Skip to main content
Category

News

Analogi Perjalanan Culture di Pupuk Indonesia Group Bersama Yuli Purwanti

By News No Comments

JAKARTA –  Sekitar 50 orang berada dalam forum kegiatan culture breaks via zoom meeting pada Kamis (15/4/2021), dalam rangka sesi pertemuan rutin para Pengelola Budaya di 11 korporasi Pupuk Indonesia (PI) Group. Hal ini bertujuan untuk Upskilling, mentoring, consultating. 

Mereka berasal dari berbagai golongan, mulai dari direksi hingga karyawan (staff), mereka insan dari Pupuk Iskandar Muda (PIM), Pupuk Indonesia (PI), Pupuk Kujang Cikampek (PKC), Mega Eltra (ME), Petrokimia Gresik (PG), Pupuk Sriwijaya Palembang (PSP), Pupuk Kaltim (PKT), Pupuk Indonesia Pangan (PIP), REKIND, PIL, PIE, dan lainnya.

Yuli Purwanti (Leadership and Culture Specialist), Ariningtyas Prameswari (Project Manager), dan tim ACT Consulting lainnya memandu insan PI Group tersebut.

Yuli mengusung tema “Why we need crazy communication?”, menurutnya kata crazy itu dalam artian memiliki cara komunikasi yang berbeda atau tidak biasa, karena terjadi transformasi di dalamnya.

“Transformasi itu sebuah journey (perjalanan) bukan destinasi. Budaya atau nilai itu sudah ada di setiap perusahaan, namun sekarang berubah atau transformasi menjadi AKHLAK, ya kita harus terima. Kita tinggal melakukan sebuah perjalanan agar implementasi dan internalisasi AKHLAK terealisasi dengan baik,” sambungnya.

Kemudian, penulis buku Culture Starts at the Top itu mengilustrasikan analogi perjalanan budaya dengan sebuah gambar.

“Ibarat kita mau melakukan perjalanan dari Jakarta ke Aceh. Semua orang di dalamnya mempunyai tujuan yang sama. Namun yang dilakukan saat perjalanan pasti berbeda, ada yang mengendarai, membaca peta, memainkan ponsel, tidur dan lainnya.

Agar tidak bosan atau monoton, harus diselingi dengan bernyanyi bersama, canda tawa, bercerita, adakan permainan sehingga perjalanan menjadi asik dan semua senang saat mencapai tujuan. Sama halnya di dalam perusahaan, untuk mencapai visi dan misi, diperlukan sebuah tim yang kompak dan saling mendukung,” tutup Yuli.

Hal itu dibenarkan oleh Rizal, perwakilan dari holding, “Omong kosong kalau kita gak kenal dengan timnya. Touch emotion tim atau orangnya, kalau mau berkomunikasi bukan hanya fokus ke targetnya tapi fokus kepada proses menuju targetnya.”

Tokoh Superman di Pupuk Indonesia Group

By News No Comments

JAKARTA – Kamis (15/4/2021) terselenggara kegiatan culture breaks via zoom meeting, dalam rangka sesi pertemuan rutin para Pengelola Budaya di 11 korporasi Pupuk Indonesi (PI) Group. Hal ini bertujuan untuk Upskilling, mentoring, consultating. Sekitar 50 orang yang hadir pagi hari ini, berasal dari Pupuk Iskandar Muda (PIM), Pupuk Indonesia (PI), Pupuk Kujang Cikampek (PKC), Mega Eltra (ME), Petrokimia Gresik (PG), Pupuk Sriwijaya Palembang (PSP), Pupuk Kaltim (PKT), Pupuk Indonesia Pangan (PIP), REKIND, PIL, PIE, dan lainnya.

Puluhan partisipan hadir dari berbagai golongan, mulai dari direksi hingga karyawan (staff). Mereka dipandu oleh Yuli Purwanti (Leadership and Culture Specialist), Ariningtyas Prameswari (Project Manager), dan tim ACT Consulting lainnya.

