Skip to main content
Tag

training motivasi karyawan

Inilah 9 Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang

By Article No Comments

Inilah 9 Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang

Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang

ACT Consulting – Bila kita membahas tentang kedisiplinan dan komitmen untuk lakukan yang terbaik dalam bekerja, maka kita bisa jadikan budaya kerja bangsa Jepang sebagai panutan. Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki disiplin dan tingkat produktivitasnya tinggi. Hal itulah yang membuat bangsa Jepang tingkat ekonominya tinggi yang sejajar dengan negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat.

Awalnya, bangsa Jepang tidak memiliki etos kerja yang tinggi, tidak disiplin, lebih senang bersantai, dan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Kekalahan Jepang atas Sekutu pada Perang Dunia Kedua, membuat ekonomi mereka terpuruk dan banyaknya pengangguran. Hal itu yang memotivasi bangsa Jepang untuk bekerja keras agar bisa bertahan dan bangkit dari keterpurukan. Kondisi tersebut secara tidak langsung memacu kedisiplinan dan peran yang sangat signifikan dalam pembentukan etos kerja yang tinggi. Etos kerja inilah yang berperan penting atas kebangkitan ekonomi Jepang. Apalagi etos kerja ini ditanamkan dan ditularkan dari genarasi ke generasi melalui jalur pendidikan, lalu dipraktikkan dalam dunia kerja.

Etos kerja bangsa Jepang yang tinggi berakibat banyaknya jumlah pekerja yang meninggal akibat kelebihan pekerjaan atau jam kerja (karoshi). Berdasarkan laporan Kementerian Tenaga Kerja Jepang, ada peningkatan tajam karoshi dan mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah pada 2015 tercatat 1.456 orang pada akhir Maret 2015. Menurut Kementerian Tenaga Kerja, angka kematian mayoritas terjadi di sektor pelayanan kesehatan, layanan sosial, serta perkapalan dan konstruksi.

Menurut data yang berhasil dihimpun Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) pada tahun 2016, jam kerja para pekerja di Jepang dari tahun 2011-2014 sangat tinggi. Pada tahun 2011 jam kerja pekerja Jepang adalah 1.728 per tahun. Pada tahun 2012 mengalami menjadi 1.745 jam per tahun. Kemudian, pada tahun 2013 menjadi 1.734 per tahun, dan pada tahun 2014 menjadi 1.729 per tahun.

Dengan berpedoman berdasarkan data di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang Jepang adalah seorang pekerja keras dan memiliki etos kerja yang tinggi. Mengapa orang Jepang begitu tinggi etos kerjanya? Menurut Ary Ginanjar Agustian Ternyata, hal yang membuat orang Jepang begitu tinggi etos kerjanya karena mereka memegang teguh 9 prinsip ini.

 

ACT Consulting | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya | Corporate Culture Consultant | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi Karyawan

ACT Consulting | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya | Corporate Culture Consultant | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi Karyawan

1. Bushido
Bushido adalah prinsip tentang semangat kerja keras yang diwariskan secara turun-temurun. Semangat ini telah melahirkan proses belajar bangsa Jepang yang tak kenal lelah.

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Konsultan Budaya | Konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Konsultan Budaya | Konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan | Coporate Culture Consultant

 

2. Prinsip Samurai
Prinsip samurai adalah prinsip tidak mudah menyerah. Prinsip samurai masih tertanam kuat dalam sanubari bangsa Jepang, namun tidak digunakan untuk berperang melainkan untuk membangun ekonomi, menjaga harga diri, kehormatan bangsa secara teguh, serta tak menyerah pada berbagai bencana alam, terutama gempa dan tsunami.

