Skip to main content
Tag

Ary Ginanjar Agustian

tips meningkatakan produktivitas di bulan ramadhan, tips kinerja, tips bulan ramadhan, tips untuk lebih produktif, act consulting, esq training, ary ginanjar agustian

Tips Untuk Meningkatkan Produktivitas Bekerja di Bulan Ramadhan (1)

By Article No Comments

Selamat Pagi! Bagaimana keadaan Sahabat ESQ hari ini? Bagaimana ibadah Anda di bulan Ramadhan ini? Seperti kita semua ketahui, bekerja juga adalah suatu bentuk ibadah lho. Karena itu, di bulan Ramadhan ini, kita bisa lebih bersemangat walau dalam keadaan lapar, mengantuk dan dahaga. Terutama bila mengingat ayat Quran dan Hadits yang menjelaskan mengenai keutamaan Ramadhan.

Berlimpahnya Rahmat dan Karomah dari Allah SWT selama bulan Ramadhan ini dapat kita rasakan dekat di lubuk hati. Benak dan perasaan menjadi lebih tenang dan teduh. Berbagai bisikan setan yang biasa kita dengar menjadi menghilang atau berkurang. Hingga kita dapat melakukan lebih banyak kebaikan dibanding bulan-bulan lainnya.

Untuk lebih memaksimalkan waktu yang amat berharga di bulan Ramadhan, berikut ini sejumlah tips yang akan diberikan secara regular setiap  hari. Kami harap Tips ini dapat membantu Anda untuk melakukan perbaikan performa kinerja, dan melakukan peningkatan prestasi dalam berbagai bidang. Selamat Berpuasa dari kami di ACT Consulting!

#Tips 1: Mendalami Makna Puasa Ramadhan

Pada kurun waktu 10 hari pertama Ramadhan, adalah waktu yang diberikan Allah untuk memberikan limpahan Rahmat pada kita. Dalam konteks pekerjaan, kita bisa melihat bahwa pekerjaan mulia yang kita lakukan setiap  hari, akan membantu kita untuk meraih cita-cita tersebut.

Di kurun waktu 10 hari kedua di bulan Ramadhan, adalah waktu untuk mendapatkan ampunan atau Maghfirah dari Allah SWT atas semua kesalahan dan dosa-dosa yang pernah kita lakukan.  Dalam konteks pekerjaan, kita bisa melihat hal ini sebagai momen untuk merubah kebiasaan yang semula kurang optimal dalam bekerja, menjadi lebih efisien dan efektif.

Kita juga bisa merubah waktu kerja menjadi lebih singkat, dengan meningkatkan keahlian kita dalam pekerjaan. Hal ini menjadi mungkin karena fokus kerja kita tidak lagi terpecah oleh waktu makan dan istirahat serta mencari minum pemuas dahaga. Tapi kita bisa fokus bekerja.

Aliran darah yang mengalir ke otak pun menjadi lebih deras, karena tubuh kita tidak lagi terforsir untuk mencerna makanan dan minuman. Sehingga kita bisa meningkatkan fokus kerja kita, agar  pekerjaan bisa selesai dengan lebih baik, lebih teliti dan lebih cepat dilakukan.

Di kurun waktu sepuluh hari ketiga di bulan Ramadhan, kita diberikan kesempatan untuk dapat membebaskan diri dari Api Neraka. Dengan semangat untuk membebaskan diri dari Api Neraka tersebut, kita dapat bersemangat untuk meningkatkan integritas dalam bekerja. Karena dengan integritas yang tinggi, kita dapat menghasilkan kerja yang lebih baik, dan mewujudkan cita-cita organisasi untuk maju dan berkembang.

Semangat untuk membebaskan diri dari Api Neraka ini juga bisa membuat kita lebih produktif dalam menegakkan nilai-nilai kesuksesan dengan cara yang mulia. Bila sebelumnya kinerja kita pernah buruk, pada momen Ramadhan ini kita dapat merubah kerangka berpikir kita agar lebih positif, sehingga kinerja yang kita berikan bisa menjadi lebih baik. Salam Transformasi Performa dari ACT Consulting!

