Skip to main content

Paradigma Open Innovation dan Pengaturan Kekayaan Intelektual

By May 20, 2019Article

Proses inovasi seringkali dirasakan sebagai suatu hal yang berat dan mahal di banyak perusahaan. Namun dari suatu kesulitan, akan muncul berbagai terobosan yang menyajikan solusi. Salah satu solusi yang keluar dari masalah inovasi internal ini adalah munculnya beragam model inovasi terbuka (open innovation) yang berlangsung dalam banyak perusahaan dalam berbagai tingkatan yang berbeda.

Salah satu bentuk open innovation yang populer adalah strategi open source seperti dalam penciptaan linux dan program aplikasi seperti android, yang melibatkan banyak software developer dari berbagai penjuru dunia. Masing-masing dari mereka menjadi kontributor dalam perbaikan proses koding di linux dan android, dan membesarkan software tersebut ke dalam berbagai jenis produk.

Istimewanya, karena melibatkan banyak orang dan terbuka untuk dilakukan kostumisasi sesuai penggunanya, teknologi yang dihasilkan menjadi tak berbayar alias gratis atau berbiaya sangat rendah. Hal ini makin membesarkan dan mempopulerkan model inovasi terbuka ini.

Namun mungkin banyak dari Anda yang ingin mengetahui apa dan bagaimana Open Innovation ini, dan bagaimana masalah hak cipta yang ditimbulkan. Berikut ini sejumlah penjelasan yang dapat membantu dalam memahami Open Innovation.

Open innovation merupakan pendekatan yang tidak hanya melibatkan internal perusahaan, tetapi juga pihak ekternal dalam mengembangkan dan mengintegrasikan ide baru secara optimal untuk kepentingan perusahaan. Pendekatan ini lebih banyak diterapkan oleh perusahaan dalam berinovasi guna mengatasi dunia bisnis yang sangat kompetitif (Fadhilah, 2018).

Pencetus Open Innovation, Dr. Henry Chesbrough adalah profesor di Haas Business School, UC Berkeley, dan direktur eksekutif untuk Center for Open Innovation. Menurutnya (Chesbrough et al, 2006), sebuah proyek dapat diluncurkan dari sumber teknologi internal atau eksternal, dan teknologi baru dapat masuk ke dalam proses inovasi di berbagai tahap.

Selain itu, proyek dapat masuk ke pasar dalam banyak hal juga, seperti melalui outlicensing atau perusahaan patungan, di samping pergi ke pasar melalui saluran pemasaran dan penjualan perusahaan sendiri
(Chesbrough, 2006) . Mengapa model ini dinamai ‘open innovation’ karena ada banyak cara agar ide mengalir ke dalam proses, dan banyak cara untuk mengalir ke pasar.

Menurut Chesbrough (2006) sejumlah perusahaan besar seperti IBM, Intel, dan Procter & Gamble (P&G) semuanya mencontohkan aspek-aspek model open innovation ini.

Dalam Fadhilah (2018) dipaparkan bahwa Open innovation dapat dianggap sebagai pendekatan yang fleksibel, yang menawarkan berbagai cara di mana ide dapat dikembangkan dan dibawa ke pasar. Perjanjian ini umumnya tergantung pada kejelasan dalam pengaturan kekayaan intelektual perusahaan (Brant dan Lohse, 2014; Gassman dan Enkel, 2004, dalam Fadhilah, 2018). Menurut Gassmann dan Enkel (2004, dalam Fadhilah, 2018) terdapat tiga proses kegiatan inti pada open innovation, yaitu proses pertama adalah proses outside-in, proses inside-out dan terakhir proses kombinasi.

Menurut Fadhilah  (2018), pada proses pertama yaitu outside-in, memiliki pengertian di mana perusahaan berusaha meningkatkan basis pengetahuan sendiri melalui integrasi supplier, customer dan mengakses pengetahuan eksternal yang dapat meningkatkan inovasi.

Fadhilah, 2018 juga menjelaskan proses kedua yaitu inside-out, perusahaan mendapat keuntungan dengan membawa ide-ide ke pasar, menjual kekayaan intelektual, dan mengembangkan teknologi dengan mentransfer ide-ide ke lingkungan luar.

Sementara, Fadhilah, 2018 menjelaskan bahwa proses yang terakhir yaitu proses kombinasi, yang menggabungkan proses outside-in dan inside-out, kemudian bekerja sebagai aliansi atau mitra dengan prinsip saling memberi dan menerima pengetahuan yang dimiliki demi kesuksesan.

Ketiga proses tersebut menggambarkan strategi open innovation. Namun begitu, dalam taksonomi open innovation beberapa studi menggambarkan proses outside-in sebagai inbound open innovation dan proses inside-out sebagai outbound open innovation (Bianchi et al. 2011; Huizingh 2011, dalam Fadhilah, 2018).

Beragam inovasi yang dilakukan Henry Chesbrough harus bisa dipelajari oleh banyak orang di negara kita. Untuk mempelajari cara melakukan manajemen inovasi bisnis, klik disini. Untuk memiliki kemampuan mendesain bisnis mandiri, anda juga bisa klik disini.

Bila memiliki kesulitan atau masalah di beberapa sisi seperti budaya dan penerapan disiplin pencapaian target. Bila itu masalahnya, bagi para Leaders di Organisasi Anda, dapat mengikuti program  Transformational Leadership dari ACT Consulting dengan klik di link ini.

Untuk melakukan perkembangan di organisasi dan korporasi Anda, Anda dapat mempelajari cara membangun budaya perusahaan dengan klik disini. Anda juga dapat mempelajari cara menciptakan strategi yang tepat untuk perusahaan dengan klik disini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?