
ACT Consulting – Pendidikan adalah hal yang tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan manusia. Bahkan, ada istilah pendidikan seumur hidup (long life education), artinya bahwa sampai kapan pun manusia dituntut untuk belajar, baik secara formal maupun informal. Dengan belajar, manusia bisa meningkatkan kualitas dirinya (Ary Ginanjar Agustian).
Ironisnya, masih banyak warga Indonesia yang belum mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang sempurna, baik itu karena kendala ekonomi atau tak adanya kemauan dari individu itu sendiri. Apalagi fasilitas pendidikan yang belum merata dan sistem pendidikan yang masih kurang pas yang membuat beberapa orang yang peduli akhirnya muncul kritik.
Mungkin sebagian besar kita sudah mengenal Ki Hajar Dewantara dan Budi Oetomo, dua tokoh yang sangat besar jasanya terhadap pendidikan anak bangsa di masa lampau yang dampaknya hingga saat ini. Tokoh pendidikan Indonesia juga muncul saat ini. Mereka berjuang mengatasi kendala dan memperbaiki sistem yang ada. Siapa sajakah mereka? Inilah lima tokoh pendidikan Indonesia masa kini.

Saur Marlina Manurung
1. Saur Marlina Manurung
Saur Marlina Manurung (Butet Manurung) adalah seorang pendidik luar biasa yang menghabiskan sebagian hidupnya untuk mengajar suku terpencil, yakni Suku Anak Dalam di hulu Sungai Makekal, Hutan Bukit Duabelas. Butet menerapkan pendidikan secara antropologis yang disebut Sokola Rimba yang membuatnya harus tinggal bersama anak-anak muridnya di dalam lingkup adat yang masih menganggap pendidikan itu tabu. Sokola Rimba diterapkan juga di daerah Flores dan Halmahera. Perjuangan Butet dalam pendidikan membuatnya meraih penghargaan Magsaysay dan penghargaan Man and Biospher dari UNESCO dan LIPI, bahkan ia pernah menjadi salah satu pahlawan versi Majalah Time dengan gelar Women of Letters pada tahun 2004.

Andri Rizki Putra
2. Andri Rizki Putra
Andri Rizki Putra yang akrab disapa Rizki menciptakan pola belajar sendiri yang dinamai unschooling. Unschooling adalah jalur pendidikan tanpa lembaga, sedangkan sumber belajar ia cari sendiri dari berbagai sumber, seperti buku dan internet. Saat ini ia menjadi aktivis lembaga swadaya masyarakat di bidang pendidikan sekaligus pendiri Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB) yang menginisiasi sekolah gratias bagi anak-anak kurang mampu.

Seto Mulyadi
3. Seto Mulyadi
Seto Mulyadi merupakan seorang psikolog anak. Dalam dunia pendidikan Indonesia, ia berkontribusi memperkenalkan konsep sekolah alternatif dengan homeschooling. Homeschooling adalah konsep pendidikan atau pembelajaran yang dapat diselenggarakan selain di sekolah atau tempatnya disesuaikan dengan keinginan pembelajar. Hal ini menjadi solusi pendidikan bagi anak Indonesia yang memiliki jadwal padat sehingga membutuhkan waktu pengajaran yang fleksibel.

Yohanes Surya
4. Yohanes Surya
Tokoh pendidikan Indonesia berikutnya adalah seorang pakar sains bernama Yohanes Surya. Ia dikenal sebagai seorang fisikawan, Yohanes Surya menciptakan beberapa sistem belajar bernama gampang, asyik, dan menyenangkan (GASING) lewat wadah Surya Institute. Metode ini diciptakan agar anak-anak tidak menganggap matematika itu menyeramkan, sebaliknya, mempraktikkan matematika itu mudah dan menyenangkan. Ia juga mencetuskan konsep Mestakung (Semesta Mendukung), yakni suatu hukum alam di mana ketika suatu individu atau kelompok berada pada kondisi kritis, maka semesta akan mendukung ia keluar dari kondisi tersebut..
Sebenarnya masih banyak tokoh pendidikan Indonesia masa kini yang berjasa dalam memperbaiki dan memajukan kondisi pendidikan. Di antaranya mungkin sudah dikenal, baru dikenal, atau ada di antara kita dan anak-anak kita yang kelak menciptakan kemajuan.

