Skip to main content
Tag

Ary Ginanjar

seminar etos kerja zaman now, pemprov dki jakarta, act consulting, ary ginanjar agustian

Seminar Etos Kerja Zaman Now Pemprov DKI Jakarta di Maret 2019

By News No Comments

Pemerintahan akan berjalan dengan baik, bila setiap orang yang bekerja di dalamnya, memiliki performa kerja yang tinggi. Selain itu, organisasi sistem kerja juga harus dioperasikan dengan efektif dan efisien.

Lebih jauh lagi, di era ekonomi digital, semua hal menjadi transparan dengan keberadaan media sosial dan internet. Untuk itu, pelayanan kepada publik yang diberikan pemerintah harus menampilkan profesionalitas. Dengan cara ini, masyarakat dapat tumbuh maju dengan bimbingan yang mumpuni dari instansi pemerintah yang telah bekerja integral dengan pandangan yang holistik.

Namun, untuk memperoleh perpektif makna kerja yang holistik diperlukan orientasi melalui program komunikasi internal organisasi. Yang untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan seseorang yang mampu mengejawantahkan semua keinginan pemerintah kepada pegawainya, dengan cara yang menyenangkan, terfokus, dan bermakna mendalam.

Untuk itulah, ACT Consulting dipercaya untuk memberikan Seminar di Pemprov DKI Jakarta dengan tema Etos Kerja Jaman Now. Event ini langsung dipimpin dan dibawakan oleh DR HC Ary Ginanjar Agustian, Founder ESQ Leadership Center.

Untuk memberikan suasana yang holistik tersebut, Seminar diberikan dengan berlangsung di Masjid Fatahillah, Balaikota, Pemprov DKI dihadiri oleh ASN lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Dengan cara ini, para pegawai di Pemprov Jakarta dapat memperoleh wawasan yang mematangkan kecerdasan emosional dan spiritual mereka. Karena kinerja bukanlah masalah intelektual semata.

Diharapkan agar materi yang disampaikan bermanfaat bagi peserta dan Pemprov DKI Jakarta dalam membangun etos kerja Aparat Sipil Negara yg optimal.

Selain masalah etos kerja di pemerintahan, beragam manajemen inovasi bisnis kelas dunia harus bisa dipelajari oleh banyak orang di negara kita. Untuk mempelajari cara melakukan manajemen inovasi bisnis, klik disini.

Namun Anda bisa saja memiliki kesulitan atau masalah di beberapa sisi seperti budaya dan penerapan disiplin pencapaian target. Bila itu masalahnya, bagi para Leaders di Organisasi Anda, dapat mengikuti program Transformational Leadership dari ACT Consulting dengan klik di link ini.

Untuk melakukan perkembangan mendasar di organisasi dan korporasi, Anda dapat mempelajari cara membangun budaya perusahaan dengan klik disini. Anda juga dapat mempelajari cara menciptakan strategi yang tepat untuk perusahaan dengan klik disini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter  para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki
langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).



corporate culture specialist, certification training, training sertifikasi budaya perusahaan, act consulting

Corporate Culture Specialist Certification Training Batch 2 di 2019

By News No Comments

Pada tanggal 27-29 Maret 2019 telah dilangsungkan Training Sertifikasi CCS Corporate Culture Specialist yang dipandu oleh Master Coach Rinaldi Agusyana, selaku Corporate Strategy Expert, dan Asisten Trainer Syaiful.

Master Coach Rinaldi Agusyana, dalam kesehariannya menjabat sebagai CEO dari ESQ Tours & Travel yang telah memenuhi sertifikasi ISO: 9001 dan mendapatkan penghargaan sebagai World Best Operator for Hajj & Umroh dari World Halal Tourism Award.

Kepiawaian beliau memimpin strategi di lembaga yang dipimpinnya merupakan bukti nyata dari penerapan metodologi corporate culture yang mumpuni, hingga menghasilkan berbagai prestasi. Yang terpenting lagi adalah, lembaga yang dipimpinnya mampu memperoleh performa finansial yang tinggi dengan memberikan kualitas layanan yang bermutu tinggi dan berstandar internasional.

Training Sertifikasi Corporate Culture Specialist ini di hadiri oleh beberapa perusahaan seperti;
1) Bank Nagari
2) Asuransi Bangun Askrida
3) Indofarma
4) Karaksanta Security

Setelah mengikuti training ini, para peserta diberikan waktu untuk melakukan penerapan metode di tempatnya masing-masing. Setelah semua persyaratan telah dipenuhi dalam masa yang ditentukan, pada peserta training sertifikasi Corporate Culture Specialist ini dapat mengikuti ujian Sertifikasi dan berhak mendapatkan pengakuan sebagi seorang Corporate Culture Specialist dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Selain masalah perbaikan budaya perusahaan, beragam manajemen inovasi bisnis kelas dunia harus bisa dipelajari oleh banyak orang di negara kita. Untuk mempelajari cara melakukan manajemen inovasi bisnis, klik disini.

Namun Anda bisa saja memiliki kesulitan atau masalah di beberapa sisi seperti budaya dan penerapan disiplin pencapaian target. Bila itu masalahnya, bagi para Leaders di Organisasi Anda, dapat mengikuti program Transformational Leadership dari ACT Consulting dengan klik di link ini.

Untuk melakukan perkembangan mendasar di organisasi dan korporasi, Anda dapat mempelajari cara membangun budaya perusahaan dengan klik disini. Anda juga dapat mempelajari cara menciptakan strategi yang tepat untuk perusahaan dengan klik disini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter  para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki
langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

training public speaking, lembaga administrasi negara, act consulting

Training Public Speaking Lembaga Administrasi Negara di Maret 2019

By News No Comments

Pada tanggal 29 Maret 2019 dilangsungkan Training Public Speaking untuk Lembaga Administrasi Negara, di Jakarta. Acara ini di ikuti oleh esselon 3&4 di Auditorium Lt. 2 Lembaga Administrasi Negara.

Training Public Speaking ini dibawakan oleh Coach Rendy atau Yusran Effendy, selaku Direktur ESQ School of Communication. Turut memandu juga, Asisten Trainer Rudi Masruddin.

Seperti diketahui bahwa keterampilan untuk mampu berbicara di depan publik diperlukan oleh setiap orang, agar dapat menampilkan diri dan lembaga tempatnya bekerja, dengan lebih baik, berwibawa dan penuh kharisma.

Dengan keterampilan Public Speaking yang matang, seseorang dapat menyampaikan pesan yang bersifat inspiratif dan tidak menggurui. Beragam komunikasi di internal organisasi, antar organisasi dan sebagai perwakilan lembaga, dapat berjalan dengan lebih lancar.

Selain masalah komunikasi efektif dalam organisasi, korporasi dan bisnis, beragam manajemen inovasi bisnis kelas dunia harus bisa dipelajari oleh banyak orang di negara kita. Untuk mempelajari cara melakukan manajemen inovasi bisnis, klik disini.

Namun Anda bisa saja memiliki kesulitan atau masalah di beberapa sisi seperti budaya dan penerapan disiplin pencapaian target. Bila itu masalahnya, bagi para Leaders di Organisasi Anda, dapat mengikuti program Transformational Leadership dari ACT Consulting dengan klik di link ini.