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

corporate strategic specialist, business strategy, strategic innovations, business process, strategic planning, act consulting, ary ginanjar agustian

5 Organ Taktikal Untuk Menyusun Corporate Strategy Hingga 10 Tahun ke Depan

By News No Comments

corporate strategy, corporate strategic specialist, business strategy, strategic innovations, business process, strategic planning, act consulting, ary ginanjar agustian

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sejumlah eksekutif dari perusahaan menyusun corporate strategy dengan intuisi. Sebagian lain menyusun strategi dengan menggunakan rumus-rumus rumit yang dipelajarinya dalam kuliah. Sebagian yang lain, menggunakan konsultan berharga mahal yang menghabiskan biaya hingga di angka milyaran rupiah per tahunnya. Namun selain mahal, solusi yang ditawarkan pun menciptakan ketergantungan organisasi kepada para konsultan untuk membuat corporate strategy.

Untungnya sejumlah Regional Expert dari ACT Consulting telah memformulasikan solusi untuk hal ini. Anda kini dapat menjadi seorang Corporate Strategic Specialist (CSS) dengan sertifikasi nasional dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Sehingga anda dapat menyusun sendiri solusi yang paling cocok untuk diterapkan di organisasi dimana anda berada, tanpa menimbulkan ketergantungan atau menghabiskan biaya berjumlah milyaran per tahun. Di luar perusahaan, anda pun dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan menjadi seorang konsultan strategi di waktu luang anda.

Apa saja yang ada dalam pembelajaran untuk menjadi seorang Corporate Strategic Specialist?

Ada 5 Organ yang perlu didalami untuk dapat menyusun solusi progresif yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya, terutama dengan membenahi future vision dan values centric operation line, dengan memastikan setiap detail dari operation yang dilakukan korporasi setiap harinya, ditujukan untuk menjawab dan melayani kebutuhan.  5 Organ yang harus dikuasai para ahli strategi di perusahaan anda adalah;

  1. Strategic Directions
  2. Organizational Design
  3. Annual Planning
  4. Business Process
  5. Problem Solving & Decision Making

corporate strategic specialist, strategy specialist, act consulting, ary ginanjar agustian

Organ 1; Strategic Directions

Organ 1 ini menentukan DNA  organisasi. Organ 1 terdiri dari unsur yang paling utama yang menjadi nyawa dari organisasi anda dan yang membuatnya dapat bertahan hidup dan memenangkan persaingan. DNA organisasi itu adalah penentuan visi, misi, values, meaning, dan roadmap perusahaan.

Termasuk diantara Organ 1 adalah Pernyataan Misi sebuah perusahaan atau organisasi. Yang menentukan Siapa dan Mengapa perusahaan tersebut dibentuk untuk pertama kalinya, dengan tujuan apa yang ingin dicapai “

  1. What are you?
  2. What is your purpose?
  3. What is your main responsibility?
  4. What do you promote or what is your main objective?

Pernyataan visi dan misi perusahaan harus diformulasikan untuk memberi semangat bekerja bagi karyawan, untuk menyegarkan dan menghidupkan suatu organisasi. Yang terpenting, sebuah visi perusahaan, menentukan arah perjalanannya. Untuk itu, elemen di dalamnya haruslah terukur. Dapat dikuantifikasi. Dapat ditentukan pada saat mana visi itu telah tercapai.

Bagaimana dengan perusahaan Anda? Apakah sudah menunjukkan tanda-tanda visi perusahaan sudah tercapai? Bila anda berkata tidak tahu, ini berarti Visi yang dibuat masih belum tepat. Bangunlah visi perusahaan yang dapat dikalkulasi pencapaiannya. Setelah menentukan visi dan misi, Anda harus menyusun roadmap yang bersifat progresif untuk dijalankan oleh perusahaan anda selama 10 tahun kedepan.  Selain itu, anda pun harus merancang bagaimana perusahaan dapat memberikan kontribusi untuk masyarakat. Agar perusahaan dapat sustain dengan melayani kebutuhan masyarakat yang terus bertambah.

