Skip to main content

R.A Kartini dan Srikandi PJT2 Sama-Sama Dipingit, Ini Perbedaannya Menurut Ary Ginanjar

By May 3, 2021News

JAKARTA – Direktur Keuangan dan SDM Perum Jasa Tirta II (PJT2) Haris Zulkarnain bersama Indriani selaku Direktur Pengembangan dan Usaha memberikan sambutan dalam Seminar yang bertajuk “Menjadi Wanita Tangguh dan Berakhlak di Masa Kini” pada Rabu (21/4/2021). Kegiatan ini hasil kerjasama antara ESQ Group dengan PJT2, tujuannya untuk memperingati Hari Kartini.

“Yang menjadi sumber mata air Indonesia berasal dari wanita yang ada di sini, terpancar dan bermanfaat bagi sekitar,” puji Haris.

Indriani mengutip untaian kalimat dari R.A Kartini dihadapan 125 orang, termasuk di dalamnya para Srikandi PJT2, Ary Ginanjar Agustian (President ESQ Group) bersama Nia Fiani (trainer ESQ).

“Tahukah engkau semboyanku? ‘AKU MAU!’. Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata ‘AKU TIDAK DAPAT!’ melenyapkan rasa berani. Kalimat ‘AKU MAU!’ membuat kita mudah mendaki puncak gunung.” RA Kartini (Habis Gelap Terbitlah Terang).

Ary mengapresiasi insan PJT2, khususnya para wanita PJT2, yang telah menggelar acara ini di bulan puasa serta mampu membentuk sebuah karakter yang sesuai dengan nilai AKHLAK.

“Biasanya di hari Kartini ada perlombaan kebaya, menyanyi. PJT2, adalah BUMN pertama yang memberikan training nilai AKHLAK melalui metode ESQ, membangun hati diri wanita di bulan puasa. Applause untuk PJT2, dalam membentuk karakter wanita.

Karena menurutnya, Kartini itu menjadi teladan bagi kaum wanita yang tangguh dalam mengambil hak-haknya sebagai wanita. Berjuang bertaruh demi emansipasi wanita.

Peserta yang mayoritas wanita itu mengiyakan. Suasananya sangat menenangkan ketika melihat ke layar zoom, dipenuhi dengan senyum merona para Srikandi serta nuansa background atau pakaian berwarna merah muda, mengindahkan indera penglihatan.

Kemudian, penulis ESQ Power itu sedikit berkisah tentang R.A Kartini dengan kata lain flashback.

“Kartini itu menikah di usia yang sangat muda sekali. Namun setelah menikah ia tidak bisa kemana-mana, hanya di rumah alias dipingit. Harapannya untuk sekolah dan menggapai cita-cita telah pupus, tapi ia pantang menyerah. Kartini membaca banyak sekali buku, terus belajar, sehingga ia menciptakan buku ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’.

Sama halnya dengan yang dialami kita sekarang yaitu dipingit oleh pandemic. Namun apakah kita harus bersedih, berputus asa dan lain-lain? Lihatlah apa yang telah dicontohkan R.A Kartini saat dipingit,” paparnya dengan gamblang.

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?