Skip to main content

Kisah Pendiri Softbank Masayoshi Son, yang membawanya menjadi Orang Terkaya di Jepang

By March 6, 2019April 30th, 2019Article
Billionaire Masayoshi Son, chairman and chief executive officer of SoftBank Group Corp., speaks at SoftBank World 2015 in Tokyo, Japan, on Thursday, July 30, 2015. SoftBank said they will take pre-orders for an enterprise model of its Pepper robot in Japan from Oct. 1 for 55,000 yen a month. Photographer: Kiyoshi Ota/Bloomberg *** Local Caption *** Masayoshi Son

Bila anda mengikuti kisah besarnya Tokopedia di Indonesia, anda mungkin membaca mengenai salah satu perusahaan besar dunia yang berinvestasi di platform e-commerce berwarna hijau ini. Ya, investasi dari Softbank, adalah salah satu yang membuat Tokopedia menjadi unicorn.

Konon jauh sebelum berinvestasi di startup Indonesia, Masayoshi telah terlebih dulu berinvestasi di Yahoo, di saat perusahaan ini masih memiliki karyawan 30 orang, di tahun 1995.

Masayoshi juga yang berinvestasi sebesar dua puluh juta US dollar di Alibaba, disaat perusahaan itu bahkan belum memiliki keuntungan sama sekali, di tahun 1999. Keuntungan Softbank meningkat 4500% dengan melambungnya harga saham Alibaba saat pertama melantai di bursa, yaitu dari 20 juta dollar investasinya, Alibaba menjadi bernilai 90 juta dollar amerika.

Pandangan Inovatif Futurist adalah pandangan yang dimiliki oleh Masayoshi dalam berinvestasi. Saat berkuliah, ia mengambil dua jurusan sekaligus yaitu Ilmu Komputer dan Ekonomi. Saat masih berkuliah, ia pernah bertanya pada kawannya, pekerjaan apa yang bisa mendatangkan uang 10 ribu dollar per bulan dengan hanya bekerja lima menit sehari. Kawan-kawannya tertawa dan meledeknya. Namun Masayoshi tidak surut.

Tak lama kemudian, Masayoshi menemukan sebuah kesimpulan bahwa ia akan dapat memiliki banyak uang dengan menciptakan sebuah inovasi, yang dengan itu ia bisa menjual hak cipta atau mendapatkan royalti darinya.

Dengan kebiasaannya untuk berfokus 5 menit sehari untuk menemukan ide brilyan apa yang bisa membuatnya kaya, Masayoshi akhirnya menemukan ide untuk menciptakan mesin penerjemah elektronik. Ia kemudian menciptakan mesin penerjemah elektronik dengan kemampuan ilmu komputer yang dimilikinya.

Mesin penerjemah elektronik buatannya itu kemudian dibeli oleh perusahaan elektronik besar, Sharp, dengan harga 1,7 juta dollar amerika. Tak lama, ia kemudian membuat satu lagi inovasi dan mendapatkan pembelian hak cipta sebesar 1,5 juta dollar amerika. Sehingga saat ia lulus, ia telah memiliki uang sebesar 3,2 juta dollar. Teman-teman yang dahulu menertawainya kini hanya bisa terdiam.

Pandangan luas yang dimiliki oleh Masayoshi datang dari rasa ingin tahunya yang sangat besar. Masayoshi muda, sangat suka membaca. Pada usia 16 tahun, ia membaca kisah hidup CEO Mc Donald di Jepang saat itu. Dari situlah ia kemudian menelepon ke perusahaan tersebut untuk dapat bertemu sang CEO.

Setelah 60 kali menelepon jarak jauh, Masayoshi muda merasa bahwa ia harus datang ke Tokyo. Karena biaya telepon jarak jauh yang dihabiskannya lama kelamaan lebih besar dari harga tiket pesawat ke Tokyo.

Akhirnya di saat ia bisa mendatangi kantor pusat Mc Donald di Tokyo saat itu, ia bersikeras untuk dapat menemui sang CEO. Ia berjanji untuk tidak akan mengganggu. Ia mengatakan ia hanya ingin menatap orang yang dikaguminya itu, karena ia benar-benar menyukai kisah dalam buku yang ditulis sang CEO.

Usaha kerasnya pun berbuah manis. Masayoshi diberi kesempatan untuk bertemu dan berbincang dengan sang CEO. Pada kesempatan selama 15 menit itu, Masayoshi mengajukan pertanyaan; bidang apa yang harus ia pelajari, yang akan berkembang dengan pesat di masa depan. sang CEO mengatakan; Komputer! Itulah yang akan berkembang dengan sangat-sangat baik di masa depan. Teknologi komputer akan berkembang ke seluruh dunia. Saat itu di tahun 1973, Masayoshi membulatkan tekad untuk belajar ilmu komputer.

