Skip to main content
Category

CEO Talks

3 Menteri BUMN Bedah Buku “AKHLAK UNTUK NEGERI”

By CEO Talks, News No Comments

JAKARTA – Peluncuran dan bedah buku “Akhlak untuk Negeri” sungguh istimewa dihadiri oleh Meneg BUMN Pertama Tanri Abeng, Meneg BUMN ke-7 Dahlan Iskan dan ke-9 Erick Thohir yang menulis buku ini. Hadir hampir 1000 orang dalam acara yang digelar ACT Consulting ini. 

Ary Ginanjar yang juga turut menyusun buku ini mengatakan tentang tujuan menulis buku ini yaitu sebagai: Guidance, Inspiration, Legacy.  
Penulisan buku ini juga merupakan tindak lanjut komitmen ditetapkannya AKHLAK sebagai core values seluruh BUMN dan menjadi pedoman budaya kerja seluruh Badan Usaha Milik Negara ini.

Buku yang bersampul bendera merah putih dan lebih dari 200 halaman tersebut sudah tersedia di toko buku online.

Core Values AKHLAK adalah akronim dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Harapannya, selain menjalankan Akhlak secara harfiah, maka AKHLAK sebagai Core values terinternalisasi dan menjadi menjadi perilaku sehari-hari. 

Di dalam bedah buku ini selain mengkaji pentingnya AKHLAK bagi BUMN dan Indonesia, juga ada sharing best practice berdasarkan pengalaman dalam mempraktekkan AKHLAK.

Oleh karena itu, ESQ Leadership Center mengadakan acara Peluncuran dan Bedah Buku AKHLAK UNTUK NEGERI, yang diselenggarakan pada Rabu (6/1/2021) pukul 16.00 – 18.00 WIB by Zoom Platform.

Webinar ini dibuka oleh Keynote Speech yang disampaikan langsung Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Thohir. 

“Saya meyakini, pada akhirnya setiap insan akan dikenang karena reputasi dan legesi. Reputasi adalah sebuah akumulasi dari perilaku, prestasi, hingga membentuk konsistensi,” ucap Erick kepada 1000 partisipan yang hadir seperti para Direksi dan Komisaris BUMN serta pimpinan Senior dan tim penggerak budaya AKHLAK.

Pria yang mengenakan batik itu mengatakan bahwa BUMN tak hanya Jago kandang tapi harus mendunia (go global).

“Yang saya ingin benahi bahwa BUMN adalah amanah yang tentu harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat maupun secara nasional khususnya hingga internasional,” lanjutnya.

Kemudian, bedah buku dan sharing best practice dipaparkan oleh 3 narasumber yakni Tanri Abeng (Menteri BUMN 1998-1999), Dahlan Iskan (Menteri BUMN 2011-2014), Ary Ginanjar Agustian (President of ESQ Group).

“Saya sangat menyambut baik buku AKHLAK ini karena bersumber dari otak pak Menteri Erick Thohir langsung bersama sahabat saya yaitu Ary Ginanjar,” kata Tanri salut.

Dahlan Iskan memuji penyusunan buku ini karena sangat merepresentasikan diri Erick Thohir. “Saya melihat buku ini sebetulnya itulah Erick Thohir. Kalau membaca buku kita akan tahu personifikasi Meneg BUMN Erick Thohir.”

Dahlan bahkan mengapresiasi Erick Thohir yang mengkonsep sendiri corporate culture Kementerian BUMN.

Sandrina Malakiano selaku Moderator memandu jalannya acara tersebut. Ia bertanya kepada Ary Ginanjar terkait isi dari buku AKHLAK itu.

“Buku ini tidak menjadi aturan yang menakutkan, tapi energi yang sangat inspiratif, menarik dan enak dibacanya,” jawab Ary.

