Skip to main content
All Posts By

admin

Partner In Culture Transformation

ACT Consulting | Budaya organisasi | konsultan budaya organisasi | konsultan budaya indonesia | pelatihan motivasi karyawan | training motivasi kerja

Makna Integritas Karyawan Sebagai Modal Awal Meraih Kesuksesan Perusahaan

By Article No Comments

Integritas Karyawan

Bagi perusahaan besar yang menargetkan profit dalam jangka panjang, karyawan adalah aset. Akan tetapi, karyawan tidak selalu loyal (setia) kepada perusahaannya. Apa sebenarnya makna dari integritas? Untuk mengetahuinya simak kisah inspiratif berikut ini:

Alkisah ada seorang CEO sebuah perusahaan bermaksud untuk pensiun, dan ingin menyerahkan jabatannya tersebut kepada salah seorang karyawan terbaiknya. Untuk itu ia memanggil seluruh karyawannya, memberikan mereka masing-masing sebutir Benih tanaman di tangannya lalu berkata :

” Rawat, Pupuk, serta Siram dengan teratur Benih ini dan kembalilah 3 bulan dari sekarang dengan membawa tanaman yang tumbuh dari Benih ini. Bagi seseorang yang membawa Tanaman yang terbaik dari benih itu, akan menjadi penggantiku sebagai CEO di perusahaan ini.”

Salah seorang karyawan bernama Habibie yang juga mendapat Benih itu, langsung pulang ke rumahnya dan merawat dengan penuh disiplin dan telaten Benih tanaman tersebut. Setiap hari Benih itu ia siram dengan air dan diberi pupuk.

Di kantor, semua karyawan saling membicarakan kehebatan tanaman masing-masing yang tumbuh dari Benih tersebut. Ternyata, hanya benih tanaman Habibie yang tanamannya tidak tumbuh sama sekali. Habibie merasa telah gagal merawat benih tanaman tersebut.

Setelah tiga bulan, seluruh karyawan menghadap CEO untuk memperlihatkan hasil Benih tanaman tersebut. Namun tidak dengan Habibie, ia berkata kepada istrinya bahwa ia tidak akan membawa pot yang kosong karena bibitnya busuk sehingga tidak bisa tumbuh.

Istrinya meyakinkan suaminya untuk tetap membawa pot kosong tersebut apa adanya untuk memenuhi janji kepada Sang CEO, pada 3 bulan yang lalu. “Bawa saja Mas, meskipun Mas gagal untuk bisa menumbuhkan Benih tersebut, tetapi paling tidak Mas sudah sudah menunjukkan iktikad baik dengan berusaha semaksimal mungkin merawatnya sesuai dengan permintaan adan arahan CEO”, ujar Istrinya.

“Baiklah!” jawab Habibie, meski dengan hati cemas dan takut karena merasa tidak bisa melaksanakan perintah Sang CEO dengan sebaik-baiknya. Pada saat masuk ruang meeting, Habibie membawa pot kosong. Seluruh karyawan memandang ke arahnya dengan rasa kasihan.

Ketika CEO masuk ruangan, ia memandang keindahan seluruh tanaman yang katanya hasil dari benih-benih yang ia berikan pada 3 bulan yang lalu itu. Akhirnya, ia berhenti di depan Habibie yang tertunduk malu membawa pot kosong.

Kemudian, Sang CEO meminta Habibie maju ke depan dan diminta untuk menceritakan secara kronologis proses ia menanamkan benih itu sampai tidak bisa tumbuh, bahkan mati..?? Pada saat Habibie selesai cerita, CEO berkata kepadanya dengan antusias, “Beri tepuk tangan untuk Habibie, CEO perusahaan kita yang baru”. Para karyawan saling bertepuk tangan dan terhenyak tidak percaya dengan keputusan Sang CEO.

Sang CEO kemudian menceritakan alasannya memilih Habibie sebagai pemenang dan CEO baru kepada khalayak ramai :
“Tahukah kalian, semua benih tanaman yang kuberikan kepada kalian, sebelumnya telah kurebus dengan air panas hingga mati dan tidak mungkin tumbuh lagi. Jika benih kaliah dapat tumbuh, berarti kalian telah menukarnya dengan benih baru dan berbohong kepadaku. Ternyata, hanya Habibie yang Jujur”.

