Skip to main content
All Posts By

admin

Partner In Culture Transformation

membangun teamwork yang solid

Cara Membangun Teamwork yang Solid dengan Langkah 7C

By Article No Comments

Blog ACT Consulting – Sinergi dari sebuah tim sangat menentukan tercapainya kesuksesan berkelanjutan bagi perusahaan. Elemen satu ini dapat membuat para anggota mampu bekerja dengan baik untuk meraih tujuan yang diinginkan. Sayangnya, membangun teamwork yang solid seperti itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Ada banyak tantangan berat yang harus dihadapi oleh leader organisasi dalam mewujudkannya.

Meski sulit, bukan berarti tidak bisa direalisaskian lho. Sebagai seorang pemimpin di perusahaan, Anda tentu mampu membangun teamwork yang sulid. Asalkan, Anda mengaplikasikan langkah efektif berikut ini.

1. Coaching

Setiap orang butuh coaching. Tidak terkecuali para SDM di organisasi Anda. Coaching merupakan pembinaan yang dilakukan oleh leader kepada anggota tim. Tujuannya adalah untuk memberikan orientasi realitas dan membantu mengatasi hambatan dalam pekerjaan.

Leader yang mampu menjadi coach mampu memotivasi anggota tim untuk menunjukan performa kerja yang baik. Sebab, setiap coaching dilakukan, ia selalu berupaya untuk membangkitkan potensi terbaik yang ada di dalam diri para karyawan.

2. Character

Memahami karakter masing-masing anggota tim tentu perlu dilakukan untuk bisa membangun teamwork yang solid. Setiap SDM dalam organisasi tentu memiliki karakter yang berbeda-beda. Sebagai seorang leader, Anda wajib ah untuk bisa mengetahui hal ini. Tujuannya adalah agar leader jadi tahu langkah mana yang paling tepat untuk melakukan pendekatan kepada setiap anggota.

3. Communication

Pentingnya elemen satu ini tentu sudah sering Anda dengar. Komunikasi memang membawa pengaruh besar bagi kesolidan sebuah tim dan kesuksesan organisasi.

Komunikasi yang baik akan memudahkan tim dalam berkoordinasi, bekerja sama, dan bertukar informasi. Hasilnya, mereka tak akan merasa terbebani untuk menemukan langkah efektif dalam mencapai goals yang ingin dicapai oleh organisasi.

4. Commitment

Komitmen dari SDM dapat menentukan loyalitas da kinerja mereka di perusahaan. Jika sudah memiliki komitmen, mereka tentu akan lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

Mereka tak akan segan untuk mencurahkan seluruh pikiran, tenaga, perhatian, dan waktunya agar bisa mencapai cita-cita yang ingin diraih oleh anggota tim serta perusahaan.

5. Contagious Energy

Maksud dari contagious energy adalah energi positif yang menular.  Ini tentu bisa diwujudkan melalui program coaching. Motovasi kerja yang diberikan oleh leader kepada anggota tim dapat membuat mereka lebih semangat dan percaya diri untuk menunjukan performa optimal.

6. Caring

Sikap peduli di lingkungan kerja akan membuat SDM bisa selalu mendukung satu sama lain. Mereka tidak akan segan untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan agar bisa mencapai kesuksesan yang diharapkan. Mereka punya tujuan untuk menunjukan performa tim yang baik. Bukan hanya sekadar kinerja individu saja.

7. Consistency

Namun, Anda tidak akan mampu untuk membangun teamwork yang solid jika tidak ada sikap konsisten untuk menerapkan keenam hal tersebut. Konsistensi adalah wujud pertanggungjawaban terhadap nilai-nilai yang berlaku di perusahaan. Jika hal ini sudah tertanam di dalam diri anggota tim, mereka tentu bisa membangun kerja sama yang solid untuk mewujudkan kesuksesan berkelanjutan bagi perusahaan.

Langkah untuk merealisasikan teamwork yang solid lainnya bisa Anda dapatkan di Program CSI dari ACT Consulting

 

 

employee engagement bagi perusahaan

Pentingkah Employee Engagement Bagi Perusahaan?

By Article No Comments

employee engagement bagi perusahaanACT Consulting Blog – Peran Employee Engagement bagi perusahaan itu ibarat tiang dalam sebuah bangunan. Kehadirannya akan selalu diperlukan oleh organisasi agar selalu berdiri kokoh.