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Training Motivasi Kerja | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi Karyawan | Motivasi Kerja Karyawan

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Training Motivasi Kerja | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi Karyawan | Motivasi Kerja Karyawan

 

3. Konsep Budaya Keishan
Konsep budaya keishan menuntut kerajinan, kesungguhan, minat dan keyakinan, hingga akhirnya timbul kemamuan untuk selalu belajar dari orang lain. Caranya adalah seorang pekerja harus selalu kreatif, inovatif, dan produktif.

baca juga: Ary Ginanjar Agustian, Kisah Sukses Membangun Budaya Perusahaan

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi karyawan | Pelatihan Motivasi Kerja | Training Motivasi Kerja | Motivasi Kerja Karyawan

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi karyawan | Pelatihan Motivasi Kerja | Training Motivasi Kerja | Motivasi Kerja Karyawan

 

4. Prinsip Kaizen
Prinsip kaizen adalah optimal biaya dan waktu dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Hal itu mendorong bangsa Jepang untuk berkomitmen tinggi pada pekerjaan dan diselesaikan sesuai jadawal agar tidak menimbulkan pemborosan. Jika tak mengikuti jadwal, maka penyelesaian pekerjaan akan lambat dan menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, perusahaan di Jepang menerapkan peraturan “tepat waktu” bagi para pekerjanya.

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Motivasi Kerja Karyawan | Training Motivasi Kerja | Training Motivasi karyawan | Seminar Motivasi Karyawan | Tips Motivasi Kerja

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Motivasi Kerja Karyawan | Training Motivasi Kerja | Training Motivasi karyawan | Seminar Motivasi Karyawan | Tips Motivasi Kerja

5. Perusahaan Untung, Saya juga akan Untung
Disiplin dan semangat kerja inilah yang membentuk sikap dan mental kerja yang positif. Disiplin juga menjadikan para pekerja patuh dan loyal pada perusahaan. Mereka mau melakukan apa saja demi keberhasilan perusahaan, bahkan sanggup bekerja lembur tanpa mengharapkan bayaran tambahan. Karena mereka beranggapan jika hasil produksi meningkat dan perusahaan mendapat keuntungan besar, maka mereka juga akan mendapatkan kompensasi setimpal.

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Corporate Culture Consultant | Konsultan Budaya | Konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan | konsultan budaya karyawan

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Corporate Culture Consultant | Konsultan Budaya | Konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan | konsultan budaya karyawan

6. Malu Jika Pulang Lebih Cepat
Pekerja yang pulang lebih cepat dianggap pekerja yang tidak penting dan tidak produktif. Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang dihabiskan di tempat kerja. Tanpa ada pengawas pun mereka bekerja dengan baik, penuh dedikasi, dan disiplin.

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Corporate culture Consultant | Konsultan Budaya | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya Karyawan | Konsultan Budaya

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Corporate culture Consultant | Konsultan Budaya | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya Karyawan | Konsultan Budaya

7. Pembagian Waktu yang Efisien
Ketika sudah masuk kerja, maka tak ada lagi pekerja yang mengobrol dan bercanda. Mereka langsung bekerja sesuai pekerjaanya masing-masing. Baru ketika tiba saatnya makan siang (hiru gohan no jikan) mereka hentikan pekerjaan dan bercanda ria dengan teman-teman sambil menuju kantin (shokudo) untuk makan dan kembali bercanda tanpa memikirkan pekerjaan.

 

ACT Consulting | Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang | Corporate Culture Consultant | Training motivasi karyawan | Pelatihan Motivasi karyawan | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya Perusahaan | Konsultan budaya

ACT Consulting | Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang | Corporate Culture Consultant | Training motivasi karyawan | Pelatihan Motivasi karyawan | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya Perusahaan | Konsultan budaya

8. Senioritas
Jepang adalah salah satu negara yang masih memegang teguh senioritas. Ada istilah senior (Senpai) dan junior (Kouhai). Pekerja yang muda harus patuh kepada pekerja yang lebih tua bila diberi perintah. Senior harus mengarahkan dan mengajari juniornya, sedangkan junior wajib menghormati dan mengikuti perintah seniornya. Hal itu berakibat para pekerja senior biasanya sudah berumur 50-60 tahun menempati top level sekelas manajer atau direktur, sedangkan pekerja junior di bawah 30 tahun menempati level bawah.

