Skip to main content
Tag

corporate culture

dwitya agustina, corporate culture consultant, spiritual leadership, training esq, act consulting, transformasi budaya, good corporate culture

Urgensi Spiritual Leadership

By Article No Comments

spiritual leadership, act consulting, transformasi budaya, managing change, rekayasa organisasi, training esq, ary ginanjar agustian

Sebuah kisah nyata di bawah ini menunjukkan urgensi spiritual leadership di perusahaan. Di tahun 2009, sebuah anak perusahaan multi nasional merasa tengah di ujung tanduk. Sejumlah eksekutif perusahaan tersebut mendiskusikan angka-angka penjualan yang terus merosot drastis. Padahal, berbagai terobosan marketing sudah dilakukan. Hingga akhirnya para eksekutif memutuskan untuk menutup perusahaannya di negara ini.

Namun mereka merasa bahwa akan sulit bagi karyawan agar bisa menerima situasi perusahaan. Untuk itu mereka meminta bantuan sebuah lembaga training yang terkenal dengan pengembangan spiritualitas di dunia bisnis, untuk memberikan pencerahan. Program training diberikan dalam beberapa batch dalam kurun waktu yang berdekatan.

Setelah training spiritual leadership dan meaning of work yang diberikan tersebut berjalan beberapa bulan, ternyata terjadi peningkatan performa kerja dalam banyak divisi. Bahkan, peningkatan ini kemudian mengubah situasi penjualan secara positif. Hal ini tercermin dari naiknya angka penjualan yang cukup tinggi.

Para pemimpin dan karyawan perusahaan alat berat itu pun terlihat berbeda dari sebelumnya. Mereka kini memiliki sikap yang lebih lembut dan menjunjung tinggi kejujuran.  Sebuah hasil yang sama sekali tidak disangka-sangka ini, membuat principal di negara asal perusahaan tersebut, bangga.  Bahkan, perusahaan yang hampir ditutup itu kemudian berkembang pesat luar biasa, dan menjadi pemimpin pasar dalam bidang tersebut. Dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, perusahaan tersebut berhasil mengejar ketinggalannya. Bahkan menjadi pemenang dalam kompetisi penjualan berbagai kendaraan alat berat.

Padahal, semula perusahaan  hanya ingin menjadikan training spiritual tersebut sebagai metode perpisahan yang damai dengan karyawan.  Namun yang terjadi, justru karyawan merasa menemukan makna hidup dan ingin bekerja sebaik-baiknya dalam situasi yang semula pailit tersebut. Apakah yang diterapkan di perusahaan tersebut, dan bagaimana itu dapat mengubah keadaan suatu organisasi?

Professor Louis W. (Jody) Fry, PhD yang mengajar di University of Texas, telah melakukan banyak penelitian mengenai Spiritual Leadership. Teori-teori yang dikemukakannya, banyak dikutip oleh para peminat cabang ilmu kepemimpinan yang mengutamakan makna dan nilai dalam hidup ini. Teori ini bahkan telah diterapkan di banyak perusahaan dan pemerintahan di Amerika. Diantaranya dikembangkan dalam pemerintahan di kota Texas, Amerika Serikat.

Menurut Fry (2017), teori spiritual leadership dikembangkan di dalam model motivasi intrinsik yang di dalamnya terdapat hal-hal seperti visi, harapan, keimanan, dan cinta sesama. Di dalamnya juga ada spiritualitas di dunia kerja dan daya tahan spiritual dalam hidup (spiritual survival) melalui panggilan hidup dan ketaatan dalam suatu kelompok agama.

Fry (2017) juga menyampaikan sejumlah hal yang didapatkan organisasi dari penerapan spiritual leadership ini yaitu;

  • adanya sustainabilitas atau keberlangsungan organisasi
  • menciptakan visi dan nilai yang kongruen dalam diri seorang individu.
  • Tim kerja pun menjadi lebih berdaya (empowered).
  • meningkatkan level komitmen terhadap organisasi dan bahkan meningkatkan produktivitas.