Employee Engagement dipercaya dapat menjadi penentu kesuksesan perusahaan. Sebab profitabilitas bisa meningkat tajam karena produktivitas tinggi dari para karyawan. Mereka mampu bekerja dengan baik untuk bisa mencapai tujuan organisasi dan membawa kepuasan konsumen.

Sebelum mengetahui lebih banyak tentang peran Employee Engagement bagi perusahaan, Anda perlu mengenal dan memahami istilah tersebut secara lebih mendalam.

Apa Itu Employee Engagement?

Employee Engagement atau keterikatan karyawan adalah adalah suatu kondisi, sikap atau perilaku positif seorang karyawan terhadap pekerjaan dan organisasinya yang ditandai dengan perasaan semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan keasyikan (absorption) untuk tercapainya tujuan dan keberhasilan organisasi.

Employee engagement pertama kali diperkenalkan oleh kelompok peneliti Gallup pada tahun 2004. Dari hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa keterikatan karyawan sangat berpengaruh pada performa bisnis perusahaan.

Karyawan yang  engaged terbukti lebih jarang absen, minim melakukan kecelakaan kerja, dan lebih produktif. Mereka mampu membawa perusahaan untuk menghasilkan profit yang signifikan.

Mengukur Employee Engagement di Perusahaan

Ada tiga tingkatan Employee Engagement menurut Gallup (2004). Berikut adalah penjelasannya.

1. Engaged

Karyawan yang engaged adalah seorang pembangun (builder). Mereka selalu menunjukan kinerja yang optimal dan bersedia untuk mengerahkan seluruh kekuatan serta bakat mereka dalam bekerja. Mereka pun selalu bekerja dengan penuh gairah dan senantiasa berinovasi untuk kemajuan perusahaan.

2. Not Engaged

Keterikatan karyawan pada perusahaan di tingkat ini dapat terlihat dari sikap mereka. Karyawan tersebut cenderung fokus pada tugas dibanding mencapai tujuan dari pekerjaan tersebut. Mereka cenderung merasa kontribusi mereka diabaikan. Untuk itu, mereka lebih memilih untuk menunggu perintah daripada berinisiatif sendiri ketika bekerja.

3. Actively Disengaged

Karyawan tipe ini adalah penunggu gua (cave dweller). Mereka secara konsisten menunjukkan perlawanan pada semua aspek. Mereka hanya melihat sisi negatif pada berbagai kesempatan dan setiap harinya, tipe actively disengaged ini melemahkan apa yang dilakukan oleh pekerja yang engaged.

Anda tentu juga ingin mengetahui tingkatan Employee Engagement bagi perusahaan Anda. Ikuti surveinya bersama ACT Consulting. Melalui survei ini, Anda bukan cuma tahu sejauh mana level keterikatan karyawan dengan perusahaan. Anda pun bisa memahami bagaimana caranya membuat perbaikan atau strategi yang mendukung bisnis perusahaan terkait dengan keterikatan karyawan.

Info lengkap tentang survei ini bisa Anda dapatkan di sini.

Human Capital Meet Up: Engagement Survey

PJB Inspring Employee of The Year

PJB Inspiring Employee of The Year

By News No Comments

Sebagai konsultan budaya perusahaan, ACT Consulting dipercaya menjadi juri eskternal Best Employee di PJB (Pembangkit Jawa Bali) pada Senin-Selasa (13-14/8). Bertajuk “PJB Inspiring Employee of The Year”, ACT Consulting mendampingi proses pemilihan karyawan inspiratif tahun ini. Bertempat di kantor pusat PJB Surabaya, Tim ACT menyaring 80 kandidat yang mengikuti audisi.

Kegiatan yang merupakan proyek pertama ACT Consulting dengan PJB ini menunjukkan komitmen dan keseriusan PJB dalam membangun sumber manusia. Dengan mengundang juri  independen dari pihak eskternal diharapkan dapat secara ojektif memilih karyawan yang benar-benar inspiratif yang akan memberi pengaruh positif pada karyawan lainnya.

Seluruh peserta mengikuti proses audisi melalui tahapan seleksi hingga tersisa 20 nominator yang mewakili IPJB Way yaitu nilai Integrity, Professional, Joint Collaboration, Business Excellence. Tahapan terakhir adalah wawancara untuk menggali langsung dari nominator hal yang menginspirasi yang kelak mempengaruhi lingkungannya utnuk menjalankan IPJB Way.

Senior consulting Y. Ariningtyas Prameswari dan M. Zain Firdaus mewakili ACT Consulting melakukan audisi dan seleksi dengan konsep dan tools yang didesain oleh tim ACT Consulting. Lembaga konsultan  yang membantu berbagai perusahaan dalam transformasi budaya perusahaan ini menyediakan program customized solution sehingga sesuai kebutuhan PJB.

