Untuk melakukan Transformasi Budaya Organisasi, diperlukan upaya membangkitkan kultur baru sesuai nilai idaman perusahaan, dari seluruh bagian di organisasi. Para pelaksana kunci dalam perubahan budaya perusahaan ini adalah tim Agent of Change (AOC) yang ditunjuk oleh perusahaan.
Kepada para AOC ini diberikan program pelatihan dengan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Suatu perusahaan mungkin membutuhkan Training yang bersifat membangkitkan potensi, sementara perusahaan lainnya mungkin membutuhkan training di bidang komunikasi untuk dapat membentuk budaya baru yang diinginkan di dalam perusahaan.
Dalam rangka untuk melakukan perubahan budaya secara transformatif, integral dan menyeluruh, ACT Consulting telah dipercaya untuk melangsungkan Training Change Agent Empowerment Bank Syariah Mandiri batch 2 dan 3.
Acara yang dihadiri oleh para Agent of Change ini di buka langsung oleh Ibu Rosma Handayani, VP HC Bank Syariah Mandiri. Training ini dipandu oleh Coach Bramanto Wibisono selaku Director ESQ NLP dan Coach Arief Rahman Saleh selaku Director of ESQ Coaching Academy serta Trainer Saifullah dan Trainer Bayu. Dua acara Training ini berlangsung pada tanggal 10-11 Januari 2019 di Ibis Styles Gajah Mada, Jakarta.
Kemampuan untuk berkomunikasi merupakan skill kunci dalam banyak aspek dalam bekerja. Terutama dalam pelayanan pelanggan dan juga dalam menangani berbagai persoalan di dalam dan di luar organisasi.
Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan, kita juga perlu berkomunikasi dengan sejumlah orang di dalam dan diluar setting kantor untuk urusan pekerjaan, dengan baik. Apabila setiap pelanggan ditangani dengan komunikasi yang baik, akan menumbuhkan iklim yang menyenangkan dan membuat banyak orang menjadi nyaman.
Komunikasi pun perlu dilakukan dengan tata cara yang dekat di hati. Misalnya dalam hal tinggi rendahnya suara, intonasi dan nada bicara, serta pemilihan kata-kata yang digunakan. Kesemua trik ini adalah elemen kunci untuk melakukan komunikasi dengan efektif. Selain juga perlu memperhatikan bahasa tubuh yang digunakan saat berhadapan dengan orang lain.
Untuk memastikan proses komunikasi di dalam perusahaan dan dalam menangani pelanggan berjalan dengan baik, ACT Consulting diundang untuk memberikan Training Effective Communication bagi para Pegawai Satuan Kerja PGD Bank BNI Syariah diikuti oleh 19 peserta di tiap-tiap divisi yang berbeda, di laksanakan di Hotel Santika Premier. Kegiatan Training yang berlangsung pada tanggal 10 Januari 2019 ini dipandu oleh Coach Rendy dan Trainer Rudy.
Jika selama ini OJK melakukan audit terhadap lembaga lainnya maka sepanjang tahun 2018, ACT Consulting diberikan kepercayaan untuk melakukan audit terhadap budaya kerja OJK. Audit Budaya dilakukan setiap quarter atau 4 kali dalam setahun.
Audit Budaya di Otoritas Jasa Keuangan ini dilakukan melalui berbagai metode mulai dari wawancara, observasi lapangan, desk evaluation hingga survey kepada para pemangku kepentingan (stakeholder).
Tanggal 8 Januari 2018, Team Auditor Budaya telah menuntaskan projek selama 1 tahun di OJK dan diterima dengan sangat baik.
Director dari ACT Consulting yang turun langsung adalah M Zain Firdaus selaku Digital Training Director dan Y Ariningtyas Prameswari selaku Culture Transformation Director. Tim Auditor Ahli yang turun sebagai auditor yang membantu Project Culture Transformation di OJK ini adalah Muji Astuti, Dadan Ramdhan, Ahlijati Nuraminah dan Leli Deswindi.