Keuntungan pengembangan Spiritual Leadership pada performa kerja

Bidang penimbangan kinerja di dalam suatu organisasi telah menetapkan adanya kebutuhan untuk melaporkan sejumlah metrik finansial dan prediktor non finansial seperti kepuasan pelanggan, hasil kinerja organisasi yang berkualitas, dan terpenuhinya berbagai target serta tujuan. Untuk membuktikan ini, dilakukan pengukuran proses  operasional internal. Selain juga mengukur komitmen karyawan dan pengembangan karyawan.

Spiritualitas di tempat kerja berhubungan erat dengan spiritual leadership. Bahkan, spiritual leadership-lah yang menjadi pendorong munculnya komitmen organisasi dan produktivitas, yang sifatnya esensial untuk mengoptimalkan performa organisasi.

Di tempat kerja yang mendukung pengembangan spiritualitas karyawan melalui para pemimpin yang menerapkan spiritual leadership, setiap orang memiliki hak untuk mengejar dan memenuhi tujuan yang berarti yang dapat membuatnya menemukan makna dalam suatu komunitas yang penuh rasa kekeluargaan. Spiritualitas di tempat kerja ini memastikan bahwa sustainabilitas atau umur panjang dari organisasi bisa tercapai, dan organisasi terus survive dengan dikembangkannya generasi penerus.  (Lazlo, C. & Brown, J., 2014, dalam Fry, 2017)

Dalam kondisi seperti apapun, penutupan perusahaan dapat menimbulkan dampak yang besar. PHK massal dapat memicu berbagai aksi yang menggambarkan keprihatinan pekerja akan hidup mereka. Karyawan khawatir akan bagaimana mereka dapat memperoleh pendapatan rutin tiap bulan, suatu kondisi menyedihkan yang semula dijamin oleh perusahaan.  Bersyukur, para pimpinan perusahaan mengambil satu solusi yang baik dan bijak. Solusi yang berupa pengembangan spiritualitas dalam kepemimpinan dan dalam bekerja.

Bagaimana dengan perusahaan Anda? Apakah harus menunggu keadaan hampir pailit, baru akan mengembangkan spiritualitas di lingkungan kerja anda? Semakin cepat solusi pengembangan spiritualitas dalam kepemimpinan dan dalam pekerjaan sehari-hari dilakukan, akan semakin baik kinerja perusahaan Anda.

Untuk mendapatkan panduan cara menerapkan Spiritual Leadership di perusahaan Anda, hubungi 0818-213-165 (Donna) atau kirim email ke; info@actconsulting.co

Training Motivasi Karyawan

Assessment Pegawai Mutasi Antar Instansi Kementerian Perindustrian

By News No Comments

Training Motivasi Karyawan

Assessment Periode I Bagi Pegawai Mutasi Antar Instansi Tahun 2018 Kementerian Perindustrian Republik Indonesia conducted by ACT Consulting.

ACT Consulting
Partner in Culture Transformation
0856 9489 7725
www.actconsulting.co

#actconsulting
#budayaperusahaan
#konsultanbudaya
#pelatihanSDM
#pengembanganSDM
#pengembanganKaryawan
#pelatihankaryawan
#trainingkaryawan
#trainingperusahaan
#transformasibudaya

Program Pelatihan dan Pengembangan SDM

Manfaat Program Pelatihan dan Pengembangan SDM

By Article No Comments

Program Pelatihan dan Pengembangan SDM

Manfaat Program Pelatihan dan Pengembangan SDM

Keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung dari kinerja karyawan yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu peranan karyawan sangat penting dalam kemajuan perusahaan.

Karyawan dengan kinerja tinggi mampu memberikan hasil maksimal bagi kemajuan perusahaan.

Salah satu cara untuk menciptakan karyawan yang memiliki produktivitas dan kinerja tinggi adalah melalui program pelatihan dan pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) yang baik.

Ada sangat banyak manfaat dari pelatihan dan pengembangan SDM. Menurut Schuler (1992) setidaknya ada 5 poin manfaat pentinya, yaitu :

1) Pelatihan dan pengembangan SDM mampu mengurangi dan menghilangkan kinerja yang buruk.