Anies Baswedan
5. Anies Baswedan
Anies Baswedan dibesarkan dalam keluarga pendidik membuatnya percaya bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk meraih janji kemerdekaan. Hal inilah yang membuatnya berinisiatif membentuk Indonesia Mengajar. Indonesia Mengajar adalah program mengajar anak-anak di wilayah pelosok terpencil Indonesia. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendkibud) ini juga memiliki prestasi yang cukup membanggakan di mana salah satunya adalah pendistribusian Kartu Indonesia Pintar bagi yang membutuhkan dan memelopori program mengantar anak di hari pertama sekolah yang sempat menjadi kontroversi beberapa waktu yang lalu.
Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dan Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan like halaman
facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMLlOkY41oOnbAG47BLrKkw
Linked In : https://www.linkedin.com/company-beta/13279290/
Instagram : https://www.instagram.com/actconsulting.co/
Nama Raden Ajeng Kartini di Indonesia, telah melekat sejak kecil khususnya bagi kaum wanita. Beliau merupakan Pahlawan Nasional yang memberi harapan bagi wanita Indonesia, karena mendapat pendidikan dan kesempatan untuk mandiri dan berkarya sejajar dengan para pria di masanya.
Wanita Indonesia saat ini semakin cerdas, berwawasan terbuka, dan bebas berkarya apapun. Namun perjuangan kaum wanita masih belum berakhir, sebab perjuangan ini masih panjang dan berliku. Apalagi di era yang serba canggih ini, wanita Indonesia juga dituntut untuk berperan aktif membawa perubahan. Inilah 5 wanita yang berhasil membawa perubahan bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
1. Tri Mumpuni
Siapa yang tidak kenal dengan Tri Mumpuni? Semua orang menjulukinya sebagai wanita listrik. Ia dikenal sebagai wanita listrik karena membangun akses listrik ke desa-desa terpencil yang tidak terjangkau jaringan listrik. Ia bersama suaminya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM), yang memanfaatkan aliran air di wilayah setempat. Kini, sekitar 60 desa terpencil di Indonesia dan 1 di Filipina sudah teraliri listrik berkat jasa dan usaha mereka. Atas dedikasi dan kerja kerasnya membangun PLTM sejak tahun 1992, Tri Mumpuni mendapatkan penghargaan Climate Hero 2006 dari World Wildlife Fund for Nature.
2. Susi Pudjiastuti
Susi Pudjiastuti adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia yang unik dan eksentrik serta dikenal dengan kebijakannya yang nekat dan berani, Kebijakannya yang paling dikenal adalah meledakkan dan menenggelamkan kapal nelayan asing yang tertangkap mencuri ikan di perairan Indonesia. Ia mengeluarkan kebijakan itu membuat para pencuri ikan jera. Siapa sangka, menteri yang dikenal tegas dan tanpa tedeng aling-aling ini yang hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA) merupakan seorang pengusaha yang sukses. Ia memiliki berbagai usaha di bidang perikanan dan penerbangan. Di bidang perikanan, ia mempunyai PT. ASI Pudjiastuti Marine Product. Sementara di bidang penerbangan ada PT. ASI Pudjiastuti Aviation atau lebih dikenal dengan maskapai penerbangan Susi Air,
3. Irma Hikmayanti
Meski memiliki keterbatasan fisik, namun Irma Hikmayanti tidak pernah putus asa untuk mengajar Bahasa Inggris kepada anak-anak tuna netra di Yayasan Mitra Netra miliknya. Ia setiap hari sibuk mengajar Bahasa Inggris di Yayasan Mitra Netra, lalu bekerja paruh waktu sebagai translator. With English We Touch The World merupakan kompetisi Bahasa Inggris Tuna Netra pertama di Indonesia, yang ia gagas. Ia membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghambat baginya untuk bisa berbagi dengan sesama
4. Tri Rismaharini
Tri Rismaharini terpilih menjadi Walikota Surabaya pertama yang dipilih secara langsung. Ia dicintai dan dihormati oleh masyarakat Surabaya, karena kebijakan-kebijakannya yang megutamakan kepentingan umum. Ia merenovasi ulang kota Surabaya dengan menambahkan banyak fasilitas umum, seperti taman, perpustakaan, dan fasilitas olahraga. Hasil kerja nyatanya dilapangan membuatnya meraih berbagai penghargaan, baik nasional maupun internasional. Ia berhasil mengantarkan kota Surabaya mendapatkan Piala Adipura di tahun 2011. Selanjutnya, pada tahun 2012 ia masuk nominasi walikota terbaik di dunia (World Mayor Prize) yang diadakan oleh The City Mayor Foundation.
5. Amy Atmanto
Amy Atmanto adalah salah satu “master” alam dunia fashion Indonesia. Ia dedikasikan karya-karyanya untuk perempuan Indonesia. Apalagi, ia mengaryakan para pekerja yang memiliki keterbatasan fisik untuk membantunya memproduksi busana yang dirancangnya. Ia ingin membuat mereka yang memiliki keterbatasan fisik bisa tetap berdaya agar hidupnya tidak tergantung pada orang lain.
Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya. – Raden Ajeng Kartini