 

ACT Consulting | Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang | Trainnig Motivasi Kerja | Training Motivasi Karyawan | Konsultan Budaya | Konsultan Budaya kerja| konsultan budaya perusahaan

ACT Consulting | Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang | Trainnig Motivasi Kerja | Training Motivasi Karyawan | Konsultan Budaya | Konsultan Budaya kerja| konsultan budaya perusahaan

9. Tamu adalah Raja, Atasan adalah Dewa
Ada pepatah Jepang yang mengatakan bahwa “tamu adalah raja, atasan adalah dewa”. Pepatah ini membuat para pekerja patuh dan loyal pada atasan mereka. Mereka siap melakukan apa yang diperintahkan atasan demi kesuksesan perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka berpikiran apabila produksi perusahaan naik dan untung besar, otomatis pekerja akan mendapatkan bayaran yang setimpal. Gagal menyelesaikan pekerjaan sama halnya dengan mempermalukan diri sendiri, bahkan harga diri mereka merasa hilang.

Kesuksesan tidak akan pernah datang jika tidak dibarengi dengan kedisiplinan dan kerja keras kita. Kita bisa mencontoh budaya kerja orang Jepang, di mana mereka sangat bersemangat dalam bekerja tanpa banyak mengeluh ataupun minta naik gaji.
P.s: Bila artikel ini bermanfaat like dan komen ya, dan share agar banyak orang mengetahui infonya.

Ingin mengembangkan Budaya Organisasi di Perusahaan Anda?

Hubungi ACT Consulting – Partner In Culture Transformation

+62 813-8249-1165

pelatihan motivasi karyawan | pelatihan motivasi sdm | pelatihan karyawan perusahaan | pelatihan pendidikan motivasi | seminar motivasi sdm

Tantangan Perubahaan Dalam Budaya Organisasi

By Article No Comments

Mari memulai tulisan ini dengan sebuah aktivitas kecil. Silahkan ambil pena dan tuliskan nama Anda di sebuah kertas. Syaratnya, apabila kita biasa menulis menggunakan tangan kanan sekarang gunakan tangan kiri, atau sebaliknya.

Bagaimana? Sudah siap???

Coba Anda tuliskan apapun dengan menggunakan tangan kiri.

Apakah perasaan Anda ketika menulis dengan tangan yang tidak biasa Anda gunakan? Dan bagaimana bentuk tulisan kita? Coba lihat. Tentu Anda akan mengalami kesulitan dan perasaan tidak nyaman, kan? Bahkan mungkin tulisan Anda akan mirip dengan tulisan anak SD. Namun, Jika kebiasaan itu Anda terus lakukan secara terbiasa, pasti hasilnya akan lebih baik lagi.

Benar apa benar?

Tahukah Anda bahwa pengalaman akan mengubah kebiasaan menggunakan tangan juga saya pernah alami ketika menjadi seorang karateka. Di saat sebagian besar orang hanya bertumpu pada kemampuan tangan kanan untuk memukul, saya melatih tangan kiri untuk memukul dengan penuh kekuatan, kecepatan, dan ketepatan. Meskipun awalnya sangat sulit, saya terus berusaha keras mengasah kemampuan tangan kiri saya dengan sungguh-sungguh. Hasilnya sungguh menguntungkan, pukulan kisame saya sangat menakutkan lawan saya, karena mereka tidak menyangka kekuatan tangan kiri saya.

Apabila kita hubungkan dengan kelangsungan organisasi, kita akan melihat begitu banyak perusahan yang menginginkan perubahan budaya kerjanya. Budaya kerja telah terbukti mampu mendongkrak kinerja sehingga performance perusahaan dapat melesat.

Tantantangan Perubahaan Budaya Organisasi

Tantangan Perubahan Budaya Perusahaan

Namun kenyataannya? Melakukan perubahan budaya kerja tak semudah membalik telapak tangan kan? Ketika harus memulai suatu proses perubahan, biasanya orang-orang merasa tidak nyaman melakukannya karena memang terkadang mereka perlu membuang kebiasaan dan kenangan lama, serta tradisi masa lalu yang sudah dirasakan nyaman.