Kegiatan pengembangan akan mampu meningkatkan kinerja pegawai. Jika pegawai saat ini dirasa kurang dapat bekerja secara efektif, serta ditujukan untuk dapat mencapai efektivitas kerja sebagaimana yang diharapkan oleh organisasi.

2) Pelatihan dan pengembangan SDM Meningkatkan produktivitas Individiu & Tim.

Mengikuti program pengembangan berarti pegawai juga memperoleh tambahan ketrampilan dan pengetahuan baru. Hal ini bukan hanya bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan mereka namun juga kerja tim secara kesuluruhan.

3) Pelatihan dan pengembangan SDM Meningkatkan fleksibilitas angkatan kerja.

Dengan banyaknya ketrampilan yang dimiliki, maka akan lebih fleksibel juga bagi karyawan untuk menyesuaikan diri dengan kemungkinan adanya perubahan yang terjadi dilingkungan organisasi. Contoh saja jika organisasi memerlukan pegawai dengan kualifikasi tertentu, maka organisasi tidak perlu lagi menambah pegawai yang baru, oleh Karena pegawai yang dimiliki sudah cukup memenuhi syarat untuk pekerjaan tersebut.

4) Pelatihan dan pengembangan SDM Meningkatkan komitmen karyawan.

Dengan melalui kegiatan pengembangan, pegawai diharapkan akan memiliki persepsi yang baik tentang organisasi yang secara tidak langsung akan meningkatkan komitmen kerja pegawai serta dapat memotivasi mereka untuk menampilkan kinerja yang baik.

5) Pelatihan dan pengembangan SDM Mengurangi turn over dan absensi.

Bahwa dengan semakin besarnya komitmen pegawai terhadap organisasi akan memberikan dampak terhadap adanya pengurangan tingkat turn over absensi. Dengan demikian juga berarti meningkatkan produktivitas organisasi.

Dengan 5 manfaat pelatihan dan pengembangan SDM perusahaan akan lebih dapat berkembang dengan pesat.

Perlu diketahui melaksanakan program pelatihan dan pengembangan yang baik adalah investasi jangka panjang. Investasi demi membangun perusahaan yang sehat, kuat, dan maju sehingga mampu menghadapi tantangan zaman yang semakin ketat.

Cara Mengukur Kekuatan Budaya Organisasi Perusahaan

Bagaimana Cara Mengukur Kekuatan Budaya Organisasi?

By Article No Comments

Cara Mengukur Kekuatan Budaya Organisasi Perusahaan

Cara Mengukur Kekuatan Budaya Organisasi

Banyak perusahaan kesulitan untuk mengetahui tingkat budaya organisasi yang ada dalam tubuh perusahaannya. Mereka tidak mengetahui apakah budaya yang ada kuat atau lemah.

Berbicara kekuatan budaya organisasi, pada intinya menjelaskan bagaimana pengaruh budaya organisasi pada organisasi tersebut. Jika budaya kuat maka nilai-nilai dalam organisasi dipegang secara intensif dan dianut bersama secara meluas oleh angggota organisasi.

Lantas bagaimana ciri-ciri budaya organisasi yang kurang kuat agar mampu mengantisipasi kerugian yang lebih besar? Menurut Deal dan Kennedy (2006) ciri-ciri budaya organisasi yang lemah adalah sebagai berikut:

#1 Mudah terbentuk kelompok antara satu dengan yang lainnya

Cara Mengukur Kekuatan Budaya Organisasi Perusahaan 1

Budaya perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki kesamaan visi dan misi. Seluruh anggota dalam organisasi juga paham dan menerapkan nilai-nilai yang dimiliki perusahaan. Oleh karena itu jika terjadi perpecahan dan terbentuk kelompok-kelompok adalah salah satu budaya organisasi tersebut lemah.

