalah manufaktur produsen sparepart khusus kendaraan berbahan bakar minyak. Diantaranya perusahaan produsen sparepart fuel pump/ pompa bahan bakar di dalam mesin berbasis minyak bensin dan solar. Menurut Forbes hal ini bisa dilihat dari satu perusahaan di sebuah kota di Jerman. Dimana permintaan terhadap fuel pump yang semula didapatkan secara regular di pabrik tersebut kini makin menurun dan akhirnya pabrik tersebut sudah akan ditutup. 

Fasilitas manufaktur kendaraan mewah Mercedes Benz pun terpaksa melakukan efisiensi.  Hingga puluhan ribu jumlah karyawannya di seluruh dunia harus dipangkas. Hal ini terjadi karena jumlah orang yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah kendaraan elektrik jauh lebih sedikit. Karena kendaraan elektrik memiliki rancangan yang lebih sederhana dibanding kendaraan berbahan bakar bensin. Sehingga efisiensi massal tidak bisa dihindari. 

Perusahaan Elon Musk lainnya yang mendisrupsi adalah SpaceX. Tak tanggung-tanggung, yang dilakukan SpaceX berhasil membantu banyak provider telekomunikasi dan perusahaan lain dunia yang membutuhkan jasa peluncuran satelit.  Jasa yang diberikan SpaceX terbukti berhasil dan telah membawa banyak satelit dari berbagai negara ke angkasa dengan biaya yang jauh lebih murah. 

Inovasi yang dibuat spaceX adalah dalam menghasilkan roket dan pesawat ulang alik yang mampu mengangkasa hingga 100 kali. Dibanding teknologi pesawat ulang alik sebelumnya yang hanya mampu mengantarkan satelit hanya beberapa kali saja, langkah SpaceX ini menghasilkan penghematan yang sangat besar. 

Inovasi lainnya yang dibuat oleh Elon Musk adalah dengan panel surya.  Dalam waktu yang cukup singkat Solarcity yang memproduksi panel surya dan berbagai peralatan lain yang didesain untuk dapat membantu masyarakat mengatur sendiri fasilitas listrik tenaga surya di rumahnya dalam waktu cepat telah diserap oleh masyarakat secara luas. Hingga mengubah pola konsumsi listrik yang tadinya tergantung pada layanan perusahaan listrik milik pemerintah atau perusahaan listrik besar, menjadi mandiri.  

Solarcity mampu memproduksi panel surya yang mampu mengumpulkan energi cukup besar walau matahari bersinar redup sekalipun.  Dengan pemasangan panel surya berkualitas baik di atapnya, tiap rumah mampu menghasilkan energi yang cukup untuk dapat mengoperasikan berbagai peralatan listrik serta pendingin/penghangat dan rangkaian lampu di dalam sebuah rumah selama sehari.  

Teknologi pada panel surya miliknya dihubungkan dengan perangkat penyimpan tenaga listrik yang dapat dioperasikan dan dipasang dengan mudah.  Investasi yang cukup mahal di awal untuk membeli rangkaian panel surya dan memasang berbagai peralatannya yang dibutuhkan, berbuah energi hampir gratis yang dapat memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari. 

Perangkat penyimpan tenaga listrik dijual bersama dalam satu paket. Sistem rancangan yang dibuat oleh Elon Musk bersifat fleksibel sehingga dapat menyesuaikan dengan berbagai kondisi dan kebutuhan tiap keluarga.   

Elon Musk pun merancang Hyperloop, sebuah kendaraan yang akan melalui lintasan berbentuk tube yang akan  mempersingkat waktu tempuh menjadi hanya 2,5 menit saja untuk jarak sepanjang 30 mil. Namun kendaraan impian ini masih berupa konsep. 

Dalam upaya lain untuk mengatasi macet dengan cara yang murah, Elon Musk pun merancang The Boring Company, yang berkonsentrasi untuk merancang terowongan lintasan kendaraan di berbagai kota. Penyebab mengapa terowongan buatan The Boring Company ini murah adalah dengan mendesain diameter terowongan yang jauh lebih kecil. 