Kepemimpinan yang menginspirasi diperoleh dari karakter pemimpin yang memantaskan diri untuk menjadi role model bagi karyawannya. Kepemimpinan yang seperti ini akan dapat menumbuhkan iklim yang sehat dan dinamis. Bila dipadukan dengan kemampuan manajerial yang handal dan strategi yang tepat, niscaya perusahaan dapat tumbuh dengan baik dan mampu sustain untuk masa yang panjang ke depannya.
Pada tanggal 11 Januari 2019, telah berlangsung Workshop Leaders Commitment Session dari Mitsubishi Chemical Indonesia bersama ACT Consulting. Acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mempersiapkan para pimpinan di korporasi dalam menyambut tahun yang baru. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Mr Michio Kaharu sebagai President Director.
Acara yang berlangsung dengan suasana yang serius dan penuh semangat ini dipandu oleh Coach Rinaldi Agusyana dan tim Trainer dari ACT Consulting.
Kegiatan ini diselenggarakan untuk menggapai Visi Perusahaan yaitu “Harmonize for Sustainable Growth”.
Di era industri 4.0 saat ini, semua orang bisa belajar dari
mana saja. Karyawan tidak lagi banyak membutuhkan arahan, bahkan cenderung
menghindar bila didikte mengenai pekerjaannya. Para millenials pun mencari
tempat pekerjaan yang nyaman. Penelitian menunjukkan bahwa millenials bahkan
mampu bertahan dan bersedia dibayar lebih rendah bila menemukan tempat dan
pemimpin yang membuat mereka nyaman. Bila pemimpin bisa menciptakan atmosfir
bekerja yang seperti ini, tentu hal ini akan menjadi sebuah keuntungan
kompetitif bagi perusahaan.
Suatu tempat bekerja terdiri dari orang dengan motivasi yang
berbeda-beda. Sebuah perusahaan adalah gabungan dari banyak kepala dengan isi
otak yang berbeda-beda. Pemimpinlah yang harus mampu menyatukan banyak orang
yang semuanya berbeda tersebut, dalam satu tujuan yang sama. Semakin rumit
orchestra pekerjaan yang harus disatukan dalam sebuah aransemen rencana
perkembangan bisnis dari suatu perusahaan, semakin tinggi nilai seorang
pemimpin. Semakin kompleks kesulitan
yang harus dihadapi para pimpinan untuk mewujudkan tujuan-tujuan finansial
perusahaan yang makin meningkat, semakin besar profit yang dapat dicapai.
Para pemimpin tidaklah harus menjadi orang yang paling
berani. Banyak pemimpin cenderung pendiam dan terlihat pasif. Karena pemimpin
memang bukan orang yang bisa melakukan semua hal. Ia harus membiarkan
karyawannya bekerja secara optimal tanpa gangguan. Namun saat ada hal yang
terjadi, ia menunjukkan kepiawaiannya dan menjadi orang yang paling bertanggung
jawab.
Pemimpin haruslah memiliki rasa suka terhadap tantangan dan
kompetisi. Mereka bukanlah orang-orang yang selalu bercerita kesana kemari dan
berulang-ulang tentang kehebatan yang dimilikinya. Namun mereka menunjukkan
hasil dari kinerjanya dengan karya nyata, dengan hasil nyata yang dapat
dirasakan oleh para karyawannya. Energi yang dimiliki seorang pemimpin dapat
terlihat dari sorot matanya. Dari cara berjalan dan berbicara, bahkan saat ia
diam, kebijaksanaannya terpancar. Seorang pemimpin dapat meradiasikan
pengaruhnya tanpa membuat orang merasa tidak nyaman. Namun pemimpin juga tidak
boleh membuat karyawannya terlalu nyaman hingga akhirnya tidak produktif.