#2 Setia pada kelompok melebihi kesetiaan pada organisasi

Cara Mengukur Kekuatan Budaya Organisasi Perusahaan 2

Ketika kelompok sudah terbentuk maka akan ada masalah lain yaitu, adanya kelompok yang lebih mementingkan kepentingan kelompok ketimbang organisasi. Dari sini akan terciptalah Toxic Culture yang bukan hanya merugikan individu dalam perusahaan namun juga organisasi secara utuh.

#3 Anggota organisasi tidak segan-segan mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan kelompok

Cara Mengukur Kekuatan Budaya Organisasi Perusahaan 3

Ini adalah tingkatan yang paling parah dan dapat menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Anggota organisasi rela mengorbankan kepentingan organisasi untuk kelompok yang ia miliki.

Budaya organisasi yang kuat akan membantu organisasi memberikan kepastian seluruh individu yang untuk terus berkembang bersama dan mempertahankan eksistensinya. Sedangkan budaya organisasi yang lemah akan berpengaruh negatif pada organisasi. Budaya lemah ini akan memberi arah yang salah kepada para pegawai hingga organisasi tidak efektif dan kompetitif.

Oleh karena itu sebelum terjadi kerugian besar, setiap perusahaan harus mengetahui kondisi budaya perusahaan yang ada.. ACT Consulting memiliki program Organization Culture Health Index (OCHI) untuk mengetahui tingkat kesehatan suatu organisasi. OCHI telah membawa 140 lebih perusahaan mengetahui indeks kesehatan dalam tubuh perusahaan dan membantunya mengembangkan budaya organisasi.

Beradaptasi Dengan Budaya Perusahaan Baru

5 Tips Berdaptasi Dengan Budaya Perusahaan Bagi Karyawan Baru

By Article No Comments

Beradaptasi Dengan Budaya Perusahaan BaruBeradaptasi Dengan Budaya Perusahaan Baru

Bagi seorang karyawan baru, butuh penyesuaian untuk beradaptasi pada lingkungan kerja yang baru. Anda wajib untuk siap menyesuaikan diri dengan segala perubahan iklim kerja, perubahan lingkungan pertemanan, rekan kerja, bos baru, tanggung jawab baru, honor baru, serta kemungkinan akan ada tantangan baru.

Di hari pertama bekerja, siapa pun akan merasa gugup & sedikit cemas. Terkadang sampai grogi lantaran memang belum mengenal suasana di dalam kantor.

Kemampuan adaptasi yang baik sangat diperlukan pada kondisi seperti ini. Secara singkat, semakin cepat Anda dapat menyesuaikan diri, semakin cepat pula Anda dapat bekerja maksimal . Berikut ini 5 tips yang akan membantu Anda menyesuaikan diri di tempat kerja baru.

1. Fokuskan Perhatian Saat Proses Perkenalan

Tentunya menjadi karyawan baru, Anda akan mendapatkan bimbingan menurut tim HRD yang membantu Anda pada minggu-minggu pertama Anda bekerja.

Selama minggu perkenalan ini, tentunya Anda akan dikenalkan dengan aneka macam yang berhubungan dengan internal perusahaan. Mulai dari struktur organisasi, cakupan aktivitas bisnis perusahaan, visi dan nilai-nilai yang dianut perusahaan.

Selain itu tujuan sosialisasi ini membuat karyawan baru menjadi familiar dengan kultur, regulasi, gaya kerja, & departemen yang ada.

2. Bangun Kesempatan Menjalin Pertemanan

Untuk bisa mengenal & dikenal sesama rekan kerja, Anda tidak bisa duduk diam dan menunggu ditanya dengan orang lain. Anda memerlukan persiapan menggunakan mencari sebanyak-banyaknya bahan bicara yg bisa dipakai untuk membangun interaksi pertemanan baru.

Perhatikan hal apa saja yang sedang terjadi dan viral di negeri ini atau bahkan di luar negeri, kuliner apa yg kira-kira sedang banyak dibicarakan orang, informasi apa yg sedang hangat, bahkan sesederhana hobi, film favorit, dan lagu favorit pun bisa membantu 2 orang yang tadinya tidak saling mengenal mulai membentuk pertemanan.