Sampai berjumpa lagi dalam bahasan selanjutnya mengenai 5 Organ Solusi dalam Corporate Strategy. Salam Solusi Strategis dari ACT Consulting. Untuk mengikuti Program Corporate Strategic Specialist, hubungi ACT Consulting di email; info@actconsulting.co  atau hubungi wa/telp; 0821-2487-0050 (Donna).

rinaldi agusyana, corporate strategy, corporate strategic expert, business strategic, business planning, business innovation, strategic planning, act consulting, ary ginanjar agustian

by Rinaldi Agusyana, Corporate Strategic Expert at ACT Consulting & CEO of ESQ Tours & Travel (The Best Hajj & Umrah Provider in The World 2016)

dwitya agustina, corporate culture consultant, spiritual leadership, training esq, act consulting, transformasi budaya, good corporate culture

Urgensi Spiritual Leadership

By Article No Comments

spiritual leadership, act consulting, transformasi budaya, managing change, rekayasa organisasi, training esq, ary ginanjar agustian

Sebuah kisah nyata di bawah ini menunjukkan urgensi spiritual leadership di perusahaan. Di tahun 2009, sebuah anak perusahaan multi nasional merasa tengah di ujung tanduk. Sejumlah eksekutif perusahaan tersebut mendiskusikan angka-angka penjualan yang terus merosot drastis. Padahal, berbagai terobosan marketing sudah dilakukan. Hingga akhirnya para eksekutif memutuskan untuk menutup perusahaannya di negara ini.

Namun mereka merasa bahwa akan sulit bagi karyawan agar bisa menerima situasi perusahaan. Untuk itu mereka meminta bantuan sebuah lembaga training yang terkenal dengan pengembangan spiritualitas di dunia bisnis, untuk memberikan pencerahan. Program training diberikan dalam beberapa batch dalam kurun waktu yang berdekatan.

Setelah training spiritual leadership dan meaning of work yang diberikan tersebut berjalan beberapa bulan, ternyata terjadi peningkatan performa kerja dalam banyak divisi. Bahkan, peningkatan ini kemudian mengubah situasi penjualan secara positif. Hal ini tercermin dari naiknya angka penjualan yang cukup tinggi.

Para pemimpin dan karyawan perusahaan alat berat itu pun terlihat berbeda dari sebelumnya. Mereka kini memiliki sikap yang lebih lembut dan menjunjung tinggi kejujuran.  Sebuah hasil yang sama sekali tidak disangka-sangka ini, membuat principal di negara asal perusahaan tersebut, bangga.  Bahkan, perusahaan yang hampir ditutup itu kemudian berkembang pesat luar biasa, dan menjadi pemimpin pasar dalam bidang tersebut. Dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun, perusahaan tersebut berhasil mengejar ketinggalannya. Bahkan menjadi pemenang dalam kompetisi penjualan berbagai kendaraan alat berat.

Padahal, semula perusahaan  hanya ingin menjadikan training spiritual tersebut sebagai metode perpisahan yang damai dengan karyawan.  Namun yang terjadi, justru karyawan merasa menemukan makna hidup dan ingin bekerja sebaik-baiknya dalam situasi yang semula pailit tersebut. Apakah yang diterapkan di perusahaan tersebut, dan bagaimana itu dapat mengubah keadaan suatu organisasi?

Professor Louis W. (Jody) Fry, PhD yang mengajar di University of Texas, telah melakukan banyak penelitian mengenai Spiritual Leadership. Teori-teori yang dikemukakannya, banyak dikutip oleh para peminat cabang ilmu kepemimpinan yang mengutamakan makna dan nilai dalam hidup ini. Teori ini bahkan telah diterapkan di banyak perusahaan dan pemerintahan di Amerika. Diantaranya dikembangkan dalam pemerintahan di kota Texas, Amerika Serikat.