Mekanisme yang tegas mengenai produktivitas harus ditegakkan agar perusahaan
dapat terus sustain.
Penelitian yang dilaksanakan di Australia dan Asia
menggambarkan seperti apa seorang pemimpin yang baik. Diantaranya adalah;
seorang yang mampu menampilkan teladan dan membawa perusahaan ke dalam keberhasilan-keberhasilan
yang penuh kegemilangan.
Dalam penelitian tersebut juga ditemukan bahawa masyarakat
Asia dan Australia dalam hasil penelitian ini digambarkan sebagai masyarakat
yang mampu bertoleransi terhadap sejumlah keputusan yang cenderung keras bila
dibandingkan dengan masyarakat di benua barat. Namun makin kesini, semua
masyarakat di dunia menjadi lebih humanis dan tidak lagi mau mentolerir
berbagai bentuk hal yang cenderung keras. Segala hal harus dikomunikasikan
dengan bersahabat, manusiawi, penuh pertimbangan dan tanpa paksaan.
Satu hal yang disepakati oleh banyak orang bahwa; Pemimpin
yang baik, mampu menjadikan dirinya sebagai contoh. Ia merubah dirinya sebelum
merubah orang lain. Ia menjadi pelaksana atas setiap konsep yang ia gulirkan, dan ia mampu membuat
orang-orang yang ada di sekitarnya mematuhi peraturan dengan perasaan yang
positif dan rasa senang hati. Saat ia menegakkan kejujuran, ia juga telah
terbukti sebagai seorang yang jujur. Saat ia menegakkan disiplin, ia juga orang
yang selalu tepat waktu. Saat menyuarakan penghematan, ia menjadi orang yang
pertama kali melakukannya. Seorang pemimpin harus menjadi contoh dari apa yang
ingin ditegakkannya.
Namun memang tidak ada satu pun pemimpin yang sempurna. Sama
halnya dengan tidak ada satu pun perusahaan yang sempurna. Yang ada hanyalah
orang-orang yang terus memperbaiki diri mereka. Yang ada hanyalah sejumlah
orang yang bekerjasama di dalam perusahaan dengan memiliki kobaran semangat
untuk berkontribusi dan menghasilkan kemajuan dalam berbagai bidang, demi
membangun peradaban yang lebih baik.
Pemimpin bukanlah seorang yang super. Namun dengan piawai ia
dapat memimpin tim yang terdiri dari orang-orang hebat untuk memberikan usaha
terbaik mereka, hingga mampu memberikan kinerja yang super. Mungkin anda
bertanya, bagaimana caranya? Seorang pemimpin harus menjadi magnet, ia harus
dapat menarik banyak orang untuk mau bekerja keras bersamanya, mencapai suatu
tujuan.
Untuk menghasilkan daya magnet itu, Anda sebagai pemimpin
juga harus memiliki Visi Besar yang menjadikan setiap kerja keras terasa indah
dan memantik semangat yang berkobar besar di hati para anak buahnya. Pemimpin
yang baik hati, ramah, lembut dan disegani, akan mampu membuat orang-orang
hebat mau bekerja keras bersamanya. Selain menjadi magnet, ia juga menjadi lem
perekat yang menyatukan semua orang dalam visi besar yang dimilikinya tersebut.
Visi juga menjadi peredam dan penghalus saat terjadi masalah atau friksi.
Konflik dapat diatasi atau bahkan dihindari, dengan menyadarkan kembali setiap
orang akan visi besar apa yang ingin diwujudkan bersama-sama.
