Skip to main content

Transformasi Budaya ala CEO General Motors Mary Barra

By March 18, 2019April 30th, 2019Article
General Motors CEO Mary Barra addresses the Global Business Conference for investors in Milford, Mich., Wednesday, Oct. 1, 2014. (AP Photo/Carlos Osorio)

Mengubah keadaan dari perusahaan yang bangkrut hingga menjadi perusahaan dengan penjualan otomotif terbesar di dunia, tidak dilakukan Mary Barra dalam sekejap mata.

Mary Barra menjalani beberapa posisi sebelum menjadi CEO General Motors di tahun 2014.  Pada Februari 2008, ia menjadi vice president of Global Manufacturing Engineering. Pada bulan Juli 2009, ia diberikan kepercayaan sebagai Vice President of Global Human Resources, yang ia emban hingga Februari 2011. Dimana ia beralih posisi sebagai Executive Vice President of Global Product Development. Posisi terakhirnya termasuk dalam tanggung jawab dalam desain produk, dimana ia bekerja untuk mengurangi jumlah platform otomotif dari GM. Pada Agustus 2013, tugasnya sebagai Vice President diperluas dengan ditambahkan tanggung jawab di bidang Global Purchasing dan Supply Chain

Pada saat menjalankan jabatannya, Mary Barra kerap melakukan restrukturisasi. Ia mengatakan hal itu dalam upaya mengubah budaya perusahaan. Yang  paling utama yang dijalankan di General Motors, dalam kepemimpinan Mary di sejumlah posisi sebelumnya adalah fokus pada kapasitas. Bersama tim ia mencari bersama kapasitas utama yang menjadi unggulan dari General Motors dan berusaha menemukan fokus mana yang tidak seharusnya dilakukan.

Selama kepemimpinannya, Mary Barra sukses menjalin kerjasama dalam kedudukannya sebagai Global Manufacturing  Engineering dengan memperluas kerjasama hingga GM kemudian fokus pada 12 merek yaitu Chevrolet, Buick, GMC, Cadillac, Holden, HSV, Opel, Vauxhall, Wuling, Baojun, Jie Fang, dan Ravon.

General Motors juga memiliki 20% saham di IMM dan 77% saham di GM Daewoo. Perusahaan ini juga memiliki sejumlah usaha patungan (joint ventures). Termasuk dengan Shanghai GM, SAIC-GM-Wuling dan FAW-GM di Tiongkok, GM-AvtoVAZ di Rusia, Ghandhara Industries di Pakistan, GM Uzbekistan, General Motors India, General Motors Mesir, dan Isuzu Truck Afrika Selatan. General Motors mempekerjakan 212.000 karyawan dan melakukan usaha di lebih dari 140 negara. General Motors terbagi dalam lima segmen bisnis, yaitu GM Amerika Utara (GMNA), Kelompok Opel, GM Operasi Internasional (GMIO), GM Amerika Selatan (GMSA), dan GM Financial.

General Motors memimpin penjualan kendaraan global selama 77 tahun berturut-turut dari 1931 hingga 2007, lebih lama daripada pabrikan mobil lainnya, dan saat ini termasuk pabrikan mobil terbesar di dunia berdasarkan angka penjualan unit kendaraan. General Motors beroperasi di kebanyakan negara di luar A.S. melalui anak perusahaan-anak perusahaan yang dikuasai sepenuhnya, kecuali di Tiongkok melalui 10 usaha patungan.

Transformasi Budaya Ala Mary Barra

Seperti apa persisnya langkah transformasi budaya dan transformasi bisnis yang dilakukan oleh Mary Barra? Dalam wawancara di The Economic Club di Washington DC, Mary menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya adalah menempatkan company excellent di pusat segala perubahan. Fokus yang diambil adalah menaruh konsumen di depan sebelum semua hal.

Dalam hal kerjasama dengan serikat buruh, hal yang dilakukan oleh Mary adalah dalam meningkatkan keselamatan di tempat kerja, meningkatkan kualitas pekerjaan, dan produktivitas pekerjaan.

Dalam hubungan dengan pemerintah Mary melakukan kolaborasi. Diantaranya dengan memberikan usulan kepada pemerintah untuk mendukung berbagai upaya penyelamatan lingkungan melalui perbaikan berbagai produk otomotif yang dihasilkan.