Menurut Fry (2017), teori spiritual leadership dikembangkan di dalam model motivasi intrinsik yang di dalamnya terdapat hal-hal seperti visi, harapan, keimanan, dan cinta sesama. Di dalamnya juga ada spiritualitas di dunia kerja dan daya tahan spiritual dalam hidup (spiritual survival) melalui panggilan hidup dan ketaatan dalam suatu kelompok agama.

Fry (2017) juga menyampaikan sejumlah hal yang didapatkan organisasi dari penerapan spiritual leadership ini yaitu;

  • adanya sustainabilitas atau keberlangsungan organisasi
  • menciptakan visi dan nilai yang kongruen dalam diri seorang individu.
  • Tim kerja pun menjadi lebih berdaya (empowered).
  • meningkatkan level komitmen terhadap organisasi dan bahkan meningkatkan produktivitas.

Keuntungan pengembangan Spiritual Leadership pada performa kerja

Bidang penimbangan kinerja di dalam suatu organisasi telah menetapkan adanya kebutuhan untuk melaporkan sejumlah metrik finansial dan prediktor non finansial seperti kepuasan pelanggan, hasil kinerja organisasi yang berkualitas, dan terpenuhinya berbagai target serta tujuan. Untuk membuktikan ini, dilakukan pengukuran proses  operasional internal. Selain juga mengukur komitmen karyawan dan pengembangan karyawan.

Spiritualitas di tempat kerja berhubungan erat dengan spiritual leadership. Bahkan, spiritual leadership-lah yang menjadi pendorong munculnya komitmen organisasi dan produktivitas, yang sifatnya esensial untuk mengoptimalkan performa organisasi.

Di tempat kerja yang mendukung pengembangan spiritualitas karyawan melalui para pemimpin yang menerapkan spiritual leadership, setiap orang memiliki hak untuk mengejar dan memenuhi tujuan yang berarti yang dapat membuatnya menemukan makna dalam suatu komunitas yang penuh rasa kekeluargaan. Spiritualitas di tempat kerja ini memastikan bahwa sustainabilitas atau umur panjang dari organisasi bisa tercapai, dan organisasi terus survive dengan dikembangkannya generasi penerus.  (Lazlo, C. & Brown, J., 2014, dalam Fry, 2017)

Dalam kondisi seperti apapun, penutupan perusahaan dapat menimbulkan dampak yang besar. PHK massal dapat memicu berbagai aksi yang menggambarkan keprihatinan pekerja akan hidup mereka. Karyawan khawatir akan bagaimana mereka dapat memperoleh pendapatan rutin tiap bulan, suatu kondisi menyedihkan yang semula dijamin oleh perusahaan.  Bersyukur, para pimpinan perusahaan mengambil satu solusi yang baik dan bijak. Solusi yang berupa pengembangan spiritualitas dalam kepemimpinan dan dalam bekerja.

Bagaimana dengan perusahaan Anda? Apakah harus menunggu keadaan hampir pailit, baru akan mengembangkan spiritualitas di lingkungan kerja anda? Semakin cepat solusi pengembangan spiritualitas dalam kepemimpinan dan dalam pekerjaan sehari-hari dilakukan, akan semakin baik kinerja perusahaan Anda.

Untuk mendapatkan panduan cara menerapkan Spiritual Leadership di perusahaan Anda, hubungi 0818-213-165 (Donna) atau kirim email ke; info@actconsulting.co

Ary Ginanjar Agustian - CEO ACT Consulting

Ary Ginanjar Agustian : Kisah Sukses Membangun Budaya Organisasi

By Article No Comments

Ary Ginanjar Agustian - CEO ACT Consulting

Ary Ginanjar Agustian : Kisah Sukses Membangun Budaya Organisasi – Percepatan dalam melakukan transformasi budaya akan mendongkrak income karena  semua potensi yang ada dalam organisasi perusahaan akan terfokus pada tujuan yang sama. Sayangnya banyak perusahaan justru tidak tahu bagaimana mekanisme membangun budaya perusahaan sehingga gagal dalam melakukan transformasi budaya.