Apa pelajaran yang bisa Anda petik dari kisah ini..?

Pertama, Istrinya Habibie adalah orang yang hebat karena dia meyakinkan suaminya untuk selalu menjaga integritasnya, apapun risiko yang akan diterimanya.

Kedua, biasakanlah diri Anda untuk selalu menabur KEJUJURAN, karena dengan menabur KEJUJURAN akan menuai KEPERCAYAAN. akan menuai Kepercayaan. Anda jangan pernah takut berbuat JUJUR, baik dalam bekerja atau hal lainnya, lalu takutlah bila Anda berbuat TIDAK JUJUR. Karena selalu ada tempat yang terbaik bagi orang jujur, percayalah..!!

Team Building & Revolusi Mental Pemrov Kalimantan Timur

Cara Membangun Sinergi dan Solidaritas yang Kokoh Dalam Perusahaan

By Article No Comments

 

Team Building & Revolusi Mental Pemrov Kalimantan Timur

Revolusi Mental Pemrov Kalimantan Timur

Untuk menuju keberhasilan dalam membangun budaya perusahaan salah satunya dengan membangun solidaritas serta komitmen tim. Seperti halnya sebuah persahabatan, akan kuat jika selalu dipupuk dengan kebersamaan.

Coba lihat sekolompok semut yang tidak pernah bercerai berai dari barisannya hingga menjadi perumpamaan akan kesolidan dan kerja sama tim.

Bagaimana cara membangun solidaritas dalam organisasi dan perusahaan?

1. Memiliki Visi, Misi, dan Tujuan yang Sama
2. Mengenal kelebihan dan bakat rekan satu tim
3. Memiliki kesamaan konsep dan cara berpikir.
4. Memiliki perencanaan yang baik
5. Memiliki pembagian kerja dan peran yang jelas
6. Memiliki semangat untuk mencapai tujuan
7. Komunikatif, jujur, dan saling terbuka

Itulah cara membangun solidaritas dan mewujudkan sinergi dalam organisasi. Mari.. bangun hal tersebut dengan semangat kebersamaan yang tinggi.

“…bekerjalah dengan struktur yang rapi, seperti bangunan yang kokoh…” (QS. Ash Shaff, 61:44)

Training of Trainer Change Agent BRI

Banyak Agen Perubahan Dalam Perusahaan yang Gagal karena 1 Hal Ini

By Article No Comments
Change Agent Auto 2000 Batch 13 Bali

Change Agent Auto 2000 Batch 13 Bali

Kita pasti semakin sering menjumpai orang-orang yang ingin menjadi agen perubahan dalam organisasi dan lingkungan kerja. Atau mungkin Anda sendiri juga sedang memperjuangkan suatu perubahan?

Seseorang kadang mudah tergerak untuk melakukan perubahan atau menjadi agen perubahan, namun cara yang ditempuh mungkin belum tepat.

Ada satu hal penting yang belum disadari oleh agen perubahan, yaitu komitmen.

Komitmen Sebagai Bekal Agen Perubahaan

Training of Trainer Change Agent BRI

Training of Trainer Change Agent BRI

Mengapa demikian? Karena perubahan selalu dimulai dari diri sendiri.

Coba lihat contoh dari Mahatma Gandhi di India. Ketika India dijajah Inggris, Gandhi menjadi pemimpin yang mampu membawa negaranya menjadi bangsa merdeka. Dirinya percaya bahwa setiap pribadi menjadi pembawa perubahan untuk melihat apa yang mereka inginkan dapat terjadi di dunia ini.

Gandhi adalah pemimpin revolusioner. Namun ia berhasil membawa India menjadi bangsa merdeka tanpa memulai sebuah revolusi. Ia bahkan melakukannya tanpa kekerasan sama sekali.

Gerakan Satyagraha yang dipimpinnya berhasil membawa perubahan bagi sebuah bangsa yang dahulu terpuruk hingga kini menjadi bangsa yang diperhitungkan dalam peta perdagangan dunia.