Inilah 9 Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang
ACT Consulting – Bila kita membahas tentang kedisiplinan dan komitmen untuk lakukan yang terbaik dalam bekerja, maka kita bisa jadikan budaya kerja bangsa Jepang sebagai panutan. Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki disiplin dan tingkat produktivitasnya tinggi. Hal itulah yang membuat bangsa Jepang tingkat ekonominya tinggi yang sejajar dengan negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat.
Awalnya, bangsa Jepang tidak memiliki etos kerja yang tinggi, tidak disiplin, lebih senang bersantai, dan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Kekalahan Jepang atas Sekutu pada Perang Dunia Kedua, membuat ekonomi mereka terpuruk dan banyaknya pengangguran. Hal itu yang memotivasi bangsa Jepang untuk bekerja keras agar bisa bertahan dan bangkit dari keterpurukan. Kondisi tersebut secara tidak langsung memacu kedisiplinan dan peran yang sangat signifikan dalam pembentukan etos kerja yang tinggi. Etos kerja inilah yang berperan penting atas kebangkitan ekonomi Jepang. Apalagi etos kerja ini ditanamkan dan ditularkan dari genarasi ke generasi melalui jalur pendidikan, lalu dipraktikkan dalam dunia kerja.
Etos kerja bangsa Jepang yang tinggi berakibat banyaknya jumlah pekerja yang meninggal akibat kelebihan pekerjaan atau jam kerja (karoshi). Berdasarkan laporan Kementerian Tenaga Kerja Jepang, ada peningkatan tajam karoshi dan mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah pada 2015 tercatat 1.456 orang pada akhir Maret 2015. Menurut Kementerian Tenaga Kerja, angka kematian mayoritas terjadi di sektor pelayanan kesehatan, layanan sosial, serta perkapalan dan konstruksi.
Menurut data yang berhasil dihimpun Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) pada tahun 2016, jam kerja para pekerja di Jepang dari tahun 2011-2014 sangat tinggi. Pada tahun 2011 jam kerja pekerja Jepang adalah 1.728 per tahun. Pada tahun 2012 mengalami menjadi 1.745 jam per tahun. Kemudian, pada tahun 2013 menjadi 1.734 per tahun, dan pada tahun 2014 menjadi 1.729 per tahun.
Dengan berpedoman berdasarkan data di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang Jepang adalah seorang pekerja keras dan memiliki etos kerja yang tinggi. Mengapa orang Jepang begitu tinggi etos kerjanya? Menurut Ary Ginanjar Agustian Ternyata, hal yang membuat orang Jepang begitu tinggi etos kerjanya karena mereka memegang teguh 9 prinsip ini.