Acara ini hasil kerjasama antara ACT Consulting dengan PI Group selama 9 bulan ke depan. Yuli Purwanti siap mendampingi PI Group sebagai ‘dokter’.

Kali ini, Yuli mengusung tema “Why we need crazy communication?”, menurutnya kata crazy itu dalam artian memiliki cara komunikasi yang berbeda atau tidak biasa, karena terjadi transformasi di dalamnya.

“Harus pulang bawa sesuatu, jadi kita belajar dan bermain ya. Nah, coba tebak apa bedanya gambar sebelah kiri dan kanan?” tanyanya.

Insan PIHC memperhatikan secara seksama gambar yang di share Yuli. Terlihat dari layar zoom meeting, mereka sedang beradu argument masing-masing, dari jawaban yang serius hingga jawaban yang kocak.

“Superman sebelah kiri manusia biasa yang memakai jas serta kacamata. Sedangkan superman yang sebelah kanan sudah berganti baju.”

“Orang sebelah kiri terlihat bukan menjadi dirinya sendiri, sedangkan orang sebelah kanan terlihat apa adanya.”

“Kalau yang sebelah kiri namanya Suparman, kalau sebelah kanan namanya Superman.”

Suasana semakin seru karena diiringi canda tawa dan senda gurau namun tetap kondusif dan interaktif.

“Wahhh bagus semua jawabannya. Nah saya bantu jawab juga yah. Jadi dari orang yang sebelah kiri itu mengalami transformasi atau bermetamorfosis menjadi orang di sebelah kanan. Perubahan dari segi kekuatan, karakter, bahkan energi yang meledak,” jelas wanita alumni UGM dan ITB itu.

Sinergi ACT Consulting dengan Pegadaian, Direktur SDM Bahas General Digital Capability

By News No Comments

JAKARTA – PT Pegadaian Persero kolaborasi dengan ACT Consulting, dalam rangka webinar Advance Leadership batch 5 dan Kick off Virtual Class selama 4 hari, di awal dan pertengahan bulan April 2021.
Tepat pada Jumat (16/4/2021) webinar berada di penghujung acara.

Direktur SDM Edi Isdwiarto berkenan hadir dalam kegiatan tersebut, memboyong ratusan insan Pegadaian untuk mengikuti seminar online tersebut.

“Di dalam kick off virtual class ini, kita semua akan memperdalam tentang general digital capability, yang terdiri dari digital mindset and behavior serta digital executive batch 1.”

Di sela acara pun, Ary Ginanjar Agustian (President ACT Consulting) turut memberikan sambutan dan kata-kata motivasi serta semangat. Kemudian selanjutnya, dipandu oleh Arief Rahman (trainer lisensi dari Ary Ginanjar).

Bahas Impian Garuda Sugardo di Workshop Telkomsel

By News No Comments

JAKARTA – “Ingat Pak Garuda Sugardo yang dikenal mengembangkan sistem seluler GSM pertama di Indonesia?” tanya Arief Rahman (trainer lisensi dari Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian) kepada puluhan insan Telkomsel dalam “Workshop part 1, panduan perilaku Telkomsel Digilife Action.” Acara digelar pada Rabu (14/4/2021) secara online.

Peserta terlihat menganggukan kepala dengan sangat kompak di layar zoom meeting, tanda mereka mengenal siapa sosok lelaki tersebut.

“Kalau begitu, apakah masih ingat impian apa yang diinginkan beliau saat dulu?” tanyanya lagi.

Salah seorang peserta menjawab dengan penuh semangat, “Yaaa ingat, sebelumnya beliau berkeinginan agar tukang sayur, tukang becak, dan lain-lain memiliki handphone atau alat komunikasi.”

Coach Arief bersama insan Telkomsel bernostalgia mengenang sosok Garuda Sugardo yang patut dijadikan sebagai teladan karena sifat dan sikapnya yang baik.