Gandhi mengatakan, “In a gentle way you can shake the world,” yang berarti dengan sebuah cara yang lemah lembut Anda dapat mengguncang dunia. Sungguh pemikiran yang berbeda untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Begitu pula untuk menjadi agen perubahan, Anda tidak harus berteriak. Tidak pula harus pandai berbicara. Anda tidak harus menjadi terpilih.

Tidak pula harus menjadi sangat pandai atau berpendidikan. Komitmenlah yang dibutuhkan. Karena sekali lagi, perubahan selalu dimulai dari diri sendiri.

Daftar Change Agent Program ACT Consulting klik:

Pengembangan Agen Perubahaan Dalam Perusahaan

Agent of Change Leader PT. Astra Honda Motor

Ciri-Ciri Budaya Organisasi yang Sehat

By Article No Comments

ACT Consulting – Budaya organisasi memiliki kaitan erat dalam pembentukan sumber daya manusia di sebuah perusahaan. Pembentukan budaya organisasi dalam sebuah perusahaan dikatakan berhasil jika memperoleh dukungan dari segenap jajaran manajemen sekaligus karyawan yang tergabung dalam perusahaan tersebut. Budaya organisasi merupakan proses jangka panjang, yang membutuhkan ketelatenan dari para pelaku di dalamnya. Budaya organisasi yang sehat secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Agent of Change Leader PT. Astra Honda Motor

Leaders’s Session PT. Astra Honda Motor

1. Organisasi memiliki identitas yang jelas
Identitas organisasi atau perusahaan, artinya memiliki lokasi yang jelas, perijinan, dan nama perusahaan.

2. Status karyawan di dalam perusahaan jelas
Status karyawan ini ditunjukkan dengan adanya bukti konkret, seperti tanda pengenal, kartu anggota, baju seragam karyawan, dan sebagainya.

3. Memiliki visi dan misi yang jelas
Pada dasarnya, visi dan misi bukanlah budaya perusahaan. Namun, secara tidak langsung budaya sebuah perusahaan mempengaruhi pembentukan visi dan misi. Visi dan misi adalah tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Secara tidak langsung, perusahaan memiliki arah kerja yang jelas dengan adanya visi dan misi

4. Manajemen bersikap terbuka
Manajemen mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas karyawan. Tujuannya adalah agar seluruh karyawan memiliki pemahaman perusahaan dalam kondisi seperti apa, bagaimana nasib karyawan nanti, dan kontribusi apa yang mereka berikan. Jika tujuan tersebut dapat tercapai, otomatis akan terjadi perubahan perilaku yang secara konsisten menetap pada setiap karyawan.

5. Memiliki aktivitas organisasi yang terarah
Aktivitas organisasi adalah kinerja yang ada di dalam organisasi itu sendiri. Selain pengaruh dari visi dan misi, tentu perilaku organisasi yang terbentuk juga harus jelas. Artinya, segala keputusan yang diambil pasti akan melalui beberapa tahapan. Tidak seketika itu juga sebuah perubahan keputusan langsung disampaikan kepada anggota organisasi atau karyawan. Organisasi yang sehat akan selalu membiasakan karyawan menjalankan tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), dan evaluasi (evaluation).

6. Memperhatikan kebutuhan karyawan
Karyawan adalah aset yang harus dijaga. Organisasi yang sehat tidak hanya akan menuntut karyawan atau anggota yang tergabung di dalamnya, melainkan juga berusaha mencari cara mempertahankan karyawan. Caranya adalah memfasilitasi training, workshop, menghargai inovasi yang telah dilakukan karyawan, dan sebagainya.

Ada lima langkah untuk menciptakan budaya organisasi yang sehat, yaitu sebagai berikut :

1. Konsistensi
Para pendiri perusahaan yang telah menentapkan poin-poin budaya perusahaan yang telah diyakini, maka harus konsisten dalam memberikan contoh dan berperilaku. Selain dengan memberikan contoh bisa memasukkan dalam aturan perusahaan dan kebijakan perusahaan lainnya.

2. Sosialisasi
Melakukan sosialisasi kepada seluruh anggota organisasi atau karyawan. Mulai dari karyawan tersebut bergabung harus dilakukan training atau pengenalan budaya organisasi. Hal ini dilakukan agar setiap orang yang tergabung dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan baik.