3. Terbuka untuk menerima kritik dan saran

Salah satu penyebab karyawan baru sulit bertahan adalah kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dan saran. Kritik yang membangun dari atasan maupun rekan-rekan kerja yang lebih senior akan membantu Anda untuk lebih cepat menguasai bidang pekerjaan yang baru.

4. Tentukan target untuk diri sendiri

Sebagai seorang karyawan Anda pasti dibekali dengan target yang harus dicapai dalam sehari, sebulan, atau setahun. Tetapi tak ada salahnya jika Anda membuat target pribadi. Tentukan hal apa saja yang ingin Anda capai dalam pekerjaan dan tentukan pula rentang waktu pencapaiannya. Semakin detail target yang Anda buat akan semakin bagus.

5. Ketahui deskripsi tugas

Anda harus mengetahui spesifikasi pekerjaan Anda sejak awal. Cari tahu pos-pos apa saja yang menjadi bagian dari wilayah tugas Anda agar lebih fokus dalam mempelajari pekerjaan.

Itulah 5 tips beradaptasi di tempat kerja baru. Dengan mengetahui & menjalankan kelima tips di atas, Anda akan lebih mudah menyesuaikan diri & bekerja secara maksimal dengan hubungan yg baik dengan rekan-rekan kerja baru. Selamat mencoba!

Mengetahui kekuatan dalam diri Strength Finder Survey

Ayo Lejitkan Potensimu Dengan Mengetahui Dan Mengembangkan 5 Kekuatan Terbaik Dalam Diri

By Article No Comments

Mengetahui kekuatan dalam diri Strength Finder Survey

Strengths (kekuatan) adalah perpaduan unik dari bakat, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki setiap orang. Orang menggunakan sifat dan kemampuan bawaan ini untuk menyelesaikan pekerjaan, berhubungan dengan orang lain, dan mencapai tujuan mereka. Tetapi sebagian besar orang tidak tahu apa strengths (kekuatan) yang ia miliki.

Untuk itulah Anda perlu mengeksplor kekuatan dalam diri melalui program ACT Consulting STRENGTHSFINDER. Melalui STRENGTHSFINDER Anda akan mengetahui LIMA tema KEKUATAN Anda yang paling DOMINAN.

Dengan fokus kepada lima kekuatan tersebut, Anda dapat mengenali bakat, membangunnya menjadi kekuatan, dan menikmati keberhasilan karir melalui kinerja yang konsisten, dan nyaris sempurna.

Berfokus pada strengths (kekuatan) setiap hari juga akan membuat Anda enam kali lebih mungkin merasa engaged dalam pekerjaan. Anda juga lebih produktif, baik secara individu maupun dalam tim. Dan tiga kali lebih mungkin mengatakan memiliki kualitas hidup yang sangat baik.

More Info:
https://actconsulting.co/gallup-strengthsfinder-survey-order/

ACT Consulting | pelatihan motivasi karyawan | training agent of change | training budaya karyawan | training motivasi karyawan | training budaya kerja

ACT Consulting – 7 Prinsip Dasar untuk Sukses Berkarir di Era VUCA

By Article No Comments

Saat ini beberapa perusahaan banyak yang bangkrut akibat adanya fenomena VUCA. Namun ada beberapa perusahaan lainnya sedang berusaha untuk tetap bertahan menyesuaikan VUCA.

VUCA tak hanya berpengaruh terhadap bisnis saja, namun juga kepada individu-individu yang terlibat dalam kegiatan bisnis perusahaan. Karena itu, setiap individu harus memiliki prinsip dasar untuk mempersiapkan diri menghadapi fenomena VUCA.