Masayoshi pun kemudian pergi ke Amerika di tahun itu juga. Ia pindah belajar ke California dan menamatkan SMA selama 3 minggu dengan mengambil ujian kelulusan di Serramonte High. Singkat cerita, setelah lulus kuliah, Masayoshi kembali ke Jepang.

Kisah bisnis Masayoshi pun kemudian dimulai dengan mendirikan Softbank. Softbank bermula sebagai sebuah perusahaan yang berkonsentrasi untuk menjual berbagai software hasil temuan banyak inovator dari seluruh penjuru dunia. Perusahaan ini dengan cepat menjadi besar. Tak lama, Softbank kemudian mulai membesarkan fokusnya untuk menjadi perusahaan yang melakukan investasi di berbagai perusahaan teknologi di seluruh dunia.

Singkat cerita, dengan kejelian Softbank yang dapat melihat peluang besar di balik sejumlah bisnis start up seperti Yahoo di tahun 1995 dan Alibaba di tahun 1999, Softbank menjadi besar dan kaya dengan sangat cepat. Hingga pada satu titik, Masayoshi Son pernah mengalahkan jumlah valuasi yang dimiliki oleh Bill Gates, pendiri Microsoft yang menjadi orang terkaya di dunia pada saat itu.

Di tahun 2016, investasi yang sangat besar juga dilakukan oleh Softbank, yaitu dengan membeli perusahaan perancang mikrochip (semi konduktor) yaitu ARM. Investasi ini kemudian menjadi investasi terbesar yang dilakukan di sebuah perusahaan di Eropa.

Hal yang mendasari investasi ini adalah keyakinan Masayoshi bahwa ARM memiliki 99% hak paten dari semua mikrochip yang ada di dunia. Sementara, ia yakin bahwa semua hal di planet bumi pada akhirnya akan menggunakan mikrochip. Karena itu ia memiliki keyakinan bahwa ARM akan menjadi lebih besar daripada Google.

Masayoshi bisa memiliki pertimbangan yang matang dalam berinvestasi karena ia memiliki latar belakang ilmu di bidang Ekonomi dan di bidang ilmu komputer. Sehingga ia mengetahui dengan pasti, peluang yang ada di balik setiap investasi yang akan ia lakukan.

Saat ia melihat Alibaba misalnya, ia melihat ada kesalahan dalam model bisnis yang dilakukan oleh Jack Ma. Namun ia melihat bagaimana Ma mampu mengumpulkan puluhan orang untuk bekerja padanya, dalam keadaan perusahaan yang belum memiliki keuntungan. Disitu ia melihat kepemimpinan dan bakat wirausaha yang penuh kerja keras dan dedikasi yang diberikan Ma di Alibaba. Masayoshi bukan hanya menjadi penanam modal, ia pun mengendalikan perusahaan dengan saham yang dimilikinya. Ia lalu membantu Ma menemukan model bisnis yang tepat untuk diaplikasikan di Alibaba, yang bisa membuatnya kemudian menjadi besar seperti sekarang.

Hal yang sama, dilakukan juga oleh Masayoshi di ARM. Ia melihat besarnya kompetensi yang dimiliki oleh perusahan ini. Ia juga melihat peluang di balik kemampuan khusus dan unik yang dimiliki ARM, hanya saja, ia kembali melihat adanya manajemen dan bisnis model yang salah yang dilakukan oleh ARM, yang ingin ia perbaiki dengan investasinya.

Pandangan untuk menurunkan ilmu dan mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke perusahaan dimana ia berinvestasi, adalah kehebatan milik para investor besar kelas dunia. Sama seperti kisah Masayoshi Son, Warren Buffet juga melakukan hal yang sama di perusahaan-perusahaan yang ia beli. Bagaimana dengan Anda?

Bila anda ingin agar perusahaan Anda memiliki kemampuan Inovatif Futurist seperti yang dimiliki oleh Masayoshi Son, anda dapat mengikuti program Business Innovation dari ACT Consulting. Untuk membuat karyawan anda menjadi luwes dalam melakukan strategi bisnis, Anda dapat mengikutkan mereka di program Corporate Strategy Intelligence.

Untuk mengetahui bagaimana cara menjadi kaya seperti Masayoshi Son, ESQ kini memiliki training yang mampu membuat Anda memiliki skill pengelolaan keuangan dan keterampilan investasi. Training ini bernama The Billionare Mind. Tidak hanya menyasar orang dewasa, Training Billionaire Mind juga diberikan untuk Kids dan Teens. Anda bisa mendaftar disini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk keterampilan keuangan dan investasi di diri para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?