Ketidaknyaman ini dapat dirasakan di setiap level dalam organisasi, baik pimpinan maupun bawahan. Pada level pimpinan, terkadang untuk menjalankan perannya sebagai role model penegakkan nilai-nilai organisasi, mereka harus membuang kebiasaan lama yang alih-alih mencontohkan implementasi nilai, malah seringkali mencontohkan pelanggaran nilai. Yang harus diubah juga pada level pimpinan adalah kebiasaan mentolerir kesalan bawahan. Demikian juga dalam perannya sebagai pembimbing bawahan, pimpinan harus lebih peduli kepada pengembangan diri para bawahannya dengan cara menyediakan waktu untuk coaching dan mentoring.

Pada level karyawan, membiasakan briefing untuk internalisasi nilai perusahaan setiap pagi seringkali menjadi sebuah momok bagi mereka. Mereka harus datang lebih awal, mengulang-ulang membaca nilai-nilai perusahaan sambil berteriak dan mendengarkan arahan atasannya sambil berdiri, seringkali terasa aneh dan tidak nyaman pada awalnya.

Seperti melatih tangan kiri untuk menulis yang sulit pada awal prosesnya, demikian juga dengan perubahan organisasi.

Karena itu komitmen untuk terus menerus melakukan perubahan adalah harga yang harus dibayar agar organisasi memiliki performa yang tinggi.

ACT Consulting | Tips ACT Consulting | Perusahaan Consulting Indonesia | Pelatihan Perusahaan Terbaik

14 TIPS YANG MEMBUAT KARYAWAN ANDA SEMANGAT BEKERJA

By Article No Comments

berandai-andai jika Anda seorang atasan, Anda harus selalu berusaha memotivasi karyawan Anda. Untuk apa? Selain meningkatkan kerja sama tim, karyawan yang termotivasi akan membantu Anda meraih profit yang ditargetkan secara elegan.

Motivasi karyawan perlu ditingkatkan agar mereka lebih berkinerja, bekerja dengan profesional dan betah menjadi karyawan di perusahaan Anda. Jangan sampai mereka mengundurkan diri hanya karena tidak ada motivasi kerja. Lakukan cara-cara memotivasi karyawan tersebut secara konsisten sehingga mencapai hasil yang maksimal.

Bagaimana caranya? Berikut 14 cara ampuh yang bisa Anda lakukan

1. Dengarkan dan hargai ide-ide baru karyawan

Setiap orang ingin didengarkan, betul kan? Begitupun dengan karyawan Anda. Berikan waktu untuk mendengarkan ide-ide baru dari karyawan. Hal ini membuktikan bahwa Anda adalah seorang atasan yang berwibawa dan bijaksana.

Perusahaan yang baik pasti memberi kesempatan bagi karyawan untuk mengembangkan kreativitas melalui ide-ide baru karyawan. Setiap pendapat, pemikiran atau ide adalah hasil dari buah pikiran.

 

2. Pelihara hubungan sosial yang baik

Komunikasi dan interaksi yang baik antara Anda dan karyawan akan menumbuhkan hubungan yang lebih baik. Sikap peduli Anda akan membuat karyawan merasa segan karena mereka diperhatikan oleh Anda.

Hubungan sosial juga terjalin dari komunikasi yang baik antara Anda dan karyawan. Menurut Forbes.com Anda harus selalu menularkan pengaruh positif dan koneksi emosional yang positif. Jika Anda marah-marah atau depresi, emosi ini akan berpengaruh kepada karyawan Anda.

 

3. Jadi contoh yang baik

Selalu menjadi contoh yang baik untuk karyawan. Salah satu contohnya dengan selalu hadir lebih pagi. Banyak hal yang bisa Anda lakukan dengan datang lebih pagi. Pun, ide-ide segar biasanya diperoleh saat pagi dalam suasana masih hening.

Jangan lihat perubahannya hari ini, tapi lihat beberapa minggu atau bulan ke depan. Banyak karyawan akan rajin datang tepat waktu karena melihat Anda memberi contoh yang baik kepada mereka.