Padahal kondisi pasar yang kompetitif dan kebutuhan konsumen yang semakin variatif menuntut perusahaan melakukan transformasi budaya untuk tetap eksis di lingkup bisnisnya.Budaya perusahaan dibangun melalui penyatuan karakter sumber daya manusia (SDM) di dalamnya yang disatukan oleh kesatuan misi, nilai, visi serta makna bekerja.

Transformasi harus selalu di jalankan setiap perusahaan yang ingin berkembang dan meningkatkan keuntungannya.  Masih banyak perusahaan yang tidak melakukan transformasi karena terlalu nyaman di zonanya.

Kisah Sukses Ary Ginanjar Agustian Membangun Budaya Organisasi

ary ginanjar agustian, corporate culture expert, budaya perusahaan

Kunci menjalankan Transformasi adalah Kepemimpinannya, Bagaimana Pemimpin menjadi Energi dan berani melakukan eksekusi dalam menjalankan perubahan budaya perusahaan. Ary Ginanjar Agustian juga telah berhasil melakukan Transformasi Budaya dalam perusahaan sehingga saat ini Jumlah Alumni ESQ  terus meningkat menembus angka 1.700.000 Alumni.

Pasalnya permasalahan perusahaan belum melakukan transformasi adalah keraguan dalam melakukan perubahan sedangkan kondisi pasar tidak pernah stabil. Oleh karena itu pentingnya untuk meresapi arti dari produk yang kita jual, corporate culture yang jelas, Misi dan Visi yang kuat menjadikan Transformasi Budaya adalah cara perusahaan bertahan dan meningkat di era yang serba berkembang.

Tentunya harus selalu di perlukan 3 motivasi secara integral yaitu Material, Emotional dan Spiritual motivasi. Ary Ginanjar Agustian bersama ACT Consulting telah mengembangkan sebuah metode yang dapat melakukan transmormasi budaya dalam waktu yang cepat dan dapat internalisasi kepada setiap karyawan.

Dalam melakukan transformasi budaya perusahaan ACT Consulting memiliki 10 Steps agar transformasi budaya berjalan efektif dan efisien.

 

Sukses Ary Ginanjar Agustian Membangun Budaya Perusahaan 2

Sukses Ary Ginanjar Agustian Membangun Budaya Perusahaan

By Article No Comments

Sukses-Ary-Ginanjar-Agustian-Membangun-Budaya-Perusahaan-1-1024x576

Di balik keberhasilan dan berkembangnya ACT Consulting sebagai konsultan budaya perusahaan terbaik di Indonesia, tentu berdiri sosok yang inovatif. Dialah tokoh pendiri ACT Consulting sekaligus ESQ Leadership Center yang fenomenal, Ary Ginanjar Agustian.

Ary Ginanjar Agustian adalah penulis buku ESQ dan motivator handal. Mantan PNS (Pegawai Negeri Sipil) ini telah berkecimpung dalam dunia bisnis selama lebih dari 20 tahun dengan berbagai macam prestasi dan sukses yang di raih.

Sukses Ary Ginanjar Membangun Budaya Perusahaan yang Kuat

Sukses Ary Ginanjar Agustian Membangun Budaya Perusahaan 2

Menurut Ary Ginanjar Agustian, budaya perusahaan atau corporate culture adalah fondasi kesuksesan jangka panjang sebuah perusahaan. Perusahaan yang mampu bertahan lama di dunia, memiliki fondasi yang kuat dan mengakar yaitu budaya kerja dan sumber daya manusia (SDM).