Apa sajakah prinsip dasar untuk sukses berkarir dalam fenomena VUCA? Nah, mari kita coba telaah bersama.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]1. Hati harus Lapang[/highlight] Mungkin Anda memiliki prestasi, keahlian, atau pengalaman lebih baik dari rekan atau pimpinan, namun Anda harus berlapang dada dan rendah hati menerima pengetahuan atau wawasan dari rekan atau pimpinan. Lebih baik Anda tidak meremehkan keahlian dan keterampilan rekan atau pimpinan Anda agar suasana harmonis dalam lingkungan kerja tetap terjaga.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]2. Ikhlas Memberi Sesuatu[/highlight] Terkadang kita tidak ikhlas atau pamrih memberi sesuatu kepada orang lain, baik ide, jasa, bahkan tenaga. Sebab, kita berharap mendapat imbalan dari apa yang kita berikan kepada orang lain.

Cobalah Anda belajar untuk ikhlas memberi sesuatu kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Bila Anda ikhlas memberi bantuan kepada orang lain, Tuhan akan membuka lebar rezeki Anda.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]3. Memiliki Misi dan Visi ke Depan[/highlight] Setiap orang memiliki misi dan visi ke depan dalam berkarir, termasuk Anda. Mungkin Anda memiliki visi menjadi manajer dalam waktu 5 tahun bekerja. Untuk mewujudkan visi tersebut, Anda membutuhkan misi yang terstruktur dan baik. Jalankan misi Anda dengan usaha, tenaga yang maksimal, dan doa kepada Tuhan.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]4. Mengabungkan Kecerdasan Intelektual (IQ), Emosional (EQ), dan Spritual (SQ)[/highlight] Mengejar karir tidak hanya menggunakan kecerdasan intelektual (IQ) semata, sebab hanya berpengaruh 5-10% saja. Selain IQ, Anda harus memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) yang berpengaruh 90-95% terhadap kesuksesan karir. Karena itu, gabungkan IQ, EQ, dan SQ yang Anda miliki dalam bekerja.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]5. Memegang Teguh Prinsip[/highlight] Setiap orang pasti punya prinsip untuk mencapai kesuksesan karir, begitupun dengan Anda. Bila Anda belum memiliki prinsip dalam berkarir segera tentukan prinsip Anda. Prinsip dalam berkarir, seperti bahagia dalam bekerja, tekun, pantang menyerah, mau belajar, dan kerjasama. Karena tidak ada orang yang memperoleh kesuksesan karir tanpa berpegangan teguh prinsipnya.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]6. Segera Eksekusi Pekerjaan[/highlight] Setiap karyawan pastinya memiliki target pekerjaan (KPI) yang harus tercapai begitu juga dengan Anda. Alangkah baiknya Anda tidak menunda-nunda pekerjaan, namun segera selesaikan pekerjaan agar target tercapai. Saat Anda menyelesaikan pekerjaan lakukan dengan teliti dan cermat agar hasilnya maksimal.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]7. Perbaiki Pekerjaan yang Salah[/highlight] Mungkin Anda pernah melakukan kesalahan dalam bekerja, baik secara sadar maupun tidak sadar. Bila pekerjaan Anda masih salah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan pimpinan maka tanyakan bagian mana yang salah untuk Anda perbaiki. Segera perbaiki pekerjaan yang salah itu dengan teliti dan sebaik-baiknya agar pimpinan mengapresiasi hasil kerja Anda.

Itulah 7 Prinsip Dasar untuk Sukses Berkarir di Era VUCA. 7 prinsip dasar untuk sukses berkarir bisa dijadikan sebagai pedoman dalam berkarir di era VUCA saat ini. Ingin lebih tahu lebih dalam mengenai seluk beluk budaya perusahaan dan bagaimana membentuk budaya perusahaan dengan baik? Anda bisa cek ACT Consulting sebagai referensi Anda.

 


Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan Hubungi Contact di bawah ini 

Call us: +62 21 2940 6969

Call us: +62 813 8242 6699

Call us: +62 812 2190 1818

Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dengan like halaman :

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

ACT Consulting | dampak positif konflik organisasi | budaya organisasi | culture organization | konsultan budaya organisasi

ACT Consulting – 7 Dampak Positif Konflik Dalam Organisasi

By Article No Comments

Era VUCA tak hanya berpengaruh terhadap bangkrutnya bisnis, namun juga dapat menyebabkan konflik antara individu dan individu atau individu dan organisasi. Penyebab utama konflik dalam organisasi, antara lain perbedaan pendapat, salah paham, konflik yang disebabkan struktur, dan sebagainya.

