Skip to main content
Category

Article

Pengukuran Budaya Perusahaan OCHI

6 Indikator Pengukuran Budaya Kerja Korporasi

By Article No Comments

Profit terus menurun, performa kerja karyawan cenderung stagnan bahkan menurun, operasional berjalan dengan sejumlah kendala yang muncul berulang kali. Apa yang sebenarnya terjadi? Mungkin korporasi Anda mengalami masalah budaya kerja. Namun kita tidak bisa melakukan prediksi tanpa pengukuran. Diperlukan metode empiris yang terbukti dapat menunjukkan berbagai penyebab permasalahan dalam budaya kerja di korporasi Anda.

OCHI atau Organizational Culture Health Index, adalah tools yang memberikan gambaran yang komprehensif tentang tingkat kesehatan organisasi Anda. Pengukuran ini dilakukan untuk memeriksa apakah perusahaan/organisasi sehat atau sakit. Jika manusia sakit, berobatnya ya ke dokter. Namun jika perusahaan/organisasi yang sakit, ke mana harus berobat?

Pernahkah Anda mempertanyakan hal ini? Jika ya, ACT Consulting bisa menjadi salah satu dokter terbaik untuk perusahaan/organisasi Anda. Di ACT kita punya program yang dikenal dengan OCHI (Organization Culture Health Index). Sebuah program transformasi budaya kerja yang tujuannya mengetahui tingkat kesehatan suatu perusahaan/organisasi. Tingkat kesehatan ini ditunjukkan dengan jumlah persentase racun budaya (Toxic Culture).

Toxic Culture sendiri merupakan energi yang terpakai untuk kegiatan tidak produktif di sebuah lingkungan kerja. Sesuatu yang menunjukkan tingkat konflik, friksi, dan frustasi di lingkungan tersebut. Metode pengukuran OCHI ini sangat efektif karena partisipan dapat memberikan persepsi mereka atas organisasi. Metode multi jawaban yang diberikan pada OCHI ini tidak dapat dimanipulasi hasilnya oleh partisipan yang mengikutinya.

Memiliki budaya kerja yang baik, juga merupakan suatu keharusan pada saat ini. Bahkan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) mengharuskan perusahaan besar memiliki Good Corporate Governance (GCG) dan Good Corporate Culture (GCC).

Indikator Pengukuran Budaya Organisasi (OCHI)

Pengukuran Budaya Perusahaan, OCHI, budaya kerja, act consulting, indeks kesehatan budaya

1. Culture Toxic Index

Mengukur banyaknya energi yang terbuang akibat pekerjaan yang tidak produktif yang disebabkan oleh konflik, friksi atau stres yang terjadi dalam organisasi. Dengan Index culture Toxic ini maka budaya yang intangible menjadi sesuatu yang tangible.

2. Faktor Penghambat

Mengindentifikasi nilai-nilai yang menyebabkan tingginya CULTURE TOXIC.

3. Pemetaan Nilai

Memetakan 10 nilai yang paling banyak dipilih untuk mengetahui fokus dan area pengembangan organisasi.

4. Harapan Karyawan

Menganalisa harapan karyawan yang tersirat dari GAP antara nilai-nilai yang dirasakan pada budaya organisasi saat ini dan yang dianggap penting di masa depan.

5. Implementasi Nilai

Menganalisa implementasi nilai-nilai yang dicanangkan sebagai Core Values di organisasi, pada budaya saat ini.

6. Tingkat Kenyamanan

Mengidentifikasi keselarasan Nilai-nilai Pribadi dengan nilai-nilai Budaya saat Ini

 

Korporasi Apa Saja Yang Membutuhkan Pengukuran Budaya Perusahaan Melalui Metode OCHI ini?

  1. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah
  2. Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota/Kabupaten
  3. Departemen ataupun Kementerian
  4. Korporasi Perbankan dan Korporasi Finansial
  5. Korporasi Syariah dalam berbagai jenis bisnis
  6. Perusahaan Telekomunikasi dan Perusahaan Energi
  7. Perusahaan Logistik dan Otomotif
  8. Perusahaan Agribisnis dan Perusahaan Properti
  9. Perusahaan Asing yang memerlukan strategi akulturasi budaya kerja

Untuk mendapatkan gambaran budaya saat ini di organisasi Anda, hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

 

ariningtyas prameswari, budaya kerja, act consulting, corporate culture, organization culture health index, ochi,

By Y. Ariningtyas Prameswari, CCS*, Program Director of Culture Transformation at ACT Consulting
*Corporate Culture Specialist oleh BNSP

9 Senjata Menjadi Agen Perubahan Budaya Organisasi

9 Senjata Untuk Sukses Menjadi Agen perubahan

By Article No Comments

9 SENJATA UNTUK SUKSES JADI AGEN PERUBAHAN (Culture Change Agent)

Apakah Anda agen perubahan di organisasi/perusahaan tempat bekerja saat ini? Jika YA, apa saja yang sudah Anda persiapkan atau kerjakan. Tentu banyak rencana yang Anda susun untuk sukses jadi agen perubahan. Namun tahukah Anda, ada 9 hal penting yang wajib dimiliki seorang agen of change atau agen perubahan.