Kegiatan ini program tahunan yang dilakukan PJB sebagai salah satu upaya pembangunan budaya perusahaan khususnya mengajarkan nilai organisasi melalui cerita-cerita pendek yang menginspirasi. Sehingga salah satu tugas bagi para kandidat adalah membuat tulisan pendek.

Yuni yang biasa disapa Tyas menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan pada ACT Consulting mendapatkan kepercayaan ini. Ia berharap projek ini menjadi langkah awal untuk kerjasama berikutnya.

“Semoga dengan project ini membuka kesempatan untuk kerjasama selanjutnya antara ACT Consulting dengan PJB,” ujar Tyas.

toxic dalam budaya perusahaan

7 Tanda Kalau Ada Toxic Dalam Budaya Perusahaan Anda

By Article No Comments

toxic dalam budaya perusahaanACT Consulting Blog – Selain makhluk hidup, toxic atau racun ternyata bisa juga menjangkit sebuah organisasi atau perusahaan. Toxic tersebut juga bisa memberikan dampak buruk kepada perusahaan.

Membiarkan toxic terus berkembang di perusahaan tentu bisa mengakibatkan organisasi menjadi sakit atau mati. Sayangnya, masih banyak yang belum sadar bahayanya hal tersebut. Bahkan, banyak juga lho leader atau anggota tim yang tidak menyadari hadirnya toxic dalam budaya perusahaan mereka.

Oleh sebab itu, tanda-tanda kehadiran toxic dalam budaya perusahaan berikut ini harus diketahui oleh setiap individu.

1. Leader Terlalu Fokus Pada Tugas, Bukan Hasil

Jika hal ini terjadi, berarti ada yang salah dengan budaya perusahaan Anda. Selain itu, seorang leader juga harus mengembangkan anggota tim yang mandiri, memiliki skill tinggi, dan motivasi besar.

2. Tidak Fokus dengan Pertumbuhan Strategi

Jika semua anggota tim tidak melakukan inovasi strategi dan hanya fokus pada result jangka pendek, tentu akan membuat bisnis berada dalam posisi yang lemah. Ini juga jadi pertanda kalau ada toxic dalam budaya perusahaan.

3. Tidak Ada Eksekusi Pada Strategi Proyek

Tanda besar kalau ada toxic dalam budaya perusahaan Anda adalah tidak adanya eksekusi pada setiap strategi proyek. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya komunikasi dan rasa percaya antar tim atau anggota organisasi.

4. Leader Tak Menyadari Perannya

Ketika leader tidak menyadari perannya di perusahaan ini sudah jadi tanda kalau ada toxic pada budaya di dalamnya. Oleh sebab itu, seorang leader harus membuat kontribusi positif untuk perusahaan setiap harinya.

5. Karyawan Mengabaikan Kebijakan

Karyawan akan mengabaikan kebijakan perusahaan ketika leader mereka tidak memberikan arahan yang jelas terhadap hal tersebut. Kebijakan yang tidak berfungsi baik tentu akan menghambat efektivitas organisasi.

6. Anggota Organisasi Takut untuk Mengemukakan Pendapat

Ketika anggota organisasi merasa takut untuk mengemukakan pemikiran atau ide baru, ini adalah tanda bahwa ada lingkungan yang tidak aman. Bisa diartikan juga sebagai toxic dalam budaya perusahaan. Saat hal itu terjadi, berarti mereka tidak dapat memaksimalkan kompetensinya.

7. Tingginya Turnover Karyawan

Cara termudah untuk mendeteksi toxic di budaya perusahaan adalah tingginya turnover karyawan. Ini adalah tanda kalau anggota tim merasa tidak engaged dengan organisasi.

Jika ada satu tanda tersebut ada dalam perusahaan, Anda tentu harus segera mencari solusi yang tepat untuk memperbaikinya. ACT Consulting hadir untuk Anda yang ingin melakukan transformasi budaya perusahaan.

Program Organization Culture Health Index (OCHI) dari ACT Consulting tentu bisa membantu Anda untuk mengetahui tingkat kesehatan budaya perusahaan Anda. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan penyelesaian yang terukur, terarah, dan tepat sasaran.

