Skip to main content

Henry Chan Pendiri Shopback Melakukan Investasi Terbesar Pada Karyawan

By July 4, 2019Article

Henry-Chan-Pendiri-Shopback-Melakukan-Investasi-Terbesar-Pada-KaryawanSebelum Henry Chan mendirikan ShopBack, ia telah mendirikan dua startup yang tidak berhasil mencapai kesuksesan. Sebelumnya, ia bekerja di Amerika Serikat selepas kuliah. Pada saat itu ia telah belajar untuk melakukan investasi pada saham. Sektor saham yang membuatnya tertarik adalah saham perusahaan IT dan Telco. Namun disitu ia malah merasakan bahwa ia tidak melakukannya dengan benar.

Apa yang sebenarnya terjadi? Henry suatu hari melakukan pembelian saham seharga ribuan dollar dari tabungannya, pada saat suatu startup melakukan IPO (initial public offering) di hari pertamanya. Namun apa yang terjadi kemudian? Saham tersebut ternyata harganya terus turun hingga ia tidak bisa tidur. Sehari berlalu dan malam datang, ia tidak tidur terus melototi layar pergerakan harga saham sambil terus berharap terjadi kenaikan grafik harga di saham yang ia baru saja beli.

Untungnya, Henry Chan masih beruntung. Setelah tak tidur semalam, ia menemukan bahwa harga saham yang ia telah beli kembali naik mendekati harga belinya. Ia lalu langsung menjualnya. Di saat itu Henry mengalami kerugian sebesar 2% hingga 3%. Namun, itu cukup menjadi pelajaran baginya. Katanya. Saat itu ia menyadari bahwa apa yang dilakukannya berasal dari terbawa trend atau hype. Tanpa ia benar-benar mengetahui sektor usaha dan apa persisnya yang dilakukan oleh perusahaan tersebut secara detail.

Momen itu dianggapnya sebagai momen investasi terburuk yang dialaminya. Setelah itu, Henry makin berhati-hati dalam melakukan pembelian saham. Kini, ia selalu lebih dahulu melakukan analisa fundamental sebelum membeli saham. Berkat dorongannya untuk mau banyak belajar dan menunda nafsu pembelian saham, ia bisa melakukan analisa dengan lebih baik, dan kebanyakan dari langkah pembeliannya yang berikutnya, terbukti tepat dan menghasilkan sukses.

Saat ia ditanya tentang investasinya yang terbaik, Henry menjawab; Shopback! Perusahaan ketiga yang ia dirikan tersebut bermula dari tabungan $30.000 dollar miliknya, dan dalam waktu setahun berlipat ganda dan mampu meraih valuasi perusahaan hingga $1,4 juta dollar. Bukan dengan mudah, namun dengan perjuangan dan kerasnya kerja serta dorongan untuk terus melakukan ekspansi besar.

Ya. Shopback dalam waktu singkat melakukan ekspansi hingga ke lima negara Asia pada awal pendiriannya. Mereka memang mentargetkan untuk membidik pasar regional sejak awal memulai. Usaha yang dibuat dari sebuah ide yang didapat saat berdiskusi di mobil dalam perjalanan pulang kerja ini terbukti menjadi salah satu platform yang amat disukai oleh konsumennya.

Bergabungnya berbagai merchant besar juga sebuah hasil perjuangan yang tidak mudah. Di awal-awal, shopback malah menghadapi subscriber  yang tidak melakukan registrasi. Baru setelah sejumlah bulan pertama, mereka bisa melakukan pembayaran gaji secara normal.

Bermula di bulan Agustus tahun 2014, pendiri shopback harus menanggung pahitnya menjadi seorang pebisnis. Jumlah karyawan mereka saat itu baru 6 orang. Namun ShopBack kini telah berekspansi ke 7 negara, termasuk diantaranya Singapura, Australia, Taiwan, Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Thailand, dengan memiliki perusahaan terdaftar di tiap negara tersebut.

Apa rahasia suksesnya? Belajar dari sejumlah investasi yang dilakukannya sejak masih di usia dewasa muda, Henry Chan mengambil keputusan. Sebaik apapun portofolio investasi yang dimilikinya, ia hanya dapat untung sejumlah 20%-30% kenaikan saja per tahunnya dari beragam saham miliknya. Hingga ia memutuskan untuk menjadi seorang pebisnis dengan bekal keahlian dan pengalaman yang dimilikinya tersebut.

Rahasia sukses Chan dikemukakan dalam wawancaranya dengan sebuah situs finansial. Ia mengatakan bahwa dalam memiliki bisnis sendiri, investasi dengan imbal hasil terbaik adalah dalam hal pengembangan karyawan. Shopback mengirim sejumlah karyawan mereka untuk belajar langsung di Seattle, pusat pengembangan berbagai bisnis start up dunia.

Disana, selain karyawannya belajar tentang IT, mereka juga menemukan suasana yang membuat mental dan sikap kerjanya berkembang. Perubahan yang terjadi itu, menjadi fondasi yang baik bagi pengembangan bisnis selanjutnya. Dari situlah akhirnya Shopback mendapatkan energi dan kemampuan solid untuk melakukan pengembangan infrastruktur dan berani berekspansi ke banyak negara, walau di usia bisnis yang masih amat sangat muda.

Untuk mempelajari cara melakukan inovasi dan perkembangan bisnis, dapat mempeljari manajemen  inovasi bisnis, klik disini. Untuk memiliki kemampuan mendesain bisnis mandiri, anda juga bisa klik disini.

Bila memiliki kesulitan atau masalah di beberapa sisi seperti budaya dan penerapan disiplin pencapaian target. Bila itu masalahnya, bagi para Leaders di Organisasi Anda, dapat mengikuti program  Transformational Leadership dari ACT Consulting dengan klik di link ini.

Untuk melakukan perkembangan di organisasi dan korporasi Anda, Anda dapat mempelajari cara membangun budaya perusahaan dengan klik disini. Anda juga dapat mempelajari cara menciptakan strategi yang tepat untuk perusahaan dengan klik disini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?