9 Hal yang bisa menjadi senjata, meraih keberhasilan menjalankan amanah. Di antaranya : 9 Senjata Menjadi Agen Perubahan Budaya Organisasi #1 Komunikasi yang baik
#2 Paham tantangan bisnis dan agenda transformasi
#3 Merencanakan dan mengelola proyek
#4 Mampu menangani resistensi
#5 Mampu menangani situasi tidak pasti
#6 Kinerja tinggi
#7 Interpersonal yang baik
#8 Mampu berpikir kreatif
#9 Role model

Info Training Manajemen Agen Perubahan Perusahaan hubungi kami di:+62 813-8249-1165

Racun Budaya Perusahaan

Waspada Racun Budaya (Culture Toxic), Jika Ingin Memenangkan Bisnis Usaha

By Article No Comments

Racun Budaya Perusahaan

Sekarang itu musimnya talent war atau perang karyawan. Untuk memenangkan persaingan, sejumlah perusahaan melakukan bajak-membajak profesional terbaik. Padahal mendapatkan, melahirkan, atau mengembangkan karyawan terbaik itu tidak mudah. Betul?

Lalu bagaimana mendapatkan, melahirkan, dan mempertahankan karyawan terbaik?

Jawabannya ada pada Employee enggagement. Menurut sebuah riset, Employee Engagement dapat memberikan peningkatan kinerja pada karyawan, profitabilitas, mempertahankan karyawan, kepuasan konsumen, serta keberhasilan untuk organisasi (Bates, 2004; Baumruk, 2004; Richman, 2006).

Namun, hasil riset menunjukkan bahwa tingkat engagement karyawan di perusahaan tergolong rendah. Termasuk perusahaan-perusahaan di Indonesia. Cukup banyak karyawan yang kurang mencintai apa yang dikerjakan, tidak bersemangat, acuh, hingga menjadi provokator kegalauan.

Beberapa penyebabnya ialah keselarasan antara nilai pribadi dan nilai organisasi, lingkungan kerja yang kurang kondusif, serta sistem kompensasi, reward yang fair dan memadai. Dari penyebab-penyebab ini, ada satu fakta menarik.

Leigh Branham dalam ‘The 7 Hidden Reason Employees Leave : How to Recognize the Subtle Signs and Act Before It’s Too Late (2005) menyimpulkan bahwa lebih dari 80 persen karyawan mengatakan bahwa faktor yang membuat mereka keluar dari perusahaan karena didorong oleh hal yang berkaitan dengan buruknya praktik manajemen atau racun budaya (budaya perusahaan yang sakit).

Tingkat racun budaya sebuah organisasi disebut sebagai Entropi Budaya, yaitu energi yang terbuang di tempat kerja untuk hal yang tidak produktif. Entropi budaya disebabkan oleh birokrasi yang berbelit, kontrol dan kehati-hatian yang berlebihan, saling tidak percaya, saling menyalahkan, kompetisi internal, ketidakjujuran, dan sebagainya.

Riset yang dilakukan oleh Barret Values Center dan Hewitt Associates terhadap 163 organisasi di Australia (2008), menunjukkan korelasi yang kuat antara tingkat entropi budaya dan Employee Engagement. Semakin tinggi entropi (racun budaya) semakin rendah engangement. Semakin rendah entropi, maka akan semakin tinggi engangement.

Contoh Tabel

Entropi Budaya Staff Engagement
Lapisan 1 (Terbaik) 5% 89%
Lapisan 2 8% 76%
Lapisan 3 15% 55%
Lapisan 4 (Terburuk) 21% 40%

Tantangannya ialah, saat ini sering terjadi para leader atau pemimpin tidak mengetahui tingkat culture toxic atau entropi di perusahaannya. Dan, jika Anda ingin mengetahui hal ini penting untuk melakukan pengukuran pada kesehatan budaya organisasi.

Sama dengan pasien yang ingin berobat. Diperlukan cek laboratorium untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Dari tes itu akan diketahui penyakit dan apa obat yang tepat.

Organisasi pun demikian. Perlu ada pengukuran tingkat entropi yang tepat dan akurat, sebelum diketahui langkah-langkah solusinya. Jika Anda ingin melakukan pengukuran ini, maka ACT Consulting siap membantu.