Ary pun mengutip sebuah kata bijak, “Semua pemikiran besar akan hilang ketika tidak ditulis menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Seru! Diskusi Erick Thohir vs Dahlan Iskan Soal Riset 100 Success Factors

By CEO Talks, News No Comments

JAKARTA – Seperti apa jika Meneg BUMN dan mantan Meneg BUMN berada dalam satu forum.  ACT Consulting berhasil menyatukan Erick Thohir dan Dahlan Iskan, Selasa (17/11/2020) dalam agenda rutin CEO Talk yang kali ini mengusung tema “Menjadi CEO ber-AKHLAK”.

Dalam Webinar ini, Erick Thohir bertindak sebagai  Keynote Speech. Sedangkan Dahlan Iskan (Menteri BUMN 2011-2014) dan Ary Ginanjar Agustian (President ESQ Group) sebagai narasumber. Hadir juga moderator kondang Sandrina Malakiano yang tampil dengan kostum batik.

Erick Thohir membagikan slide pertamanya yang berisi tentang hasil riset dari Thomas J. Stanley Ph. D mengenai 100 success factors, yakni mengenai faktor-faktor penentu kesuksesan yang menunjukkan bahwa ‘Tingkat IQ’ berada di urutan ke-21, sedangkan ‘lulus dengan nilai terbaik’ menjadi kunci kesuksesan ke-23. Lalu peringkat 1-nya apa?

“Tidak ada yang namanya pintar dari 10 tertinggi riset tersebut. Bisa dilihat bahwa nomor 1 yakni kejujuran. Jujur menjadi point utama yang sangat penting.”

Mendengar akan hal itu, Dahlan Iskan menyampaikan pandangannya tentang kejujuran dengan perpektif yang berbeda. Selama 7 tahun terakhir setelah usai menjabat Menteri BUMN, Dahlan mengaku vacum dari berbagai forum BUMN. “Awalnya Saya tidak mau hadir dalam acara BUMN manapun. Karena saya tidak boleh mengganggu, membuat rusuh, apalagi campur tangan. Saya harus menjaga dari hal itu.”

Ia mengutarakan pemikirannya terkait kejujuran. Pertama tentang 3 penyakit jujur dan juga 2 jenis jujur.
“Penyakit orang jujur yaitu sok jujur, menganggap orang lain tidak jujur, dan kaku. Lalu ada 2 jenis jujur yaitu secara esensial dan administrative,” sambungnya.

Dalam arti, tambahnya, ibarat masuk Surga tapi sendirian. Ia berharap pemimpin serta karyawannya bisa masuk surga dunia dan akhirat bersama-sama dengan cara memiliki sifat jujur demi kepentingan bersama, bukan secara personal saja. 

Terlihat dari link zoom Studio ACT Consulting lantai 23 Menara 165, ada sekitar 1,800 lebih peserta yang hadir. Sandrina Malakiano dan Rendy Yusran berkesempatan untuk memandu Narasumber, Direksi dari 203 BUMN, 89 Anak perusahaan BUMN termasuk juga swasta sekitar 30 orang.
Para peserta yang join melalui zoom, tak hanya berasal dari Indonesia, namun dari Malaysia serta dari berbagai profesional, akademi, kalangan.

CEO Talk! Erick Thohir, Dahlan Iskan, Ary Ginanjar Agustian Bersama 1,800 Orang Berada di 1 Frame Bahas Pemimpin ber-AKHLAK

By CEO Talks, News No Comments

JAKARTA – ACT Consulting menggelar Forum Seminar AKHLAK dengan mengusung tema “Menjadi CEO ber-AKHLAK”, yang dilaksanakan pada Selasa (17/11/2020) Pukul 08.00 – 11.30 WIB via Zoom Meeting.

Webinar rutin ini dibuka oleh Keynote Speech yang disampaikan langsung Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Thohir, B.A., M.B.A. Kemudian dilanjutkan oleh Prof. Dr. (H.C) Dahlan Iskan (Menteri BUMN 2011-2014) dan Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian (President ESQ Group) sebagai narasumber. 

Acara dipandu oleh Sandrina Malakiano dan Rendy Yusran. Lebih dari 1,800 peserta dan di antaranya hadir Direksi dari 203 BUMN, 89 Anak perusahaan BUMN termasuk juga swasta sekitar 30 orang. Mereka datang tak hanya dari Indonesia, namun dari Malaysia serta dari berbagai profesional, akademi, kalangan.

