Budaya organisasi singkatnya adalah tata cara atau adab yang benar untuk berperilaku dalam sebuah organisasi. Untuk menentukan apakah sudah benar atau sesuai ada indikator budaya organisasi yang menjadi tolak ukur.
Indikator-indikator tersebut kemudian dipakai untuk melakukan penilaian kinerja. Adapun indikator budaya organisasi itu sendiri poin-poinnya tidak paten. Indikator budaya organisasi menurut satu ahli dan lainnya bisa berbeda-beda karena pandangan yang berbeda.
Indikator-Indikator Budaya Organisasi Menurut Ahli
Ada 3 ahli yang pendapatnya mengenai budaya organisasi akan dibahas pada kesempatan kali ini, yaitu :
- Menurut Pandangan Stephen P. Robbins
Indikator budaya organisasi menurut Robbins ada 10 macam, mulai dari identitas hingga sistem, selengkapnya :
- Bagaimana pegawai mengidentifikasi dirinya
- Pekerjaan lebih ke kelompok
- Mempertimbangkan efek pada pegawai
- Unit kerja yang terkoordinasi
- Kontrol perilaku kerja
- Toleransi menghadapi resiko
- Orientasi hasil akhir
- Fokus pada penerimaan perubahan di masa depan (open minded)
- Pengaturan imbalan kepada pekerja
- Toleransi pada konflik
Pada indikator ini, bukan hanya hasil yang perusahaan peroleh saja. Akan tetapi, tertulis pula bagaimana perusahaan juga harus memperhatikan pegawai demi budaya organisasi yang sehat.
2. Menurut Fred Luthan
Organisational behaviour indicators menurut Fred Luthan ada 5 macam, masing-masing adalah :
- Observed behavioral regularities, aturan yang harus pekerja taati
- Norma
- Philosophy rule, pedoman organisasi yang harus anggota taati
- Organisation climate, cara anggota berinteraksi dengan sesama atau orang di luar organisasi
Poin-poin yang Luthan beberkan berbeda dengan apa yang Robbins kemukakan. Akan tetapi, keduanya sama-sama menekankan kepada bagaimana pekerja atau anggota organisasi bersikap.
3. Menurut Sulaksono Hari
Sulaksono hari mengemukakan ada 4 macam indikator budaya organisasi yang meliputi :
- Inovatif tapi tetap memperhitungkan resiko
- Berorientasi pada hasil akhir
- Orientasi utama pada kepentingan karyawan
- Berorientasi pada tugas yang diberikan
Poin-poin yang Sulaksono Hari sebutkan intinya tidak jauh berbeda dengan pendapat Robbin dan Luthan. Berorientasi pada hasil akhir, kemudian juga mementingkan karyawan serta bagaimana sikap anggota terhadap tugasnya.
Indikator tersebut apabila berhasil perusahaan atau organisasi penuhi maka bisa mencapai tujuan budaya organisasi. Tujuannya sendiri adalah untuk meningkatkan dan mengoptimalkan pencapaian visi dan misi organisasi.
Macam-macam indikator budaya menurut 3 ahli di atas secara poin ke poin memang terlihat berbeda. Akan tetapi, ketiga bila kita lihat seksama pada intinya memuat nilai yang sama. Jadi, silahkan pakai indikator budaya organisasi yang sesuai dengan organisasi Anda. Apabila butuh bantuan bisa menghubungi ACT Consulting untuk tahu penerapan budaya organisasi yang tepat.