3. Seleksi
Melakukan proses seleksi kepada orang-orang yang akan bergabung dengan organisasi. Mencari bibit unggul yang memiliki karakter yang sesuai dengan budaya yang diyakini. Dengan demikian, budaya organisasi yang sehat akan memberikan dampak positif yaitu meningkatkan komitmen karyawan.

4. Dukungan manajemen
Dukungan manajemen dapat dipastikan harus selalu ada dalam pembentukan budaya. Namun sebelum budaya organisasi terbentuk, manajemen yang ada di dalam perusahaan harus satu suara. Hal ini agar kedepannya tidak ada permasalahan terkait dengan budaya organisasi yang diyakini.

5. Evaluasi
Melakukan evaluasi secara rutin terkait dengan budaya organisasi yang sudah berjalan serta perbaikan guna menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi ekonomi setempat dan kebutuhan dari perusahaan itu sendiri.

Korporasi dengan budaya organisasi yang sehat mampu menghasilkan empat hal, yaitu:
1. Revenue: 4x lebih tinggi
2. Tenaga kerja: 7x lenbih berkualitas
3. Nilai saham: 12x lebih tinggi
4. Keuntungan bersih: lebih dari 700%

Source: Riset by ACT Consulting 2017

Artikel Terkait:
Ary Ginanjar Agustian, Kisah Sukses Membangun Budaya Perusahaan


Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dan Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan like halaman

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMLlOkY41oOnbAG47BLrKkw

Linked In : https://www.linkedin.com/company-beta/13279290/

Instagram : https://www.instagram.com/actconsulting.co/

Meaning of Work Workhshop Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia

Program Internalisasi Nilai Perusahaan | Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia

By News No Comments
Meaning of Work Workhshop Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (2)

Meaning of Work Workhshop Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (2)

Telah berlangsung “meaning of work workshop” Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (PPBBI), di Putri Duyung, Ancol.

Kegiatan yang berlangsung pada 22 Feb 2018 ini diikuti oleh seluruh karyawan, termasuk Direktur PPBBI serta para direktur mitra.

Training yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai perusahaan kepada seluruh karyawan PPBBI ini dipandu langsung oleh Trainer ACT Consulting, Rinaldi Agusyana dan Asisten Trainer, Ilham.

Dengan adanya program internalisasi nilai perusahaan ini, diharapkan karyawan PPBBI semakin mengenal dan mengetahui nilai serta perilaku yang diharapkan oleh organisasi dan termotivasi untuk menjalankannya.

Karyawanpun diharapkan faham akan nilai penting bagi pribadi maupun organisasi. Sehingga mereka buy in kepada nilai organisasi bukan saja secara kognitif (knowledge) namun juga afektif (emosi) sehingga mereka own it dan menunjukkannya dalam perilaku.

Meaning of Work Workhshop Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (3)

Meaning of Work Workhshop Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia (3)

Meaning of Work Workhshop Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia

Meaning of Work Workhshop Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia

Coast Rejo Indonesia

Membangun Kepaduan Internal dan Kepercayaan pada Tim Kepemimpinan

By Article No Comments

 

Coast Rejo Indonesia

Team Building Training PT. Coast Rejo Indonesia

Kepaduan internal harus dimulai dengan tim kepemimpinan. Jika tim kepemimpinan tidak sejajar satu sama lain, maka seluruh organisasi akan menjadi tidak seimbang dan entropi budaya akan meninggi.

Kami telah menemukan bahwa satu faktor terpenting dalam keberhasilan untuk membangun organisasi dengan performa tinggi adalah dengan membuat tim kepemimpinan yang terpadu. Akan tetapi, faktor inilah yang sangat sulit dilakukan oleh organisasi.

Terdapat tiga kualitas yang paling menonjol dari kualitas lainnya dalam membangun tim kepemimpinan yang terpadu, yaitu visi bersama, nilai bersama, dan budaya saling percaya.

  • Visi bersama memastikan bahwa setiap orang memiliki tujuan yang sama.
  • Nilai bersama memastikan bahwa setiap orang membuat keputusan mengenai hal yang penting bagi perusahaan secara konsisten.
  • Budaya saling percaya adalah hal yang esensial. Hal ini meningkatkan ketangkasan dan kecepatan dalam membuat keputusan, serta membangun kesatuan dalam tim. Kepercayaan mengadopsi tanggung jawab, kewenangan, dan pembuatan keputusan yang terdistribusi. Selain itu, kepercayaan juga sangat fundamental dalam membangun hubungan yang erat dengan semua pemangku kepentingan.