“Kita sebagai pemimpin harus lihat dan turun ke bawah. Dan pertemuan saya waktu itu dengan mas Ary, ustadz Arifin, Aa Gym bahas bagaimana menginspirasi umat dengan adanya hero atau panutan. Bahwa sebagai pemimpin, kita lihat fakta dan dasarnya,” ucap Erick dengan wajah yang sumringah sambil menyapa para narasumber dan peserta webinar.

Pembicara kedua Dahlan Iskan mengaku sudah 7 tahun sejak tidak jadi Menteri, selalu menolak acara-acara yang di lingkungan BUMN. Namun kali ini bersemangat hadir bersama Erick Thohir.

CEO Talk ini ditujukan bagi para Direksi, pimpinan Senior, penggerak budaya organisasi, para profesional di bidang transformasi budaya organisasi dan pengembangan sumber daya manusia, serta sivitas akademika perguruan tinggi dan masyarakat luas yang memiliki minat di bidang budaya organisasi. 

Hal ini berangkat dari berbagai studi dan riset yang mengatakan bahwa peranan pemimpinan sangat penting dalam keberhasilan pembangunan budaya organisasi. Pemimpin diharapkan mampu menjadi teladan, pembimbing dan juga pemimpin perubahan dalam implementasi AKHLAK sebagai core values BUMN. 

Menurut President ESQ Group Ary Ginanjar, di tengah badai VUCA dan pandemi Covid-19 yang melanda, peran pimpinan menjadi semakin krusial untuk memastikan perusahaan tetap bisa survive. Core values diibaratkan Ary sebagai jangkar sebuah kapal.

“Sebagai nakhoda harus memastikan kapalnya berlayar dengan baik. Demikian juga para CEO, mereka dituntut memastikan core values yang merupakan jangkar perusahaan, tertanam dalam dirinya dan juga pada jiwa karyawannya,” ujar Ary di Menara 165.

AKHLAK sebagai satu-satunya core values seluruh BUMN haruslah tercermin dari perilaku Leader yang idealnya bertindak sebagai role model bagi tim yang dipimpinnya untuk meraih cita-cita perusahaan.

BNI Syariah, CEO ESQ Group: Ilmu Itu Bernama GKF, Karena Pemimpin Harus Survive di Semua Masa

By CEO Talks, News No Comments

JAKARTA – ACT Consulting gelar acara CEO Talk bersama BNI Syariah pada Jumat (6/11/2020) by Zoom Meeting. Sekitar 55 orang mengikuti event yang bertemakan ‘How a Great Leader Inspire Action.’

Narasumber yang hadir yakni Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian (President ESQ Group) dan Dr. Alex Denni Deputi Bidang SDM, Teknologi & Informasi Kementerian BUMN serta dipandu oleh Ahmad Zaki (Trainer ESQ).

Bicara soal CEO, Alex Denni bahas ekspektasi harapan organisasi kepada karyawan begitupun sebaliknya. Lingkup organisasi yakni Culture, Goal, Strategy sedangkan lingkup karyawan Performance, Behavior, Capacity.

“Harapan dari karyawan yakni reward, learning dan development, talent yang di deliver sama organisasi. Oleh karenanya untuk mempermudah harapan-harapan itu dilakukan dengan canggihnya teknologi serta membangun leadership yang unggul.”

Sebelum sesi Alex, Ary Ginanjar terlebih dahulu menyapa para calon penerus Generasi Emas di BNI Syariah.

“Saya bahagia bertemu dengan calon-calon CEO atau pemimpin tahun 2030 – 2045,” sapa Ary sambil tersenyum dari Studio lantai 23 Menara 165.

Terlihat dari layar Zoom Meeting, insan BNI Syariah pun membalas senyum dan sambutan dari Founder Menara 165 itu.