“Ketika awal Telkomsel masih merintis dan dibantu Pak Ary. Pernah suatu ketika Pak Garuda tidak digaji selama 3 bulanan. Namun yang hebatnya itu Pak Garuda tetap berkomitmen dan konsisten di Telkomsel,” kenangnya.

Menurutnya, itulah yang dinamakan tetap memegang teguh Core Values dan Core Purposenya.

“Seperti bukunya Jim Collins, good to great 2001, yang menjabarkan tentang rahasia perusahaan besar bisa bertahan ribuan tahun. Kuncinya adalah menjaga core values dan core purpose.”

Action Culture, Bincang Filosofi Era VUCA di Telkomsel

By News No Comments

JAKARTA – Tulisan “Workshop part 1, panduan perilaku Telkomsel Digilife Action” terpampang jelas menjadi background peserta yang berwarna orange saat webinar berlangsung pada Rabu (14/4/2021).

Coach Arief Rahman (trainer lisensi dari Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian) memandu puluhan partisipan yang hadir dalam forum zoom meeting.

“Seperti yang kita tahu, sekarang kita berada di dalam Era VUCA. Sebuah jaman yang tidak ada kepastian, serba kompleks, berubah tak menentu,” kata Arief dengan senyumnya yang khas.

VUCA kepanjangan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity.

“Maka dari itu di sini kita akan sama-sama sharing cara menghadapinya. Contoh dengan action culture. Nah, kira-kira apa pendapat bapak dan ibu dengan materi kali ini?” tanya sang trainer.

Insan Telkomsel dengan sangat aktif dan interaktif memberikan tanda atau emot “raise hand” untuk memberikan pendapatnya.

Kristina, “Action culture ini benar-benar harus dilakukan dengan nyata mulai dari top leader, yang nantinya akan menjadi contoh bagi tim yang lain.”

Andy Setyawan, “Menurut saya di era VUCA ini, kita lebih mengaktifkan otak kanan. Karena otak kiri itu identik dengan kecerdasan, teknologi. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan emosional, culture, kreativitas, dan lainnya.”

Agus, “Apa yang kita dapatkan itu bukan semata-mata karna kita miliki, yang kita dapatkan adalah faktor keberkahan, kita harus bersyukur jadinya.”

Roseto Pennsylvania di BNI CorpU, AKHLAK Series Harmonis dan Kolaboratif

By News No Comments

“Everybody is a Genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” – Albert Einstein.

JAKARTA – BNI Corporate University (BNI CorpU) menggelar sebuah event di Channel Youtube-nya pada Rabu (14/4/2021), dengan judul “AKHLAK Series, Perilaku Harmonis dan Kolaboratif di BNI CorpU.” Video yang berdurasi 2 jam lebih tersebut telah ditonton sebanyak 3.777 kali.

Kegiatan ini ditujukan untuk seluruh BNI Hi-Movers bersama Ary Ginanjar Agustian (Presiden Direktur PT. Arga Bangun Bangsa, Pendiri ESQ Leadership Center) dengan Moderator oleh Ayu Sari Wulandari (GM Divisi DMA BNI).

Di awal video ada sambutan dari Eddy Rusman (AVP Learning Consultant BCV), “John Kotter dalam bukunya Heart of Change mengatakan bahwa 70% transformasi gagal dilakukan hanya karena menggunakan kepala, tanpa menggunakan hati. Dan hati akan tercermin dalam AKHLAK.”

Oleh karenanya, Ary Ginanjar bantu mengingatkan insan BNI CorpU tentang AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyalitas, Adapatif, Kolaboratif), yang dibahas kali ini tentang harmonis dan kolaboratif.

Di dalam buku AKHLAK untuk Negeri, karya Erick Thohir dan Ary Ginanjar menjelaskan bahwa harmonis adalah saling peduli dan menghargai perbedaan. Panduan perilakunya yaitu menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain, dan membangun lingkungan kerja yang kondusif.