Info detail Program OCHI bisa cek di :

Organization Culture Health index

Training Semangat Kerja Karyawan ACT Consulting

Training Team Building Kinderfield BSD, Bangun Kebersamaan dan Menenangkan Jiwa

By News No Comments

Training Semangat Kerja Karyawan ACT Consulting

“Traning ini benar-benar mengubah jiwa dan semangat kami. dan yang terpenting adalah bisa membuat tenang jiwa kami saat bekerja, terimakasih ACT Consulting

Training  Team Building untuk Kinderfield dinilai bisa menenangkan jiwa dari karyawan saat bekerja. Hal tersebut langsung dirasakan salah satu dari karyawan Kinderfield, Wendi saat training yang diadakan di Telaga Seafood BSD tersebut berlangsung.

“Traning dari ESQ ini benar-benar mengubah jiwa dan semangat kami. dan yang terpenting adalah bisa membuat tenang jiwa kami saat bekerja, terimakasih ACT Consulting ,” ujar dia kepada ESQNews.id, Senin (16/7).

Peserta yang terdiri dari seluruh Civitas Kinderfield BSD ini merasakan manfaat dari training tersebut. Sekitar 20 orang dari seluruh civitas mengikuti training tersebut.

Training Team Building diharapkan mampu memberikan pondasi yang kokoh untuk tim Kinderfield dan membangun kebersamaan seluruh civitas Kinderfield.

Training yang langsung dipimpin oleh Trainer bersertifikat LSP ESQ yakni Trainer Achmad Zaki dan Asisten Trainer Ilham Nugraha.

Training dengan suasana hangat tersebut berlangsung lancar. Peserta banyak yang mengaku mendapatkan suasana yang baru dan memotivasi untuk menjadi pribadi-pribadi.

“Dalam kebersamaan dua jam ini kami sudah mendapat sesuatu yang luar biasa. Kami mendapat pelajara berharga untuk menjadi pribadi-pribadi yan lebih baik,” ujar salah seorang peserta.

Apa kata Ibu Kepala Sekolah dan Guru Kinderfield BSD tentang Team Building Training dari ACT Consulting? Lihat video dibawah ini.

Internalisasi Nilai Nilai Budaya Kerja

Peran Pemimpin dalam Transformasi Budaya Perusahaan

By Article No Comments
Internalisasi Nilai Nilai Budaya Kerja

Internalisasi Nilai Nilai Budaya Kerja, Kementerian Koperasi dan Budaya Kecil Menengah

“The real role of the leader is to manage the values of the corporation”
(Tom Peters, “In Search of Excellence: Lessons from America’s best run companies”, 1983)

Belakangan ini wacana mengenai pentingnya budaya perusahaan makin mengemuka. Banyak perusahaan yang melakukan upaya-upaya untuk membenahi budaya perusahaannya dari mulai mengirim staf Sumber Daya Manusia (HR) ke training-training tertentu, merombak visi-misi  perusahaan, memasang poster-poster yang berisi value perusahaan, dan lain-lain.

Meski berbagai hal di atas telah dilakukan, namun ternyata masih banyak perusahaan yang seolah jalan di tempat. Kinerja perusahaan tetap tidak terdongkrak. Apa faktor penyebabnya? Dave Ulrich konsultan HR (Human Resource) mengatakan bahwa peran pemimpin sangat besar terhadap keberhasilan perusahaan mencapai 40%, sedangkan yang lainnya yaitu nilai berperan 25 %  sedangkan sistem 35 %.

Ketiga hal di atas, kami namakan VSL Concept:  yaitu membangun sistem yang didahului dengan pembangunan nilai atau value, dan dilanjutkan dengan membangun system dan dilengkapi dengan pembangunan leadership. Artinya tidak cukup merumuskan atau mempropagandakan value serta membangun system tanpa diiringi  dengan Role model dari para pimpinan Perusahaan (Leadership). Menjadikan para pimpinan contoh dari implementasi misi, visi dan nilai sehingga menunjukkan bahwa misi, visi dan nilai itu adalah sesuatu yang penting dan harus dipegang teguh dalam menjalankan roda perusahaan.

Jika perusahaan belum memiliki nilai dan budaya, seluruh pimpinan harus berperan sebagai value builder  yaitu membangun nilai-nilai perusahaan. Tony Hsieh, CEO Zappos, adalah contoh pemimpin perusahaan sebagai value builder. Dia benar-benar terlibat dalam perumusan dan membangun budaya perusahaan. Selanjutnya Tony Hsieh juga sangat berusaha agar nilai-nilai perusahaan tetap terjaga.