Untuk melakukan perkembangan mendasar di organisasi dan korporasi, Anda dapat mempelajari cara membangun budaya perusahaan dengan klik disini. Anda juga dapat mempelajari cara menciptakan strategi yang tepat untuk perusahaan dengan klik disini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter  para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki
langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).



corporate gathering, training komunikasi efektif, act consulting, menara 165

Corporate Gathering Bertema Komunikasi Efektif di Maret 2019

By News No Comments

Pada tanggal 27 Maret 2019 dilangsungkan acara Corporate Gathering dengan Tema Komunikasi Efektif dipandu. Acara yang dihadiri oleh 175 orang peserta ini dipandu oleh Direktur ESQ School of Communication, Coach Rendy Yusran dan Trainer Rudi Masruddin.

Jumlah peserta ini datang dari berbagai instansi, diantaranya dari 46 institusi kesehatan seperti Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Umum Daerah. Hal ini karena tema yang diberikan cukup menarik, yaitu bagaimana melakukan komunikasi yang efektif di dalam ruang lingkup institusi kesehatan.

Seperti diketahui bahwa institusi kesehatan memiliki iklim yang berbeda dibanding dengan jenis usaha lainnya. Klien yang datang, dalam keadaan yang tidak fit, bahkan dalam keadaan sakit berat hingga kondisi yang paling kritis. Untuk itu, diperlukan cara berkomunikasi yang berbeda.

Dalam keadaan yang genting tersebut, umumnya orang akan merasa panik, tidak dapat menahan emosi mereka, dan seringkali memiliki pretensi yang tidak biasa, karena dalam kondisi tertekan dan khawatir. Untuk itu, tenaga kesehatan perlu menangani dengan komunikasi efektif yang penuh rasa empati, dengan fokus perhatian yang maksimal.

Selain itu, setiap pekerjaan yang berlangsung di sebuah rumah sakit, membutuhkan koordinasi dari berbagai bagian yang berbeda. Dari mulai tenaga pengaman dan resepsionis di ruang penerimaan pasien atau ruang gawat darurat, hingga ke tenaga dokter dan para perawat. Apabila ada kesalahan data atau salah komunikasi sedikit saja, data pasien bisa tidak ditemukan, atau terjadi mispersepsi lainnya. Untuk itu, komunikasi yang efektif menjadi sangat krusial.

Namun tema komunikasi efektif ini juga menarik bagi banyak perusahaan lain yang bukan bergerak di dunia medis. Terlihat dari datangnya peserta dari 11 korporasi lainnya.

Secara umum, ACT Consulting berharap agar penyelenggaraan Corporate Gathering ini dapat membantu lebih banyak instansi untuk bisa melangsungkan pola komunikasi dan sistem komunikasi yang profesional, efektif, dan membuat nyaman bagi klien.

Selain masalah komunikasi efektif dalam bisnis, beragam manajemen inovasi bisnis kelas dunia harus bisa dipelajari oleh banyak orang di negara kita. Untuk mempelajari cara melakukan manajemen inovasi bisnis, klik disini.

Namun Anda bisa saja memiliki kesulitan atau masalah di beberapa sisi seperti budaya dan penerapan disiplin pencapaian target. Bila itu masalahnya, bagi para Leaders di Organisasi Anda, dapat mengikuti program Transformational Leadership dari ACT Consulting dengan klik di link ini.

Untuk melakukan perkembangan mendasar di organisasi dan korporasi, Anda dapat mempelajari cara membangun budaya perusahaan dengan klik disini. Anda juga dapat mempelajari cara menciptakan strategi yang tepat untuk perusahaan dengan klik disini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter  para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki
langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

sundar pichai, ceo google, ceo alphabet, manajemen bisnis, manajemen inovasi, manajemen teknologi, act consulting

Sundar Pichai, Mengapa Direbutkan Oleh Microsoft dan Google Sebagai CEO

By Article No Comments

Pichai memperoleh gelar sarjana dari Institut Teknologi India Kharagpur di bidang teknik metalurgi.  Dia memegang gelar M.S. dari Stanford University dalam ilmu material dan teknik, dan gelar MBA dari Wharton School dari University of Pennsylvania.

Pichai bekerja di bidang teknik dan manajemen produk di konsultan manajemen di McKinsey & Company.  Pichai bergabung dengan Google pada tahun 2004, di mana ia memimpin manajemen produk dan upaya inovasi untuk serangkaian produk perangkat lunak klien Google, termasuk Google Chrome dan Chrome OS, serta sebagian besar bertanggung jawab atas Google Drive. Dia melanjutkan untuk mengawasi pengembangan berbagai aplikasi seperti Gmail dan Google Maps.

Pada 13 Maret 2013, Pichai menambahkan Android ke daftar produk Google yang dikepalainya. Android sebelumnya dikelola oleh Andy Rubin. Dia adalah direktur Jive Software dari April 2011 hingga 30 Juli 2013. Pichai terpilih menjadi CEO Google berikutnya pada 10 Agustus 2015 setelah sebelumnya ditunjuk sebagai Kepala Produk oleh CEO, Larry Page. Pada 24 Oktober 2015 ia masuk ke posisi baru saat pembentukan Alphabet Inc., perusahaan induk baru untuk keluarga perusahaan Google.

Pichai telah diusulkan sebagai orang yang dipertimbangkan untuk menjadi CEO Microsoft pada tahun 2014, posisi yang akhirnya diberikan kepada Satya Nadella.

Data yang diperoleh dari siliconangle adalah Satya Nadella dipilih sebagai CEO karena latar belakang perusahaan dan cloud-nya. Namun, Sundar Pichai adalah kandidat eksternal terkemuka dan sebelumnya dalam diskusi dengan komite perekrutan.

Pichai adalah kepala eksekutif untuk Google Chrome dan Google App dan telah menjadi kekuatan pendorong integrasi Android di seluruh perusahaan. Dia sangat dianggap sebagai eksekutif terkemuka di Google.

“Microsoft benar-benar dapat memindahkan bola ke lapangan dengan Sundar Pichai dalam menciptakan model sistem operasi terbuka baru untuk cloud, mobile, dan sosial” menurut Dave Vellante, kepala analis di Wikibon.

“Pasar telah mencari CEO yang dapat menyeimbangkan peran memimpin transformasi perusahaan sambil menjaga momentum konsumen itu dengan xBox dan reboot mobile. Pichai adalah paket total kepemimpinan teknologi dan ketajaman bisnis. “

Pichai di google memulai dengan memimpin pengembangan perangkat lunak perusahaan, termasuk browser Chrome, Chrome OS, Drive, Gmail dan Maps. Dia juga mengumumkan format video open-source Google VP8 dan WebM pada 2010.

Dia adalah orang yang memulai browser mesin pencari Google ketika Internet Explorer mendominasi dunia internet. Pichai meluncurkan browser Chrome pada 2008, yang menjadi game changer di dalam penggunaan internet. Sundar Pichai mengambil alih Gmail dan Google Docs pada 2011. Pada tahun yang sama ia dipromosikan menjadi Wakil Presiden Senior perusahaan.