“Ini true story tentang kisah desa Roseto Pennsylvania di Amerika. Ada seorang dokter yang melakukan riset kepada desa tersebut. Pada tahun itu, Amrik dilanda penyakit jantung, tapi di desa itu usia di atas 65 tahun tetap pada sehat,” ungkap Ary dari Studio lantai 23 Menara 165.

Penyelidikan pun berlangsung dari segi makanan, udara, rutinitas, olahraga, genetika di Italia, namun nihil.

“Suatu ketika dokter itu rindu desa Roseto, sambil minum teh dia melihat di café orang-orang Roseto berkumpul, beramah tamah. Dokter itu pergi ke jalan, memperhatikan warga Roseto saling menyapa. Ketika di rumah orang Roseto, mereka suka membagi-bagikan makanan ke sekitarnya. Jadi disimpulkan bahwa orang Roseto memiliki sifat harmonis,” papar motivator Indonesia itu.

Menurutnya, desa Roseto menjadi salah satu contoh panduan perilaku dari harmonis yaitu membangun lingkungan kerja yang kondusif.

“Karyawan yang berada dalam budaya organisasi yang saling memperhatikan, peduli, dan welas asih memiliki kepuasan bekerja, komitmen terhadap organisasi dan tanggungjawab terhadap kinerja yang lebih baik.” – Harvard business review employees who feel love perform better (penelitian terhadap 3,201 karyawan di tujuh industry berbeda).

Adapun contoh kolaboratif yang disampaikan oleh tokoh pembangunan karakter itu tentang kisah landak, “Kadang-kadang kita harus seperti landak, harus berdekatan dan tertusuk duri untuk saling melengkapi. Meskipun di dalam sebuah tim terdapat perbedaan karakter dan lainnya. Justru perbedaan itu adalah kekuatan.”

“Ini bisa diterapkan juga di dalam lingkup BNI CorpU. Siapa yang siap komite hidup harmonis dan kolaboratif di BNI CorpU, katakan sayaaaaa,” ucap Ary dengan lantang

Lemdiklat Polri, Insan Sespimti: Selamat Datang Ilmu Pengasuhan Baru

By News No Comments

 JAKARTA – Kegiatan yang mengusung tema “Kepemimpinan Transformational Serdik 30 TA 2021 telah dilaksanakan pada Selasa (13/4/2021) secara daring. Event tersebut persembahan dari ESQ Leadership Center untuk insan Sespimti Sespim, Lemdiklat Polri.

Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian (President of ESQ Group) memandu langsung sekitar 140 orang tersebut, dibantu oleh Coach Rinaldi Agusyana dan Coach Tiko (trainer ESQ). 

“Ada 4 tantangan yang dihadapi semua orang saat ini secara general seperti tentang kinerja, inovasi, agility dan capability atau ketahanan mental, dan makna bekerja,” ucap Ary dari Studio lantai 23, Menara 165.

“Ilmu ini sangat diperlukan, khususnya bagi para pimpinan di Polri,” lanjutnya. 

Menurutnya, ada salah satu cara untuk menjawab tantangan tersebut yaitu dengan ilmu coaching. Untuk memahaminya, Ary memberikan sebuah contoh video yang di dalamnya ada seorang milenial bekerja di Pusri. Ary memberikan beberapa pertanyaan, mendengar, dan merespon pria yang bernama Randy itu. Dalam waktu 15 menit, Randy menemukan jawaban dari dirinya sendiri untuk menjawab 4 tantangan di atas. 

“Nah, jadi menurut bapak-bapak dari TNI, Kemenkumham, Kejaksaan dan lainnya yang hadir dalam zoom meeting ini, apa yang bapak-bapak tangkap dari ilmu coaching tersebut?” tanya Rinaldi kepada peserta. 
Antusiasme mereka terlihat dari banyaknya jumlah chat room zoom yang masuk, sebagai berikut:

“Alhamdulillah di Polri sudah ada perbaikan-perbaikan ke depannya dengan ilmu coaching salah satunya. Terbukti dari para pengasuh atau pendidik bintara yang sudah menerapkan ilmu ini selama 3 hari, saat tahun kemarin,” ungkap Rinaldi. 

