Skip to main content

Tips Untuk Meningkatkan Produktivitas Bekerja di Bulan Ramadhan (14)

By May 28, 2019Article

Selamat Pagi Sahabat, bagaimana keadaan Anda hari ini? Kami harap kita semua selalu dalam lindungan dan RidhaNya. Di hari Ramadhan ke dua puluh tiga ini, kami harap telah terjadi sejumlah peningkatan yang signifikan dalam usaha Anda untuk mencapai target Ramadhan. Apakah perbaikan dan peningkatan itu terjadi dalam hal ibadah, maupun dalam hal profesional untuk keberhasilan berkelanjutan dalam kehidupan kita semua.

Mungkin Anda masih merasa belum optimal, tapi cobalah hargai perubahan kecil sekalipun, dengan rasa syukur. Karena dengan rasa syukur, Anda dan kita semua akan lebih mudah untuk meningkatkan perbaikan dan perubahan diri untuk mencapai arahan yang lebih baik lagi ke depannya. Salam Transformasi Performa dari ACT Consulting. Mari kita ikuti Tips Produktivitas Ramadhan untuk hari ini.

#Tips 14: Membangun Kepedulian Dalam Kerangka Profesional

Di dunia kerja, ada pepatah bahwa kita bisa mencintai orang lain tanpa memimpin orang tersebut. Tapi, kita tak bisa memimpin orang, tanpa mencintai mereka. Secara professional, hal ini terbukti sebagai suatu hal yang berlaku secara umum.

Bila kita tidak memiliki kepedulian atau rasa sayang pada orang yang bekerja membantu kita, maka akan ada halangan dan ganjalan saat kita bekerja bersamanya. Bisa saja, ganjalan yang terasa itu membuat kita berpikir tidak obyektif dan membuat kita berlaku tidak adil.

Ketidak adilan ini bisa terjadi karena kita lebih menyukai seorang karyawan dibanding yang lain. Sehingga ada orang yang kita perlakukan lebih, sementara karyawan lainnya tidak mendapatkan perlakuan sejenis. Mungkin hal ini dirasakan biasa, namun sebenarnya hal ini akan menimbulkan kecemburuan sosial, dan rasa ketidakadilan akan merebak dan menyeruak.

Baru setelah seorang pemimpin berubah dari sikap tidak adil menjadi adil, maka keadaan di tempat yang dipimpinnya akan membaik. Itulah yang menjadi alasan mengapa bersikap peduli itu harus. Karena kepedulian akan membuat kita bersikap adil pada semua orang.

Di bulan puasa ini, rasa kepedulian kita ditingkatkan terus menerus. Dari yang tadinya kita egois, hanya memikirkan diri sendiri. Kita di bulan ini harus mengalami rasa lapar dan haus sepanjang hari. Hal ini membuat kita jadi lebih peka pada keadaan orang-orang di sekitar kita. Mereka yang telah membantu kita selama ini.

Contohnya seperti tukang parkir, satpam, office boy atau office girl, serta cleaning service yang setiap hari membantu dan menjaga agar keadaan lingkungan kita selalu baik, aman, bersih dan wangi. Tanpa kehadiran mereka, pasti kesibukan yang ada membuat keadaan menjadi tidak terjaga. Karena itu, peran mereka amatlah penting.

Bila kita dulu di bulan selain puasa hanya memikirkan “makan apa saya nanti siang”, maka di bulan puasa ini kita bisa meningkatkan kepeduliaan pada mereka dengan bertanya, “apakah mba/mas sudah makan pagi ini?” lalu memberikan mereka uang yang cukup untuk membeli makanan bila ternyata mereka belum makan. Keadaan ekonomi yang sulit, bisa membuat mereka kehilangan kesempatan untuk menikmati hasil pekerjaan mereka sendiri. Seringkali karena harus membantu keluarga, adik, ibu, atau ayahnya.

Atau bisa saja hal yang sama dialami juga oleh kawan dekat kita. Kita baru tahu bahwa ternyata ia harus menanggung kegembiraan orangtuanya. Pada kawan yang seperti ini, kita harus banyak lebih peduli. Karena melalui tangan mereka, banyak orang yang bisa menikmati hidup dengan lebih baik. Sementara kita mungkin tanggungannya masih sedikit.

Banyak diantara kita yang beruntung, karena tidak memiliki hutang. Tidak ada kewajiban cicilan, dan tidak ada beban untuk membayar uang sekolah. Allah SWT menurunkan aturan untuk mewujudkan kepedulian tersebut dengan mekanisme zakat. Ada zakat fitrah dan zakat mal. Maka di bulan ini, kita pun diwajibkan untuk membayar zakat. Dengan zakat, tercipta suatu kolaborasi sosial. Yang kekurangan mendapatkan bantuan, dan yang berlebih menyalurkan bantuan ke beberapa tempat.

Selain berzakat, kita juga bisa memberikan infaq dan shadaqah kita, dimana pun kita inginkan. Itulah salah satu hikmah dari ibadah puasa di bulan ramadhan yang dapat meningkatkan ketakwaan kita, dan memutar roda perekonomian umat. Dengan menolong satu orang, bisa jadi kita menolong satu keluarga. Walau sekecil apapun pertolongan tersebut.

Untuk itu, teruskanlah kepedulian yang dibangun di bulan ini, hingga ke bulan-bulan lainnya. Dengan cara ini, kita membantu mengaktifkan roda kolaborasi sosial ekonomi umat. Kita turut berperan dalam menghidupkan perekonomian yang tandus hingga menjadi subur dan kembali menghidupkan.

Efek dari kepedulian ini secara professional, akan terlihat dampaknya. Cara kita berperilaku akan menjadi lebih peka dan peduli. Kata-kata yang kita pilih akan lebih baik dan bermakna. Kita pun akan selalu berorientasi kerja yang optimal, karena bila pekerjaan kita baik dan berhasil, akan lebih banyak orang yang bisa kita tolong dan bantu. Akan lebih banyak jalur-jalur bantuan yang bisa kita salurkan.

Berkaitan dengan performa kerja, semangat kerja yang meningkat karena semangat sosial untuk meningkatkan ekonomi umat ini, akan membuat kita menjadi lebih rajin. Lebih jujur, lebih peduli, dan lebih bertanggung jawab. Kepedulian juga bisa membuat kita lebih visioner, lebih disiplin, lebih baik dalam bekerjasama, dan lebih adil.

Semoga bentukan kepedulian yang terasah selama di bulan Ramadhan ini dapat berkembang terus di bulan-bulan lainnya. Agar kinerja dan performa prestasi kita terus meningkat. Salam Transformasi Performa dari ACT Consulting. Ikuti terus tips-tips selanjutnya dari kami di website actconsulting.co.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?