Setelah satu tahun pada 2013, Pichai diangkat menjadi kepala Android dan pada 2014, Google Product Czar. Pada tahun yang sama ia diangkat sebagai kepala produk perusahaan tempat ia membawa layanan seperti Google Maps dan Google+.

Sundar Pichai disebut sebagai tangan kanan Larry Page. Saat mengumumkan peluncuran Alphabet, posting blog Page berkata, “Sundar telah mengatakan hal-hal yang akan saya katakan untuk beberapa waktu sekarang dan saya telah sangat menikmati pekerjaan kami bersama.”

Beragam manajemen inovasi bisnis yang dilakukan Sundar Pichai harus bisa dipelajari oleh banyak orang di negara kita. Untuk mempelajari cara melakukan manajemen inovasi bisnis, klik disini.

Namun Anda bisa saja memiliki kesulitan atau masalah di beberapa sisi seperti budaya dan penerapan disiplin pencapaian target. Bila itu masalahnya, bagi para Leaders di Organisasi Anda, dapat mengikuti program Transformational Leadership dari ACT Consulting dengan klik di link ini.

Untuk melakukan perkembangan mendasar di organisasi dan korporasi Anda seperti yang dilakukan Sundar Pichai di Google, Anda dapat mempelajari cara membangun budaya perusahaan dengan klik disini.
Anda juga dapat mempelajari cara menciptakan strategi yang tepat untuk perusahaan dengan klik disini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter  para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki
langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).




eric schmidt, eks chairman google, dont be evil, motto google, act consulting, makna bekerja di google

Eric Schmidt, eks Chairman tentang Motto Google; “Dont be Evil”

By Article No Comments

Mengepalai sebuah perusahaan global yang memiliki kekuatan teknologi dengan cabang di banyak negara di dunia, bukan suatu hal yang mudah. Namun, ternyata motto google amatlah sederhana dan mudah dipahami.
Motto yang menggambarkan bahwa jiwa dari perusahaan besar ini ternyata jauh dari suatu bayangan yang menakutkan.

Ya. Motto Google, perusahaan teknologi terbesar di dunia yang sekarang memiliki payung bernama Alphabet ini hanyalah; “Dont be Evil”. Atau jangan berbuat jahat.

Motto ini dikatakan Eric Schmidt berasal dari lontaran perkataan seorang karyawan di dalam sebuah rapat. Motto Google ini kemudian menjadi viral dan menjadikan perusahaan teknologi ini tumbuh dekat dengan masyarakat dunia.

Makna Bekerja di Google

Motto Google ini sejalan dengan keinginan banyak karyawan yang berada di dalamnya bahwa mereka ingin melihat dunia berubah menjadi lebih baik. “Our Employees Want To Change The World”, kata Schmidt.

Bahwa keuntungan materi berjumlah besar yang didapatkan sebagai gaji dan bonus, hanyalah sebuah hiburan atau entertainment. Demikian filosofi yang dimiliki oleh banyak karyawan di Google, menurut Schmidt.

Berkembangnya makna bekerja di Google yang kemudian menjadi misi hidup. Hal ini tumbuh dalam jiwa tiap karyawan ini membuat banyak dari mereka bekerja dengan super produktif.

Bahkan bekerja dengan jauh melampaui target keharusan jam kerja secara umum. Yang terjadi malah Google kesulitan dalam menyuruh karyawannya pulang. Atau membuat mereka berhenti bekerja dan beristirahat.

Mereka ingin karyawan fokus dan memiliki energi untuk bekerja dengan baik. Itulah mengapa Google menyediakan berbagai kebutuhan hidup karyawan. Seperti laundry, sport room, game room, makanan yang bebas diakses kapan saja, makan pagi, makan siang dan makan malam. Dengan berbagai variasi menu yang lezat dan menarik.

Satu-satunya aturan kerja yang ada hanyalah: Larangan untuk tidur di kantor. Mengenai tidur, Google tidak menyediakan kasur. Karyawan harus tidur dimana saja asal bukan di kantor. “Bila perlu mereka mampu untuk tidur di hotel, tapi jangan di kantor”, kata Schmidt.

Mengapa Karyawan Google Berkinerja Super?

Mengapa Google bisa memiliki karyawan yang berkinerja super seperti itu? Makna bekerja yang telah ditemukan karyawan di Google, itulah jawabannya. Karena adanya cita-cita untuk melihat dunia berubah melalui kerja dan inovasi yang mereka ciptakan. Itulah yang membuat perusahaan besar ini terus berkembang. Karyawan dengan kompetensi dan kapabilitas tinggi. Yang memiliki niat mulia dalam bekerja, dan bekerja dengan sekeras mungkin, sekuat tenaga.

Namun, untuk masuk ke perusahaan ini tidak mudah. Ada board of hiring atau komite perekrutan yang memiliki persyaratan yang ketat. Bahkan, calon karyawan yang diundang wawancara tidak mengetahui posisi apa yang ditawarkan untuknya. Tidak hingga ia datang dan wawancara dimulai. Itu adalah salah satu cara yang digunakan Google untuk menjaga privasi produk dan kerahasiaan pekerjaan.

Beragam tes dan seleksi yang harus dilalui pun dinilai sangat sulit dan rumit, bahkan David Bernstein, ketua The Economic Forum mengatakan bahwa lebih sulit untuk masuk ke Google daripada masuk ke Harvard.

Schmidt mengatakan, parahnya, seseorang pernah di wawancara hingga 60 kali untuk suatu posisi. Namun belum juga diterima. Hingga Schmidt kemudian menurunkan jumlah maksimal wawancara menjadi 8 kali dan diturunkan lagi menjadi maksimal 5 kali wawancara sebelum seseorang dapat diterima di Google.

Krisis Fundamental Dunia Barat

Dalam wawancara yang dilakukan dalam The Economic Forum di Washington DC pada tahun 2011, Eric Schmidt memberikan pidato pembuka yang menarik. Ia tidak berusaha menjadi lucu, namun logika filosofis yang disampaikannya, membuat banyak hadirin tertawa dan mengangguk menyetujui. Apa yang disampaikan Schmidt?

Schmidt saat pidato mengeluarkan uang lembaran $20. Ia perlihatkan pada hadirin, lalu ia meminta setiap orang di ruangan, untuk mengikuti kata-katanya. Eric lalu membacakan apa yang tertulis di setiap lembaran dollar di Amerika. “In God We Trust”. Pada Tuhan kami Percaya, kata Eric. Para hadirin mengikutinya. “All others must bring data”. “Semua hal yang lain harus dibuktikan dengan data”, lanjut Eric Schmidt berikutnya, yang membuat hadirin serempak tertawa.

Schmidt mengatakan di tahun 2011 tersebut, bahwa dunia barat tengah memiliki dua masalah besar yang disebutnya sebagai Krisis Fundamental. Krisis Fundamental pertama yang disebut oleh Schmidt adalah masalah globalisasi. Ternyata, globalisasi juga dirasakan sebagai suatu hal yang berat bukan saja bagi masyarakat dari negara berkembang di kawasan Asia dan Afrika saja.