Terdapat dua belas kondisi dasar yang harus dilakukan untuk membangun kepercayaan. Hal ini ditunjukkan dalam Matriks Kepercayaan di bawah ini. Tim harus menguasai semua komponen ini untuk membuat tim dengan performa bagus begitu pula organisasi dengan performa bagus.

Team Building Outbound BKPPD Bekasi 

Tujuan

Kepedulian: Mengawasi kesejahteraan organisasi dan semua karyawannya.

Transparansi: Memberikan kejelasan mengenai motivasi yang menjadi dasar pembuatan keputusan.

Keterbukaan: Menyetujui dan menerima ide dan opini dari semua karyawan.

 

Integritas

Kejujuran: Bertindak jujur dan terus terang dalam komunikasi antarpersonal.

Keadilan: Bertindak tanpa prasangka, diskriminasi, atau tidak adil terhadap semua karyawan.

Autentik: Berpikir, berucap, dan bertindak dengan konsisten dan sungguh-sungguh setiap saat

 

Kemampuan

Kemampuan: Menyelesaikan kegiatan profesional dengan mudah, cepat, dan cakap.

Pengetahuan: Menjadi familier dan terbiasa dengan topik atau urusan profesional.

Pengalaman: Mengumpulkan pengetahuan praktik melalui observasi pribadi.

 

Hasil

Reputasi: Menjadi diri yang disukai oleh bos, teman kerja, dan bawahan.

Kredibilitas: Menyatakan ide menggunakan sikap yang meyakinkan dan dapat dipercaya.

Performa: Mengindahkan tanggung jawab pribadi dengan pencapaian dan keunggulan.

Ary Ginanjar Agustian - CEO ACT Consulting

Ary Ginanjar Agustian : Kisah Sukses Membangun Budaya Organisasi

By Article No Comments

Ary Ginanjar Agustian - CEO ACT Consulting

Ary Ginanjar Agustian : Kisah Sukses Membangun Budaya Organisasi – Percepatan dalam melakukan transformasi budaya akan mendongkrak income karena  semua potensi yang ada dalam organisasi perusahaan akan terfokus pada tujuan yang sama. Sayangnya banyak perusahaan justru tidak tahu bagaimana mekanisme membangun budaya perusahaan sehingga gagal dalam melakukan transformasi budaya.

Padahal kondisi pasar yang kompetitif dan kebutuhan konsumen yang semakin variatif menuntut perusahaan melakukan transformasi budaya untuk tetap eksis di lingkup bisnisnya.Budaya perusahaan dibangun melalui penyatuan karakter sumber daya manusia (SDM) di dalamnya yang disatukan oleh kesatuan misi, nilai, visi serta makna bekerja.

Transformasi harus selalu di jalankan setiap perusahaan yang ingin berkembang dan meningkatkan keuntungannya.  Masih banyak perusahaan yang tidak melakukan transformasi karena terlalu nyaman di zonanya.

Kisah Sukses Ary Ginanjar Agustian Membangun Budaya Organisasi

ary ginanjar agustian, corporate culture expert, budaya perusahaan

Kunci menjalankan Transformasi adalah Kepemimpinannya, Bagaimana Pemimpin menjadi Energi dan berani melakukan eksekusi dalam menjalankan perubahan budaya perusahaan. Ary Ginanjar Agustian juga telah berhasil melakukan Transformasi Budaya dalam perusahaan sehingga saat ini Jumlah Alumni ESQ  terus meningkat menembus angka 1.700.000 Alumni.

Pasalnya permasalahan perusahaan belum melakukan transformasi adalah keraguan dalam melakukan perubahan sedangkan kondisi pasar tidak pernah stabil. Oleh karena itu pentingnya untuk meresapi arti dari produk yang kita jual, corporate culture yang jelas, Misi dan Visi yang kuat menjadikan Transformasi Budaya adalah cara perusahaan bertahan dan meningkat di era yang serba berkembang.