Terowongan rancangan The Boring Company dibuat untuk berukuran tidak perlu besar karena di dalamnya Elon merancang lintasan berjalan yang bergerak dengan cepat, mirip seperti jalur berjalan yang kita temui di airport, namun untuk kendaraan dan untuk kecepatan yang tinggi. Hal ini membuat kendaraan yang akan lewat terowongan tidak perlu dikendarai, meminimalisir kemungkinan macet, memperkecil jarak antar kendaraan dan menolkan kemungkinan kecelakaan karena tabrakan antar kendaraan. 

Manajemen di Era Turbulensi ( Bagian 1)

By Article No Comments

Momen ini ekonomi dunia dikatakan tengah berada dalam fase turbulensi, penuh badai, tidak pasti, dan tengah terjadi perlambatan ekonomi. Untuk itu, sebagai karyawan yang berada dalam sebuah bisnis, kita harus dapat melihat ulang posisi bisnis kita sendiri. 

Dalam buku dari Peter F Drucker, “Managing in Turbulence Time”, disebutkan bahwa setiap bisnis haruslah melakukan ulang hal ini;

– Periksa dengan cermat peluang apa yang diciptakan

– Lihat apakah ada perubahan dalam definisi misi yang ingin dikejar;

– Memperhatikan perubahan perilaku masyarakat dan pengaruhnya pada kegiatan ekonomi pada lapangan bisnis Anda. 

Dalam memandang dinamika bisnis, kita juga harus mencermati adakah bagian dari dinamika populasi yang masing-masing akan mewakili sejumlah perubahan besar dalam; 

– Lingkungan ekosistem target marketing masing-masing institusi,

– Lingkungan persaingan dalam ceruk sasaran produk atau layanannya,

– Sistem operasional serta sistem layanan dan pemasaran yang selama ini menentukan kinerja aliran pendapatan perusahaan 

– Bagaimana rancangan pengalaman yang dibangun untuk konsumen dalam sistem penjualan produk atau layanan 

Dalam kerangka bisnis dan sistem perusahaan kita harus melihat dalam kerangka berpikir yang lebih besar. Bahwa bahkan bisnis kecil pun di era internet ini harus memaksa diri untuk belajar berpikir dan beroperasi secara transnasional.

Menghadapi masa turbulensi maka yang harus dilakukan oleh perusahaan besar dan multinasional adalah dalam membentuk bisnis dalam ekosistem kolaboratif dalam bekerja dan terus melakukan upskilling dan reskilling. Bahwa bahkan bagi bisnis yang kelas dunia sekalipun harus kembali belajar berpikir dan berperilaku sangat berbeda.

Dalam pertimbangan krisis ekonomi yang bisa terjadi di negara mana saja, kita harus memiliki beberapa rencana cadangan. Hal ini karena krisis akan memaksa negara tersebut melakukan berbagai perubahan kebijakan. Perubahan yang akan membuat sekian perusahaan besar dan kecil dalam negara tersebut melakukan rencana dalam menyesuaikan diri atau dalam beradaptasi terhadap perubahan. 

Dalam usaha agar bisnis kita bisa tetap berjalan, berbagai usaha kecil maupun besar yang beroperasi dalam pasar lokal atau regional harus 

– Belajar mengatur produksinya secara transnasional dengan menyiapkan lebih dari satu jalur pasokan bahan baku

– Membuat dan menjalankan proses operasional dalam berbagai ragam jalur 

– Meragamkan berbagai sasaran dalam pemasaran dan penjualan 

– Mereview tahapan produksi dan bukan menjadikan satu proses “manufaktur” tetap terpusat

– Harus belajar membeli suku cadang dari berbagai wilayah dunia atau 

– Mempertimbangkan untuk memanfaatkan jalur produksi yang telah dimiliki untuk melakukan variasi hasil produk dengan membeli produk jadi dan menciptakan jalur pendapatan baru.