Seringkali seorang pemimpin hebat adalah orang yang
dahulunya sudah lebih dahulu berhasil. Namun tidak jarang juga kita menemukan
ada sejumlah pemimpin yang terlihat lemah dan lembut, namun ia mampu menjadikan
perusahaannya berhasil. Pasti ada suatu kelebihan yang ada pada diri seorang
pemimpin. Namun jangan jadikan kelebihan tersebut sebagai satu-satunya kekuatan
Anda. Karena seorang pemimpin yang baik, justru tidak perlu melakukan unjuk
kekuatan untuk menjadikan dirinya disegani. Kerendahan hati, seringkali lebih
efektif dan lebih mengikat orang-orang untuk terus bekerja bersama-sama Anda.
Salam kepemimpinan Transformasional dari ACT Consulting.
Kepemimpinan dikatakan sebagai sebuah posisi yang penuh kesendirian. Hal ini karena, banyak pemimpin harus melakukan berbagai strategi yang tidak populer. Bahkan seorang pemimpin harus menegakkan disiplin, yang bagi banyak orang termasuk sulit. Sebagai seorang yang harus mengambil keputusan yang akan menentukan masa depan sebuah perusahaan dan masa depan karyawan dan keluarga yang berada di bawah naungannya, seringkali seorang pemimpin menjadi orang yang tidak disukai. Apakah hal tersebut sepadan untuk dijalani, bagaimana bila Anda tengah di posisi itu?
Banyak pula pemimpin yang dikenal sebagai seorang yang
bertangan besi. Karena harus menjadi penegak peraturan yang sulit. Seringkali
di sebuah perusahaan, peran ini berarti harus menjatuhkan sanksi yang cukup
berat, demi menegakkan ketertiban di sebuah kantor. Apakah pemimpin yang baik
harus mendapatkan cap “kejam” seperti itu?
Pemimpin dianggap tidak mempunyai teman, karena harus tegas
terhadap anak buah, dan bersaing dengan sesama karyawan di posisi sejajar. Di
depan atasan pun seringkali seorang pemimpin menjadi orang yang paling
disalahkan bila suatu hal yang tak diinginkan terjadi. Benarkah posisi pemimpin haruslah tak nyaman
seperti itu?
Di era dimana teknologi informasi berkembang dengan
kecanggihan internet, peran seorang pemimpin pun berevolusi. Seorang pemimpin
yang membuat anak buahnya merasa tidak nyaman, dapat menerima cercaan di sosial
media. Bahkan bila ia melakukan langkah yang tidak popular, seorang pemimpin
bisa saja mendapati banyak keluhan muncul di ruang-ruang kerja dan dalam
obrolan di pantry. Seorang pemimpin masa kini, apakah akan diam saja menerima
semua feedback negatif tersebut?
Sebenarnya yang harus dilakukan oleh para Pemimpin Jaman Now
adalah; mempelajari dan mengadopsi pola kepemimpinan yang paling sesuai dengan
kondisi dan situasi dimana ia berada, dalam kacamata yang obyektif dan
membangun. Untuk itu, seorang pemimpin diharapkan bisa melakukan
langkah-langkah yang bijak, dengan membuka diri pada anak buah dan rekan
sejawatnya dan menjalin komunikasi yang harmonis.
Kuncinya mungkin ini; Kepemimpinan adalah Komunikasi.
Demikian disampaikan oleh banyak pakar. Pemimpin yang mahir dalam
berkomunikasi, akan dapat menyediakan telinganya untuk tempat karyawannya
mencurahkan isi hati. Dengan cara ini, ia membangun kedekatan yang membangun,
dan menjalin hubungan kekeluargaan yang akrab.
Bila hubungan yang positif sudah tercipta dengan harmonis,
lingkungan akan dapat menerima bila sang Pimpinan mengambil suatu keputusan.
Tentu sebelumnya dengan mengkomunikasikan, memberikan sejumlah teguran yang
bersahabat, dan menyampaikan peringatan dengan cara-cara yang menyenangkan.
Dengan cara yang merangkul dan bersahabat seperti ini, langkah yang diambil
seorang pemimpin akan dipatuhi dan dihormati. Karyawan yang menjadi anak
buahnya pun akan dapat menerima dengan baik, dan mengakui kesalahan mereka, dan
terdorong untuk memperbaiki dirinya agar menjadi individu yang lebih baik.