ACT memiliki program Organization Culture Health Index (OCHI) untuk mengetahui tingkat kesehatan budaya organisasi dan akan membantu memberikan solusi yang terukur, terarah, dan tepat sasaran.

Info detail Program OCHI bisa cek di :

https://actconsulting.co/pengukuran-budaya-organisasi-perusahaan-ochi/

Atau langsung hubungi kami di :

0856 9489 7725

Sehatkah Budaya Organisasi di perusahaan Anda - ACT Consulting

Sehatkah Budaya Organisasi di Perusahaan Anda?

By Article No Comments

Sehatkah Budaya Organisasi di perusahaan Anda - ACT Consulting

ACT Consulting – Banyak perubahan yang terjadi seiring dengan perkembangan zaman. Perubahan itu pun juga membawa dampak besar pada dunia bisnis. Para pelaku usaha, mulai dari level manajer hingga owner perlu melakukan berbagai inovasi dan perubahan yang terukur, akurat, serta terarah, agar memenangkan persaingan.

Berusaha meningkatkan produktivitas, melakukan berbagai terobosan, dan mengambil satu langkah di depan untuk kemajuan bisnis atau usaha yang dijalani. Apakah ini yang sedang Anda pikirkan dan jalankan saat ini?

Jika iya, ada satu hal yang penting menjadi fokus utama untuk merealisasikan harapan Anda. Satu hal itu ialah budaya organisasi.

Sejumlah pakar menyebutkan bahwa budaya organisasi bisa menjadi senjata andalan untuk bersaing dan menjawab tantangan zaman. Selain itu, budaya organisasi yang tepat juga mampu menyelesaikan sejumlah permasalahan dan menjadi kekuatan mencapai tujuan organisasi.

Jika djabarkan, budaya organisasi memilik peran dan fungsi seperti :

  1. Budaya menciptakan pembeda yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
  2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
  3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas dari pada kepentingan diri individual seseorang.
  4. Budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi dengan memberikan standar-standar yang tepat, untuk dilakukan oleh karyawan.
  5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Selain itu, Budaya organisasi merupakan “ruh” organisasi, karena terdapat filosofi, visi dan misi organisasi yang akan menjadi kekuatan penting bagi organisai untuk berkompetisi. Budaya organisasi tersebut mampu membentuk perilaku sesuai yang diharapkan oleh organisasi terkait dengan kinerja pegawai.

Pertanyaannya, sehatkah budaya organisasi di perusahaan Anda?

Untuk mengetahuinya tidak bisa hanya dengan pandangan sekilas atau opini semata. Butuh pengukuran budaya organisasi yang terukur, akurat, dan tepat, agar bisa melihat seberapa sehat budaya organisasi di perusahaan Anda.

Pengukuran itu meliputi :

  • Toxic Culture
  • Faktor yang Menghambat
  • Pemetaan Nilai
  • Harapan Karyawan
  • Implementasi Nilai Organisasi
  • Kenyamanan Karyawan

Dari pengukuran tersebut akan ditemukan solusi hingga langkah-langkah konkret  dalam melakukan perbaikan dan perubahan, demi terwujudnya goals yang diinginkan. Jika Anda kesulitan melakukan pengukuran budaya organisasi sendiri, ACT Consulting siap menjadi partner yang membantu sampai tuntas.

Lewat program OCHI (Organization Culture Health Index), Tim ACT akan membantu melakukan pengukuran dengan serangkaian tes. Kemudian hasil dari tes, akan dijabarkan dalam langkah-langkah solusi yang bisa jadi panduan dan strategi bagi perbaikan budaya organisasi perusahaan Anda.

Info lebih detail silakan kunjungi https://actconsulting.co/pengukuran-budaya-organisasi-perusahaan-ochi/

Atau langsung hubungi kami di : +62 813-8249-1165

Mengukur Budaya Organisasi

Survey Budaya Perusahaan : 7 Pertanyaan Untuk Mengukur Tingkat Kepuasan Karyawan

By Article No Comments
Mengukur Budaya Organisasi

Telkomsel, Go Beyond, Hotel Santika, BSD

Ada sebuah survei di Amerika yang menyebutkan bahwa, 51 persen karyawan di Amerika mempunyai tingkat engagement yang sangat rendah terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Angka ini tentunya cukup besar dan menghawatirkan. Sebab, engagement sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan kebahagian karyawan, yang pada akhirnya berpengaruh besar juga terhadap kinerjanya.

Ya, engagement karyawan yang rendah akan merugikan industri hingga nilai miliaran tiap tahunnya. Lalu apa yang harus dilakukan untuk mencapai engagement karyawan yang tinggi?

Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengukur kesehatan budaya organisasi yang ada dalam perusahaan Anda. Cara paling mudahnya, Anda bisa lakukan survei kepuasan karyawan (employee engagement survey). Berikut ini adalah poin-poin yang bisa Anda jadikan rujukan untuk ditanyakan pada pada karyawan dalam survei tersebut.

7 Pertanyaan Untuk Mengukur Tingkat Kepuasan Karyawan

Mengukur Budaya Perusahaan Melalui Survey

Asean Corporate Culture Forum, 31 Oktober 2017, Menara 165, Jakarta Selatan

1. “Apakah kamu melihat ada kesempatan untuk mengembangkan karir?”

Jenjang karir yang jelas dan kesempatan untuk berkembang sebagai seorang profesional adalah motivasi yang sangat penting dalam engagement karyawan di tempat kerja. Karyawan akan merasa tidak puas, jika perusahaan membiarkannya dalam posisi itu-itu saja. Terutama bagi generasi millinial yang tidak ragu untuk lompat ke perusahaan lain.

2. “Tahukah kamu tentang visi/misi perusahaan?”

Setiap perusahaan harus punya visi yang jelas tentang masa depan mereka. Namun tanpa perencanaan dan pemahaman internalisasi budaya perusahaan kepada seluruh tubuh perusahaan, karyawan bisa bekerja sendiri tanpa arah.

3. “Apakah kamu mampu menyampaikan pendapatmu dengan nyaman disini?”

Semua karyawan ingin merasa dihargai di tempat kerja. Tidak terkecuali ketika mengutarakan pendapat. Bila karyawan merasa takut untuk menyampaikan pendapatnya, maka perusahaan harus mendorongnya. Sebab bisa jadi perusahaan melewatkan ide brilian yang sebenarnya bisa membantu berkembangnya perusahaan.

4. “Bagaimana pandanganmu tentang budaya perusahaan?”

Menurut sebuah studi, 93 persen millennial ingin bekerja di tempat yang memungkinkan mereka untuk jadi diri sendiri. Seiring dengan semakin tingginya kompetisi akan tenaga kerja berkualitas, cara terbaik untuk menarik karyawan adalah menunjukkan pada mereka bahwa perusahaanmu memiliki kultur yang positif.

5. “Apakah kamu memiliki hubungan yang baik dengan karyawan lain?”

Data dari Globoforce menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki lebih dari 25 orang teman di tempat kerja cenderung punya engagement lebih tinggi. Di perusahaan kecil mungkin angka ini sulit dicapai, tapi kamu tetap harus tahu pentingnya menumbuhkan lingkungan yang ramah dan kolaboratif demi produktivitas.

6. “Mampukah kamu menjaga keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi?

Tanyakan kepada karyawan apakah ia mendapatkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan beban kerja yang ia terima. Karyawan bisa saja kehilangan minat pada perusahaan, bila perusahaan tidak mendukung bola hidup seimbang.

7. “Bagaimana hubungan Anda dengan manajer?”

Tidak hanya memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja, namun karyawan juga harus memiliki hubungan baik dengan manajar. Mintalah bantuan kepada manajer agar karyawan merasa lebih nyaman dan memiliki engagement lebih tinggi.

Itulah tujuh pertanyaan survey yang bisa Anda tanyakan kepada karyawan Anda. Lewat survey ini, Anda bisa menganalisis kondisi budaya perusahaan serta mengindentifikasi masalah yang ada.

Dalam mengukur tingkat kesehatan budaya dalam sebuah organisasi dan perusahaa, ACT Consulting yang telah berpengalaman dalam melakukan transformasi budaya perusahaan di Indonesia maupun Malaysia, punya alat ukur sendiri yang efektif dan terencana, program tersebut adalah OCHI (Organization Culture Health Index).

Mau tahu lebih banyak tentang OCHI dan bagaimana mengetahui kesehatan budaya perusahaan dengan terukur dan efektif, klik halaman khusus OCHI disini: actconsulting.co/pengukuran-budaya-organisasi-perusahaan-ochi

atau bisa juga hubungi kami di: +62 856-9489-7725

Pengukuran Budaya Organisasi Pemkot Banjarbaru

Presentasi Expose OCHI Pemerintah Kota Banjarbaru

By Article, News No Comments

Pengukuran Budaya Organisasi Pemkot Banjarbaru

Walikota Banjarbaru H Nadjmi Adhani di dampingi Wakil Walikota Banjarbaru H Darmawan Jaya Setiawan dan Kepala Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Banjarbaru Ir Hj Siti Zakiah, menyimak presentasi Expose OCHI (Organization Culture Health Index) oleh Tim Pengukuran Budaya Organisasi dari ACT Consulting.