Menurutnya melindungi budaya perusahaan dan tetap menjalankan core values akan memberikan keuntungan jangka panjang. Karena itu, demi kepentingan jangka panjang tersebut Zappos bersedia melaukan pengorbanan jangka pendek –termasuk kehilangan profit- karena mereka percaya membangun budaya dan menjaga nilai perusahaan dapat mendatangkan keuntungan jangka panjang.

Selanjutnya secara pribadi para pemimpin menjalankan nilai tersebut serta menanamkan nilai-nilai tersebut kepada seluruh karyawan. Penegakan nilai harus dijaga para pemimpin baik dalam diri mereka maupun karyawan agar nilai tersebut hidup dan berkembang seiring dengan pertumbuhan perusahaan. Diharapkan corporate values selalu hidup bersama perusahaan bahkan sampai dengan puluhan tahun kedepan bahkan jika bisa sampai ratusan tahun.

Mengenal Macam Macam Budaya Perusahaan

Mengenal Macam-Macam Budaya Perusahaan

By Article No Comments

Mengenal Macam Macam Budaya Perusahaan

Jika diamati, banyak sekali bentuk perusahaan yang ada saat ini. Mulai dari perusahaan milik pemerintahan, perusahaan swasta, perusahaan keluarga, dan sebagainya. Tiap-tiap perusahaan itu tentu memiliki budaya yang berbeda.

Namun tahukah Anda, dari banyaknya jenis budaya perusahaan, ada 4 macam budaya yang paling banyak ditemukan. Di antaranya :

1. Berorientasi pada Proyek

Ciri-ciri Budaya Perusahaan yang Berorientasi pada proyek:

  • Kerja tim sangat dibutuhkan.
  • Profesionalitas adalah segalanya. Kemampuan seseorang lebih penting daripada kelakukan atau penampilan.
  • Hasil dan target kerja sangat penting, sehingga sistem punishment and reward sering digunakan.
  • Bekerja sesuai job description sangat dihargai. Membantu pekerjaan orang lain malah dianggap intervensi, kecuali dilibatkan dalam kerja tim.
  • Hubungan kerja atasan dan bawahan, atau antar karyawan hanya sebatas pekerjaan.

Umumnya budaya perusahaan ini ada di unit bisnis atau perusahaan yang bergerak di bidang penelitian dan pengembangan.

2. Berorientasi pada Pemenuhan Kepuasan Diri

Ciri-ciri :

  • Setiap masalah ditangani dengan cara kekeluargaan.
  • Mengutamakan kepuasan para pegawainya.
  • Karyawan diberi kebebasan bekerja, asal sesuai dengan target.
  • Aturan tidak terlalu ketat, agar karyawan tidak merasa terkekang.
  • Apa pun bisa terjadi, tergantung keadaan emosi atasan.
  • Faktor emosional sangat berperan. Seringkali seseorang dapat promosi karena hubungan baik atau disukai atasa. Jadi, jika ingin sukses jaga hubungan baik dengan atasa.

Umumnya budaya perusahaan ini diterapkan oleh perusahaan keluarga atau perusahaan berskala kecil.

3. Beorientasi pada Peran

Ciri-ciri :

  • Pekerjaan dilakukan secara teratur, sistematis, dan rutin.
  • Sangat birokratis, sehingga semua prosedur harus sesia aturan dan garis hirarki.
  • Lebih utama aturan daripada kreativitas pegawai. Bekerja sesuai aturan lebih dihargai, daripada melanggar meski hasilnya bagus.
  • Tidak ada sistem delegasi wewenang.
  • Pegawai wajib mengikuti aturan yang ditetapkan. Sisi baiknya, tidak perlu repot memikirkan kebijakan. Sisi tidak enaknya, jika aturan menyulitkan karyawan dan bila ada kesalahan bawahan biasanya yang disalahkan.

Budaya perusahaan ini biasanya ditemukan di bisnis-bisnis yang bergerak di dunia perminyakan.

4. Beorientasi pada Kekuasaan

Ciri-ciri :

  • Atasan selalu benar dan harus diperlakukan layaknya orang tua di sebuah keluarga.
  • Kedekatan dengan atasan memengaruhi promosi.
  • Tidak ada standar kerja yang baku, setiap saat bisa berubah sesuai keinginan atasa. Jenjang struktural dan aturan seringkali tidak dipakai.
  • Sistem kerja seperti keluarga, setiap karyawan harus saling membantu dan melindungi satu sama lain.

Budaya perusahaan ini banyak ditemukan di perusahaan yang bergelut di dunia pastai politik, perusahaan pemerintah, dan sejenisnya.

Nah, bagaimana dengan budaya perusahaan di tempat Anda bekerja saat ini?