Peter F Drucker juga menegaskan bahwa perusahaan yang sudah menjalankan usaha dalam skala ekonomi global agar menghadapi turbulensi dengan melakukan revolusi dalam 3 hal ini dan membuat perubahan yang lebih menantang di dalam hal; 

  • Sikap (attitude); sikap terhadap persaingan, sikap terhadap pasar, sikap terhadap kompetitor, dan sikap terhadap karyawan dan sikap terhadap konsumen
  • Perilaku (behavior); mendesain ulang pemasaran dengan menciptakan jalur pengalaman konsumen yang loyal pada produk dan layanan dari perusahaan kita (costumer experience), melakukan redesain produk dengan flow design thinking, merombak ulang cara bersikap terhadap karyawan di era milenial, mendesain ulang perilaku pemasaran yang lebih empatik dan berdampak, dan lain sebagainya. 
  • Praktik (terapan); melakukan perombakan dalam penerapan eksekusi dari berbagai rencana yang telah dibuat untuk periode jangka pendek dan jangka panjang, melakukan pertimbangan lebih empatik dalam penerapan berbagai peraturan yang telah ditetapkan dunia usaha dan memenuhi serta bersifat comply pada berbagai aturan secara nasional ataupun tingkat global, 

Training Grand Why For Millenials Telkomsel Februari 2020

By News No Comments

Pertanyaan terbesar manusia dalam hidupnya adalah tentang “Why”. Mengenai alasan apa yang ada di balik tiap perbuatan baiknya. Mengapa ia harus berbuat baik. Mengapa ia harus memberikan kinerja terbaik. Mengapa ia harus bangun pagi tiap hari dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya. 

Sejumlah orang memiliki pengasuhan yang baik, dengan orangtua yang memberikan contoh teladan dalam bekerja keras dan berbakti untuk negara, bangsa dan agama. Namun banyak juga yang hidup dimanja sejak kecil.  Hingga banyak karyawan yang memberikan banyak keluhan saat bekerja. Seolah-olah bekerja hanya sebuah beban. 

Di tengah perlambatan ekonomi yang kini sedang terjadi, membesarkan usaha diluar pekerjaan masih amatlah sulit. Hal ini karena tidak mudah untuk menemukan konsumen bagi produk yang kita hasilkan. Bahkan sejumlah usaha bisa jadi tengah mengalami kesulitan karena menebarnya berbagai virus dan ancaman kesehatan lainnya. Kondisi perusahaan besar pun tidak jauh berbeda. Ancaman disrupsi yang bisa terjadi kapan saja, membuat tim pimpinan harus terus memutar otak dan bekerja lebih keras dan lebih cerdas. 

Padahal bila saja tiap karyawan mengetahui betapa beruntungnya ia bisa bekerja dengan kondisi sehat, kantor yang bersih dan terawat, dan peraturan bekerja yang teramat baik. Sementara diluar amat banyak perusahaan tutup dan banyak pengangguran mencari pekerjaan. Bersyukur akan pekerjaan yang dimiliki bisa menjadi salah satu alasan untuk memberikan kontribusi terbaik kita dalam bekerja. 

Rasa syukur adalah sebuah alasan yang dapat mendorong kita untuk memberi lebih banyak lagi. Memberikan pekerjaan yang lebih baik. Memberikan rancangan strategi yang lebih tepat dan brilyan. Rasa syukur juga membuat sikap kita lebih baik pada orang lain. Kita bisa mencegah rasa lelah muncul dengan sikap bersyukur. Kita juga bisa mendorong tim untuk memberikan kinerja terbaiknya dengan sikap syukur dan berterima kasih pada Tuhan. 

Namun rasa syukur saja bisa tidak cukup. Kondisi pelik dalam persaingan membuat kita harus memiliki cadangan tenaga yang lebih besar untuk menghadapi rasa takut, cemas dan malas yang dapat menghinggapi saat harus mengerjakan pekerjaan besar dengan target tinggi. Terkadang kita harus menemukan alasan kuat agar tidak mudah capek bila harus bekerja tanpa kenal lelah berhari-hari dengan tenggat waktu yang terbatas. 

Apa yang bisa mendorong seseorang untuk memberikan kinerjanya yang brilyan sebagai pekerjaannya sehari-hari?  Apa yang mampu mendorong karyawan hingga rela lembur berhari-hari tanpa menuntut banyak pada perusahaan? Bagaimana memiliki tim dengan kinerja luar biasa yang bekerja dengan harmonis dan rasa saling dukung dalam satu tim yang kolaborasinya hebat? 