Kemudian dilanjutkan presentasi hasil akhir OCHI / Pengukuran Budaya Organisasi kepada seluruh SKPD Kota Banjarbaru yang disampaikan Andi Basuni, Konsultan ACT Consulting, di dampingi Denny Kurniawan.

Wakil Walikota Banjarbaru, H Darmawan Jaya Setiawan menyampaikan bahwa akhir-akhir ini istilah budaya organisasi banyak dijumpai di berbagai media, para ahli, praktisi maupun akdemisi telah banyak melakukan analisis dan kajian berkaitan dengan budaya organisasi. Diskusi maupun seminar telah banyak diselenggarakan untuk mengungkapkan berbagai substansi yang berkaitan dengan pengembangan budaya organisasi, fungsi dan pengaruh serta manfaatnya untuk sebuah organisasi.

Kondisi ini menunjukkan bahwa budaya organisasi memang dirasakan sangat penting dan memiliki manfaat baik langsung maupun tidak langsung terhadap perkembangan organisasi, terutama dalam kancah persaingan yang semakin ketat. Para ahli berpendapat bahwa definisi budaya organisasi memiliki tiga hal yang merupakan ciri khas dari budaya organisasi tersebut, antara lain: dipelajari, dimiliki bersama,  diwariskan dari generasi ke generasi. Faktor yang paling penting bagi organisasi adalah bagaimana seorang pemimpin, ketua ataupun manajer sebuah organisasi dapat menciptakan dan memelihara suatu budaya organisasi yang kuat dan jelas.

Budaya organisasi adalah cara berfikir dan melakukan sesuatu yang mentradisi, yang dianut bersama oleh semua anggota organisasi, mempelajarinya atau paling sedikit menerimanya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah merupakan perwakilan dari norma-norma perilaku yang harus diikuti oleh anggota organisasi. Seorang pemimpin efektif dalam membangun budaya organisasi yang dipimpinnya harus berperan menjadi sosok dari budaya yang akan dibangunnya, pemimpin harus mampu membantu bawahan untuk menciptakan rasa memiliki jati diri bagi para pekerjanya. Seorang pemimpin harus mampu mengembangkan keikatan pribadi antara karyawan dengan institusi dimana mereka bekerja, rasa memiliki merupakan modal dasar bagi seorang pemimpin dalam mendorong karyawan untuk mencapai misi dan tujuan dari organisasi.

Tanpa adanya ikatan pribadi karyawan terhadap organisasi, seorang pemimpin akan kesulitan untuk menterjemahkan visi, misi dan tujuannya dalam memimpin organisasi. Pemimpin juga harus dapat membatu menciptakan stabilisasi organisasi sebagai suatu sistem sosial, dimana orang-orang yang ada didalam organisasi merupakan satu kesatuan sosial yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Seorang pemimpin juga harus mampu menjadi pedoman perilaku, sebagai hasil dari norma-norma perilaku yang sudah terbentuk. Pada dasarnya, untuk membangun budaya organisasi yang kuat memerlukan waktu yang cukup lama dan bertahap, boleh jadi dalam perjalanannya akan mengalami pasang surut yang berbeda dari waktu ke waktu.

Budaya organisasi yang kuat memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah mendapatkan usaha-usaha produktif karyawan dan membantu setiap orang untuk bekerja mencapai tujuan yang sama. Demikian juga di Lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru, harus mengembangkan budaya positif sebagai karakter budaya organisasi. Semoga hasil survei ini baik dan akuntabel, dan hasilnya dapat memotivasi untuk menjalankan pemerintahan agar lebih baik lagi kedepannya.

Sumber: humas.banjarbarukota.go.id

Ingin melakukan pengukuran budaya organisasi perusahaan Anda?

Daftar OCHI (Organization Culture Health Index) disini: actconsulting.co/pengukuran-budaya-organisasi-perusahaan-ochi

Atau hubungi kami di: +62 856-9489-7725

Peran Change Agen Dalam Budaya Perusahaan

Apa dan Bagaimana Peran Agen Perubahan dalam Organisasi?

By Article No Comments

Apa yang dimaksud Agen Perubahan (Change Agents)?

Dalam dunia pengembangan budaya organisasi dan perusahaan, peran agent of change atau agen perubahan tentu sudah tidak asing lagi. Terlebih ketika membahas hal yang berkaitan terhadap upaya sebuah organisasi untuk memperbarui diri dalam situasi perubahan lingkungan dalam sejumlah langkah yang strategis.

