Skip to main content
Tag

Kesehatan

WIKA Periksa Kesehatannya di Laboratorium ACT Consulting

By News No Comments

 JAKARTA – Telah berlangsung Leader Alignment Session AKHLAK BUMN PT. Wijaya Karya Grup (WIKA) pada Selasa (22/6/2021) secara daring. Sesi dihadiri dan di buka oleh Agung Budi Waskito, selaku Direktur Utama beserta 70 BOD, BOD-1, BOD-2. Pada kesempatan ini WIKA berkolaborasi dengan ACT Consulting, dengan tujuan menanamkan, menjaga, menyuburkan nilai AKHLAK agar tetap tumbuh berkembang di lingkup WIKA, itu salah satunya.

Selanjutnya ACT Consulting yang dimotori oleh Ary Ginanjar Agustian (President of ACT Consulting) bersama tim bersedia menjadi dokter di laboratoriumnya untuk memeriksa kesehatan budaya kerja WIKA sejak core values AKHLAK digaungkan.

“Mohon ijin Pak Agung, bukan mau mengajari ikan hiu berenang. Namun untuk menjaga, menumbuhkembangkan AKHLAK biasanya kami mengecek kesehatan budaya kerja setiap BUMN beserta Anpernya di laboratorium kami, itu kuncinya.”

Ary yang berada di Studio lantai 23 Menara 165 itu membuka sesi tanya jawab untuk para pimpinan WIKA, agar terjadi interaktif di dalam pelatihan tersebut tapi dengan suasana yang nyaman dan santai.

“Gini Pak Ary, visi dan misi kami awalnya memang berbeda-beda tapi tujuannya sama. Kami saling mengimplementasikan nilai-nilai di perusahaan. Mungkin kami di kontruksi mempunyai budaya yang sedikit berbeda dengan penerbangan, misal adanya nilai excellence. Nah apa hubungannya dengan AKHLAK dari Menteri dengan budaya di masing-masing BUMN ini?” tanya Agung.

Ary menjawab dengan senyuman dan tepuk tangan, “Luar biasa pertanyaan yang sangat menukik. Jadi sejarah AKHLAK itu diambil dari core values yang sama tapi berbeda kata-katanya. Menteri BUMN sudah melakukan riset itu, kalau di WIKA misalnya excellence, tapi di yang lain adalah unggul. Jadi AKHLAK ini lahir dari WIKA itu sendiri, dikumpulkan dari situ diurai lagi menjadi pedoman perilaku. Tetapi di WIKA mempunyai penekanan yang berbeda itu adalah contoh perilaku gak apa-apa.”

“Saran saya setelah ini ada buku saku pedoman perilaku di WIKA. Sebagai ciri dari berdasarkan karakter DNA WIKA sendiri yang harus ditekankan, buku untuk penilaian-penilaian di lingkup WIKA. Contohnya seperti yang dimiliki BSI, saya dan tim membantu buatkan buku sakunya,” sambungnya.

Saat acara berlangsung, Ary Ginanjar ditemani oleh Bramanto Wibisono (trainer). Coach Bram membantu jalannya kegiatan kali ini. Ia menjelaskan secara detail tentang bagaimana caranya menanamkan AKHLAK di WIKA agar tidak mati dan bisa menumbuhkembangkan WIKA.

Kemudian dilanjutkan dengan sesi cara mengukur kesehatan budaya AKHLAK di lingkup BUMN dan Anpernya.

Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana perilaku AKHLAK diimplementasikan dalam budaya organisasi saat ini, mengetahui keselarasan antara nilai pribadi, nilai organisasi saat ini dan yang diharapkan, sebagai indikasi keterikatan dan kesesuaian arah transformasi, mengetahui indeks kesehatan budaya organisasi berdasarkan 5 (lima) analisa yang komprehensif, mengetahui aspirasi karyawan terhadap budaya saat ini maupun budaya organisasi ke depan, agar dapat lebih baik, mengetahui hal-hal yang perlu ditingkatkan baik yang jelas maupun tersembunyi (hidden issues).

“Perlu menjadi standard yang diilakukan oleh semua BUMN agar memiliki baseline dalam pembangunan budaya AKHLAK. Ibarat dokter yang akan melakukan tindakan pada pasien, ia memerlukan data-data yang diperlukan dari laboratorium,” ujarnya.

ACT Consulting membantu Kementerian BUMN menyusun panduan perilaku dan sekaligus melakukan assesmentnya, telah kembali meng-update  hasil kajiannya  selama satu semester sejak AKHLAK diluncurkan pada Juli 2020.

ACT Consulting Cek Kesehatan PI Group, BOD-nya Diajak Mengenal Hot Buttons & Understanding our Strength

By News No Comments

JAKARTA – Sebagai kegiatan rutinan, ACT Consulting mengecek kesehatan budaya kerja di lingkup Pupuk Indonesia Group (PI Group), yang tentunya berhubungan dengan Core Values BUMN (AKHLAK). Ibarat dokter yang memeriksa pasien, mendengarkan keluhannya, merekam medis penyakit, dan memberikan resep serta obat.

