Skip to main content

Mengapa Peserta Training ESQ Menangis?

By May 7, 2019Article

Pernahkah anda dalam saat-saat tertentu di hidup anda, menangis, namun tak tahu kenapa? Ternyata, tangisan dibedakan oleh para ilmuwan, ke dalam dua bagian. Yang pertama yaitu menangis karena tertekan atau putus asa, dan yang kedua adalah menangis karena memperoleh pemahaman atas peristiwa tertentu.

Definisi diatas dikemukakan oleh Thomas J Scheff, Profesor Emeritus dalam bidang Sociology dari University of California di kota Santa Barbara. Scheff (1979) menyampaikan teori penyebab tangisan yang berlangsung saat seseorang menonton drama atau film. Dimana tangisan dipicu oleh peristiwa dramatis yang diciptakan dengan menggunakan konsep estetika.

Dalam drama, film atau dalam hal ini Training ESQ, peserta tengah mengambil jarak optimal dari emosi aversif (emosi buruk), sebagai cara untuk seseorang dapat mengalami penyembuhan emosional yang bersifat katarsis.

Dalam hal ini, kita bisa melihat bahwa drama atau film (yang diberikan salah satunya melalui Training ESQ yang bersifat katarsis) ini membantu penyembuhan emosional seseorang dari beratnya beban emosi terpendam yang dimilikinya.

Scheff (1979) menyampaikan bahwa tekanan emosional itu diperlukan, namun dalam derajat tertentu. Untuk kesehatan jiwa dalam keseharian, Scheff juga menyampaikan bahwa setiap orang memerlukan pelepasan emosi (emotional discharge) yang merupakan kunci dalam katarsis.

Apakah katarsis itu sebenarnya? Banyak pengertiannya, salah satunya bahwa katarsis adalah salah satu teknik untuk menyalurkan emosi yang terpendam, atau dengan kata lain adalah pelepasan kecemasan dan ketegangan yang ada didalam diri seseorang.

Mengapa banyak orang menangis dalam training ESQ? Dari teori Scheff diatas, telah jelas bahwa terjadi proses katarsis di dalam training ESQ dengan metode dramatika dan video multimedia. Peserta memperoleh pemahaman tentang penyebab berbagai peristiwa yang terjadi di dalam hidup mereka, melalui video, slide, musik, dan penuturan Trainer dengan metode penyampaian yang dramatis. Hingga akhirnya para peserta menangis saat emosinya memuncak (meraih emotional peak experience).

Scheff (1979) juga menyampaikan bahwa efek terapetik yang bersifat katarsis saat menangis melihat drama, film atau muatan drama dan film dalam suatu event lain (seperti dalam training ESQ) ini, melepaskan tekanan emosional dari dalam diri seseorang, secara perlahan dan tanpa mereka sadari.

Model psikoterapi melalui katarsis ini, menurut Scheff, melibatkan sejumlah gambar, musik, akting, kalimat, narasi, yang memancing naiknya tegangan emosi seseorang. Mengapa emosi kita naik saat melihat suatu adegan atau mendengar suatu musik dalam drama atau film ini? yaitu karena kita merasakan memori traumatis tersebut menjadi hidup kembali, dirasakan kembali, dalam drama atau penampilan teatrikal atau film yang kita saksikan.

Sumber: dikutip dari landasan teori dalam Disertasi Guan Soon Khoo (2012), dibahasakan kembali oleh Gina Al ilmi S.Psi

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?