Setiap perubahan itu membutuhkan sejumlah individu untuk menjadi role model atau pemandu proses berjalannya perubahan yang terjadi dalam suatu organisasi, agar tercapai tujuan yang diharapkan.

Itulah agen perubahan (agent of change), individu yang bertugas mempengaruhi target / sasaran perubahan agar mereka mengambil keputusan sesuatu dengan arah yang organisasi kehendaki.

Agen perubahan adalah orang yang menghubungkan antara sumber perubahaan baik itu inovasi maupun kebijakan organisasi dengan target perubahan. Untuk itu ada sejumlah peran agent of change yang harus dilaksanakan sebagai Change Leader.

Peran Agent of Change

Peran Change Agen Dalam Budaya Perusahaan

Culture Agent On Boarding, Telkom Indonesia

Selain menginformasikan hal baru dalam rangka memperkenalkan suatu Inovasi / Kebijakan baru kepada suatu kelompok target perubahan, agen perubahan juga memiliki peran penting dalam:

1. Membangun kesadaran pentingnya perubahan

Agen Perubahan harus mampu menyadarkan target bahwa mereka memerlukan perubahan dengan sikap / perilaku yang sebaiknya mereka lakukan. Perubahan sikap itu akan memberikan kemudahan / keuntungan bagi mereka dan diharapkan pada tahap ini target perubahan mempunyai kesadaran bahwa untuk hal yang lebih baik mereka harus berubah demi mereka sendiri.

2. Media penukar informasi

Ketika kelompok masyarakat target perubahan menyadari bahwa mereka memerlukan perubahan, maka Agen Perubahan secara terus menerus membangun komunikasi dengan mereka.

Mereka harus dapat diterima serta dipercaya oleh kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik sebelum mau membangun hubungan baik. Ia harus membangun citra diri sehingga dipersepsikan bahwa dia orang yang kompeten (competence), kredibel (credible), dapat dipercaya (trustworthy) dan bersikap penuh simpati dan empati pada kelompok sosial / masyarakat target Inovasi / Kebijakan Publik.

3. Mengidentifikasi masalah

Agen Perubahan bertanggung jawab menyajikan hasil analisis tentang apa yang terjadi dan tidak dapat terpenuhi kebutuhannya saat itu. Pada saat yang demikian Agen Perubahan diharapkan mampu melihat persoalan yang dihadapi dengan menggunakan perspectif organisasi dan menyajikan komunikasi yang efektif.

4. Mendorong niat perubahan

Setelah Agen Perubahan menjelaskan berbagai cara harus dilakukan oleh target perubahaan mereka, maka Agen Perubahan dituntut untuk mampu memberi motivasi yang telah ditawarkan Agen Perubahan.

5. Mentransformasikan niat menjadi nyata

Agen Perubahan dituntut mencari tahu tentang cara bagaimana mempengaruhi target perubahaan sebagaimana rekomendasi yang dikembangkan berdasarkan kebutuhan mereka sendiri. Pada tahap ini komunikasi interpersonal antar mereka sendiri dapat membantu meyakinkan untuk memutuskan mengadopsi budaya yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

6. Merawat adopsi values baru dan mencegah pembatalan adopsi

Agen Perubahan diharapkan tetap mendampingi target perubahan agar tetap bertahan dengan sikap perilaku yang sudah diputuskan dengan mengadopsi Values Baru/ Inovasi / Kebijakan Publik. Pendampingan merupakan tahap penting, karena menjadi konfirmasi tentang perubahan budaya yang dibutuhkan dan sekaligus menunjukkan manfaatnya bagi mereka.

7. Menciptakan Agen Perubahan baru dari Target Perubahan

Akhirnya, Agen Perubahan mendorong target perubahan mampu bersikap dan berperilaku dengan mengadopsi budaya organisasi telah diperkenalkan sebelumnya.

Saat Agen Perubahan setelah mampu mendorong budaya baru maka komunitas organisasi seharusnya telah mampu menciptakan kader Agen Perubahan (baru) dari komunitas target perubahan itu sendiri. Apabila kelompok Komunitas target perubahan telah mampu menghasilkan Agen Perubahan (baru) maka tugas Agen Perubahan telah berakhir.

Itulah sejumlah peran agent of change (Agen Perubahan) dalam menciptakan Budaya baru yang diinginkan organisasi atau perusahaan.

Daftar Change Agent Program ACT Consulting klik:

Pengembangan Agen Perubahaan Dalam Perusahaan

Outbound Training Fun Games 1

Outbound Training Fun Games – Solusi Masalah Internal Perusahaan

By Article No Comments

Dalam sebuah perusahaan, team building, kerjasama tim, serta kualitas individu karyawan dalam internal perusahaan adalah pondasi untuk kemajuan dan kesuksesan perusahaan di masa depan.