Karena pemimpin adalah inspirasi dan role model bagi lingkungannya.
Salam Kepemimpinan Transformasional dari ACT Consulting.
membangun profesionalisme dari mengubah budaya perusahaan
Mungkin sebagian dari Anda masih ragu mengenai urgensi suatu perubahan. Anda masih menimbang-nimbang apakah perlu untuk mengubah budaya perusahaan. Padahal yang mungkin Anda tidak ketahui, kompetitor bisa saja sudah lebih dulu dalam melakukan upaya ini. Sebuah kisah adalah nasihat yang terbaik. Karena itu, mari kita belajar dari kisah nyata berikut ini;
Suatu perusahaan swasta baru saja diresmikan oleh lembaga militer suatu negara. Bisnis yang dijalani, tidak berjarak jauh dari masalah ketahanan negara. Perusahaan ini sebelumnya telah berusia belasan tahun. Setelah berdiri menjadi perusahaan swasta, korporasi ini pun harus meninggalkan kenyamanan dalam hal sumber pemasukan. Tak lagi bersumber dari kas negara, tetapi harus berdikari dan memasuki dunia komersil.
Apa yang dilakukan perusahaan tersebut pertama kali? Mungkin
banyak dari Anda tidak menduga, tapi inilah yang terjadi. Perusahaan tersebut kemudian mengajak sebuah
lembaga konsultan organisasi untuk melakukan: perubahan budaya perusahaan.
Ternyata, para pimpinan di perusahaan tersebut merasakan,
obyek bisnis yang dijalankan oleh mereka adalah suatu hal yang bersifat
kritikal. Namun sayangnya, budaya kerja yang ada belumlah terbentuk sesuai
dengan bidang pekerjaan mereka. Mungkin karena sifat pekerjaan mereka yang
begitu serius dan berbahaya, mereka yang tergabung di dalamnya malah cenderung
banyak bercanda, tidak formil, dan tidak disiplin dalam hal waktu.
Hal ini tentu saja mengagetkan, bukan? Suatu bidang yang
mengurusi hal yang begitu serius,
diharapkan untuk juga dapat bersikap lebih professional. Itu adalah suatu hal
yang akan dilihat secara langsung oleh para buyer, konsumen, dan orang lain
yang akan berhubungan bisnis dengan para karyawan di perusahaan tersebut. Namun,
kelemahan budaya ini bahkan dapat terlihat secara langsung oleh mata. Misalnya,
banyak dari mereka yang tidak serius masalah seragam dan atribut perusahaan
yang harus dikenakan dalam waktu bekerja.
Lembaga konsultan tersebut kemudian melakukan sejumlah langkah dalam upaya membangun budaya perusahaan. Dimulai dengan melakukan survei persepsi budaya organisasi, merumuskan values baru, dan kemudian melaksanakan sejumlah training secara serial dan simultan. Perubahan pun mulai terjadi secara menyeluruh.
Setelah berjalan dua tahun, perusahaan kini memiliki komite agent of change yang rutin mengadakan rapat untuk menghasilkan solusi yang riil dan terjadwal. Secara bahu membahu, komite ini melaksanakan dan memantau eksekusi langkah-langkah yang telah mereka rumuskan bersama. Komite ini berperan penting dalam upaya manajemen untuk mengubah budaya perusahaan ke arah yang lebih baik
Bersama manajemen, komite AOC ini pun menghasilkan sejumlah
artefak budaya perusahaan, melakukan program media budaya, dan melakukan langkah-langkah
dalam hal pembentukan kedisiplinan penegakan budaya baru di dalam perusahaan.
