Skip to main content

Tips Menghadapi Karyawan Bermasalah: Menghadapi Karyawan Pembully

By May 28, 2019Article

Salah satu hal yang berat yang harus dilakukan saat kita bekerja adalah saat menghadapi rekan kerja yang memiliki masalah. Masalah itu bisa berasal dari diri mereka sendiri, atau dapat berasal dari luar pekerjaan. Sebagai seorang rekan kerja, kita bisa memilih untuk tidak mempedulikan masalah mereka. Tapi bisa jadi itu membuat diri kita terpengaruh dan terganggu bukan? Untuk itu, ada sejumlah hal yang dapat kita lakukan, untuk membantu diri kita dengan membantu rekan kita  yang bermasalah.

#4. Menghadapi Karyawan Pembully

Bullying dapat terjadi di lingkungan kantor. Tidak hanya di lingkungan dunia pendidikan. Bedanya, mereka yang mengalami bullying di lingkungan sekolah biasanya masih dalam bentuk kepribadian yang rapuh dan belum dewasa. Sementara, di lingkungan kantor, semua karyawan telah  mencapai usia dewasa, dan telah mencapai jenjang pendidikan yang penuh.

Banyak dari karyawan yang tidak tahan menghadapi bullying, kemudian dicap sebagai lemah. Hal ini karena di sejumlah tempat bekerja, ada slogan atau motto bahwa “harus tahan terhadap tekanan”. Padahal, tekanan dalam pekerjaan seharusnya bukan berasal dari kawan atau rekan kerja. Tapi dari beratnya tanggung jawab pekerjaan itu sendiri.

Dengan sendirinya, karyawan yang melakukan bullying akan membuat suasana kantor menjadi tidak menyenangkan. Hal ini karena beban pekerjaan sendiri sudah sangat banyak dan tanggung jawab yang harus di emban, tidak mudah dan tidak ringan. Melakukan bullying, akan menambah beban yang tidak diperlukan pada semua hal itu. Untuk itu, karyawan yang melakukan bullying perlu ditangani.

Seringkali, bullying dilakukan pada topic yang ada diluar dari pekerjaan. kebanyakan bullying menyangkut masalah pribadi seseorang. Misalnya, status sudah menikah atau  belum. Status sudah punya anak atau belum. Status sudah punya kendaraan atau belum. Serta hal lain yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Bullying seperti ini menambah tekanan sosial ke dalam pekerjaan di kantor.

Bullying pun bisa dilakukan dalam bentuk yang jelas-jelas menganggu. Seperti meminta-minta uang dari karyawan, atau menjelekkan seseorang di depan karyawan yang lain. Para pengganggu ketentraman bekerja seperti ini, perlu dihadapi dengan taktik. Karena bukan tidak mungkin, orang tersebut akan melemparkan kesalahan pada diri kita. Karena para pembully biasanya ahli dalam memutar balikkan fakta dan membuat orang lain tertekan sebagai hasil dari kata-kata yang diutarakannya. 

Pembully biasanya melakukan shaming, di lingkungan pekerjaan. Bisa berupa body shaming, economy shaming, parenting shaming, atau hal-hal yang lain. Hal yang sebenarnya tidak pantas dilakukan di dalam lingkungan pekerjaan. Hal yang membuat suasana pekerjaan menjadi tidak menyenangkan dan tidak kondusif untuk berkarya produktif. Padahal, muaranya bisa jadi berawal dari rasa iri atau perasaan tidak mau tersaingi, atau tidak mau kalah. Seorang pembully biasa menempatkan dirinya dalam posisi yang lebih tinggi daripada orang lain, dan menjatuhkan mental orang lain sebagai sebuah kebiasaan.

Para pembully juga biasanya lebih itu. Mereka bisa saja bekerjasama dengan orang lain dan menciptakan permusuhan di lingkungan kantor. Mereka bisa saja melakukan sabotase pada karir orang yang tidak disukai di lingkungan pekerjaan tersebut. Sehingga orang yang dibully menjadi makin terpuruk dan jatuh karena hasil kerjanya dirusak dan reputasinya dihancurkan.