Terlepas dari budaya perusahaan yang berbeda-beda, selama kita bisa mengembangkan sikap terbuka untuk belajar dan menjaga profesionalisme, kesuksesan pasti akan didapat. Misalnya bekerja tepat wakru, memahami target, memberikan kualitas terbaik dan attitude yang baik.

Jika Anda ingin berkonsultasi terkait BUDAYA PERUSAHAAN atau melakukan pengukuran sehat tidaknya budaya perusahaan saat ini, ACT Consulting siap membantu secara gratis (syarat dan ketentuan berlaku). Info detail silakan klik foto dibawah ini:

Integritas Karyawan

Pentingnya Integritas Karyawan Bagi Perusahaan

By Article No Comments

Integritas Karyawan

Suatu hari seorang karyawan diminta membuat laporan palsu di tempat kerjanya. Dengan alasan untuk menyelamatkan reputasi perusahaan dan menjaga agar klien tidak tahu bahwa perusahaannya telah menggelembungkan proyeknya. Pesan atasannya saat itu, “Klien tidak  perlu tahu yang sebenarnya terjadi, karena jika mereka mengetahuinya, akan merugikan kita. Jadi kita perlu memberi mereka versi cerita yang lain.”

Versi cerita yang lain itu tentu saja sama artinya dengan berbohong, dan karyawan tersebut  ditugaskan untuk menjelaskan hal itu pada klien. Selama beberapa jam karyawan tersebut merasa tersiksa, ia harus membuat keputusan mengikuti apa yang diminta atasannya dan apa yang ingin ia lakukan sebagai seorang yang memiliki integritas.

Satu jam sebelum pertemuan dengan klien, ia akhirnya membuat keputusan. Ia menelepon atasannya dan mengatakan bahwa ia tidak bisa berbohong kepada klien, dan bahwa harus ada solusi, lebih baik jujur ​​dalam mengatasi masalah tersebut. Setelah menutup telepon, ia tahu bahwa waktu pemutusan sudah dekat. Benar saja, ia diminta untuk mencari pekerjaan lain karena ia dianggap tidak cocok dengan budaya perusahaan.

Banyak di antara kita yang mengalami pengalaman serupa, harus membuat keputusan yang nantinya akan menentukan siapa diri kita dan apa yang kita yakini. Kita berada di persimpangan di mana kita harus memilih antara godaan melakukan penyimpangan demi ‘keuntungan’ atau melakukan hal yang benar. Keputusan Anda, meski berupa tindakan terkecil sekalipun dapat berdampak pada integritas dan akhirnya reputasi Anda.

Sepertinya setiap orang pernah mengalami keadaan dimana tak mudah untuk melakukan hal yang benar tanpa risiko. Namun yakinlah bahwa akan jauh lebih baik untuk hidup dan bekerja dengan integritas, dan ketika kita menjadi terkenal karena sifat tersebut makan akan sangat dihargai. Demikian juga hidup  dan karir kita dapat berkembang.

Apa sebenarnya yang dimaksud integritas? Integritas dapat diartikan selalu melakukan hal yang benar, bahkan ketika tidak ada yang melihat, bahkan ketika poster tentang pentingnya ‘kejujuran’ di dinding sudah tidak ada, juga bahkan ketika pilihan yang harus tidak mudah. Integritas dapat juga diartikan sebagai tetap setia kepada diri sendiri dan nilai-nilai yang Anda pegang, bahkan ketika Anda dihadapkan dengan konsekuensi serius bagi pilihan-pilihan yang Anda buat. Hal yang berkaitan dengan masalah integritas seperti kejujuran, adalah  hal yang tidak dapat dinegosiasikan.

Ketika kita menjalani hidup dengan integritas, itu berarti bahwa kita membiarkan tindakan kita berbicara tentang siapa diri kita dan apa yang kita yakini. Integritas adalah pilihan yang kita buat, dan itu adalah pilihan yang harus kita buat terus-menerus dan berulang-ulang.

Tiga Alasan Terbesar Mengapa Integritas Penting

LEADERSHIP TRAINING “BUILDING LEADERSHIP THROUGH 3.0 COACHING” PT. MITSUBA INDONESIA

LEADERSHIP TRAINING “BUILDING LEADERSHIP THROUGH 3.0 COACHING” PT. MITSUBA INDONESIA

Pertama, hidup dalam integritas berarti bahwa kita tidak mempertanyakan diri kita sendiri. Ketika kita mendengarkan hati kita dan melakukan hal yang benar, hidup menjadi sederhana, dan kita hidup dalam damai. Tindakan kita sekarang terbuka untuk dilihat semua orang, dan kita tidak perlu khawatir tentang hal-hal yang kita sembunyikan. Menurut penelitian bohong membuat detak jantung meningkat, pola nafas juga lebih cepat,  dan produksi keringat lebih banyak. Hal itu menunjukkan bahwa tubuh kita sesungguhnya lebih menyukai integritas.