Semakin banyak tantangan yang dihadapi para karyawan ternyata mampu menciptakan problem dan gesekan yang bisa jadi berdampak kepada kualitas kerja masing-masing individu. Sebuah hal yang sangat berbahaya demi kemajuan perusahaan.

Akan tetapi, para pimpinan perusahaan tersebut merasa kesulitan dan bingung dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam perusahaan itu. Sehingga jawaban maupun solusi dari masalah yang terjadi sangat dinanti-nanti.

Sebelum mengetahui solusi tentu kita harus menemukan terlebih dahulu masalah yang terjadi dalam internal perusahaan. Gunanya adalah untuk mengetahui pokok masalah yang terjadi. Dengan mengetahui pokok masalah yang terjadi maka kita dapat menemukan solusi yang paling tepat untuk masalah yang sedang terjadi tersebut.

Lalu, program outbound training fun games seperti apa yang dapat diterapkan?

Untuk itu, ACT Consulting melalui Thematic Outbound Training menghadirkan aktivitas outbound dan instruktur yang telah berpengalaman dalam dunia outbound. Instruktur dan trainer ini memiliki juga dibekali pemahaman yang dalam mengenai ilmu manajerial dan psikologi, hingga dapat membaca karakter tim serta individu yang ada dalam perusahaan tersebut melalui outbound training.

Melalui program outbound training, problem internal perusahaan akan diliat dengan mengawali program dengan kegiatan outdoor. Kegiatan yang berisi games seru dan bertujuan menciptakan kekompokan dan kebersamaan tim.

Tiap tim akan diajak untuk berkompetisi serta menunjukan semangat kepercayaan diri anggota tim bahwa mereka merupakan pribadi yang berkualitas.

Usai kegiatan outdoor, peserta akan diajak mengikuti kegiatan indoor. Pada kegiatan indoor ini, peserta diajak mengikuti games ringan yang memiliki tujuan untuk mengenal lebih dalam “Apa makna bekerja?”, “Apa tujuan bekerja?”

Anda akan diajak mengenali potensi diri Anda dan mengetahui kekuatan maupun kekuatan dalam tim. Anda juga akan diajak untuk membuang hal-hal negatif selama bekerja yang bukan hanya merugikan perusahaan namun juga merugikan diri sendiri.

Bangunlah kerjasama tim dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam tim, karena itulah tujuan dari kegiatan outbound.

Kegiatan outbound adalah kegiatan yang memakan anggaran dari perusahaan anda. untuk itulah jangan sampai apa yang sudah dibayarkan oleh perusahaan, pulang tanpa hasil apapun. Harapan ACT Consulting setelah mengikuti program Thematic Outbound Training, menjadi Solusi dari Masalah Internal Perusahaan . Anda dapat menjadi pribadi yang positif, mampu bekerja sama, dan siap untuk membangun perusahaan menjadi yang lebih baik di masa mendatang.

ACT Consulting | Budaya organisasi | konsultan budaya organisasi | konsultan budaya indonesia | pelatihan motivasi karyawan | training motivasi kerja

Makna Integritas Karyawan Sebagai Modal Awal Meraih Kesuksesan Perusahaan

By Article No Comments

Integritas Karyawan

Bagi perusahaan besar yang menargetkan profit dalam jangka panjang, karyawan adalah aset. Akan tetapi, karyawan tidak selalu loyal (setia) kepada perusahaannya. Apa sebenarnya makna dari integritas? Untuk mengetahuinya simak kisah inspiratif berikut ini:

Alkisah ada seorang CEO sebuah perusahaan bermaksud untuk pensiun, dan ingin menyerahkan jabatannya tersebut kepada salah seorang karyawan terbaiknya. Untuk itu ia memanggil seluruh karyawannya, memberikan mereka masing-masing sebutir Benih tanaman di tangannya lalu berkata :

” Rawat, Pupuk, serta Siram dengan teratur Benih ini dan kembalilah 3 bulan dari sekarang dengan membawa tanaman yang tumbuh dari Benih ini. Bagi seseorang yang membawa Tanaman yang terbaik dari benih itu, akan menjadi penggantiku sebagai CEO di perusahaan ini.”

Salah seorang karyawan bernama Habibie yang juga mendapat Benih itu, langsung pulang ke rumahnya dan merawat dengan penuh disiplin dan telaten Benih tanaman tersebut. Setiap hari Benih itu ia siram dengan air dan diberi pupuk.

Di kantor, semua karyawan saling membicarakan kehebatan tanaman masing-masing yang tumbuh dari Benih tersebut. Ternyata, hanya benih tanaman Habibie yang tanamannya tidak tumbuh sama sekali. Habibie merasa telah gagal merawat benih tanaman tersebut.