Tim manajemen pun tidak luput mengambil bagian dalam upaya penegakan budaya perusahaan ini. Sejumlah laporan yang diberikan konsultan pun dicermati secara langsung. Secara terjadwal, diambil langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan secara lebih bijak, ringkas, dan professional dibanding sebelumnya. Budaya kerja yang semula tidak tertib pun berubah menjadi baik dan tertata rapi.
Hasilnya kemudian terlihat secara signifikan. Perusahaan tersebut
kemudian berhasil meningkatkan jumlah fasilitas produksi menjadi semakin baik
dan semakin professional. Bahkan kini perusahaan tersebut telah memiliki lokasi
berdesain modern di kawasan yang lebih luas, lebih terintegrasi dan lebih
strategis.
Kita bisa sama-sama melihat bahwa suatu keberhasilan bermula
saat perubahan budaya dilakukan secara transformatif dan integral. Tidak bersifat
separuh-separuh, dan tidak pula bersifat parsial saja. Bagaimana dengan
perusahaan Anda? Bila memerlukan konsultan budaya perusahaan, Anda dapat
menghubungi nomor 0818-213-165 (Donna) atau mengirimkan email pada kami di info@actconsulting.co. Mari melakukan
Transformasi Budaya Perusahaan bersama ACT Consulting.
Keuntungan dari adanya budaya perusahaan yang kuat didukung oleh beragam bukti sosial. Diantaranya disampaikan oleh James L. Heskett, bahwa budaya kerja berpengaruh pada 20-30% peningkatan dalam performa kinerja keungan perusahaan, saat dibandingkan dengan competitor dengan budaya kerja yang buruk. Menurut Coleman, dalam Harvard Business Review tahun 2013, sejumlah unsur terbesar dari budaya perusahaan dibawah harus diperhatikan dalam membentuk budaya perusahaan yang baik;
1. Visi.
Sebuah budaya yang kuat bermula dengan pernyataan visi dan misi yang kokoh.
Perubahan sedikit saja pada kalimat visi misi dapat merubah arahan dan haluan
sebuah perusahaan secara signifikan. Pernyataan visi terlihat sederhana, namun
merupakan sebuah elemen fundamental dalam sebuah budaya perusahaan.
2. Nilai
atau values. Anda ingin tahu apa yang menjadi inti dari sebuah perusahaan
besar? Bila anda menebak; modal, maka anda salah. Karena yang paling utama yang
membuat perusahaan kecil menjadi tumbuh besar dan menghasilkan profit besar,
karena mereka memiliki values yang disusun dengan tepat. Mereka memposisikan
dirinya sebagai perusahaan yang dibutuhkan masyarakat, dan menjadi jawaban dari
kesulitan yang ada. Karena itu mereka tumbuh dan terus membesar.
3. Praktek
atau eksekusi. Value tak berarti tanpa praktek dan eksekusi yang tepat. Saat
sebuah perusahaan menulis; “karyawan adalah asset terbesar kami”, maka publik
akan mencari tahu apa yang diberikan perusahaan tersebut bagi pegawainya. Nilai
seperti “care dan respect” akan dicari dalam bentuk pelayanan pelanggan yang
ramah dan penuh hormat, tanpa adanya rasa takut atau tendensi negatif dalam
prakteknya. Apapun values atau nilai-nilai perusahaan yang anda miliki,
kesemuanya harus didorong dengan kriteria penilaian dan kebijakan promosional
yang sesuai, sejalan dengan prinsip operasional seperti apa yang dijalankan
oleh perusahaan dalam kesehariannya.