Schmidt mengatakan bahwa perkembangan teknologi yang akan terus berlanjut. Yang akan membuat dunia berkembang menjadi tempat yang lebih nyaman untuk ditempati, kata Schmidt. Teknologi yang berkembang akan menghasilkan interkoneksi atau keterhubungan antar berbagai tempat, berbagai perusahaan, dan berbagai layanan. Itulah yang membuat dunia akan menjadi lebih nyaman.

Namun di sisi lain, ada krisis fundamental di baliknya, hingga disebutkan oleh Schmidt sebagai suatu hal yang harus ditangani. Bisa kita bahasakan sebagai krisis moral atau moral hazard. Yang kemudian tumbuh dan masih menjadi problem utama hingga saat ini, dengan adanya interkonektivitas dan perkembangan teknologi ini.

Krisis Fundamental yang kedua adalah munculnya berbagai inovasi bisnis, yang membuat banyak pekerjaan menjadi hilang. Jobless problem, kata Eric Scmidt di tahun 2011. Tentang apa yang menurutnya tengah terjadi di dunia barat, sekitar 8 tahun yang lalu.

Ada sesuatu dari perkataan Schmidt yang saat itu tengah menjabat sebagai CEO Google. Ia membuka suatu fakta yang tidak banyak disadari oleh kita yang hidup di timur. Bahwa ternyata ketidaksanggupan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan teknologi bukan saja terjadi di Asia atau di Afrika saja. Tapi juga banyak terjadi di dunia barat. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan mereka karena perkembangan teknologi.

Apa Solusi Dari CEO Google?

Schmidt (di tahun 2011 itu) menyampaikan bahwa jawabannya adalah pada edukasi hati. “The Heart Answers”, kata Schmidt. Pemerintah di dunia barat harus berinvestasi lebih pada sektor pendidikan, tak hanya pada pendidikan matematika, katanya.

Menyadari bahwa perusahaan yang dipimpinnya saat itu banyak berdampak pada pemerintahan di seluruh dunia, Schmidt yang juga aktif dalam politik di Amerika ini mengatakan bahwa Pemerintahan harus menciptakan model untuk pendidikan inovasi, di negara masing-masing.

Schmidt menyadari bahwa sebagai CEO Google saat itu, ia diperhitungkan sebagai salah satu tokoh dunia. Ia mengetahui bahwa kata-katanya akan berdampak pada perbaikan hidup banyak orang.

Karena itu ia melanjutkan dalam pidatonya bahwa “Pemerintah harus menghilangkan berbagai halangan (roadblocks) yang ada dalam penciptaan berbagai bisnis baru. Karena itulah yang akan menjadi solusi bagi masalah pengangguran yang tengah terjadi di Amerika. Karena dengan adanya bisnis baru, maka akan banyak lapangan pekerjaan yang tercipta.

The Heart Answer

Pendapat Eric Schmidt tentang apa yang terjadi di dunia barat saat itu pada tahun 2011, telah merubah wajah pendidikan di Amerika Serikat. Pendidikan sosio emosional telah dikembangkan di jenjang pendidikan dasar dan menengah di negara tersebut. Sejalan sebagai apa yang disebut Schmidt sebagai “The Heart Answer”.

Jawaban ini sejalan dengan Motto Google yang disebutkan Schmidt, “dont be evil”. Untuk menciptakan generasi yang lebih baik, yang tidak menyukai perbuatan jahat pada orang lain, dengan mempelajari keterampilan untuk dapat cerdas secara sosial, emosional dan spiritual.

Jauh sebelum hal tersebut menjadi diskursus yang disadari di dunia barat, jawaban tentang The Heart Answer telah disampaikan oleh penulis buku Emotional Spiritual Quotient (ESQ), DR (HC) Ary Ginanjar Agustian, di tahun 1999. Buku yang diterbitkannya sendiri tersebut meledak menjadi best seller dan telah laku hingga lebih dari dua juta cetak hingga tahun ini. Kemudian berkembang menjadi berbagai pelatihan dengan lembaga yang memiliki alumni pelatihan lebih dari 1,7 juta orang dari seluruh dunia.

DR HC Ary Ginanjar Agustian juga telah melakukan presentasi mengenai konsep ESQ memenuhi undangan University of Oxford pada bulan Maret, tahun 2007. Di hadapan 17 Professor dari berbagai latar belakang ilmu dan dari berbagai negara.

Itulah The Heart Answer yang kini populer, yang memberikan makna bekerja bagi para karyawan di google, dan di berbagai perusahaan yang menjadi klien ESQ dan ACT Consulting hingga saat ini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

corporate sustainability strategy, corporate strategy intelligence, act consulting, corporate strategy certification training

Ragam Aspek Corporate Strategy Untuk Sustainabilitas Perusahaan

By Article No Comments
corporate sustainability strategies

Setiap Perusahaan ingin agar kegiatan ekonomi yang dilakukannya dapat beroperasi secara lestari dan berkelanjutan. Namun, untuk memastikan sebuah perusahaan dapat beroperasi dalam jangka panjang, ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Aga berbagai jenis aspek dan dimensi yang harus dipertimbangkan. Serta ada unsur internal dan eksternal yang menjadi sumber daya serta peluang dan ancaman.

Ada berbagai jenis Corporate Sustainability Strategies dalam jurnal yang disusun oleh Prof Baumgartner et al (2010) :

• Introvert – strategi mitigasi risiko: fokus pada standar hukum dan eksternal lainnya mengenai aspek lingkungan dan sosial untuk menghindari risiko bagi perusahaan

• Ekstrovert – strategi yang melegitimasi: fokus pada hubungan eksternal, lisensi untuk beroperasi

• Konservatif – strategi efisiensi: fokus pada eko-efisiensi dan produksi yang lebih bersih

• Visioner – strategi keberlanjutan holistik: fokus pada masalah keberlanjutan dalam semua kegiatan bisnis; keunggulan kompetitif berasal dari diferensiasi dan inovasi, yang menawarkan keuntungan unik bagi pelanggan dan pemangku kepentingan.

Jenis Strategi Untuk Menghadapi Tantangan

ini menggambarkan kemungkinan umum untuk menghadapi tantangan keberlanjutan, mis. dengan berbagai aspek lingkungan dan sosial dari kegiatan bisnis sesuai dengan prinsip keberlanjutan dari  Robèrt et al. (2002) yang membagi ke dalam dua jenis Strategi yaitu Transformatif dan Visioner ;  

  • Strategi transformatif berinteraksi dengan pasar dan mencoba mengubah kondisi pasar secara aktif. Strategi ini bertujuan untuk menciptakan peluang pasar baru dalam terang pembangunan berkelanjutan, termasuk unsur-unsur strategi konservatif dan visioner (Baumgartner, 2005, hal. 62).
  • Strategi visioner terjadi dalam dua bentuk berbeda: dengan cara konvensional dan dengan cara sistemik (Baumgartner dan Biedermann, 2007).
    • Strategi visioner konvensional didasarkan pada peluang pasar secara oportunistik. Selama masalah keberlanjutan mengarah pada keunggulan pasar, mereka merupakan bagian dari manajemen strategis perusahaan berorientasi visioner konvensional, sehingga fokusnya adalah dari luar: input untuk perumusan strategi berasal dari perspektif pasar.
    • Strategi visioner sistemik menggabungkan pandangan ini dengan perspektif luar-dalam, pandangan berbasis pasar dilengkapi dengan pandangan berbasis sumber daya dan pembangunan berkelanjutan berada dalam posisi normatif.