Berikut adalah hasil testimoni dari mereka:
“Terimakasih Coach Eka atas ilmunya. Bagi kami ini pengalaman yang sangat berharga. Saya atau kami semua sudah aplikasikan ilmu ini di lingkungan sekitar.”

“Selamat tinggal gaya pengasuhan lama, selamat datang gaya pengasuhan baru dengan ilmu coaching.”

Gunung Es, Belief System – Albert Bandura untuk Insan PT KPP

By employee engement survey, News No Comments

“Who you are as a leader-the values you ambrace, and the beliefs you hold-is automatically transmitted to the group you are responsible for through your words, behaviors and actions.” – Richard Barret.

JAKARTA – Training Pelatih Utama dipersembahkan oleh ACT Consulting untuk PT Kalimantan Prima Persada (PT KPP), digelar pada Selasa (13/4/2021) secara daring. Insan KPP dibimbing oleh pakarnya langsung yaitu Coach Bram G Wibisono (trainer lisensi dari Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian).

“Apa yang bapak ibu lihat dan tangkap dari gambar berikut ini?” tanya Bram.

Puluhan partisipan tersebut nampak sedang berfikir sejenak sembari memperhatikan gambar yang ada di layar zoom itu.

“Setiap orang cenderung lebih nampak dari perilaku kerjanya, knowledge dan skillnya. Namun jarang sekali terlihat values, CISS atau belief systemnya,” jelas Yanendra.

Kemudian jawabannya ditambah oleh David, “Untuk mengasah skill dan values aja itu butuh banyak waktu. Kemudian baru belief systemnya.”

“Wah luar biasaaa. Jadi manusia itu ibarat gunung es. Yang terlihat oleh sekitar kita adalah perilaku saat kerja. Tapi sebenarnya di balik itu ada values dan belief system,” ucap Bram sambil mengapresiasi pesertanya.

Terjadi interaksi yang sangat interaktif antara trainer dengan para partisipannya. Bram mengakui bahwa jawaban mereka itu luar biasa.

“Berikutnya, tolong jelaskan apa maksud dari slide berikut ini. Saya beri judul start from leader,” tanyanya lagi.

Insan KPP bernama Arief Rahman berusaha untuk menjelaskan, “Jika seseorang memiliki nilai, dan dia mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Maka suatu kelompok akan melihat atau terpengaruh dari values orang tersebut. Ia menjadi magnet. Perilakunya menyebar ke orang-orang.”

“Betul sekali, maka penting sekali peran seorang leaders untuk memberikan contoh perilaku yang baik kepada unit atau kelompok kerjanya,” tutup trainer yang mengenakan kacamata itu.

Budaya Kerja Era Pandemi, Yuli Purwanti: Dengan Inilah Kita Bisa Memperkuat Budaya Perusahaan

By News No Comments

Budaya adalah inti dari respon organisasi pada saat baik maupun buruk – Kom Ferry

JAKARTA – Dra. Yuli Purwanti, MM (Board of Expert ACT Consulting) menjadi narasumber dalam Seminar Online “Creating Culture Initiative While Working in Pandemic Era” pada Senin (12/4/2021). Ditemani oleh Ariningtyas Prameswari sebagai moderator dari tim ACT Consulting, bersama puluhan peserta lainnya yang mayoritas dari BUMN serta alumni Training ESQ Corporate Culture Spesialist.

Seperti yang mayoritas orang ketahui, hingga kini Covid-19 masih berkelana di seluruh dunia termasuk Indonesia. Sehingga berdampak pada budaya perusahaan salah satunya.