 

4. Jelaskan peran karyawan terhadap perusahaan

Karyawan ingin mendapat pengakuaan bahwa mereka berkontribusi terhadap pencapaian visi, misi, dan nilai perusahaan. Dengan demikian Anda harus memberi penjelasan tentang ketiga hal tersebut dan peran penting karyawan dalam meraihnya.

Buatlah karyawan merasakan bahwa tujuan perusahaan adalah tujuan mereka. Dengan kata lain, visi, misi, dan nilai perusahaan adalah milik mereka sehingga mereka berusaha untuk turut serta mewujudkannya.

 

 

5.  Dorong karyawan untuk terus belajar dan berkembang

Jangan pernah memandang rendah bawahan Anda. Seperti Anda, karyawan adalah pribadi yang unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Rangkul mereka sebagai teman dan saudara. Dorong mereka untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan mereka.

Jika perlu, beri mereka kata-kata motivasi untuk terus bersemangat. Lihat https://www.facebook.com/Ary.Ginanjar.Agustian/ jika Anda ingin kutipan terbaik dari tokoh-tokoh dunia dan dari Ary Ginanjar Agustian.

Jangan sesekali Anda merasa terancam dengan adanya karyawan yang lebih terampil di satu bidang. Malah, Anda harus mengembangkannya sehingga ia terus berkeinginan untuk belajar dan bertumbuh. Tentu Anda akan belajar sesuatu yang berharga dari karyawan tersebut.

 

6. Bangun kepercayaan antara Anda dan karyawan

Kepercayaan adalah modal untuk hubungan kerja yang lebih baik. Bangun kepercayaan dengan mengutamakan kejujuran. Jangan pernah berbohong atau bergosip tentang karyawan yang kurang Anda sukai kepada karyawan lain. Ini akan menjadi bumerang bagi Anda karena kepercayaan karyawan terhadap Anda bisa runtuh.

Selain itu, membina komunikasi yang baik juga menjadi salah satu cara membangun kepercayaan. Harus ada dialog dua arah apabila ingin membina komunikasi yang baik antara atasan dan karyawan. Anda mendengarkan karyawan dan sebaliknya karyawan pun akan mendengarkan Anda. Dengan begitu terbangun kepercayaan yang membuat karyawan semakin semangat bekerja.

 

7. Lakukan kontrol dengan sering muncul saat karyawan bekerja

Kehadiran Anda sebagai atasan tertinggi bisa berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan. Banyak karyawan yang malas bekerja dan akhirnya demotivasi karena tidak pernah dikunjungi oleh atasannya. Bahkan atasan langsungnya terkesan tidak peduli dengan hasil kerja keras bawahannya.
Upayakan sapa karyawan yang berpapasan dengan Anda. Selain itu, luangkan waktu Anda untuk datang ke ruangan mereka atau saat mereka bekerja. Jangan segan-segan untuk membantu mereka apabila mereka mengalami kesulitan yang benar-benar tidak bisa diselesaikan

 

8. Buat suasana kerja yang positif dan menyenangkan

Lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan kerap membuat karyawan semangat bekerja. Karyawan mendapat dorongan dari luar diri yang mempengaruhi mereka untuk tetap positif sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu.

Sebagai atasan tertinggi, Anda hendaknya membuat suasana kerja menjadi lebih positif. Tentu saja Anda harus memelihara pemikiran positif terlebih dahulu. Jika Anda memiliki karakter positif dan selalu melihat bahwa segala sesuatu ada jalan keluarnya, akan sangat mudah menciptakan suasana kerja yang positif dan menyenangkan untuk meningkatkan motivasi karyawan Anda.

 

9. Apresiasi peningkatan kinerja sekecil apa pun

Anda sebaiknya memperhatikan setiap peningkatan kinerja karyawan Anda. Sekecil apa pun hal positif atau peningkatan keterampilan yang telah diupayakan oleh karyawan,

Anda harus mengapresiasinya. Pemberian apresiasi ini sangat penting untuk meningkatkan motivasi kerja mereka.
Jangan hanya menuntut karyawan meningkatkan keterampilan di bidangnya. Percuma saja Anda meminta mereka belajar tetapi tidak ada yang memberi evaluasi terhadap implementasi dari hal yang telah dipelajari.