Aspek Sustainability

Untuk mengembangkan strategi sustainability yang mewakili profil sustainability yang berbeda, perlu untuk mengetahui berbagai masalah sustainability yang harus dipertimbangkan dan juga dirancang dalam strategi semacam itu.

Oleh karena itu, pada langkah pertama, masalah seperti itu ditentukan. Dalam literatur sustainability berbagai istilah digunakan untuk menggambarkan masalah CSR (Ebner, 2008, hal. 105). Konrad et al. (2006) menggunakan istilah isu itu sendiri, sedangkan untuk Perrini et al. (2007) faktor CSR berlaku.

Dua istilah pada prinsipnya digunakan dalam diskusi aspek atau kriteria sustainability;   

Untuk sustainability perusahaan, berbagai pendekatan yang menentukan aspek keberlanjutan sudah ada. Untuk mendefinisikan kerangka kerja keberlanjutan yang konsisten, aspek keberlanjutan didasarkan pada konsep populer dan makalah keberlanjutan (GRI, 2006; DJSI, 2007; FTSE, 2006; Labuschagne dan Brent, 2006).

Berikut ini, aspek keberlanjutan yang paling relevan dibahas secara singkat, tetapi dibagi menjadi tiga subkelompok sesuai dengan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan


Dimensi Ekonomi dalam Corporate Strategy


Dimensi ekonomi keberlanjutan perusahaan sering dibahas sebagai ‘dimensi generik’ (Baedeker et al., 2002; DJSI, 2007). Keberlanjutan ekonomi mencakup aspek umum organisasi yang harus dihormati – di sebelah aspek lingkungan dan sosial – agar tetap berada di pasar untuk waktu yang lama.

Penggunaan aspek generik seperti itu tampaknya bermakna, karena hasil yang baik dalam aspek-aspek ini cenderung mengarah pada kebaikan keuangan dan hasil keberlanjutan perusahaan.

Dengan demikian manajemen harus memperhatikan aspek-aspek tersebut untuk memperoleh kesuksesan ekonomi daripada berkonsentrasi pada aspek-aspek yang hanya menunjukkan hasil keuangan.

Dimensi Ekonomi dari Corporate Strategy untuk Sustainabilitas adalah;

  • Inovasi dan Teknologi,
  • Kolaborasi,
  • Knowledge Management
  • Proses Operasional
  • Supply Chain
  • pelaporan sustainabilitas.

Inovasi dan Teknologi

Upaya dalam penelitian untuk mengurangi dampak lingkungan pada produk baru dan dalam kegiatan bisnis. Bagaimana perusahan menggunakan best practice (teknik terbaik yang tersedia), dihubungkan dengan integrasi teknologi lingkungan, konsentrasi pada produksi yang bersih dan teknologi zero emission.

Kolaborasi

Kerja sama yang baik dan kolaborasi aktif dengan berbagai mitra bisnis (mis. Pemasok, Litbang, institusi, universitas, dll. Pertukaran informasi dan pengetahuan mengenai ilmu, program dan teknologi

Knowledge Management

Metode merencanakan, mengembangkan, mengatur, memelihara, mentransfer, menerapkan dan mengukur pengetahuan khusus dan untuk meningkatkan basis pengetahuan organisasi.

Proses Operasional

Proses dan peran yang jelas didefinisikan sehingga kegiatan bisnis dilakukan secara efisien dan bahwa setiap karyawan tahu apa yang diharapkan organisasi darinya. Adaptasi manajemen proses pada kebutuhan keberlanjutan untuk diterapkan perusahaan secara sistematis. Integrasi keberlanjutan dalam kehidupan bisnis sehari-hari.

Supply Chain

Kesadaran dan pertimbangan keberlanjutan masalah terkait dalam organisasi serta di samping rantai pasokan. Hubungan dengan pemasok merupakan fokus keberlanjutan.yang harus dijaga

Pelaporan Sustainabilitas

Pertimbangan dan pelaporan masalah keberlanjutan dalam internal perusahaan. Adanya sistem untuk melakukan pengecekan bagaimana proses sustainabilitas dijaga dalam pelaksanaannya.

Dimensi Sosial dari Corporate Strategy

Tergantung pada definisi keberlanjutan sosial, aspek mana yang dianggap sebagai elemen dari dimensi ini dan mana yang tidak. Keberlanjutan sosial suatu organisasi ‘. . . adalah kesadaran akan tanggung jawab atas tindakannya sendiri serta komitmen yang otentik dan kredibel (kebanyakan jangka panjang) dalam semua aktivitas bisnis dan lebih banyak lagi, yang bertujuan untuk tetap berhasil di pasar untuk waktu yang lama.

Keberlanjutan sosial bertujuan untuk memengaruhi secara positif semua hubungan saat ini dan di masa depan dengan para pemangku kepentingan. Lebih lanjut, pemenuhan kebutuhan mereka difokuskan untuk memastikan kesetiaan pemangku kepentingan bagi perusahaan (Ebner, 2008, hlm. 28).

 Berikut ini, aspek-aspek penting untuk keberlanjutan sosial dibahas secara singkat. Aspek didasarkan  ke dalam aspek internal dan eksternal.

Aspek Sosial Internal dalam Corporate Strategy untuk Sustainabilitas

  • Corporate Governance
  • Motivasi & Insentif
  • Kesehatan dan Keselamatan
  • Pengembangan Sumber Daya Manusia

Tata kelola perusahaan / Corporate Governance

Transparansi dalam semua kegiatannya untuk memperbaiki hubungan dengan para pemangku kepentingan.

Memberikan wawasan tentang semua data yang relevan; mengikuti aturan pasar (saham) pada perusahaan

tata kelola dan mendefinisikan tanggung jawab dan perilaku dewan.

Motivasi dan Insentif

Keterlibatan aktif dan fungsi teladan manajemen pada topik keberlanjutan untuk para karyawan. Kesadaran akan kebutuhan, klaim dan faktor motivasi karyawan untuk mengimplementasikan keberlanjutan secara memadai ke dalam organisasi karena dukungan manajemen untuk bertindak secara berkelanjutan (mis. waktu, uang, sumber daya). Pengembangan insentif dan sistem imbalan (moneter, non-moneter).

Kesehatan dan Keselamatan

Menjamin bahwa tidak ada risiko kesehatan dan keselamatan yang terjadi ketika bekerja di / untuk organisasi. Tidak ada dampak negatif pada kesehatan fisik karyawan setiap saat. Pengoperasian program untuk karyawan untuk mencegah bahaya dan tetap sehat dan sehat secara umum (mis. dalam pengembangan negara).

Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan sumber daya manusia untuk isu-isu terkait keberlanjutan melalui program spesifik seperti pendidikan permanen, bimbingan atau pelatihan. Pendidikan lintas kerja yang luas (pekerjaan pengayaan, perluasan pekerjaan) untuk menjadi sadar akan berbagai tantangan dan masalah keberlanjutan perusahaan.

Aspek Sosial Eksternal dari Corporate Strategy untuk Sustainabilitas

  • Perilaku Etis dan Hak Azasi Manusia
  • Tidak Ada Kegiatan Kontroversial
  • Tidak Ada Korupsi dan Kartel
  • Corporate Citizenship

Perilaku Etis dan Hak Azasi Manusia

Elemen pentingnya adalah budaya menghormati, aturan dan perilaku yang adil dalam suatu organisasi (dan antara anak perusahaannya), alokasi laba yang adil, serta pertimbangan serius akan cita-cita dan kebutuhan pemangku kepentingan.  Menghormati karyawan, baik tentang kepercayaan agama mereka, jenis kelamin, kebangsaan  warna kulit atau tentang orang-orang yang cacat atau tua.

Tidak ada Kegiatan Kontroversial

Tidak ada kepemilikan saham pada organisasi yang sebagian besar ditetapkan sebagai tidak berkelanjutan (mis. penambangan uranium). Tidak ada penggunaan atau penjualan aset dan barang sendiri untuk kegiatan yang tidak berkelanjutan.

Tidak ada Korupsi dan Kartel

Berperilaku adil di pasar dan menghindari memanipulasi praktik bisnis. Ini termasuk tidak ada pelanggaran peraturan, tidak ada penentuan harga atau bergabung dengan kartel dan tidak ada korupsi untuk mendapatkan keuntungan.

Kewarganegaraan Korporat (Corporate Citizenship)

Menjadi warga korporat yang baik di tingkat nasional; terlibat dalam upaya pembentukan kekuatan ekonomi suatu negara serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dukungan dari para pemangku kepentingan. Di tingkat regional; partisipasi dalam kegiatan untuk komunitas lokal. Orientasi masa depan tanpa mengeksploitasi sosial atau alam.

Dimensi Ekologi Dalam Corporate Strategy Untuk Sustainabilitas

Dimensi ini berkaitan dengan dampak lingkungan akibat aktivitas perusahaan. Ada beberapa publikasi tentang aspek ekologis yang paling relevan (GRI, 2006; Labuschagne et al., 2005; DJSI, 2007; FTSE, 2006, dalam Baumgartner, 2010). Dampak lingkungan ini disebabkan oleh penggunaan sumber daya, dan emisi ke udara, ke air atau ke tanah, serta limbah dan limbah berbahaya. Selain itu, dampak pada keanekaragaman hayati dan masalah lingkungan dari produk di atas terhadap siklus hidup sangat penting.

Dimensi ini terutama diukur oleh dampak, tetapi di dalam perusahaan, strategi sustainabilitas, fokusnya harus diletakkan pada efek yang menyebabkan dampak ini, misalnya, semakin tinggi waktu dalam penanganan suatu kasus, levelnya semakin terkonsentrasi pada sebab daripada efek.

Untuk mengetahui bagaimana menyusun strategi agar korporasi dan organisasi dapat berumur panjang, kita harus berlatih dengan menggunakan rumus analisa yang dapat Anda pelajari dalam program Corporate Strategy Intelligence atau Program Corporate Strategy Specialist Certification Training. Dengan mengetahui bagaimana cara untuk melakukan perhitungan dalam berbagai pertimbangan ini, kita dapat menyusun strategi dengan lebih baik dan lebih sesuai dengan keadaan, dan dapat melakukan perbaikan di perusahaan, agar dapat menjadi perusahaan yang berumur panjang dengan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

budaya perusahaan di rumah sakit di turki, act consulting, corporate culture, organization culture health index, ochi, ary ginanjar agustian

Pengaruh Jenis Budaya Organisasi pada Keberhasilan; Penelitian pada 99 Rumah Sakit di Turki

By Article No Comments

Cameron dan Quinn (1999 dalam Acar, 2014),menyelidiki kontribusi budaya organisasi yang dikembangkan pada efektivitas organisasi dan keberhasilan organisasi. Dalam studi itu, diklaim bahwa masing-masing jenis budaya organisasi dapat berkontribusi untuk keberhasilan organisasi tergantung pada kebutuhan lingkungan eksternal dan orientasi strategis organisasi.

Menurut tipologi Cameron dan Quinn (1999 dalam Acar, 2014), budaya dalam suatu organisasi dapat dilihat antara dua dimensi:

fokus pada pemeliharaan internal (perataan dan integrasi)

versus hubungan eksternal (persaingan dan diferensiasi),

dan fokus pada proses organik (fleksibilitas dan dinamika)

versus proses mekanistik (stabilitas dan kontrol).

Ragam Budaya Organisasi

Ada beberapa jenis budaya organisasi yang membuatnya beragam dan unik. Perbedaan tersebut dapat kita ketahui dengan membaca pemaparan di bawah ini yang membagi ragam budaya organisasi ke dalam empat jenis, yaitu sebagai berikut (Acar, 2010):

Clan

Budaya klan (koperasi) dibentuk antara dimensi fokus organisasi dan fleksibilitas / dinamisme. Budaya klan memiliki afiliasi dan kepedulian yang tinggi dengan kerja tim dan partisipasi (Quinn dan Spreitzer, 1991).

Komitmen organisasi adalah jenis budaya yang telah dilihat dalam organisasi, bertindak sebagai keluarga dan memiliki fitur sosial sebagai kepercayaan, solidaritas, dan persatuan. Perusahaan Jepang yang sukses dengan struktur tim yang efektif adalah contoh khas dari budaya ini (Berrio, 2003, Cameron dan Quinn, 1999; Erdem, 2007).

Hierarchy

Budaya hierarki (kontrol) terletak antara fokus organisasi internal dan dimensi stabilitas / kontrol. Budaya hierarkis mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma yang terkait dengan birokrasi (Quinn dan Spreitzer, 1991).

Ini adalah jenis budaya organisasi yang kepemimpinannya efektif karena dalam organisasi mekanis dan birokratis yang memberi arti penting pada ketertiban dan aturan. Budaya ini dapat dilihat di perusahaan-perusahaan global seperti McDonald dan Ford Motor Co. yang mengarah pada keterasingan pekerja, tanpa tujuan dan berkurangnya rasa otonom (Berrio, 2003, Cameron dan Quinn, 1999; Erdem, 2007).

Market

Meskipun ada fokus / orientasi eksternal, budaya pasar (kompetitif) terjadi pada saat stabilitas dan kontrol. Ini adalah budaya rasional yang menekankan efisiensi dan pencapaian (Quinn dan Spreitzer, 1991).

Karyawan dalam tipe budaya ini berorientasi pada kesuksesan. Mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada tujuan organisasi dan penekanan pada konsep perencanaan, kinerja dan efisiensi. Bisnis global yang memiliki hubungan efektif antara pemasok, pelanggan, dan pemangku kepentingan eksternal adalah contoh budaya organisasi ini (Berrio, 2003, Cameron dan Quinn, 1999; Erdem, 2007).