Kedua, ketika kita memiliki integritas, kita mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Ini sangat penting di tempat kerja terutama bagi mereka dalam posisi kepemimpinan. Mereka melihat Anda sebagai orang yang dapat diandalkan dan bertanggung jawab atas tindakan Anda.

Ketiga, kita menjadi panutan, apakah kita suka atau tidak. Kenapa? Karena integritas merupakan ciri dari kepemimpinan etis  baik di perusahaan, klien, rekan kerja,  masyarakat, keluarga, dan juga  agama menginginkan pemimpin yang bisa mereka percayai. Ketika Anda menjalankan  integritas, Anda menunjukkan pada semua orang bahwa Anda layak dipercaya dan dihormati.
Selamat menjalankan integritas di manapun Anda berada.

Dipengaruhi atau Memengaruhi Budaya Organisasi

Memengaruhi dan Dipengaruhi Budaya Perusahaan, Anda yang Mana?

By Article No Comments

Dipengaruhi atau Memengaruhi Budaya Organisasi

Ada sebuah hal menarik terkait budaya perusahaan yang mencuri perhatian tim ACT Consulting beberapa waktu lalu. Seorang staf Human Resource Management bercerita tentang perekrutan karyawan di perusahaannya.

Singkat cerita, dia menyebutkan bahwa karyawan-karyawan baru yang diterima itu melewati proses psikotes yang ketat, panjang, terukur, akurat, dan terarah. Karyawan pilihan yang diharapkan mampu melengkapi posisi kosong dan mencapai target tim atau perusahaan.

Namun, selang beberapa bulan berlalu, penilaian pada karyawan baru tersebut tidak sesuai harapan. Pekerjaannya sering tidak selesai, bahkan tak mencapai target. Selain itu, terjadi konflik dalam tim yang mengganggu kerja sama dan kinerja.

Saat ditelusuri bersama dan ditanyakan pada sejumlah karyawan bersangkutan, ternyata ada beberapa hal penting yang seringkali tidak disadari, namun berdampak besar. Salah satunya pada produktivitas.

Dari hasil tanya jawab, diketahui bahwa beberapa karyawan tersebut merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh leadernya. Ada juga yang merasa timnya ada ‘senioritas’ dan masih banyak lagi hasil sharing dengan karyawan. Bagi mereka hal-hal yang tampaknya kecil dan menjadi bagian dari budaya perusahaan tersebut menghambat produktivitas dan menjadi toxic culture.

Pada akhirnya, karyawan-karyawan yang sebenarnya sangat kompeten di bidangnya, memiliki keahlian, hingga integritas yang tinggi itu harus dihadapkan pada pilihan memengaruhi atau dipengaruhi oleh budaya perusahaan. Memang, dalam beberapa contoh kejadian, ada yang sukses mengubah budaya yang ada menjadi lebih baik atau agent of change. Namun, lebih sering karyawan tergerus oleh budaya yang sudah ada dan menjadi rata-rata.

Jika Anda mengalami hal serupa atau sedang dihadapkan pada persoalan di atas, apa langkah dan strategi Anda?

Hal di atas menunjukkan salah satu ciri budaya yang tidak sehat. Di mana toxic culture dan faktor kepemimpinan menjadi perhatian utamanya. Untuk mengetahui lebih detail mengenai kesehatan budaya perusahaan itu tentu diperlukan tes secara menyeluruh, detail, dan mendalam. Salah satunya seperti OCHI (Organization Culture Health Index) bersama ACT Consulting.

Di dalam OCHI akan dilakukan beberapa tahapan seperti :
1 Bandingkan budaya yang diharapkan dengan budaya saat ini.
2 Bandingkan budaya yang diharapkan dengan harapan karyawan.
3 Bandingkan budaya yang diharapkan dan harapan karyawan dengan nilai yang menghambat.
4 Bandingkan nilai yang menghambat dengan implementasi nilai.
5 Bandingkan implementasi nilai dengan nilai pribadi.
6 Bandingkan implementasi nilai dengan budaya saat ini.