 

10. Berwibawalah namun tidak kaku

Menjadi atasan yang berwibawa adalah sebuah tantangan yang menarik dan harus Anda taklukkan. Karyawan menjadi semakin segan apabila Anda mengupayakan cara-cara untuk menjadi atasan yang berwibawa dan bijaksana dalam mengambil keputusan terkait kesejahteraan karyawan.

Tak ada salahnya jika Anda selalu menyapa bawahan terlebih dahulu dan aktif mengikuti acara yang diselenggarakan bawahan Anda. Jangan pikir Anda harus dihormati terlebih dahulu hanya karena Anda adalah bos mereka.

 

11. Rencanakan waktu gathering dan refreshing bersama

Quality time tidak hanya diupayakan untuk anggota keluarga. Atasan yang peduli dengan karyawannya akan meluangkan waktu yang berkualitas untuk sekedar berkumpul atau ngobrol ringan saat coffee break.

Melulu berbicara tentang pekerjaan membuat karyawan jenuh. Ada waktunya Anda harus melakukan kegiatan seperti family gathering atau refreshing bersama. Ingat, jangan membahas soal pekerjaan saat Anda dan karyawan sedang menikmati kegiatan tersebut.

 

12. Berikan perhatian dan human touch

Tentu setiap karyawan ingin mendapat perhatian dari atasannya. Tunjukkan jika Anda adalah atasan yang memperhatikan karyawan.Tingkatkan kepedulian Anda kepada karyawan, tetapi tetap dalam batas wajar.

Memberi hak cuti kepada karyawan yang sedang ditimpa musibah atau bencana bisa jadi salah satu bentuk kepedulian Anda. Tunjukkan simpati Anda sebagai atasan yang memperhatikan bawahannya.

 

13. Bantu merencanakan karier karyawan

Tentu setiap karyawan ingin naik jabatan sehingga kariernya lebih baik. Jangan tutup mata terhadap karier karyawan Anda. Lakukan penilaian kinerja karyawan.

Rencanakan pelatihan yang sesuai untuk menumbuhkembangkan keterampilan yang merupakan kelebihan karyawan tersebut, tidak hanya fokus pada kekurangan karyawan.
merencanakan karier karyawan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja. Perencanaan karier karyawan dapat menjaga semangat karyawan agar tidak jenuh dengan posisinya saat ini dan tahu kapan ia akan naik jabatan apabila kinerjanya terus meningkat.

 

14. Beri insentif atau bonus yang adil

Walaupun uang bukan motivasi terbesar karyawan dalam bekerja, Anda tetap harus memperhatikannya. Insentif atau bonus yang adil membuat karyawan berpikir bahwa perusahaan memberi hak karyawan secara profesional. Tentu hal ini akan berpengaruh terhadap meningkatnya semangat kerja karyawan. Jika ia melakukan lebih, ia akan mendapatkan lebih. Sounds fair?

Motivasi karyawan perlu ditingkatkan agar mereka lebih berkinerja, bekerja dengan profesional dan betah menjadi karyawan di perusahaan Anda. Jangan sampai mereka mengundurkan diri hanya karena tidak ada motivasi kerja. Lakukan cara-cara memotivasi karyawan tersebut secara konsisten sehingga mencapai hasil yang maksimal.

ACT Consulting | ACT Consulting Indonesia

6 TIPS MERUBAH BUDAYA HIDUP AGAR GAJI BULAN INI TIDAK CEPAT HABIS

By Article No Comments

Jaman semakin berkembang, kenyataan yang sering kita hadapi adalah jika gaji kita selalu habis tak bersisa di akhir bulan, bahkan ada juga di akhir bulan, apa yang akan Anda lakukan. Jika dihitung-hitung dengan cerman, padahal gaji kita mampu menutupi biaya kehidupan sehari-hari, bahkan dipastikan juga dapat menabung. Terus, mengapa gaji sering habis? Anda tahu apa sebabnya?