Padahal tanpa ia sadari, banyak orang yang mengetahui kejahatannya tersebut, dan dapat melaporkannya ke bagian HRD atau ke atasannya kapan saja. Bila Anda merasa prihatin atas bullying yang diterima oleh seorang rekan di kantor, anda bisa melakukan langkah-langkah di bawah ini. Langkah-langkah ini perlu dilakukan secara cermat, agar karir Anda sendiri tidak terancam, dan keadaan sosial di lingkungan pekerjaan tetap tentram. Jadi bukan dengan cara konfrontasi langsung ya.

Bagaimana cara untuk menghadapi Pembully di Kantor Anda? Berikut ini cara untuk menghadapinya;

  1. Diskusikan dengan kawan-kawan yang merasa tertekan akibat perilaku bullying tersebut
  2. Tanyakan apakah banyak orang yang menerima bullying, atau hanya orang tertentu saja?
  3. Klarifikasi pada korban bullying, apa yang ia rasakan, dan apa yang ia inginkan untuk keluar dari masalah bullying yang diterimanya tersebut.
  4. Tanyakan, apa saja hal yang ia rasakan dan alami, selain serangan verbal. Apakah ada perilaku non verbal yang dialamatkan padanya? Apakah ada upaya sabotase pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang tertentu di lingkungan tersebut pada si korban?
  5. Kumpulkan semua bukti dari hasil pembicaraan Anda tersebut, pada bagian HRD. Diskusikan dengan bagian HRD/HC/SDM/People Service, mengenai perilaku bullying yang dialami oleh salah seorang karyawan atau lebih tersebut.
  6. Bagian HRD biasanya akan menampung masalah tersebut dan meluangkan waktu untuk meneliti fakta dan melakukan perumusan langkah apa yang harus dilakukan.
  7. Langkah pertama yang biasanya diambil oleh bagian HRD adalah menyampaikan masalah tersebut pada atasan dari pelaku bullying tersebut. Hal ini agar sang atasan dapat melakukan pendekatan pada si pelaku, mengenai keluhan yang dirasakan orang-orang karena perilaku bawahannya.
  8. Bila bullying terus dilakukan, bagian HRD bisa saja memberikan teguran. Setelah teguran tidak berhasil, baru akan dilakukan peringatan.
  9. Bila sudah sampai pada tahap peringatan dan bullying tetap dilakukan, pelaku bullying tersebut dapat saja menerima sanksi. Sanksi yang diberikan bisa bermacam-macam, tergantung dari keputusan atasan pelaku dan bagian HRD.

Bagaimana? Sekarang Anda sudah bisa melakukan sesuatu untuk membantu kawan yang mengalami bullying atau perundungan tersebut. Posisi Anda pun tetap tenang dan tidak terjadi konflik horizontal dengan sesama rekan di kantor.

Bila seorang pembully masih memiliki hati yang baik, ia bisa berubah dan memperbaiki dirinya setelah menerima teguran. Hal ini tentu sangat kita harapkan. Namun bila ia sampai harus menerima peringatan, hal tersebut sudah menjadi konsekuensi dari perilakunya. Kedewasaan seseorang memang tidak ditentukan oleh usia atau jabatan.

Bisa jadi seorang atasan pun melakukan hal yang serupa bullying tersebut. Hal ini sudah menjadi kepedulian dan keprihatinan bersama. Untuk itu, jangan sampai Anda pun melakukan hal yang sama ya. Semoga tempat pekerjaan Anda menjadi lebih tenteram setelah masalah bullying dapat ditangani. Salam Transformasi Performa dari ACT Consulting. Jangan ketinggalan tips-tips selanjutnya dengan mengikuti artikel yang kami sajikan di www.actconsulting.co.

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?