Karyawan dapat mengalami peningkatan kinerja, karyawan dapat memiliki kemampuan untuk mencapai target tinggi bila mereka telah bersama-sama menemukan “moment of truth”.  Momen dimana ia merasa telah menemukan apa alasan sesungguhnya ia dalam bekerja. Untuk alasan apa ia memperjuangkan karirnya. Untuk alasan apa ia mampu mengatasi batasan ketidakmungkinan yang sebelumnya telah mengurung banyak orang dalam keputusasaan. 

Moment of truth tersebut diantaranya dapat ditemukan saat seorang karyawan mengetahui tentang “Grand Why”. Konsep ini adalah temuan dari DR (HC) Ary Ginanjar Agustian, founder dan penemu konsep ESQ untuk peningkatan kecerdasan emosional dan spiritual dalam bekerja. 

Semula konsep ESQ lahir pada tahun 1999. Tak lama setelah masyarakat Indonesia mengalami krisis moneter di tahun 1998. Berbagai kerusuhan terjadi dan membuat masyarakat hidup dalam keadaan kritis dan mencekam.  Sejumlah usaha kolaps membuat banyak usaha bangkrut karena nilai dollar yang tiba-tiba meninggi. Saat itu, munculnya konsep ESQ bagai oase dingin yang menjadi pemuas dahaga dan peredam segala kesulitan dan kebimbangan hidup yang tengah dihadapi di masyarakat. 

Konsep ESQ ini di kembali merebak menjadi hangat di masyarakat setelah berbagai kesulitan ekonomi kembali mengganggu kestabilan.  Di tahun 2018 pada acara Amazing You, ESQ Training menelurkan konsep Grand Why. Sebuah konsep untuk memberikan motivasi bekerja yang dapat terus dirasakan hingga bertahun-tahun. 

Pada tanggal 10 Februari 2020, Telkomsel kembali mempercayakan pada ACT Consulting untuk memberikan pelatihan bagi karyawan millenialsnya. Training bertajuk Grand Why For Millenials Telkomsel tersebut dipandu oleh Coach Rendy Yusran dengan khidmat, namun tetap ceria dan penuh keceriaan. Dalam training tersebut para peserta mendapatkan inspirasi untuk selalu penuh tanggung jawab dalam bekerja, dengan tetap menjaga keseimbangan antara emosional, spiritual dan kemampuan intelektual mereka. 

Bagaimana Contingency Plan Perusahaan Anda Berkaitan Dengan 2019-nCoV?

By Article No Comments

Pada tanggal 30 Januari 2020, WHO mengumumkan bahwa wabah virus Corona merupakan ancaman bagi dunia. Berdasarkan pada warning yang diresmikan secara global tersebut, sejumlah negara termasuk Indonesia melakukan beragam langkah untuk mencegah penyebaran virus 2019-nCoV tersebut di negara masing-masing. 

Di Indonesia, langkah yang dilakukan pemerintah antara lain adalah melakukan pembatasan impor hewan hidup, buah-buahan, ikan dan sejumlah bahan makanan seperti bawang putih, sejak awal Februari 2020. 

Pemerintah pun melakukan berbagai pencegahan dengan sejumlah langkah seperti melarang penerbangan dari dan ke semua provinsi di China mulai pada jam 00.00 di tanggal 5 Februari 2020. 

Untuk menyelamatkan warga Indonesia yang berada di wilayah Provinsi Hubei, di kota Wuhan, daerah yang menjadi pusat penyebaran virus Corona, pemerintah telah melakukan penerbangan penyelamatan untuk upaya evakuasi tersebut. 

Jumlah warga negara Indonesia yang berhasil dipulangkan 238 orang, dari 245 warga negara yang terdaftar tengah berada disana. 4 orang menolak di evakuasi atas kemauan sendiri, sementara 3 orang tidak lolos dari screening awal keberadaan virus Corona dalam tubuh mereka. 

Warga negara kita yang telah berhasil di evakuasi ini pun tengah masih menjalani masa karantina selama 14 hari untuk menentukan apakah mereka tertular Corona atau tidak, di pulau Natuna. 

Namun dunia bisnis di tanah air ternyata menyampaikan sejumlah kekhawatiran mereka. Diantaranya adalah para eksportir yang menyampaikan protes mereka karena khawatir pihak China akan membalas larangan impor yang ditetapkan pemerintah tersebut dengan pembatasan ekspor berbagai komoditas dari Indonesia ke negara tirai bambu tersebut. 