Ary Ginanjar Agustian yang sukses membangun lembaga SDM ternama di Indonesia ini (ESQ) sering menegaskan bahwa, transformasi pembentukan budaya kerja adalah sebuah proses perubahan dari kondisi saat ini (current culture) menuju kondisi yang di harapkan (desired culture).

Budaya inilah yang mampu menghasilkan revenue lebih tinggi, memiliki kualitas SDM lebih baik, meraih nilai saham lebih tinggi, serta keuntungan bersih yang terus meningkat.

Selama ini Ary Ginanjar Agustian bersama seluruh tim ACT Consulting telah melakukan transformasi budaya perusahaan kepada lebih dari 400 perusahaan baik di Indonesia maupun Malaysia. Bahkan salah satu perusahaan di Malaysia berhasil masuk kedalam daftar Top Fortune 500.

Peran Ary Ginanjar Agustian dan ACT Consulting dalam Membangun Budaya Perusahaan di Indonesia

Sukses Ary Ginanjar Agustian Membangun Budaya Perusahaan 3

Banyak perusahaan di Indonesia yang gagal membangun budaya perusahaan dengan baik. Banyak dari mereka telah merumuskan visi, misi, dan nilainya, namun gagal sehingga mengalami kebangkrutan. Hal itu disebabkan visi, misi, dan nilai hanya ada pada tataran konsep tanpa implementasi, hanya menjadi pajangan dan tidak keluar menjadi perilaku (behaviour).

ACT Consulting hadir dengan solusi yang komprehensif untuk mengatasi masalah tersebut.

Kegagalan dalam membangun visi, misi, nilai perusahaan di antaranya:  pertama, visi, misi, nilai hanya disampaikan secara intelektual sehingga hanya menjadi “knowledge”. kedua, visi, misi, nilai tidak dikaitkan dengan keyakinan individu.  ketiga, karyawan tidak merasakan adanya keselarasan (alignment) antara visi, misi, nilai pribadi dan perusahaan. Oleh karena itu, visi, misi, nilai tidak cukup dirumuskan secara intelektual (iQ) namun harus dikomunikasikan dan ditanamkan juga secara emosional (eQ), dan spiritual (SQ). Spiritualitas bertujuan agar visi, misi, dan value tersebut kepada belief system (system keyakinan) mereka.

Selain itu, dalam membangun budaya perusahaan, setiap korporasi juga harus mampu meningkatkan employee engagement. Bagaimana caranya?

Cara Meningkatkan Employee Engagement Menurut Ary Ginanjar Agustian

Sukses Ary Ginanjar Agustian Membangun Budaya Perusahaan 4

Agar dapat meningkatkan employee engagement, menurut Ary Ginanjar Agustian perlu dilakukan pengukuran terhadap kesehatan budaya organisasi sebagai faktor yang mempengaruhi Budaya yang sehat adalah keselarasan antara nilai-nilai organisasi akan mendorong kohesivitas internal yang kemudian meningkatkan employee engagement serta perbaikan kinerja.

Tingkat keracunan budaya sebuah organisasi disebut sebagai entropi budaya (Toxic Cultute) yaitu energi yang terbuang di tempat kerja untuk hal yang tidak produktif.

Entropi budaya antara lain disebabkan oleh birokrasi yang berbelit, kontrol dan kehati-hatian yang berlebihan, saling tidak percaya, saling menyalahkan, kompetisi internal, ketidakjUjuran, dan sebagainya. Itu semua tergolong racun budaya perusahaan. Riset yang dilakukan Barret Values Center dan Hewitt Associates terhadap 163 organisasi di Australia (2008) menunjukkan korelasi yang kuat antara tingkat entropi budaya dan employee engagement.

Entropi Budaya Perusahaan (Toxic Culture) Menurut Ary Ginanjar Agustian

Sukses Ary Ginanjar Agustian Membangun Budaya Perusahaan 5

Semakin Tinggi Entropi semakin rendah Engagement. Semakin rendah entropi atau semakin rendah racun budaya akan semakin tinggi rasa keterkaitan positif dengan perusahaan.