4. Budaya
perusahaan tidak dapat disusun secara koheren tanpa adanya orang-orang yang
memiliki karakter sesuai dengan tujuan perusahaan, dan memiliki kemampuan untuk
menjalankan semua values yang disusun, sejak perusahaan tersebut pertama
dibuat. Inilah mengapa sejumlah perusahaan hebat di dunia menyampaikan bahwa
mereka merekrut bukan hanya orang yang terhebat, tapi juga yang memiliki
karakter yang sesuai dengan budaya yang dimiliki. Ini sebenarnya menguntungkan
bagi kedua belah pihak, karena menurut penelitian yang dilakukan monster.com,
kandidat yang merasa menemukan perusahaan dengan budaya yang tepat, akan mau
menerima gaji 7% lebih sedikit dari perusahaan lain. Bahkan, departemen dengan
budaya kerja yang sejalan memiliki 30% lebih sedikit pegawai yang resign. Orang
akan bertahan dengan perusahaan yang mereka rasakan memiliki budaya yang tepat.
Tiap pekerja baru juga akan “membawa serta” budaya kerja dari tempat ia berada
sebelumnya.
5. Kemampuan
naratif. Para pemimpin dalam perusahaan harus mampu membahasakan semua unsur
budaya yang ingin ditegakkan, dengan bahasa yang sesuai dengan level pegawai.
Hal ini karena sebuah perusahaan besar memiliki sejarah besar di baliknya, dan
itulah yang ingin diteruskan pada generasi di masa depan. Sebuah budaya dapat
dirancang dengan indah. Namun menjadi sangat berdampak kuat saat dapat
dikenali, dibentuk, dan diceritakan kembali sebagai bagian dari budaya yang terus
lestari dalam sebuah perusahaan.
6. Tempat. Mengapa sejumlah firma keuangan berkantor di London atau New York? Mengapa perusahaan IT terhebat harus berkantor di Silicon Valley? Jelaslah bahwa lokasi dan desain suatu tempat, membentuk budaya yang berlangsung di dalamnya. Sejumlah kota dan negara memiliki budaya lokal yang terbawa dalam perilaku di kantor. Seperti gaya kolaborasi, yang mungkin bertentangan dengan apa yang ingin dibentuk oleh kantor anda. Untuk itu pastikan bahwa tempat- apakah itu geografisnya, arsitekturnya, atau desain ruangan di dalamnya, karena ini dapat mempengaruhi nilai dan perilaku semua orang yang bekerja di tempat tersebut.
Setidaknya ada enam unsur diatas yang dapat anda perhitungkan dalam upaya untuk membentuk budaya kerja yang baik di dalam perusahaan, menurut Harvard business review. Bagaimana? Apakah anda rasa cocok untuk perusahaan Anda? Bila Anda memerlukan sertifikasi untuk keahlian Anda dalam membentuk budaya perusahaan, berikut ini jadwal untuk Corporate Culture Certification dari ACT Consulting di 2018. Klik disini. Atau bila perusahaan Anda membutuhkan bantuan dalam melakukan transformasi budaya perusahaan, hubungi kami di 0818-213-165 (Donna) atau email kami di info@actconsulting.co
Good corporate culture atau budaya kerja yang baik menjadi bagian penting dalam tata kelola perusahaan. Bahkan hal ini menjadi syarat mutlak bagi semua perusahaan yang terdaftar dalam bursa saham, ingin tahu kenapa?
Berikut ini keuntungan dari good corporate culture bagi
perusahaan, berdasarkan hasil penelitian 10 tahun yang dilakukan oleh Queen’s
University Centre for Business Venturing (Pontefract dalam Forbes, 2017). Mereka
menggunakan data dari 10 tahun survey employee engagement, menghasilkan data
berikut ini bahwa organisasi dengan budaya yang baik menghasilkan;
• 65% kenaikan harga saham
• 26% penurunan turnover karyawan
• 100% peningkatan jumlah lamaran bekerja yang masuk
• 20% penurunan jumlah karyawan tidak hadir
• 15% peningkatan produktivitas
• 30% kenaikan tingkat kepuasan pelanggan
*Keuntungan dari Budaya Perusahaan yang Positif*
Selain akan meningkatkan harga saham secara signifikan dalam
kurun waktu 10 tahun ke depan, perusahaan yang memiliki budaya dan tata kelola
yang baik pun akan memperoleh kepercayaan dari para buyer di bursa saham,
hingga mereka menjadi perusahaan-perusahaan yang terbaik untuk berinvestasi. Selain
itu, karyawan sebagai ujung tombak perusahaan pun harus menjadi bagian utama
yang dikembangkan oleh perusahaan. Berikut ini keuntungan dari memiliki budaya
perusahaan yang positif (Kohl, 2018 di forbes.com) ;
Rekrutmen menjadi mudah. Semua orang ingin
bekerja di perusahaan yang memiliki reputasi yang baik di mata pegawainya. Sebuah
korporasi dengan budaya positif akan menarik banyak orang berbakat yang
bersedia untuk menjadikan perusahaan Anda sebagai rumah mereka.