Sama halnya dengan ACT Consulting yang dimotori oleh Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian (President ACT Consulting) yang memeriksa kesehatan budaya kerja PI Group. Oleh karenanya, pada Kamis (10/6/2021) digelar Workshop Transformational Leadership PI Group secara online.

Di event tersebut, tim ACT telah merangkum hasil pemeriksaannya dalam bentuk rapor, sehingga pagi ini Ary menjelaskan hasilnya kepada Achmad Bakir Pasaman (Direktur Utama), BoD atau pimpinan PI Group. Sekaligus memberikan obat atau tips untuk perusahaan maupun SDM di dalamnya. BoD yang hadir di antaranya dari PIP, PKG, Rekind, Petrokimia Gresik, PSP, PKT, Pilog, Mega Eltra, PIM, Pusri, PKC dan lainnya.

“Kita cek kesehatan PI Group selama sebulan belakangan ini. Mengapa? Karena kita tidak bisa memanage kalau tidak bisa mengukur. Untuk itu kita perbaiki rapor ini mudah-mudahan dalam setahun bisa selesai. Hasil yang ada di sini real berdasarkan survey dari seluruh karyawan PI Group,” papar Ary sambil memperlihatkan hasilnya di layar zoom dalam bentuk persentase.

“Nah, berikut adalah kegiatan yang telah berlangsung di PI Group dari April hingga Juni dalam rangka Program Implementasi Pemahaman AKHLAK,” sambungnya.

 Kemudian, motivator Indonesia itu bersama Coach Arief Rachman (trainer ACT) memaparkan 3 cara untuk menjawab persoalan di atas yakni authentic leadership, workplace equity, dan meaningful work. Tujuannya adalah untuk membangun ‘High Trust Culture’ terlebih dahulu.

Tak hanya itu, Ary juga membeberkan resep obat yang bernama Hot Buttons (Kegemaran Individu) serta Understanding our Strength (kekuatan atau kelebihan individu).

“Untuk melakukan ketiga hal tadi, kita perlu yang namanya mengenal hot buttons serta Strength dari masing-masing individu. Misalnya 1 atau 2 level SDM yang berada di bawah bimbingan bapak dan ibu. Karena ibarat handphone yang memiliki password, manusia juga punya password dalam dirinya. Ketika kuncinya terbuka maka semua akan mudah masuk.

Ini ilmunya para dubes-dubes dunia. Jadi saya juga mempelajari ilmu ini. Harus tau hot buttons dulu, baru kita bisa masuk pembicaraan ke ara bisnis, kerjaan dan lain-lain,” jelas Ary dari Studio lantai 23, Menara 165.

Sementara Arief memandu para direksi PI Group ke dalam sebuah permainan di laman Kahoot, tujuannya untuk mengetes seberapa kenalnya mereka satu sama lain yang nantinya akan tercipta hubungan yang lebih harmonis dalam dunia kerja maupun di luar lingkup PI Group.

“Bapak dan Ibu kita lakukan aktivitas yang menyenangkan dulu yah agar mengetahui seberapa kenalnya bapak dan ibu terhadap hot buttons dari masing-masing individu di dalam room ini,” ajak Arief dengan ceria dan bersemangat diiringi dengan music yang energic.

Di layar Zoom Meeting, insan PI Group terlihat sangat interaktif dan antusias mengenal rekan-rekannya melalui hot buttons.

“Wahhh keren, selanjutnya adalah sesi sharing sudah sejauh mana bapak dan ibu mempraktekkan atau mengenal hot buttons dari orang-orang 1 hingga 2 level di bawah Anda?” tanya Ary.

Hasanal, “Jadi ada orang yang hobinya bermaen game. Jadi ketika ingin berdiskusi tentang kerjaan, kita buka dengan pertanyaan ‘sudah level berapa gamenya?’ itu dia langsung bergerak dan cepet merespon apa yang kita inginkan.”

Agus Subekti, “Kalau dari saya ada orang yang senang cerita tentang daerahnya. Dari situ saya tau password dirinya. Jadi apapun itu, dia terbuka dengan saya baik di kantor atau tempat lain. Dia akan terbuka ketika saya memulai dengan cerita daerahnya.”

Telkomsel ‘Check Up’, Tahun Ke-9 ACT Consulting Jadi Dokter Keluarga Bagi Telkomsel

By Article No Comments

70% transformasi yang pernah dilakukan gagal karena hanya menggunakan ‘Kepala (Head)’ tanpa ‘Hati (Heart)’. Pemimpin yang berhasil dalam melakukan transformasi adalah mereka yang melibatkan aspek ‘Hati (Heart)’ – John Kotter.

JAKARTA – Memasuki tahun ke-9, Telkomsel kembali ‘check up’ pada ACT Consulting untuk mengetahui kesehatan organisasinya. Kesehatan tersebut diukur dengan metode Organization Culture Health Index (OCHI). 

ACT Consulting sebagai “dokter keluarga” telah membantu memeriksa kesehatan Telkomsel secara menyeluruh. Sebelumnya, Lembaga Konsultan Pelatihan Transformasi Budaya Perusahaan dan Organisasi tersebut sudah melakukan survei secara online.