Tentunya harus selalu di perlukan 3 motivasi secara integral yaitu Material, Emotional dan Spiritual motivasi. Ary Ginanjar Agustian bersama ACT Consulting telah mengembangkan sebuah metode yang dapat melakukan transmormasi budaya dalam waktu yang cepat dan dapat internalisasi kepada setiap karyawan.

Dalam melakukan transformasi budaya perusahaan ACT Consulting memiliki 10 Steps agar transformasi budaya berjalan efektif dan efisien.

 

Program Internalisasi Nilai Perusahaan Bank Kaltim

Pentingnya Membuat Visi, Misi, Nilai, dan Makna Bekerja

By Article No Comments
Program Internalisasi Nilai Perusahaan Bank Kaltim

Program Internalisasi Nilai Perusahaan Bank Kaltim

ACT Consulting – Suatu hari di siang yang terik, melintaslah seorang pria tua di antara tiga orang pekerja yang sedang sibuk bekerja..

“Apa yang sedang kau kerjakan anak muda?”, tanya orang tua itu kepada salah seorang pekerja. Pekerja bangunan yang pertama tanpa menoleh sedikit pun, menjawab orang tua itu dengan ketus. “Hei orang tua, apakah matamu sudah terlalu rabun untuk melihat. Aku bekerja sebagai seorang kuli biasa!!”.

Orang tua itu pun tersenyum, lalu beralih kepada pekerja bangunan yang kedua dengan berkata, “Wahai pemuda, apakah gerangan yang sebenarnya kalian kerjakan?” Pekerja bangunan yang kedua itu pun menoleh dengan ramah dan tampak sedikit ragu. Ia menjawab “Aku tidak tahu pasti, namun kata orang, kami sedang membuat sebuah rumah Pak”, lalu meneruskan pekerjaannya lagi.

Orang tua itu masih belum puas dengan jawaban pekerja yang kedua, kemudian ia menghampiri pekerja yang ketiga, lalu menanyakan hal yang sama kepadanya.

Pekerja yang ketiga pun tersenyum lebar dan menghentikan pekerjaannya sebentar, lalu dengan wajah berseri-seri berkata “Bapak, kami sedang membuat sebuah istana indah yang luar biasa Pak! Saat ini memang bentuknya belum jelas, bahkan aku sendiri pun tidak tahu seperti apa gerangan bentuk istana ini nanti setelah berdiri. Namun aku yakin ketika selesai, istana ini akan terlihat sangat megah sehingga semua orang yang melihatnya akan berdecak kagum. Itulah yang aku kerjakan Pak!”, jelas pemuda itu dengan penuh semangat.

Orang tua itu sangat terharu ketika mendengar jawaban pekerja bangunan yang ketiga. Apalagi, orang tua itu adalah pemilik istana yang sedang dikerjakan oleh ketiga pekerja bangunan itu.

Apa pelajaran yang bisa Anda petik dari kisah ini..?

Sebagian besar orang tidak pernah tahu misi, visi, nilai, dan makna mereka dalam bekerja. Mungkin karena tidak peduli, bekerja tidak sepenuh hati dan ikhlas, ataupun hanya mengharapkan gaji semata.

Biasanya hanya sedikit orang yang menemukan misi, visi, nilai, dan makna mereka bekerja di dunia ini, Mereka adalah orang-orang yang tidak hanya bekerja agar tetap hidup, namun bekerja dengan ikhlas demi Tuhan, mendapatkan ilmu dan pengetahuan, jenjang karier yang tinggi, menafkahi keluarga, dan orang tua agar kelak ketika mati dengan membawa kebaikan, pahala melimpah, dan masuk surga.

Apa Anda pernah mengalami hal serupa atau memiliki kisah inspiratif lain tentang topik ini?

Ingin membangun internalisasi nilai-nilai perusahaan kepada karyawan Anda?

Ikuti Value Internalization Program Dari ACT Consulting.