Permasalahan yang sering terjadi adalah para pemimpin tidak mengetahui berapa tingkat keracunan atau entropi budaya budaya dalam perusahaan dan apa penyebab terjadinya penurunan engagement.

Seperti seorang pasien yang menderita sakit dan ingin berobat, perlu cek laboratorium untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuhnya. Berapa tekanan darah dan detak jantungnya, bagaimana kadar kolesterolnya, atau bagaimana kondisi ginjal dan levernya? Dari tes laboratorium itulah akan diketahui apa penyakit yang dideritanya dan apa obat yang diperlukan.

Demikian juga dalam organisasi perusaaan, perlu diukur berapa entropi budayanya, dan apa saja yang telah menjadi racun budaya apakah birokrasi, kejujuran, kompetisi internal yang tidak sehat, tidak ada saling kepercayaan, atau yang lainnya, serta di direktorat mana? Semua harus mampu dibaca secara akurat.

Dengan teknologi assessment budaya modern, sekarang sudah dapat diukur berapa besar entropi budaya dan apa saja jenis racun yang merongrong kesehatan budaya perusahaan. Dengan demikian, dapat diketahui dan disusun langkah-langkah tepat, efektif, dan efisien yang diperlukan untuk meingkatkan engagement karyawan yang selama ini menghantui pikiranpara pemimpin organisasi.

 

ACT Consulting International Pecahkan Rekor Dunia-Muri

Ary Ginanjar Agustian rekor muri assessment center

Alhamdulillah ACT Consulting International – ESQ Group kembali memecahkan rekor Muri, kali ini rekor tingkat dunia. Dengan segala kerendahan hati, kami berhasil memecahkan rekor Survei Budaya Organisasi dengan Peserta Survei dan Lembaga Terbanyak.

Survei Budaya Kerja BerAKHLAK dilakukan kepada seluruh ASN di Indonesia yang berlangsung pada Quartal ke-tiga dan ke-empat (Q3 dan Q4) tahun 2022. Dengan melibatkan 923rb lebih peserta survei dan hampir 600 Kementerian dan Lembaga baik itu pusat maupun daerah. Dan yang mengerjakannya semua Milienial dan Zelenials.
Wow !

Terimakasih atas semua kepercayaan, kerjasama dan dukungan dari semua Kementerian/Lembaga yang diberikan kepada kami.

Salam ASN BerAKHLAK!

Baca Berita Selengkapnya di :

Rekor MURI untuk Kolaborasi KemenPANRB & ACT Consulting International dalam Survei Budaya Organisasi

Transformasi Budaya Perusahaan

Bahaya Entropi Budaya (Toxic Culture)

By Article No Comments

Transformasi Budaya Perusahaan

Dalam wacana ‘Transformasi Budaya Perusahaan’ dikenal istilah Entropi Budaya / Toxic Culture yaitu energi dalam kelompok yang digunakan untuk pekerjaan yang tidak produktif. Entropi budaya mengukur konflik, friksi, dan keputusasaan yang muncul dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

Entropi budaya yang disebut juga energi disfungsional, berpengaruh pada kinerja perusahaan. Ketika entropi budaya tinggi, energi yang tersedia untuk produktifitas menjadi rendah, dan berdampak pada kinerja perusahaan juga rendah. Ketika entropi budaya rendah, energi untuk produktifitas menjadi tinggi, dan kinerja tinggi.

Ketika derajat disfungsi atau gangguan dalam suatu organisasi tinggi, karena faktor-faktor seperti pengendalian yang berlebihan, hati-hati, kebingungan, birokrasi, hirarki, kompetisi internal, menyalahkan, jumlah energi karyawan yang harus dikeluarkan untuk menyelesaikan pekerjaan meningkat. Padahal energi yang terlibat dalam mengatasi entropi budaya adalah energi yang tersedia untuk pekerjaan yang produktif.