Apa yang dilakukan perusahaannya, menurut Mary, adalah untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan. GM telah membuat “sumpah palapa” bahwa pada tahun 2050 nanti, kesemua produknya hanya akan berjalan dengan teknologi berbasis energi terbarukan.

Untuk itu, ia menaruh harapan besar pada perkembangan sains dan teknologi yang telah berjalan. Ia mengatakan bahwa ia bersaing bukan lagi dengan kompetitor otomotif, tapi juga dengan Silicon Valley. Seperti yang kita ketahui, Silicon Valley adalah pusat teknologi informasi yang telah membesarkan sejumlah nama pabrikan seperti Tesla milik Elon Musk.

Dalam program Corporate Social Responsibility yang dilakukannya, GM melakukan integrasi program dimana mereka mendukung perkembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat, berbagai wilayah dimana mereka beroperasi.

Membentuk Masa Depan Dunia Otomotif

Berbicara dengan Pakar Investasi dan Pemilik Carlyle Group, David Bernstein yang mewawancarainya, Mary Barra mengatakan bahwa saat ini dunia industri otomotif tengah memasuki masa yang paling menarik. Hal ini karena, wajah dunia otomotif tengah bertransformasi sejalan dengan perkembangan teknologi.

Mary Barra menyatakan bahwa GM masih memimpin perkembangan produk otomotif yang mengusung konektivitas. Salah satunya saat disinggung tentang kebiasaan orang untuk mengemudi sambil mengirim pesan teks. Ia mengatakan GM tengah mengembangkan teknologi untuk dapat menampilkan teks di layar utama kendaraan. Bahwa perusahaan itu tengah mengembangkan teknologi voice autotext yang memungkinkan pesan yang disebutkan dapat diterjemahkan dalam bentuk teks secara otomatis.

Selain itu, GM pun telah berhasil mengalahkan Tesla di saat peluncurannya, dengan menampilkan produk saingan yang jauh lebih murah, yaitu Chevrolet Bolt EV. Di dalam inovasi otomotif berbasis elektrik, GM tengah mengembangkan sejumlah produk dan terus berinovasi.

Di bidang kendaraan otonom (autonomous driving), GM terus melakukan inovasi. Dari sejumlah 23 kematian yang diakibatkan oleh GM autonomous Driving, ia mengatakan GM memiliki sumber daya yang cukup untuk melakukan perubahan pada semua kendaraan otonom yang telah mereka luncurkan.

Pengembangan Kepemimpinan di GM

Mengenai pengembangan kepemimpinan, Mary menyampaikan bahwa penting untuk memiliki talent pipeline yang kuat. Bahwa para pemimpin di dalam organisasi saling menguatkan dan membekali diri dengan berbagai kapabilitas dalam mengerjakan hal-hal yang menjadi kapasitasnya.

Ia mengatakan bahwa sejumlah pimpinan wanita telah dipercaya di berbagai posisi seperti sebagai Head di bidang pajak, Head inovasi produk berbasis elektrik, dan Head of Global Manufacturing, sebagai bentuk komitmen perusahaannya pada keberagaman.

Hal terpenting lain yang harus dilakukan di dalam perusahaan adalah memahami sejumlah bias yang timbul. Memiliki operasi di 140 negara, hal ini menjadi sangat penting bagi GM. Untuk itu berbagai metode komunikasi yang efektif terus dikembangkan.

Apa yang dilakukan oleh Mary Barra yang cukup menarik adalah ia kerap berkomunikasi dengan sejumlah karyawan terbaik di GM dengan menyebutkan prestasi mereka secara terbuka pada publik melalui platform sosial media seperti Twitter dan Facebook. Hal ini diakuinya sebagai metode komunikasi yang sangat efektif.

Di masa ekonomi informasi, korporasi harus menjadi semakin berorientasi teknologi digital. Untuk itu bagi para Leaders di Organisasi Anda, dapat mengikuti program Transformational Leadership dari ACT Consulting dengan klik di link ini.

Untuk melakukan perubahan mendasar di organisasi dan korporasi Anda seperti yang dilakukan Mary Barra di General Motors anda dapat mempelajari cara membangun budaya perusahaan dengan klik disini. atau dapat mempelajari cara menciptakan strategi yang tepat untuk perusahaan dengan klik disini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).



Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?