Survei tersebut dilakukan oleh 5271 responden. Hasilnya dipaparkan langsung oleh Ary Ginanjar Agustian (President ESQ Group) dan Dwitya Agustina (Direktur ACT Consulting) pada Kamis (11/2/2021) secara online.
Turut hadir di dalamnya yaitu Setyanto Hantoro (Direktur Utama Telkomsel), R Muharam Perbawamukti (Endi) selaku Direktur HCM dan lainnya.

“Terimakasih Pak Ary dan Tim ACT Consulting yang sudah mengukur kesehatan Telkomsel. Setelah membaca hasil laboratorium culturenya Telkomsel, masukan yang sangat berharga buat Telkomsel,” kata Setyanto mengapreasiasi kinerja ACT Consulting. 

Pria yang akrab disapa Anto ini, mengatakan bahwa hal tersebut adalah tugasnya dengan Direktur HCM. Setelah mereka mengetahui hasil laboratoriumnya, tinggal mencari treatment atau pengobatan untuk Telkomsel.

“Terimakasih juga atas kepercayaan Telkomsel kepada ACT Consulting. Mengapa ini penting? Karena tubuh kita perlu melakukan check up kesehatan kepada seorang dokter. Kita tidak tahu apakah diri kita sehat atau tidak. Sama halnya dengan organisasi yang harus diukur atau diperiksa kesehatan di dalamnya,” tutur Ary yang nampak gagah mengenakan kaos berkerah warna merah.

Ary Ginanjar yang kebetulan mantan dealer Telkomsel 25 tahun silam itu, menyampaikan bahwa yang membuat perusahaan atau organisasi bertahan terletak pada Core Values dan Core Purpose-nya. Tak hanya itu, selain kompetensi, sebuah organisasi juga diharapkan mampu memiliki Agility dan Capability-nya.

“Telkomsel sudah punya kompetensi dan memiliki agility yang menjadi tradisi Telkomsel. Selanjutnya adalah capability atau keluasan mental dan batin agar siap menahan goncangan yang menerpa,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Dwitya beserta tim ACT Consulting berfokus kepada 6 area untuk melihat budaya organisasi di Telkomsel di antaranya dari segi Sustainability, Relationship, Performance, Growth, Common Goals, Meaning Purpose. 

“Dari mapping terhadap 6 area tersebut kita akan melakukan analisis terhadap 6 index. Apabila toxic-nya tinggi maka positif energinya rendah, begitupun sebaliknya,” sambungnya.

ACT Consulting Berikan yang ‘Terbaru’ untuk RSUD Cengkareng

By News No Comments

JAKARTA – Sekitar 100 orang dalam lingkup RSUD Cengkareng serentak mengenakan batik pada Rabu (18/11/2020) di Pullman Hotel, Jakarta Barat. Mereka berasal dari berbagai level di antaranya Direktur, Kepala Bagian, Spesialis, Medis dan Keperawatan.

Direktur RSUD Cengkareng, drg. Bambang Suheri MAP turut hadir bersama pimpinan lainnya seperti  Kabag SDM, Kabag Penunjang Medis, Kabag Keuangan dan Perencanaan.

ACT Consulting bersama insan kesehatan tersebut gelar Training Peningkatan Kompetensi Budaya Organisasi Menuju Budaya Kerja Baru RSUD Cengkareng sebanyak 3 Batch, yang dipandu oleh Coach Falash dan Coach Denny (Trainer lisensi dari Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian).

Mengingat Pandemi Covid-19, kegiatan luring ini tentu dibarengi dengan Protokol Kesehatan.

“Kita senantiasa selalu bersyukur dan mengingat kembali makna kerja yang dilakukan oleh bapak serta ibu. Maka ijinkan kami berbagi ilmu untuk pembangunan budaya dan capasity Building,” papar Coach Falash.

Harapan RSUD Cengkareng ikuti program ini salah satunya untuk meningkatkan motivasi kerja tim medis serta pelayanan yang maksimal dari petugas medis terhadap pasien. Sesuai dengan Nilai Organisasi atau Keep In yang dipegang teguh oleh mereka ‘Kemitraan, Empahty, Profesional, Integritas, Inovatif’.

Training tersebut menuai berbagai macam respon atau feedback dari beberapa orang. Rita Rumiris salah satunya yang memaparkan sebuah kesan setelah mengikuti rangkaian kegiatan. 

“Berbahagia hari ini bisa berkesempatan mendapat banyak hal tentang ESQ. Tapi yang paling berkesan itu bahwa kita tuh harus mengerti apa sih tujuan hidup kita. Meaning and purposenya harus kita mulai detik ini juga.”

Wanita berambut pendek itu berharap semakin banyak karyawan RSUD Cengkareng yang mengerti dengan ESQ ini bisa membuat tim saling mencintai, bekerjasama, memberikan kontribusi yang paling berharga untuk organisasi.

“Semoga training bermanfaat membangun budaya RSUD Cengkareng dan makna kerja, Aamiin,” harap Ardy salah satu Tim ACT Consulting.