ACT Consulting | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya | Corporate Culture Consultant | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi Karyawan
1. Bushido
Bushido adalah prinsip tentang semangat kerja keras yang diwariskan secara turun-temurun. Semangat ini telah melahirkan proses belajar bangsa Jepang yang tak kenal lelah.

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Konsultan Budaya | Konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan | Coporate Culture Consultant
2. Prinsip Samurai
Prinsip samurai adalah prinsip tidak mudah menyerah. Prinsip samurai masih tertanam kuat dalam sanubari bangsa Jepang, namun tidak digunakan untuk berperang melainkan untuk membangun ekonomi, menjaga harga diri, kehormatan bangsa secara teguh, serta tak menyerah pada berbagai bencana alam, terutama gempa dan tsunami.

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Training Motivasi Kerja | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi Karyawan | Motivasi Kerja Karyawan
3. Konsep Budaya Keishan
Konsep budaya keishan menuntut kerajinan, kesungguhan, minat dan keyakinan, hingga akhirnya timbul kemamuan untuk selalu belajar dari orang lain. Caranya adalah seorang pekerja harus selalu kreatif, inovatif, dan produktif.
baca juga: Ary Ginanjar Agustian, Kisah Sukses Membangun Budaya Perusahaan

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi karyawan | Pelatihan Motivasi Kerja | Training Motivasi Kerja | Motivasi Kerja Karyawan
4. Prinsip Kaizen
Prinsip kaizen adalah optimal biaya dan waktu dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Hal itu mendorong bangsa Jepang untuk berkomitmen tinggi pada pekerjaan dan diselesaikan sesuai jadawal agar tidak menimbulkan pemborosan. Jika tak mengikuti jadwal, maka penyelesaian pekerjaan akan lambat dan menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, perusahaan di Jepang menerapkan peraturan “tepat waktu” bagi para pekerjanya.

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Motivasi Kerja Karyawan | Training Motivasi Kerja | Training Motivasi karyawan | Seminar Motivasi Karyawan | Tips Motivasi Kerja
5. Perusahaan Untung, Saya juga akan Untung
Disiplin dan semangat kerja inilah yang membentuk sikap dan mental kerja yang positif. Disiplin juga menjadikan para pekerja patuh dan loyal pada perusahaan. Mereka mau melakukan apa saja demi keberhasilan perusahaan, bahkan sanggup bekerja lembur tanpa mengharapkan bayaran tambahan. Karena mereka beranggapan jika hasil produksi meningkat dan perusahaan mendapat keuntungan besar, maka mereka juga akan mendapatkan kompensasi setimpal.

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Corporate Culture Consultant | Konsultan Budaya | Konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan | konsultan budaya karyawan
6. Malu Jika Pulang Lebih Cepat
Pekerja yang pulang lebih cepat dianggap pekerja yang tidak penting dan tidak produktif. Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang dihabiskan di tempat kerja. Tanpa ada pengawas pun mereka bekerja dengan baik, penuh dedikasi, dan disiplin.

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Corporate culture Consultant | Konsultan Budaya | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya Karyawan | Konsultan Budaya
7. Pembagian Waktu yang Efisien
Ketika sudah masuk kerja, maka tak ada lagi pekerja yang mengobrol dan bercanda. Mereka langsung bekerja sesuai pekerjaanya masing-masing. Baru ketika tiba saatnya makan siang (hiru gohan no jikan) mereka hentikan pekerjaan dan bercanda ria dengan teman-teman sambil menuju kantin (shokudo) untuk makan dan kembali bercanda tanpa memikirkan pekerjaan.