Value Internalization Program

Program Internalisasi Nilai Perusahaan PT Pharmasolindo

Program Internalisasi Nilai Perusahaan PT Pharmasolindo

Value Internalization Program Kementrian Agama Kota Balikpapan

Value Internalization Program Kementrian Agama Kota Balikpapan


Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dan Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan like halaman

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMLlOkY41oOnbAG47BLrKkw

Linked In : https://www.linkedin.com/company-beta/13279290/

Instagram : https://www.instagram.com/actconsulting.co/

Outbound Training Ice Breaking Bank Kaltim

Manfaat Ice Breaking Dalam Kegiatan Outbound Training

By Article No Comments

Pada setiap kegiatan outbound training, teman-teman pasti acap kali disuguhkan sesi ice breaking sebelum kegiatan dimulai. Mengapa harus ada ice breaking?

Ternyata, manfaat ice breaking dalam kegiatan outbound training sangat banyak sekali, bahkan pengaruhnya sungguh luar biasa. Pada dasarnya, manfaat ice breaking dalam kegiatan outbound training adalah agar dapat mencairkan suasana, bisa tertawa bersama, saling bercanda, tanpa rasa canggung dan malu terhadap rekan lainnya.

Manfaat Ice Breaking Dalam Kegiatan Outbound Training

Outbound Training BRI

Outbound Training Bank Rakyat Indonesia

Tujuan Ice Breaking Dalam Kegiatan Outbound yang lainnya yaitu memberi peluang kepada peserta untuk memperkenalkan diri satu sama lain, hingga saling kenal sebelum memulai aktivitas outbound.

Sesi ice breaking ini biasanya adalah sesi pendahuluan yang ringan dan menyenangkan. Ice breaking juga disiapkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta agar dapat saling mengenal dan mengurangi penghalang yang mungkin muncul. Banyak pula yang mengatakan jika keberhasilan atau kegagalan suatu program outbound training, tergantung pada Ice Breaking ini.

Outbound Training Untuk Perusahaan

Memecahkan kebekuan antar peserta sebelum dan sesudah kegiatan. Peserta akan merasa nyaman dengan satu sama lain. Jika antar peserta merasa nyaman, dengan senang hati mereka akan berpartisipasi dan mengeluarkan ide-ide baru.

Mereduksi bahkan menghilangkan ketegangan dan kesenjangan antar peserta. Karena setiap peserta outbound training pasti memiliki mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Ada Manajer, Leader, Supervisor, karyawan biasa, bahkan office boy.

Dengan adanya kegiatan ice breaking, diharapkan setiap peserta mampu melepaskan jabatan dan ‘baju kesebaran’ mereka masing-masing dan berbaur satu sama lain.

Outbound Training Ice Breaking Bank Kaltim

Outbound Training Ice Breaking Bank Kaltim

pelatihan motivasi karyawan | pelatihan motivasi sdm | training karyawan perusahaan | pelatihan karyawan perusahaan | ACT Consulting

5 Kesalahan Agent of Change Dalam Memperbaiki Budaya Perusahaan

By Article No Comments

Kesalahan Agent of Change – Teknologi berubah dengan sangat cepat, membuat pilihan ‘terbaru’ pun yang menjadi usang saat ini. Ekonomi bergejolak meningkatkan tekanan dan suhu bagi perusahaan di bidang apapun. Semua serba cepat berubah, yang asalnya pesaing bisa jadi kini menjadi mitra, atau sebaliknya. Perusahaan terus melakukan re-organisasi, sehingga menjadi acara tahunan. Sedangkan di sisi lain, karyawan semakin skeptis tentang melakukan strategi bisnis yang terus-menerus didefinisikan ulang.

Ini adalah realitas dunia saat ini. Sukses akan diraih oleh agen-agen perubahan yang menyimpan tenaga kerja ulet . Namun tak sedikit agen perubahan yang gagal dalam melaksanakan misinya.

Apa saja kesalahan mereka? Para ahli dibidang perubahan merumuskan setidaknya ada lima kesalahan yang kerap dilakukan para agen perubahan. Kesalahan apakah itu? Simak lebih lengkapnya di sini :

5 Kesalahan Agent of Change (Agen Perubahan)

Agent of Change dalam Perusahaan

Pembekalan Agent of Change PT Indonesia Power, Jakarta, April 2017

1. Priority

Lebih mementingkan strategi daripada orang-orang. Pemimpin dapat mengembangkan strategi yang disusun yang menekankan pentingnya melakukan perubahan. Mereka mungkin mengasah keterampilan presentasi untuk menyampaikan pesan-pesan strategis.