Adhocracy

Adhocracy (kreatif) adalah budaya organisasi perkembangan yang didasarkan pada pengambilan risiko, inovasi dan perubahan (Quinn dan Spreitzer, 1991). Ini mengacu pada budaya organisasi di bidang kewirausahaan, fleksibel, inovatif dan kreatif dengan struktur yang berorientasi eksternal dan dinamis.

Karyawan dapat mengambil inisiatif, didukung dengan penemuan dan kebebasan baru sehingga mereka merasa puas, bahagia dan sukses dalam lingkungan ini (Berrio, 2003, Cameron dan Quinn, 1999; Erdem, 2007).

Organisasi, melakukan bisnis melalui internet yang didefinisikan sebagai ‘ekonomi baru’, menggunakan teknologi canggih adalah contoh dari budaya ini. Berdasarkan tinjauan ke masa depan ini dan temuan-temuan dari literatur, tergantung pada akar tradisional dari sektor publik dan swasta, diperkirakan ada berbagai jenis budaya organisasi perusahaan di kedua sektor ini.

 

Pada penelitian yang dilakukan oleh Dr Zafer Acar (2014) ini, pengambilan sampel acak dipilih dan diterapkan pada 300 rumah sakit swasta dan pemerintah di Turki. Kuantitas ini menampung lebih dari 20% populasi rumah sakit Turki.

 

Dr Zafer Acar mengirim kuesioner kepada eksekutif dengan surat pengantar. Kemudian sebuah database dibentuk dengan 512 kuesioner yang dikembalikan dari 99 rumah sakit itu.

Setelah penghapusan beberapa bentuk kuesioner karena menyembunyikan data yang berlebihan, 480 kuesioner yang jelas dibawa ke tahap analisis.

 

Perbedaan antara rumah sakit umum dan swasta dalam hal pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Bisnis

• Meskipun, efek budaya hierarki pada layanan dan kinerja keuangan terlihat di rumah sakit umum, efek yang sama tidak dapat dipastikan di rumah sakit swasta.

• Meskipun, efek budaya pasar terhadap kinerja keuangan terlihat di rumah sakit swasta, efek yang sama tidak dapat dipastikan di rumah sakit umum.





Penelitian Dr Zafer Acar (2014) ini ingin mengidentifikasi budaya dominan apa yang jamak ditemukan, dan ingin secara empiris menjelaskan hubungan antara jenis budaya organisasi dan kinerja bisnis di rumah sakit sebagai perusahaan layanan kesehatan.

Menurut statistik deskriptif diketahui bahwa budaya organisasi yang dominan dalam industri perawatan kesehatan Turki adalah Hierarki dan diikuti oleh budaya Market dan Clan.

Namun dibatasi oleh sampel, temuan ini dapat diartikan sebagai budaya perusahaan dalam industri perawatan kesehatan Turki berdasarkan stabilitas, ketertiban dan kontrol. Bahkan setiap kasus di rumah sakit berbeda dari yang lain, hasil ini mengejutkan karena jenis organisasi ini yang efektif dalam menekankan proses yang stabil, dapat diprediksi, dan mekanistik.

Budaya perusahaan memiliki pengaruh kuat di seluruh rumah sakit dalam banyak aspek. Sementara evaluasi studi budaya organisasi dan konsep kinerja organisasi, muncul bahwa budaya organisasi secara langsung terkait dengan kinerja organisasi (mis. Denison, 1990 dalam Acar, 2014).

Ogbonna dan Harris (2000) menawarkan bahwa budaya organisasi yang berorientasi internal dapat terbukti relatif tidak menguntungkan (Clan dan Hierarcy) bila dibandingkan dengan keuntungan yang mungkin dengan budaya berorientasi eksternal (Market dan Adhocracy).

Menurut temuan studi saat ini, sulit untuk mencapai kinerja yang unggul dalam aspek layanan dan kinerja keuangan dengan budaya Clan.

Tetapi studi saat ini menunjukkan Jenis Budaya Organisasi dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Organisasi di Rumah Sakit Turki bahwa organisasi perawatan kesehatan Turki sebagian besar dalam budaya hierarkis.

Dalam hal ini, dalam kasus budaya yang berorientasi internal, sedikit bukti yang ditemukan untuk mendukung klaim hubungan antara kekuatan budaya dan kinerja.

Di sisi lain, menurut temuan penelitian saat ini ditemukan bahwa budaya organisasi yang menganggap stabilitas, ketertiban dan perilaku kontrol dominan secara komparatif dalam posisi menguntungkan dengan organisasi yang fleksibel, bijaksana dan dinamis.

Atas dasar rumah sakit umum dan swasta, perbedaan signifikan antara efek budaya organisasi pada kinerja bisnis di rumah sakit di Turki, tidak dapat dipastikan. Temuan ini mendukung prediksi tentang perlunya penciptaan struktur budaya rumah sakit swasta oleh konsultan dengan pengalaman publik, namun, masih perlu diuji.

Beragam fakta mengenai budaya di pengorganisasian rumah sakit yang berlangsung di Turki harus bisa dipelajari oleh banyak orang di negara kita. Bisa ada banyak masalah dalam fokus budaya perusahaan ini. Bila perusahaan atau organisasi Anda memiliki kesulitan atau masalah di beberapa sisi seperti budaya dan penerapan disiplin pencapaian target. Bila itu masalahnya, bagi para Leaders di Organisasi Anda, dapat mengikuti program Transformational Leadership dari ACT Consulting dengan klik di link ini.

Untuk melakukan perkembangan mendasar di organisasi dan korporasi, Anda dapat mempelajari cara membangun budaya perusahaan dengan klik disini. Anda juga dapat mempelajari cara menciptakan strategi yang tepat untuk perusahaan dengan klik disini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter  para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki
langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

coaching feedback, act consulting, talent based coaching, esq training

Pengaruh Feedback dalam Coaching Terhadap Sejumlah Aspek Bisnis

By Article No Comments

Di banyak perusahaan di Eropa, feedback culture tengah banyak dikembangkan. Hal ini karena ada sejumlah aspek dalam feedback yang berpengaruh positif terhadap budaya kerja di dalam perusahaan dan organisasi.

Seperti yang dapat kita lihat dari Survei yang dilakukan Gallup di bawah ini, yang memperlihatkan bahwa feedback masih memberikan hasil yang baik bila dilakukan minimal beberapa kali dalam sebulan.

Hasil yang ditunjukkan bila manajer atau supervisor memberikan feedback minimal beberapa kali dalam sebulan, dapat memotivasi performa yang meningkatkan kinerja hingga ke tahap outstanding atau luar biasa, hingga meningkatkan performa pekerjaan sebanyak 25%. Bahkan meningkatkan employee engagement hingga 39%. Dengan catatan, feedback yang diberikan haruslah yang bermakna bagi karyawan yang membutuhkan bimbingan (coaching).