Kekhawatiran dunia pun makin meluas, saat mencermati bagaimana virus Corona menyebar bukan hanya di China, tapi juga hingga di negara lain seperti di Singapura. Hingga pada hari ini (2/10/2020) pemerintah menaikkan status siaga Corona di Singapura menjadi siaga kuning. 

Bagaimana pengaruh virus Corona pada kondisi ekonomi global dibahas oleh berbagai media utama dunia. Juga oleh lembaga ekonomi dunia seperti World Economic Forum. Kondisi ekonomi di negara kita termasuk yang tidak banyak terpengaruh oleh virus Corona dan perdagangan yang terganggu karenanya. 

Namun sejumlah negara lain seperti Korea, Jepang, Eropa dan Amerika, ternyata amat terpukul.  Hal ini karena negara-negara tersebut mengandalkan fasilitas produksi mereka, tersebar di berbagai propinsi di China. 

Honda misalnya, memiliki 3 pabrik di Wuhan saja. Toyota, General Motors, dan Volkswagen yang semuanya memiliki fasilitas produksi di China pun menghentikan produksi mereka. Tak hanya bisnis otomotif yang terganggu, produksi pesawat yang dilakukan Airbus di Tianjin pun dihentikan. Hal ini berkaitan dengan pembatasan travel yang dilakukan dari Uni Eropa ke China. 

Begitu juga dengan berbagai merk otomotif mewah dunia seperti Jaguar, Aston Martin, Land Rover. Serta berbagai merk ternama dunia seperti Burberry, H&M, Hugo Boss, Adidas, Gap yang memiliki fasilitas manufaktur fashionnya di berbagai provinsi yang tersebar di China. 

Beragam bisnis milik Amerika dan Inggris yang berjalan di China pun terganggu karena fasilitas produksi mereka harus ditutup berkenaan dengan kekhawatiran merebaknya wabah virus Corona ini. Starbucks dengan ribuan café mereka yang tersebar di China terpaksa ditutup. 

Demikian juga dengan toko furniture milik Denmark, Ikea yang terpaksa ditutup di seluruh China. McDonalds pun menutup hingga tigaratus lebih restoran dan 10% jaringan katornya yang tersebar di berbagai provinsi di China. 

Demikian pula dengan dua taman bermain Disney di China yang mengalami penutupan di momen yang seharusnya menjadi saat kunjungan tertinggi pada tahun ini. Kerugian yang dilaporkan oleh the guardian mencapai 280 juta dollar amerika hanya untuk Disney saja. 

Apabila kekhawatiran dunia meluas hingga ke Singapura, bukan hanya fashion dan otomotif yang mungkin terpengaruh. Hal ini karena Singapura merupakan pusat bisnis di Asia dan berbagai negara meletakkan server utama mereka di negara tersebut.  Apabila travel warning juga diberlakukan untuk Singapura, apa yang mungkin akan terjadi? 

Apakah para pemilik bisnis yang memiliki fasilitas produksi di China akan bisa melakukan switching facility dengan cepat? Berbagai perusahaan, institusi dan lembaga yang ada di tanah air seharusnya pada saat ini telah membuat dan menyusun contingency plan dan berbagai back up plan berkaitan dengan resiko yang mungkin timbul karena sebaran virus Corona ini. 

Bagaimana kemungkinan sejumlah bisnis dunia bisa mempertimbangkan Indonesia sebagai sasaran investasi mereka untuk switching production facility? Terutama mengingat bahwa banyak dari perusahaan fashion dunia sebelumnya memiliki sejarah produksi di tanah air. Hal ini karena penurunan aktivitas ekonomi akibat virus Corona juga membuka kembali banyak peluang bagi industri di tanah air yang semula sempat kalah bersaing karena persaingan tidak sehat akibat harga rendah yang diciptakan oleh China dengan membayar murah buruh mereka. 

Training Leaders as Meaning Makers Telkomsel Batch 2

By News No Comments

Kepemimpinan apa yang diharapkan muncul pada era disruptif sekarang ini? Bagaimana cara memunculkan agility pada diri para pemimpin di suatu perusahaan agar bisa menciptakan kepaduan kinerja karyawan dalam satu ekosistem kolaboratif yang memiliki daya lenting dan lincah, kuat dan fleksibel dalam menghadapi permasalahan dan mengejar target yang tinggi? 