Punya keinginan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik adalah hal yang lumrah. Karena itulah, orang-orang rela bekerja keras setiap hari. Namun, banyak orang justru terlalu terlena dengan kehidupan yang glamor. Jika gaya hidup Anda tak terkontrol sehingga uang Anda cepat habis apa yang terjadi?

Semangat bekerja pasti menurun, karena merasa uang yang dihasilkan dari pekerjaan kita tak pernah cukup. Konsentrasi kerja pun berkurang karena kita selalu dibayang-bayangi tagihan-tagihan hutang akibat dari gaya hidup yang tak menentu.

Dampaknya, pekerjaan terbengkalai karena kita kurang konsentrasi. Dari kurang konsentrasi, aka nada banyak hal yang akan membuat Anda rugi, terutaa menyangkut citra Anda diperusahaan.

Sebenarnya gaji bukan masalah nominal, namun kalau Anda pintar mengelola keuangan, tentunya Anda akan selau berkecukupan dengan berapapun gaji yang Anda terima.

Langkah-langkah apa sajakah yang akan membantu Anda untuk mengatasi gaya hidup yang kurang baik tersebut? Simak tips nya berikut ini

Tentukan Prioritas

Anda harus bisa menentukan prioritas Anda. Jangan sampai Anda keinginan yang mengatur Anda. Tidak semua yang Anda inginkan Anda butuhkan tetapi apa yang Anda butuhkan sudah pasti Anda inginkan, ini harus bisa dibedakan. Jangan sampai salah kaprah.

 

Buat Catatan Pengeluaran

Buatlah catatan pengeluaran supaya Anda punya semacam panduan mengenai apa-apa saja yang menjadi pengeluaran wajib selama sebulan.

Usahakan untuk mematuhi aturan tersebut. Jangan sampai melanggarnya. Sekali Anda melanggarnya Anda akan terus-menerus melanggar aturan tersebut dan akibatnya akan merusak keseimbangan catatan pengeluaran Anda.

 

Sisihkan Untuk Tabungan

Sebelumnya membelanjakan ataupun mengatur catatan pengeluaran ataupun kebutuhan Anda harus menyisihkannya terlebih dahulu untuk dana tabungan Anda. Jangan sampai Anda terlalu sibuk membuat catatan pengeluaran sampai-sampai tidak ada nominal yang tersisa untuk ditabung.

 

 

Tabungan Tidak Boleh Diambil

Apa yang sudah ditetapkan sebagai tabungan tidak boleh diganggu-gugat dan diambil—dengan alasan apapun itu. Hal inilah yang perlu Anda tanamkan di dalam hati. Seringkali dalam praktiknya, tiba-tiba

Anda merasa ada kebutuhan mendesak sehingga harus mengambil uang yang disisihkan per bulan tersebut. Jangan memberi alasan apapun untuk mengambil dana yang sudah disisihkan tersebut

 

Keras Pada Diri Sendiri

Anda harus berani bersikap keras pada diri sendiri. Jangan mengeluarkan uang untuk sesuatu yang tidak penting. Anda boleh punya “pos” senang-senang tapi harus deal dengan jumlah yang telah dijanjikan.

Sehingga kalau Anda sudah menghabiskan sesuai dengan jumlah tersebut, tidak ada alasan buat Anda untuk menambah nominalnya karena menurut Anda, Anda sedang berada pada kebutuhan “mendesak”.

 

Hemat

Jangan memaksakan gaya hidup Anda dengan gaya hidup rekan-rekan lain—yang mungkin memiliki penghasilan lebih tinggi atau apapun itu.

Anda harus belajar hidup hemat, jangan lebih besar pasak ketimbang tiang. Kalau memang Anda merasa penghasilan Anda tidak bisa mencukupi kebutuhan Anda carilah pekerjaan lain ataupun pekerjaan sampingan.

 

 

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?