Skip to main content

Memengaruhi dan Dipengaruhi Budaya Perusahaan, Anda yang Mana?

By July 12, 2018October 31st, 2018Article

Dipengaruhi atau Memengaruhi Budaya Organisasi

Ada sebuah hal menarik terkait budaya perusahaan yang mencuri perhatian tim ACT Consulting beberapa waktu lalu. Seorang staf Human Resource Management bercerita tentang perekrutan karyawan di perusahaannya.

Singkat cerita, dia menyebutkan bahwa karyawan-karyawan baru yang diterima itu melewati proses psikotes yang ketat, panjang, terukur, akurat, dan terarah. Karyawan pilihan yang diharapkan mampu melengkapi posisi kosong dan mencapai target tim atau perusahaan.

Namun, selang beberapa bulan berlalu, penilaian pada karyawan baru tersebut tidak sesuai harapan. Pekerjaannya sering tidak selesai, bahkan tak mencapai target. Selain itu, terjadi konflik dalam tim yang mengganggu kerja sama dan kinerja.

Saat ditelusuri bersama dan ditanyakan pada sejumlah karyawan bersangkutan, ternyata ada beberapa hal penting yang seringkali tidak disadari, namun berdampak besar. Salah satunya pada produktivitas.

Dari hasil tanya jawab, diketahui bahwa beberapa karyawan tersebut merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh leadernya. Ada juga yang merasa timnya ada ‘senioritas’ dan masih banyak lagi hasil sharing dengan karyawan. Bagi mereka hal-hal yang tampaknya kecil dan menjadi bagian dari budaya perusahaan tersebut menghambat produktivitas dan menjadi toxic culture.

Pada akhirnya, karyawan-karyawan yang sebenarnya sangat kompeten di bidangnya, memiliki keahlian, hingga integritas yang tinggi itu harus dihadapkan pada pilihan memengaruhi atau dipengaruhi oleh budaya perusahaan. Memang, dalam beberapa contoh kejadian, ada yang sukses mengubah budaya yang ada menjadi lebih baik atau agent of change. Namun, lebih sering karyawan tergerus oleh budaya yang sudah ada dan menjadi rata-rata.

Jika Anda mengalami hal serupa atau sedang dihadapkan pada persoalan di atas, apa langkah dan strategi Anda?

Hal di atas menunjukkan salah satu ciri budaya yang tidak sehat. Di mana toxic culture dan faktor kepemimpinan menjadi perhatian utamanya. Untuk mengetahui lebih detail mengenai kesehatan budaya perusahaan itu tentu diperlukan tes secara menyeluruh, detail, dan mendalam. Salah satunya seperti OCHI (Organization Culture Health Index) bersama ACT Consulting.

Di dalam OCHI akan dilakukan beberapa tahapan seperti :
1 Bandingkan budaya yang diharapkan dengan budaya saat ini.
2 Bandingkan budaya yang diharapkan dengan harapan karyawan.
3 Bandingkan budaya yang diharapkan dan harapan karyawan dengan nilai yang menghambat.
4 Bandingkan nilai yang menghambat dengan implementasi nilai.
5 Bandingkan implementasi nilai dengan nilai pribadi.
6 Bandingkan implementasi nilai dengan budaya saat ini.

Dari hasil tes OCHI, perusahaan bisa mulai merencanakan dan mendesain budaya perusahaan yang sesuai dengan VMV (Vision, Mission, Values).

Jika butuh konsultasi dan info lebih detail mengenai transformasi budaya perusahaan silakan hubungi tim ACT.

ACT Consulting – Partner in Culture Transformation
Contact Us : 0856 9489 7725
.
#PartnerinCultureTransformation

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?