Skip to main content

Memimpin Seperti Berlayar, Filosofi Takeshi Uchiyamada dalam Memimpin Toyota

By March 6, 2019April 30th, 2019Article
Takeshi Uchiyamada, chairman Toyota

Setelah lulus dari Nagoya University di Jurusan Fisika, Takeshi langsung diterima di Toyota. Ia bekerja selama 44 tahun sebelum akhirnya menjadi CEO di tahun 2013, setelah melakukan banyak inovasi di Toyota, diantaranya dengan mengembangkan mobil Hybrid yang disebut Toyota Prius.

Takeshi menyebutkan bahwa ia memiliki passion diluar bekerja, yaitu dalam berlayar dengan kapal layar. Ia telah melakukan hobby-nya ini selama 40 tahun bersama sekelompok kawannya.

Dalam berlayar, kita harus mengetahui tentang arus dan ombak yang terus berubah, serta kemunculan angin dari arah berlawanan. Demikian penuturan Takeshi dalam pidatonya di Forum The Economic Club di Washington DC.

Takeshi juga menjelaskan bahwa dalam berlayar, akan muncul bahaya nyata yang benar-benar di depan mata. Dalam menghadapi berbagai bahaya tersebut, kita harus yakin bahwa kita bisa memulihkan keadaan setelah tiap bencana yang hadir. Serta harus mengecilkan ego diri dan berserah menjadi bagian dalam kerjasama tim untuk dapat bertahan. Itulah jiwa dari berlayar, demikian penuturan Takeshi.

Beragam esensi dalam berlayar ini, diakui Takeshi sebagai hal yang ia sukai. Serta ia rasakan sebagai hal yang juga harus dihadapinya dalam memenej penjualan, inovasi dan produksi dalam sebuah perusahaan otomotif global yang dipimpinnya.

Ia mengaku bahwa sejumlah hal yang terjadi dalam perjalanan bisnis Toyota, berjalan seperti momen-momen turbulensi yang cukup berat. Beragam krisis harus dihadapi Toyota seperti krisis finansial di tahun 2007-2008, krisis recall di tahun 2010 (karena defect dalam penciptaan produksi di salah satu merk produknya), serta gempa bumi dan tsunami besar yang menimpa Jepang dan menyebabkan disrupsi jalur supply chain global dari Toyota di tahun 2011.

Namun, Takeshi menyebutkan bahwa Toyota berhasil berlayar melalui berbagai kesulitan tersebut dan terus berjuang memberikan yang terbaik dengan prinsip continous improvement ala Jepang yaitu dengan prinsip Kaizen.

Turbulensi yang dihadapi sekarang, menurut Takeshi, berbeda. Pertama, ada turbulensi teknologi, yaitu mengenai sistem teknologi apa yang harus ada dan dimiliki oleh mobil pada masa kini. Seperti proses yang harus dilaluinya saat penciptaan Prius untuk abad 21.

Saat itu, ia harus memecahkan masalah apa yang dialami dalam penciptaan Prius yang tidak dapat bergerak seinchi pun dengan desain mobil dan mesin baru yang diciptakan timnya. Selama 49 hari, ia tidak bisa tidur. Sampai akhirnya mereka menemukan inti masalahnya dan berhasil memecahkannya. Baru saat akhir tahun menjelang, mobil tersebut dapat mulai berjalan sejauh 500 meter. Itu bukan sebuah hasil yang diharapkan, namun menjadi luar biasa dibanding dengan semua hal yang harus dilalui sebelumnya.

Kami tidak menyerah, kami terus bekerja keras untuk menghadirkan solusi, hingga akhirnya kami berhasil. Demikian kata Takeshi. Ia menaruh keyakinan dan harapan yang besar dalam kemampuan timnya untuk berinovasi dan memberikan solusi. Hal ini serta merta membuahkan hasil yang diharapkan hingga akhirnya di penghujung Desember 1997, Prius dapat diluncurkan.

Takeshi mengatakan bahwa ia dan timnya kemudian mengambil intisari dari masalah-masalah yang ia temukan dan ia pelajari dalam penciptaan Prius ini, pada sejumlah prototipe mobil-mobil lain yang kemudian diciptakan Toyota. Hingga akhirnya Prius mencapai penjualan sejumlah 3 juta kendaraan di seluruh dunia, pada bulan Juni di tahun 2014.

Banyak pihak dan kompetitor yang mengakui, dan kemudian menjadikan mobil ciptaannya sebagai acuan untuk prototipe kendaraan masa depan. Tipe mobil hybrid dan mobil listrik yang akan banyak diproduksi oleh banyak perusahaan otomotif di dunia.

Dengan filosofi kerja keras dan kesempurnaan di semua lini produksi yang dimiliki oleh sistem Toyota Production System atau The Toyota Way, kisah perjalanan bisnis Toyota tampak masih akan terbentang jauh ke depan.

Filosofi berlayar yang dimiliki oleh Takeshi Uchiyamada dalam menahkodai Toyota juga bisa kita tiru. Prinsip menghargai setiap orang dalam kerjasama tim yang kokoh juga dapat kita tiru. Kebahagiaan dalam menikmati pekerjaan sebagai panggilan hidup dan melakukan habit inovasi sebagai hobby juga sebuah hal yang bisa kita adopsi dari tangguhnya tim Prius dalam memperjuangkan mimpi mereka. Bagaimana dengan Anda?

Kita dapat belajar mengenai cara Takeshi memimpin dalam program Transformational Leadership, dan dapat menguasai beragam skill inovasi dalam program Business Innovation dari ACT Consulting.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?