Setelah tiga bulan, seluruh karyawan menghadap CEO untuk memperlihatkan hasil Benih tanaman tersebut. Namun tidak dengan Habibie, ia berkata kepada istrinya bahwa ia tidak akan membawa pot yang kosong karena bibitnya busuk sehingga tidak bisa tumbuh.

Istrinya meyakinkan suaminya untuk tetap membawa pot kosong tersebut apa adanya untuk memenuhi janji kepada Sang CEO, pada 3 bulan yang lalu. “Bawa saja Mas, meskipun Mas gagal untuk bisa menumbuhkan Benih tersebut, tetapi paling tidak Mas sudah sudah menunjukkan iktikad baik dengan berusaha semaksimal mungkin merawatnya sesuai dengan permintaan adan arahan CEO”, ujar Istrinya.

“Baiklah!” jawab Habibie, meski dengan hati cemas dan takut karena merasa tidak bisa melaksanakan perintah Sang CEO dengan sebaik-baiknya. Pada saat masuk ruang meeting, Habibie membawa pot kosong. Seluruh karyawan memandang ke arahnya dengan rasa kasihan.

Ketika CEO masuk ruangan, ia memandang keindahan seluruh tanaman yang katanya hasil dari benih-benih yang ia berikan pada 3 bulan yang lalu itu. Akhirnya, ia berhenti di depan Habibie yang tertunduk malu membawa pot kosong.

Kemudian, Sang CEO meminta Habibie maju ke depan dan diminta untuk menceritakan secara kronologis proses ia menanamkan benih itu sampai tidak bisa tumbuh, bahkan mati..?? Pada saat Habibie selesai cerita, CEO berkata kepadanya dengan antusias, “Beri tepuk tangan untuk Habibie, CEO perusahaan kita yang baru”. Para karyawan saling bertepuk tangan dan terhenyak tidak percaya dengan keputusan Sang CEO.

Sang CEO kemudian menceritakan alasannya memilih Habibie sebagai pemenang dan CEO baru kepada khalayak ramai :
“Tahukah kalian, semua benih tanaman yang kuberikan kepada kalian, sebelumnya telah kurebus dengan air panas hingga mati dan tidak mungkin tumbuh lagi. Jika benih kaliah dapat tumbuh, berarti kalian telah menukarnya dengan benih baru dan berbohong kepadaku. Ternyata, hanya Habibie yang Jujur”.

Apa pelajaran yang bisa Anda petik dari kisah ini..?

Pertama, Istrinya Habibie adalah orang yang hebat karena dia meyakinkan suaminya untuk selalu menjaga integritasnya, apapun risiko yang akan diterimanya.

Kedua, biasakanlah diri Anda untuk selalu menabur KEJUJURAN, karena dengan menabur KEJUJURAN akan menuai KEPERCAYAAN. akan menuai Kepercayaan. Anda jangan pernah takut berbuat JUJUR, baik dalam bekerja atau hal lainnya, lalu takutlah bila Anda berbuat TIDAK JUJUR. Karena selalu ada tempat yang terbaik bagi orang jujur, percayalah..!!

Team Building & Revolusi Mental Pemrov Kalimantan Timur

Cara Membangun Sinergi dan Solidaritas yang Kokoh Dalam Perusahaan

By Article No Comments

 

Team Building & Revolusi Mental Pemrov Kalimantan Timur

Revolusi Mental Pemrov Kalimantan Timur

Untuk menuju keberhasilan dalam membangun budaya perusahaan salah satunya dengan membangun solidaritas serta komitmen tim. Seperti halnya sebuah persahabatan, akan kuat jika selalu dipupuk dengan kebersamaan.

Coba lihat sekolompok semut yang tidak pernah bercerai berai dari barisannya hingga menjadi perumpamaan akan kesolidan dan kerja sama tim.

Bagaimana cara membangun solidaritas dalam organisasi dan perusahaan?

1. Memiliki Visi, Misi, dan Tujuan yang Sama
2. Mengenal kelebihan dan bakat rekan satu tim
3. Memiliki kesamaan konsep dan cara berpikir.
4. Memiliki perencanaan yang baik
5. Memiliki pembagian kerja dan peran yang jelas
6. Memiliki semangat untuk mencapai tujuan
7. Komunikatif, jujur, dan saling terbuka

Itulah cara membangun solidaritas dan mewujudkan sinergi dalam organisasi. Mari.. bangun hal tersebut dengan semangat kebersamaan yang tinggi.

“…bekerjalah dengan struktur yang rapi, seperti bangunan yang kokoh…” (QS. Ash Shaff, 61:44)

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?