ACT Consulting | Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang | Corporate Culture Consultant | Training motivasi karyawan | Pelatihan Motivasi karyawan | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya Perusahaan | Konsultan budaya
8. Senioritas
Jepang adalah salah satu negara yang masih memegang teguh senioritas. Ada istilah senior (Senpai) dan junior (Kouhai). Pekerja yang muda harus patuh kepada pekerja yang lebih tua bila diberi perintah. Senior harus mengarahkan dan mengajari juniornya, sedangkan junior wajib menghormati dan mengikuti perintah seniornya. Hal itu berakibat para pekerja senior biasanya sudah berumur 50-60 tahun menempati top level sekelas manajer atau direktur, sedangkan pekerja junior di bawah 30 tahun menempati level bawah.

ACT Consulting | Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang | Trainnig Motivasi Kerja | Training Motivasi Karyawan | Konsultan Budaya | Konsultan Budaya kerja| konsultan budaya perusahaan
9. Tamu adalah Raja, Atasan adalah Dewa
Ada pepatah Jepang yang mengatakan bahwa “tamu adalah raja, atasan adalah dewa”. Pepatah ini membuat para pekerja patuh dan loyal pada atasan mereka. Mereka siap melakukan apa yang diperintahkan atasan demi kesuksesan perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka berpikiran apabila produksi perusahaan naik dan untung besar, otomatis pekerja akan mendapatkan bayaran yang setimpal. Gagal menyelesaikan pekerjaan sama halnya dengan mempermalukan diri sendiri, bahkan harga diri mereka merasa hilang.
Kesuksesan tidak akan pernah datang jika tidak dibarengi dengan kedisiplinan dan kerja keras kita. Kita bisa mencontoh budaya kerja orang Jepang, di mana mereka sangat bersemangat dalam bekerja tanpa banyak mengeluh ataupun minta naik gaji.
P.s: Bila artikel ini bermanfaat like dan komen ya, dan share agar banyak orang mengetahui infonya.
Ingin mengembangkan Budaya Organisasi di Perusahaan Anda?
Hubungi ACT Consulting – Partner In Culture Transformation
+62 813-8249-1165

Sebuah perusahaan pastinya menginginkan setiap karyawan menjadi agen perubahan di divisinya masing-masing. Tujuannya untuk pengembangan perusahaan ke arah yang lebih baik. Misalnya seperti, Training Pembekalan Agen Perubahan 2017 yang digelar pada 3-4 April 2017 lalu.
Training batch 1 yang diadakan oleh PT Indonesia Power ini bekerja sama dengan consultant management terbaik di Indonesia, ACT Consulting. Consultant management yang unggul dalam membangun budaya kerja dalam sebuah perusahaan.
Training yang diadakan di Ruang Ratna, Hotel Puri Denpasar, Jakarta ini memiliki dua tujuan. Pertama, terkait peran agen perubahan dalam lingkup internal perusahaan. Kedua, untuk mengukuhkan komitmen setiap karyawan dan menjaga semangat para agen perubahan.
Untuk mewujudkan tujuan itu, dua trainer unggulan ACT Consulting, Rendy Yusran dan Tiko Setiatmoko dihadirkan mengisi training. Keduanya sukses menyajikan materi yang mampu memotivasi para peserta yang hadir.
Ini terbukti dari sejumlah peserta yang mengaku banyak mendapatkan manfaat. Peserta merasakan suasana dan dampak yang berbeda dari training-training lain di luar sana.
“Banyak manfaat yang saya dapatkan. Setelah mengikuti training agen perubahan ini. Saya jadi lebih bersemangat mengaplikasikan materi training di divisi saya segera,” ujar Aswandi, karyawan PT Indonesia Power.
Hal serupa juga disampaikan M. Arif Alam yang mengatakan akan mengubah sikap dan sudut pandangnya, agar bisa bekerja dan berkontribusi lebih baik untuk perusahaan. Dia tampak bersemangat, usai mengikuti training dua hari tersebut.
Sekadar informasi, PT Indonesia Power, adalah perusahaan grup PLN yang menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik. PTIndonesia Power mempunyai visi menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan. Adapun misinya adalah menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait, yang bersahabat dengan lingkungan.