Konflik dalam organisasi tidak hanya berdampak negatif, namun juga dapat berdampak positif. Apa dampak positif konflik dalam organisasi? Menurut Jery L. Gray dan Frederick A. Starke (dalam buku Moh. Pabundu Tika: Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan), mengemukakan bahwa terdapat tujuh dampak positif konflik dalam organisasi.

1. Tingkat Energi Kelompok atau Individu Meningkat
Tingkat energi yang meningkat dapat terlihat sewaktu orang-orang berbicara dengan nada lebih keras, mendengar lebih cermat apa yang diucapkanatau bekerja lebih keras. Dua di antara manfaat yang dicapai oleh organisasi-organisasi dari tingkat-tingkat energi yang meningkat, yaitu:
a. Output yang meningkat
b. Munculnya ide-ide inovatif untuk melaksanakan tugas-tugas lebih baik.

2. Kohesi Kelompok Meningkat
Hasil riset menunjukkan bahwa bila kelompok-kelompok yang terlibat dalam sebuah konflik maka kohesi (persatuan) internal meningkat. Alasan mengapa kohesi yang meningkat dianggap sebagai hasil positif dari konflik adalah karena kelompok-kelompok dengan kohesif tinggi dapat menimbulkan produktivitas tinggi apabila mereka menunjang tujuan-tujuan manajemen.

3. Problem-Problem Terungkapkan
Sewaktu konflik berkembang, pihak manajemen segera melihat bahwa ada sesuatu yang tidak beres, dan mereka dapat merancang untuk menyelesaikan konflik yang ada. Apabila dua kelompok berselisih paham tentang sesuatu, sedangkan hal tersebut tidak pernah dijelaskan, maka mereka akan bekerja pada tingkat efektivitas yang lebih rendah tanpa pimpinan yang bersangkutan memahami mengapa hal tersebut terjadi.

4. Memberi Motivasi
Konflik memotivasi kelompok-kelompok yang terlibat di dalamnya untuk mengklarifikasi sasaran-sasaran mereka. Hal tersebut menyebabkan ditingkatkannya pemahaman kelompok tentang tujuannya.

5. Merangsang Kelompok Mempertahankan Nilai
Konflik merangsang kelompok-kelompok untuk mempertahankan nilai-nilai yang dianggap penting oleh mereka. Berbagai macam kelompok memandang diri mereka sebagai pelindung nilai-nilai tertentu.

6. Memotivasi Individu
Individu-individu atau kelompok-kelompok termotivasi untuk mempersatukan informasi yang relevan bagi konflik yang ada. Walapun informasi demikian terpengaruh (bias) oleh persepsi-persepsi subjektif pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, biasanya disajikan informasi tambahan yang dapat berguna untuk menyelesaikan problem yang dihadapi.

7. Meningkatkan Efektivitas Organisasi
Konflik dapat meningkatkan efektivitas menyeluruh sesuatu organisasi karena kelompok-kelompok atau individu-individu dipaksa olehnya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal yang berubah. Selain itu, bermanfaat untuk menunjukkan kepada semua pihak bahwa lingkungan senantiasa mengalami perubahan dan organisasi yang bersangkutan harus mengubah cara-caranya bekerja untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut.

Itulah 7 Dampak Positif Konflik dalam Organisasi, ketujuh dampak positif dalam organisasi untuk menjadi acuan di perusahaan tempat Anda bekerja. Ingin lebih tahu lebih dalam mengenai seluk beluk budaya perusahaan dann bagaimana membentuk budaya perusahaan dengan baik? Anda bisa cek ACT Consulting sebagai referensi Anda.


Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan Hubungi Contact di bawah ini 

Call us: +62 21 2940 6969

Call us: +62 813 8242 6699

Call us: +62 812 2190 1818

Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dengan like halaman :

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

corporate culture change | konsultan corporate culture | konsultan culture perusahaan | perubahan budaya perusahaan | corporate culture and strategy | corporate culture di perusahaan

Tantangan Toko Musik dan Label Rekaman di Era Industri Musik Digital

By Article No Comments

Pada awal dekade tahun 2000-an, karya musik seorang musisi atau grup band diedarkan dalam bentuk kaset dan cakram padat (CD). Sebagai contoh, SHEILA ON 7, PADI, DEWA 19, SLANK, EBIET G. ADE, Kemudian sekitar tahun 2006, lagu-lagu karya musisi dan grup band diubah kedalam format Mp3.

Mp3 yang memerlukan mini portable player untuk memainkan sebuah lagu mampu mengalahkan kaset dan CD yang membutuhkan tape dan CD player. Apalagi saati itu marak penjual Mp3 bajakan dan situs web untuk mengunduh musik seperti Napster.

Kemunculan Napster mengubah industri musik dunia dan musisi dibuat pusing dan harus memutar otak agar tetap eksis di dunia musik. Label rekaman dan musisi yang sebelumnya menggantungkan pendapatannya dari memasarkan karya musik dalam bentuk kaset dan CD, tiba-tiba konsumen beralih ke format yang mudah digandakan, dipindahkan, praktis, dan gratis.

Akibatnya, kaset dan CD menjadi tak laku lagi di pasaran. Dampaknya beberapa toko musik yang menyediakan kaset dan CD menutup gerainya satu per satu, seperti Aquarius dan Discc Tarra.

Selain beberapa toko musik yang ditutup, label rekaman juga banyak yang tutup. Menurut Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI), pada tahun 2012 hanya tersisa 76 label rekaman dari 240 anggota ASIRI. Namun dari 76 label rekaman, hanya 12-15 perusahaan yang masih aktif berbisnis. Label rekaman yang tersisa diisi oleh nama-nama besar, di antaranya Musica, Universal Music Indonesia, dan SonyBMG Music Entertainment Indonesia.

Ketika jualan fisik kaset dan CD tak berjalan dengan baik, kehadiran Nada Sambung Pribadi sedikit menjadi pelipur lapar bagi industri musik dan musisi. NSP yang merupakan potongan lagi dalam beberapa detik itu laku dijual sebagai ringback tone untuk diperdengarkan kepada orang lain.

Akan tetapi, pada tahun 2011 pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membatalkan registrasi (unreg) dan deactivate massal layanan konten premium kepada operator seluler karena maraknya kasus pencurian pulsa. Akibatnya, NSP ikutan-ikutan menurunkan pendapatan industri musik dan musik karena lesunya penjalan album fisik.

Beban label rekaman dan musisi semakin berat dengan hadirnya industri musik digital. Industri musik digital, seperti Pandora, Clear Channel, iHeartRadio, Spotify, Joox, iTunes, YouTube dan Vevo, memudahkan setiap orang untuk mendengar musik secara streaming dan video online.

Kehadiran industri musik digital bukan hanya konsumen atau penikmat musik saja, melainkan juga para musisi. Industri musik digital memudahkan musisi untuk membuat album musik sendiri.

Musisi semakin mudah merekam album berkat berbagai perangkat lunak yang bisa digunakan di mana aja. Selain itu, mereka mengedarkan karyanya sendiri tanpa harus melalui label rekaman dengan hadirnya media sosial FACEBOOK, INSTAGRAM, hingga SOUNDCLOUD. Ada beberapa orang musisi baru yang terkenal berkat industri musik digital, seperti Raisa, Trio GAC, Yunira Rachman, Isyana Sarasvati, Sheryl Sheinafia, Teddy Adhitya, Budi Do Re Mi, Danilla JPR, dan Rendy Pandugo.

Masalah yang dialami oleh toko musik dan label rekaman bisa terjadi juga di berbagai perusahaan yang tidak siap menghadapi era disruptif. Hal itulah yang membuat ACT Consulting menggelar Seminar ACCF, agar setiap orang, pengusaha label rekaman, pengusaha toko musik, pegawai pemerintah, penguasaha mikro, kecil, dan menengah dapat bertahan di era disruptif.

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?