Loyalitas bekerja. Pekerja lebih suka berada di
perusahaan yang memperlakukan mereka dengan menyenangkan, hingga mereka
bersemangat datang bekerja setiap harinya.
Kepuasan bekerja. Karyawan yang berinvestasi
untuk menjadikan pekerja merasa bahagia, akan mendapatkan imbalan berupa
pekerja yang gembira dan berdedikasi.
Kolaborasi yang hebat. Budaya kerja mendukung
tumbuhnya interaksi social, kerjasama, dan komunikasi terbuka. Kolaborasi ini
dapat mendatangkan banyak hasil positif
Performa kerja meningkat. Budaya kerja yang kuat
berkorelasi positif dengan produktivitas tinggi. Pegawai lebih merasa
termotivasi dan berdedikasi pada perusahaan dengan budaya kuat
Moralitas meningkat. Mempertahakan budaya kerja
yang positif adalah cara yang dijamin dapat meningkatkan moralitas pegawai,
saat mereka bekerja dalam lingkungan yang positif.
Berkurangnya tekanan. Budaya kerja positif akan
mengurangi stress kerja secara signifikan. Ini membantu untuk meningkatkan
kesehatan karyawan dan performa kerja secara bersamaan.
Budaya
perusahaan adalah hal penting yang harus dimiliki setiap organisasi atau
perusahaan. Kesalahan dalam menerapkan budaya persebut akan berpengaruh
terhadap keberhasilan transformasi, integrasi dan pertumbuhan yang kurang
agresif dan inisiatif strategis lainnya. Oleh karena itu, untuk membangun
budaya perusahaan yang baik perlu langkah-langkah yang terukur, terencana dan
komprehensif.
Bagaimana Cara Perusahaan Melakukan Transformasi Budaya
Kerja Organisasi?
Tiga hal yang harus diselaraskan dalam pembangunan budaya
kerja organisasi:
Keselarasan Mission-Vision-Values-Meaning
Alignment (MVVM), dimana setiap anggota organisasi dalam setiap level memahami
dan memiliki komitmen untuk berjalan ke arah yang sama.
Keselarasan Values-System-Leadership Alignment,
dimana pembangunan budaya tidak hanya fokus kepada internalisasi nilai.
Pembangunan budaya harus disertai penerapan
sistem kerja yang mampu memastikan setiap individu menjalankan nilai-nilai.
Selain itu, para pemimpin harus menjadi role model.
Keselarasan 3.0 (IQ, EQ, SQ) dimana pembangunan
budaya kerja harus dilakukan menggunakan pendekatan intelektual, emosional dan
spiritual.
Bagaimana? Apakah anda rasa cocok untuk perusahaan Anda? Bila Anda memerlukan sertifikasi untuk keahlian Anda dalam membentuk budaya perusahaan, berikut ini jadwal untuk Corporate Culture Certification dari ACT Consulting di 2018. Klik disini. Atau bila perusahaan Anda membutuhkan bantuan dalam melakukan transformasi budaya perusahaan, hubungi kami di 0818-213-165 (Donna) atau email kami di info@actconsulting.co