Tapi upaya perubahan organisasi sering gagal bukan karena strategi yang buruk namun hampir selalu karena masalah “orang”. Jika setiap individu dalam organisasi tidak setuju dengan menyatakan rasional, jika mereka tidak terlibat dalam mengembangkan rencana strategis, dan jika mereka tidak mempercayai pesan yang disampaikan pemimpinnya, maka tidak akan ada perubahan yang berhasil.

2. Logic vs Emotion

Lebih menekankan logika daripada emosi. Karyawan tentu saja perlu memahami realitas pasar yang merupakan kekuatan utama pendorong perubahan. Mereka perlu tahu konsekuensi jika tidak berubah. Dan mereka perlu mendengar jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana perubahan ak
an berdampak pada mereka secara pribadi: Apa yang khusus berubah – dan apa yang tidak? Apa untungnya bagi saya? Bagaimana hal ini mempengaruhi pekerjaan saya dan keamanan saya? Apa keterampilan baru yang perlu saya pelajari?

3. Attitude

Mengutamakan kata-kata daripada perilaku. Semua agen perubahan harus menyadari bahwa sesungguhnya perilaku Anda lebih persuasif daripada apa yang Anda katakan. Saat ini banyak trainer atau coach bidang komunikasi yang membantu para pemimpin menemukan kata-kata yang menginspirasi, mencerahkan, dan mengubah orang.

Namun tidak ada yang lebih menyedihkan daripada menonton perjuangan eksekutif untuk meyakinkan penonton dengan retorika yang bertentangan dengan perilaku kepemimpinannya. Jika pesan yang disampaikan adalah “Mari kita semua bekerja sama!” Namun karyawan melihat bahwa pemimpin senior tidak bekerja sama dengan baik, pesan kolaborasi tidak akan sampai.

4. Formal Communication

Mementingkan saluran komunikasi formal daripada jaringan informal. Kita akan selalu membutuhkan pidato otentik dari pemimpin senior yang ditulis dengan baik dan artikel hebat yang terbit dalam newsletter, serta suvervisor komunikasi lini pertama. Namun, organisasi adalah campuran struktur hirarki dan jaringan informal, serta pendekatan yang seperti disebutkan di atas – pidato eksekutif, artikel, dan komunikasi lini pertama – yang hanya memanfaatkan jalur formal. Tidak satupun dari mereka berkaitan dengan web kompleks interaksi sosial dan jaringan informal yang merupakan saluran hingga 70% dari semua informasi organisasi. Saat ini, komunikasi melalui media sosial lebih cepat dan lebih berpengaruh daripada komunikasi formal. Terlalu sedikit pemimpin menyadari kekuatan komunikasi informal dan masih bersikukuh dengan jaringann formal.

5. Verbal Communication

Komunikasi verbal dianggap lebih kuat daripada komunikasi non-verbal. Penjelasan tradisional perilaku manusia dalam dunia bisnis menganggap bahwa karyawan dipengaruhi sebagian besar oleh kata yang digunakan ketika perubahan diumumkan. Namun, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa pandangan ini keliru.

Sebaliknya, kunci sukses komunikasi perubahan dapat ditemukan dalam bentuk sinyal yang biasanya diabaikan, terutama nada suara dan bahasa tubuh. Semua pemimpin mengekspresikan antusiasme, kehangatan, dan keyakinan – serta arogansi, ketidakpedulian, dan ketidaksenangan melalui ekspresi wajah, gerak tubuh, sentuhan, dan penggunaan ruang. Kata-kata Anda dapat mengatasi alasan di balik perubahan, tetapi bahasa tubuh Anda menghubungkan dengan audiens pada tingkat bawah sadar dan emosional.

Itu sebabnya pemimpin yang sukses menyadari pentingnya segala sesuatu yang tidak dikatakan, tapi sedang dikomunikasikan.

Training Of Trainer Agen Perubahan BRI

Training of Trainer Agen Perubahan Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Ingin mengembangkan budaya perusahaan melalui Agent of Change Management dari ACT Consulting?

Klik https://actconsulting.co/contact-us/

Atau Hubungi kami di nomor:

+62 856-9489-7725
+62 21 2940 6969