Sumber daya manusia yang ada dalam suatu perusahaan merupakan kolam bakat yang terdiri dari  individu dengan berbagai talenta yang berbeda. Namun, gabungan karyawan dengan kecerdasan yang luar biasa pun, bisa menjadi tak berguna bila tidak disatupadukan menjadi ekosistem kolaboratif dalam bekerja dengan budaya perusahaan yang baik. 

Oleh karena itu, dibutuhkan jajaran pimpinan yang mampu selalu bertransformasi, mampu melakukan upaya reskilling dan upskilling dari para individu yang berada di dalam komandonya. Dengan kemampuan continuous transformation ini, maka perusahaan yang menghadapi persaingan tingkat tinggi dan tuntutan yang besar dari masyarakat sekalipun, akan bisa melenting dengan daya juang tim yang kokoh. 

Memimpin sebuah perusahaan dengan karyawan yang sangat banyak seperti yang ada di Telkomsel, bukanlah hal yang mudah. Namun akan menjadi lebih sulit lagi bila dalam perusahaan tidak ada kemampuan untuk melakukan continuous transformation. Hal ini perlu dilakukan karena saat ini perusahaan tidak dapat lagi mengandalkan upaya perencanaan strategis untuk hingga puluhan tahun ke depan. Karena saat ini, pesaing dapat muncul dari sebuah kelompok kecil startup yang menemukan momen keberuntungannya dan melejit menjadi pemain besar. 

Agar perusahaan dapat melakukan continuous transformation itu, kecepatan (velocity) menjadi kunci. Agility (kelincahan) menjadi keharusan. Digabung dengan sikap dan sistem yang fleksibel , beragam langkah taktikal yang diluncurkan untuk memenangkan persaingan dapat diberikan dengan tempo yang lebih cepat dari sebelumnya. Bila perusahaan terus melatih kecepatan bertindak dari tiap tim yang ada, agility dan velocity bisa menjadi habit yang membuat perusahaan kokoh dalam menghadapi persaingan. 

Di awal Februari 2020 ini, PT Telkomsel kembali memberikan kepercayaan bagi ACT Consulting untuk memberikan Training pada jajaran pemimpinnya. Pada kesempatan kali ini, Training dipandu langsung oleh DR (HC) Ary Ginanjar Agustian dan CEO ACT Consulting, Dwitya Agustina MBA. 

Training yang diberikan dengan judul Leaders as Meaning Maker ini ditujukan kepada jajaran pemimpin yang ada di PT Telkomsel agar dapat memimpin karyawan yang dimilikinya dengan baik. Serta memberikan soft skill kepemimpinan yang mumpuni agar dapat diterima bahkan oleh para millennial sekalipun. 

Training dirancang dengan amat rinci, dengan memperhatikan detail bahkan hingga ke lagu apa yang dipilih serta video mood booster yang apik yang dapat memancing pengembangan soft skill yang diinginkan dalam berbagai segi yang ada. Suatu hal yang terlihat sepele seperti gerakan senam pada saat peralihan materi, bahkan didesain secara khusus untuk memunculkan insight positif. Seperti pada senam millennial yang diberikan. 

Dalam training ini diberikan juga sebagian dari kemampuan kunci untuk dikuasai para leaders dalam menghadapi karyawan yang beragam, yaitu dengan metode ESQ 3.0 Coaching.  Metode coaching satu ini istimewa karena mampu menggali makna yang dimiliki oleh karyawan. Hingga ia tidak lagi bekerja untuk uang semata, namun untuk tujuan yang lebih tinggi dan mulia. 

Melalui training Transformational Leadership Telkomsel dengan tema Leaders as Meaning Maker ini, terdapat sejumlah harapan yang ingin diwujudkan. Diantaranya adalah agar tercipta ekosistem bekerja dengan budaya yang baik. Dengan adanya ekosistem kerja yang baik ini, diharapkan muncul kerjasama kolaboratif yang mampu melejitkan bakat, hardskill dan softskill dari para karyawan, untuk bisa mencapai kepaduan kinerja yang diharapkan.