Sebuah studi yang dilakukan Barrett Values Centre dan Hewitt terhadap 163 organisasi dan perusahaan in Australia pada tahun 2008, menunjukkan korelasi antara entropi dengan pertumbuhan revenue. Dalam jangka waktu tiga tahun tampak jelas korelasinya, makin rendah tingkat entropi maka prosentase pertumbuhan revenue menjadi meningkat. Sedangkan makin tinggi tingkat entropi maka makin rendah pertumbuhan revenuenya.

Entropy Level 3 Year Revenue Growth %
<10% 32.87%
10% – 19% 24.90%
20% – 29% 24.90
>29% 11.39%

Selain menemukan korelasi entropi dengan pertumbuhan revenue, Barrett Values Centre dan Hewitt juga menemukan korelasi positif antara entropi dan staff engagement.Yang dimaksud dengan staff engagement adalah bentuk keterikatan antara pekerja dengan organisasi atau perusahaan yang menaungi mereka. Jika entropi budaya rendah maka enggagement tinggi sedangkan jika entropi tinggi maka engagement rendah.

Cultural Entropy Staff Engagement
Tingkat 1 (Terbaik) 5% 89%
Tingkat 2 8% 76%
Tingkat 3 15% 55%
Tingkat 4 (Terburuk) 21% 40%

Ketika seorang karyawan memiliki engagement yang rendah terhadap perusahaannya, maka ia menjadi tidak termotivasi dalam melakukan pekerjaannnya. Mereka mengeluarkan jumlah energi minimum di tempat kerja. Mereka mengambil istirahat lebih panjang, surfing internet, atau melakukan apapun untuk menghentikan rasa bosan atau membuat waktu cepat berlalu.

Sedangkan karyawan yang memiliki engagement adalah mereka yang sangat termotivasi melakukan pekerjaan mereka. Ketika orang sangat termotivasi, mereka menghabiskan berjam-jam tambahan di tempat kerja, dan berpikir tentang kontribusi mereka bahkan ketika mereka tidak di tempat kerja. Output dari seseorang termotivasi dua kali lebih banyak dari yang tidak termotivasi.

Orang yang memiliki engagement adalah mereka yang merasa selaras dengan nilai-nilai organisasi dan terinspirasi oleh misi atau visi dari organisasi. Visi dan misi yang menginspirasi akan memfokuskan energi semua karyawan kepada arah yang sama dan membuat mereka merasa pekerjaannya bermakna untuk kehidupan mereka. Seorang karyawan yang sangat termotivasi akan memiliki komitmen, antusias dan bersemangat, serta menyentuh tingkat terdalam.

Oleh karena itu penting untuk menjaga agar entropi perusahaan jangan sampai tinggi. Makin tinggi entropi maka makin rendah engagement karyawan, dan pertumbuhan revenue perusahaan pun rendah. Sedangkan makin rendah entropi, engagement karyawan akan meningkat dan pertumbuhan revenue perusahaan meningkat.

Untuk meningkatkan engagement karyawan, maka perusahaan perlu menyelaraskan nilai, visi, dan misi individu karyawan dengan perusahaan. Dengan demikian mereka dapat secara otentik membawa keseluruhan diri mereka untuk bekerja. Dengan nilai-nilai budaya yang selaras maka karyawan akan beresonansi dengan tujuan organisasi.

Sesungguhnya fenomena entropi ini tidak hanya terjadi pada organisasi dan perusahaan, namun juga berlaku dalam skala bangsa. Padahal semakin besar entropi yang disebabkan perpecahan, konflik, persaingan, ketidak jujuran, pelanggaran hukum, dll, maka akan semakin besar kerugian yang akan terjadi. Akankah semua ini dibiarkan?

Oleh: DR. HC. Ary Ginanjar Agustian (Founder ACT Consulting)

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?