Menurut Yuli, beberapa karyawan kehilangan hubungan antara mereka dengan nilai-nilai inti perusahaannya. Banyak orang mengatakan budaya tempat kerja mereka meningkat saat pandemic. Mereka dituntut untuk berinovasi, survive, atau adaptasi dengan kondisi saat ini.

Sistem Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) diberlakukan dan dibatasi. Bahkan, ada karyawan yang kena PHK.

“Kita harus bertahan, harus memahami teknologi. Lalu bagaimana cara memperkuat budaya perusahaan sambil bekerja dari jarak jauh?”

Wanita yang ahli di bidang culture transformation memaparkan beberapa cara di antaranya:

1.     Menciptakan peluang untuk lebih banyak bersosialisasi terkait pembelajara yang baru. Misal tidak mengerti operasional zoom, bisa sharing atau bertanya.

2.     Meningkatkan kepercayaan, transparansi dan fleksibilitas.

3.     Peduli kepada sesame, fokus pada kesejahteraan.

4.     Komunikasi sebanyak empat kali lipat kepada sang pemimpin.

“Faktanya, perusahaan yang budayanya kuat, selaras secara strategis, dan dibangun dengan kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat ke lingkungan yang dinamis, bisa berkinerja 15% lebih baik daripada perusahaan yang kurang dapat beradaptasi. Itu menurut penelitian di University of California, Berkeley’s Haas School Business.

Para pemimpin harus terus mengembangkan budaya perusahaan mereka untuk membantu orang-orang. Tetap fokus pada inisiatif. Yang paling penting bahkan ketika mereka menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kondisi yang terus berubah akibat pandemic,” lanjutnya.

Ilmu N2P di Balik Metode Coaching untuk Insan PT Dirgantara Indonesia

By News No Comments

JAKARTA – PT Dirgantara Indonesia (PT DI) telah mengikuti Training Living the Grand Why pada Selasa (6/4/2021). Kini, PT DI ikut serta dalam Training Coaching Skill yang digelar pada Jumat (9/4/2021) via Zoom Meeting oleh ACT Consulting.

Insan PT DI dipandu langsung oleh Trainer Lisensi dari Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian yakni Coach Eka Chandra dan Coach Dudi Supriadi. Direktur HC PT DI, Sukatwikanto memberikan sambutan dan paparan singkat di awal sesi.

Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh para Coach yang sudah certified seperti Arina, Dewi Rochma, Ina, Tyas, Sinta dan lainnya.

Banyak pengertian dari istilah ‘Coaching’, di antaranya menurut Timothy Gallwey, “Coaching membuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching membantu mereka belajar daripada mengajar mereka.”

Sedangkan bagi Coach Eka, Coaching adalah ilmu wajib yang harus dimiliki para Leaders jaman now, jika ingin membangun enggagement anggota tim-nya. 

“Inilah program bagi para Leaders PT DI untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, terlebih dalam hal mendevelop tim dengan cara yang berbeda. Hal pertama yang harus diperhatikan yaitu tentang building trust atau membangun kepercayaan antara Coach dengan Coachee (orang yang di coaching) yaitu Relax, Relate, Reframe,” papar Eka.

Salah satu materi dari Coaching adalah tentang Negative to Positive Feeling (N2P) yakni:

1. Mengajak coachee untuk melihat perspektif lain dari sebuah masalah.

2. Merubah perasaan negatif menjadi positif.

3. Coaching tidak dapat dilakukan saat coachee berada dalam keadaan negatif.

Sebagai latihan, agar peserta lebih paham tentang Coaching, Coach Eka memberikan sebuah contoh kasus dan peserta harus memberikan pandangan atau pertanyaan dari contoh tersebut yaitu:

“Bukankah Anda masih bisa bersyukur mencari nafkah untuk Anda dan anak-anaknya Anda?” kata Eko dengan tegas, saat menyanggah salah satu pernyataan nomor 3 di atas.

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?