Dari hasil tes OCHI, perusahaan bisa mulai merencanakan dan mendesain budaya perusahaan yang sesuai dengan VMV (Vision, Mission, Values).

Jika butuh konsultasi dan info lebih detail mengenai transformasi budaya perusahaan silakan hubungi tim ACT.

ACT Consulting – Partner in Culture Transformation
Contact Us : 0856 9489 7725
.
#PartnerinCultureTransformation

5 Perusahaan dengan Budaya Organisasi yang Menarik

5 Perusahaan yang Memiliki Budaya kerja Menarik

By Article No Comments

5 Perusahaan dengan Budaya Organisasi yang Menarik

Budaya dalam sebuah perusahaan/organisasi itu mencerminkan nilai-nilai yang dapat membawa dampak positif bagi karyawannya. Selain itu, budaya kerja yang positif juga akan mendorong semangat bekerja dan mampu memenangkan persaingan di era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity) ini.

Jika budaya kerja memiliki peran yang begitu penting, bagaimana dengan budaya di perusahaan Anda? Sudahkah budaya perusahaan/organisasi Anda masuk kategori sehat dan menarik?

Jika Anda masih mencari tahu seperti apa budaya perusahaan/organisasi yang sehat dan menarik itu, coba simak ulasan berikut. Ada 5 perusahaan yang dirangkum ACT Consulting yang termasuk dalam kategori memiliki budaya kerja yang menarik dan sehat. Di antaranya :

1. Google

Perusahaan teknologi yang sudah sangat dikenal ini percaya bahwa bekerja secara produktif dan serius tidak harus mengenakan jas rapi. Bertahun-tahun mereka mengedepankan lingkungan bekerja yang seru, kasual, dan terkesan santai.

Bahkan, saat bertemu atasan di dalam perusahaan, mereka dibebaskan mengenakan casual outfit. Semua itu dilakukan untuk memberikan kebebasan berkreativitas dan berdampak positif pada kemajuan bersama.

2. Apple

Budaya Perusahaan di Apple

Kita mengenal Apple sebagai perusahaan gadget yang produknya selalu dinanti-nanti. Di belakang nama besarnya, para karyawan Apple memiliki budaya kerja yang mewajibkan karyawannya terus berinovasi.

Setiap individu harus bekerja sebaik mungkin, untuk menciptakan produk teknologi tanpa batas bagi konsumennya. Untuk itu, mereka pun menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang mendukung.

3. Chevron

Budaya Perusahaan di Chevron

Dibanding kompetitornya di dunia migas, budaya kerja di Chevron sangat menarik dengan lingkungan kerja produktif dan saling mendukung satu dengan lainnya. Mereka sangat mengutamakan keamanan lingkungan kerja.

Selain personal trainer dan tempat fitness, Chevron menyarankan karyawan mengambil cuti secara berkala agar tidak stres. Karyawan pun merasa dihargai dan perusahaan mendapatkan kontribusi signifikan dari mereka.

4. Facebook

Budaya Perusahaan di Facebook

Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini memiliki budaya kerja yang menarik. Di dalam kantor berlimpah makanan, ruangan yang cenderung terbuka, laundry gratis, atmosfir kerja kompetitif, dan masih banyak lagi.

Budaya kerja di sana dianggap ampuh menanggulangi stres bekerja. Untuk itulah, sebisa mungkin perusahaan tidak membatasi ruang kerja karaywannya.

5. Adobe

Budaya Perusahaan di Adobe

Perusahaan ini sering memberi tantangan apda karyawannya. Mereka pun memberikan kepercayaan penuh pada karyawan agar bisa menyelesaikan proyek yang dipegang dengan baik. Perusahaan di bidang kreatif ini menolak sistem micromanaging.

Dengan kata lain, para leader lebih bertugas sebagai coach yang membimbing, bukan memerintah. Hal menarik lainnya, karyawan pun diperbolehkan memiliki saham di perusahaan, agar tahu naik turunnya kondisi perusahaan.

Perusahaan-perusahaan di atas menunjukkan bahwa bekerja bisa sangat seru dan menyenangkan hingga membuat karyawan lebih produktif dan perusahaan mendapatkan banyak benefit. Untuk melakukan semua itu tentu ada yang namanya penanaman budaya perusahaan atau transformasi budaya yang sehat.

Bagaimana dengan budaya organisasi di perusahaan Anda?

Jika Anda ingin melakukan pengukuran budaya perusahaan/organisasi, ACT Consulting memberikan tes dan konsultasi gratis. Info detail silakan klik gambar dibawah ini.

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?