Skip to main content

Ancaman Disrupsi Dari Makin Luasnya Penggunaan Drone

By February 4, 2020Article

Penggunaan suatu teknologi bisa berakibat positif atau negatif. Semua tergantung pada penggunanya. Kebanyakan hasil teknologi berupa alat atau sistem yang dapat dioptimalkan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, masalah yang ada adalah pada bagaimana cara kita untuk mengoptimalkan teknologi yang dimiliki tersebut. 

Penemuan pesawat terbang nir awak atau drone, disambut oleh banyak orang sebagai hal yang brilyan.  Dengan melakukan banyak penyesuaian, drone yang semula mirip mainan anak-anak, bisa melakukan banyak tugas. 

Dengan pemasangan kamera dan gps tracker misalnya, dan dengan optimalisasi fitur yang ada, drone ternyata dapat memiliki banyak kegunaan. Dengan optimalisasi bahan bakar yang digunakan, kemudian banyak tercipta drone yang dapat melakukan penerbangan jarak jauh. Drone kemudian dimodifikasi juga menjadi dapat membawa beban dengan muatan dan ukuran tertentu. Pihak militer bahkan menjadikan drone untuk berbagai fungsi strategis, pertahanan, bahkan untuk melakukan tindakan tertentu.  

Namun pengembangan drone lebih jauh ternyata dianggap dapat mendisrupsi sejumlah lahan pekerjaan. Pekerjaan pilot helikopter dan kameramen panorama misalnya, kini dapat digantikan dengan drone yang memiliki kamera. Untuk pengiriman barang (shipping) pun, drone kini dianggap lebih cepat karena bisa terbang melalui kemacetan, tidak seperti pengiriman via kendaraan darat. 

Sejak beberapa tahun ini, Drone pun kini dapat menjadi penolong menyelamatkan nyawa. Seperti yang telah dilakukan di pedesaan Rwanda. Drone digunakan untuk mengirimkan obat-obatan, kantung darah untuk operasi, dan keperluan lainnya. 

Semula, masalah kesehatan kritis amat ditakuti di Rwanda. Hal ini karena banyak perkampungan di negara tersebut yang belum memiliki infrastruktur yang mendukung dalam hal transportasi. Dahulu, pasien harus melalui perjalanan melewati kawasan yang sulit sebelum akhirnya bisa sampai di rumah sakit.

Di Rwanda dulu kala misalnya, banyak juga terjadi, para dokter harus mendatangi pasien di tempat-tempat terpencil untuk dapat menyembuhkan berbagai penyakit dengan diagnosa langsung. Saat dahulu, keterbatasan obat yang dimiliki oleh dokter keliling tersebut pun masih menjadi masalah.

Namun dengan bantuan drone tersebut, proses pengiriman obat bisa dilakukan tanpa harus mengandalkan kendaraan, dan dengan waktu yang sangat cepat. Para pasien di salah satu kota yang mengalami situasi kritis karena kekurangan jumlah pasokan kantong darah pun, kini bisa ditolong dengan bantuan peran drone. 

Sejumlah negara seperti Jepang pun menempatkan drone dalam pengembangan society 5.0. Melalui drone, banyak hal krusial yang dapat dikirimkan dengan lebih cepat dan aman. Sejumlah negara Asia pun banyak melakukan pengembangan usaha dengan bantuan pesawat terbang nir-awak ini. Singapura sebagai negara dengan ukuran luas wilayah yang kecil saja, memiliki sejumlah perusahaan jasa drone. 

Indonesia pun telah memiliki asosiasi pilot drone (APDI). Sejak tahun 2018 pun di kawasan Sentul, Bogor telah berdiri pabrik drone pertama di negeri ini. pembuatan pabrik ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal yang semula banyak melakukan ekspor drone dari Eropa dan China. 

Penggunaan teknologi terbaru, akan makin luas dilakukan di masyarakat. Sejumlah usaha yang berkaitan dengan pengiriman misalnya, dianggap akan terdisrupsi dengan keberadaan drone, bila tidak beradaptasi. 

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?