Cara untuk memberikan bimbingan yang bermakna, haruslah dengan memantik kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional dari seseorang, dan bukan hanya berfokus pada hal yang bersifat intelektual. Bahkan, area of development di bidang EQ dan SQ ini, dapat memperkaya feedback yang diberikan, dan memberikan makna yang mendalam bagi karyawan dalam hubungannya dengan pekerjaan.

Sementara itu, dengan fokus pada memberikan feedback yang bermakna, hasil dari employee engagement yang meningkat hingga hampir 40% ini berpengaruh pada sejumlah aspek bisnis lain, seperti di bawah ini yaitu pada unsur seperti; keuntungan perusahaan hingga naik 21%, peningkatan penjualan hingga 20%, peningkatan produktivitas hingga 17%, menurunkan cacat produksi sebanyak 40%, hingga menurunkan angka tidak masuk kerja (absenteism) sebanyak 41%.

Selain itu juga berpengaruh pada hal seputar safety yaitu menurunkan jumlah pasien yang harus dirawat akibat kecelakaan kerja sebanyak 58% dan menurunkan jumlah terjadinya insiden kecelakaan kerja sebanyak 70%. Angka ini tentu sangatlah besar, dan membuat lebih banyak karyawan yang selamat dan sehat dalam bekerja, terhindar dari berbagai nasib buruk yang mungkin terjadi akibat kecelakaan di tempat kerja.

Untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan Coaching sesuai dengan bidang bisnis perusahaan, Anda dapat mengikuti Workshop Talent Based Coaching yang diselenggarakan oleh ACT Consulting. Anda dapat mendaftar di link berikut: ini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

transformational leadership, act consulting, ary ginanjar agustian

Pengaruh Positif Transformational Leadership Pada Performa Finansial Perusahaan

By Article No Comments

Dari beberapa buah penelitian yang dilakukan di tanah air, kita dapat melihat korelasi positif dari penerapan model kepemimpinan Transformational Leadership pada berbagai area.

Penelitian yang dilakukan antara lain oleh Putra (2016) dan Siajaya (2014), keduanya dari universitas di Surabaya. Hasil dari penelitian yang dilakukan kedunya menunjukkan hasil yang sejalan. Yaitu pengaruh positif dari pola kepemimpinan Transformational Leadership dengan meningkatnya Performa Finansial Perusahaan.

Penelitian Putra (2016) pada 35 perusahaan Perbankan di Surabaya

Putra (2016) melakukan penelitian dengan mengambil sejumlah perusahaan perbankan sebagai subyek penelitiannya. Sampel dalam penelitiannya adalah 35 perusahaan perbankan di Surabaya. Data didapat dari Bursa Efek Indonesia dan dengan menyebar kuesioner ke karyawan serta nasabah bank.

Pengukuran Pengaruh Transformational Leadership terhadap Financial Performance (Putra, 2016) dilakukan pada 35 perusahaan perbankan di Surabaya

Hasil penelitian yang dilakukan Putra (2016) menunjukkan hasil hipotesa pertama (H1) bahwa Transformational leadership berpengaruh positif terhadap financial performance. Nilai path coefficient pengaruh transformational leadership terhadap financial performance sebesar 0.569043 dengan nilai t-statistic sebesar 11.8996 yang lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1.96.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara transformational leadership terhadap financial performance.Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik transformational leadership maka semakin tinggi pula financial performance pada karyawan. Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis pertama penelitian ini dapat diterima dan terbukti kebenarannya.

Sementara, Putra (2016) juga menunjukkan bahwa Transformational leadership berpengaruh positif terhadap service quality. Nilai path coefficient pengaruh transformational leadership terhadap service quality sebesar 0.221062 dengan nilai t-statistic sebesar 3.730817 yang lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1.96.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara transformational leadership terhadap service quality.Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik transformational leadership maka semakin tinggi pula service quality yang dirasakan nasabah. Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis kedua penelitian ini dapat diterima dan terbukti kebenarannya.

Terakhir, Putra (2016) juga menunjukkan bahwa Service quality berpengaruh positif terhadap financial performance. Nilai path coefficient pengaruh service quality terhadap financial performance sebesar 0.177761 dengan nilai t-statistic sebesar 2.561677 yang lebih besar dari nilai t tabel yaitu 1.96.

Hasil yang didapatkan Putra (2016) ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan antara service quality terhadap financial performance.Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik service quality maka semakin tinggi pula financial performance pada perusahaan perbankan. Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis ketiga penelitian ini dapat diterima dan terbukti kebenarannya.

Penelitian Siajaya (2014) pada 30 Perusahaan Manufaktur di Surabaya

Sementara, Siajaya (2014) melakukan penelitian pada sejumlah 277 karyawan pada 30 perusahaan manufaktur yang menerapkan transformational leadership. Pada penelitian ini, Siajaya (2014) menghitung pengaruh Transformational Leadership terhadap Job Satisfaction, Employee Engangement dan Financial Performance.

Pengukuran Pengaruh Transformational Leadership pada Performa Finansial (Siajaya, 2014), dilakukan pada 30 perusahaan manufaktur di Surabaya

Siajaya (2014) mendapatkan nilai R-Square untuk Job Satisfaction adalah sebesar 0,662, memiliki arti bahwa prosentase besarnya pengaruh Transformational Leadership terhadap Job Satisfaction adalah sebesar 66,2%, sedangkan sisanya yaitu 33,8% dipengaruhi oleh variabel lain.

Sementara, Siajaya (2014) mendapatkan Nilai R-Square untuk Employee Engagement adalah sebesar 0,522, memiliki arti bahwa prosentase besarnya pengaruh Transformational Leadership dan Job Satisfaction terhadap Employee Engagement adalah sebesar 52,2%, sedangkan sisanya yaitu 47,8% dipengaruhi oleh variabel lain.

Nilai R-Square untuk Financial Performance adalah sebesar 0,089, memiliki arti bahwa prosentase besarnya pengaruh Transformational Leadership, Employee Engagement, dan Job Satisfaction terhadap Financial Performance adalah sebesar 8,9%, sedangkan sisanya yaitu 91,1% dipengaruhi oleh variabel lain.

Pada penilaian goodness of fit bisa diketahui melalui nilai Q2. Dari hasil perhitungan diketahui nilai Q2 sebesar 0,853 artinya besarnya keragaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model struktural yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebesar 85,3%. Berdasarkan hasil ini, model struktural pada penelitian telah memiliki goodness of fit yang cukup baik.

Dapat kita lihat dari dua hasil penelitian diatas bahwa, Transformational Leadership memiliki pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya performa perusahaan, baik di perusahaan manufaktur maupun di perusahaan perbankan. Hasil ini dapat membuat kita lebih yakin untuk melakukan pengembangan pola kepemimpinan Transformational Leadership ini pada perusahaan dan organisasi dimana kita berada, agar performa finansial perusahaan dapat lebih ditingkatkan lagi.

Untuk mengikuti Program Transformational Leadership, Anda dapat mengklik link disini. Dari Acara selama 2 hari yang dipimpin langsung oleh DR (HC) Ary Ginanjar Agustian, Anda akan memperoleh pengetahuan, wawasan dan skill yang dibutuhkan untuk menerapkan Transformational Leadership di Perusahaan Anda.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?