Pria yang dijuluki 4 in 1 (Motivator, Author, Enterpreneur, Educator) itu menyatakan bahwa pemimpin harus bertahan di semua keadaan, semua masa.

“Pemimpin harus survive di semua masa, pemimpin harus bisa menghandle masalah. Namun pertanyaannya bagaimana caranya? Bagaimana bisa mencapai high performance?”

Ilmu atau cara yang dibeberkan oleh Ary Ginanjar yakni Gerak, Kata, dan Fokus (GKF). Menurut Ary ilmu juara GKF sudah dibuktikan oleh pemain dunia seperti Cristiano Ronaldo, Tiger Woods, Michael Jordan, dan lainnya.

“Mengenai hal itu, saya ingin bertanya Coach Ary. Ketika Coach Ary berada di titik rendah apa yang biasa dilakukan agar tetap fokus?” tanya Ariani Widayanti KCP Koja salah satu peserta webinar.

Ary menjawab bahwa dirinya selalu fokus mencari memori positif dari pikirannya serta menghindari hal negatif. Kemudian Ary selalu memposisikan dirinya berada dalam kondisi Alpha atau ketenangan. Jadi energi positif akan tercipta atau bisa di recall.

Bicara Soal Gap Antar Generasi Bersama ACT Consulting dan Direktur BRI

By CEO Talks, News No Comments

JAKARTA – Sekitar 200 orang pimpinan dengan berbagai tingkatan i yang berasal dari lembaga maupun instansi kut serta dalam acara CEO Talk secara daring pada Kamis (3/9/2020).

Hadir di antaranya dari Bank BRI, Bank BNI, PT Taspen, PT Kimia Farma, PT Pegadaian, PT Haleyora Power, PT Bukit Asam, PT Pelindo III, PT Kereta Api Indonesia, dan lainnya.

Gelaran itu membahas tentang pentingnya memahami gap generasi atau perbedaan pandangan antara 2 generasi bahkan lebih. Tujuannya adalah untuk menemukan titik tengah dalam menghadapi persoalan yang terjadi baik di dalam korporat maupun di luar.

Pasca munculnya Generasi X, Generasi Z, Millenilas dan generasi baru lainnya membuat generasi Baby Boomers mulai kewalahan mengikuti segala perkembangannya. Apalagi sekarang jaman 4.0 Industri dengan teknologi yang berkembang pesat. Akibatnya gap antar generasi mengalami hambatan. 

Menjadi seorang leader di era VUCA memiliki dinamika dan tantangan tersendiri. Leader memerlukan sebuah skill untuk mempengaruhi tim terhadap organisasi yang ingin dicapai.

Oleh karena itu, ACT Consulting selenggarakan event CEO Talk yang dipandu oleh Coach Arief Rachman dan Coach Rendy Yusran. Acara tersebut menghadirkan para narasumber yakni Dr. H.C Ary Ginanjar Agustian selaku President ESQ Group dan Herdy Harman selaku Human Capital Director BRI.

Bagi Herdy, menemukan fenomena yang terjadi antar generasi bukan hal yang tabu lagi. Generasi millenials dan Gen Z ingin kebebasan dalam bekerja. Namun sebagai leader harus mencari cara agar para generasi muda betah di perusahaan maupun lembaga.

“Saya selalu bilang kepada kaum millenials dan generasi muda lainnya bahwa mereka bukan hanya mencari mata pencaharian aja. Tapi kita sedang membangun bangsa, dengan anak bangsa yang berkarakter,” kata Hardy.

Opini Direktur HC BRI tersebut dibenarkan oleh Ary Ginanjar, bahwa di Era VUCA ini khususnya para leaders harus bisa bertranformasi. Seorang pemimpin harus mempunyai mental agility, result agility, change agility, people agility, and learning agility.

“Lalu bagaimana seorang leader melahirkan bintang-bintang kehidupan? Supaya mereka punya kemampuan sosialisasi, menggabungkan pandangan antar generasi diperlukan yang namanya people development atau coaching,” papar Ary dari Studio lt 23, Menara 165.

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?