Skip to main content

Global Risks Report dan World Economic Forum 2020

By January 22, 2020News

Isi dari Global Risks Report 2020 yang disusun oleh World Economic Forum menggambarkan resiko global yang merupakan masalah utama yang tengah dan akan berlanjut di tahun 2020 ini. Laporan ini dibuat untuk membuat sebanyak mungkin negara di dunia bersatu sebagai multi stake holder agar dapat menyelesaikan masalah atau resiko global yang ada, bersama-sama dan saling kolaborasi.

Tujuan dan fokus dari World Economic Forum tahun 2020 yang juga merupakan acara tahunan ke 50 kali yang menyatukan para ekonom dan menteri ekonomi dari berbagai negara di dunia ini memiliki fokus untuk menciptakan dunia yang saling mendukung (kohesif) dan dapat diteruskan kepada anak-cucu kita dalam keadaan baik (sustainable) nantinya.

Sepekan sebelum World Economic Forum (WEF) ini digelar, president dan WEF dan sejumlah sponsor serta pengurus berbagai lembaga di WEF 2020 ini melakukan konferensi pers mengenai Global Risks Report 2020 yang disajikan secara terbuka.

Acara ini dihadiri oleh banyak wartawan dari berbagai negara. Dalam kesempatan tersebut, salah satu hal yang menjadi perhatian banyak orang adalah masalah atau resiko global utama yaitu yang berkaitan dengan perubahan iklim (global climate).

Emily Farnworth sebagai Head of Climate Change Initiative di WEF, menyampaikan bahwa sebenarnya setiap pemerintah dapat melakukan upaya perbaikan lingkungan dengan hanya menghabiskan biaya sebanyak 0.8% dari masing-masing GDP (gross domestic product/ total pendapatan nasional tiap negara).

Untuk melakukan upaya inisiatif dalam mencegah perubahan iklim ini, menurut Farnworth tiap negara harus memiliki kebijakan yang bersifat proaktif (proactive approach). Pendekatan proaktif dalam mengelola kebijakan pemerintah ini harus dilakukan dengan memprediksi berbagai resiko yang menjadi ancaman bagi kesejahteraan rakyat.

http://reports.weforum.org/global-risks-report-2020/files/2020/01/Sharables-charts_Sharable-Long-Term-Risk-Outlook-Multistakeholders-Likelihood.png

Para ahli ekonomi dunia tersebut juga menyatakan bahwa untuk dapat melakukan prediksi yang tepat ke depannya, tidak lagi bisa melakukan pendekatan historical. Karena apa yang tengah terjadi pada saat ini tidak dapat dilihat dengan menggunakan kacamata sejarah. Hal ini karena berbagai komponen ekonomi yang ada di zaman ini tidak dapat ditemukan dalam catatan sejarah manapun.

Hal seperti kerusakan lapisan ozon, meningkatnya suhu air laut, banjir bandang yang menimpa berbagai belahan dunia, serta kebakaran hutan yang terjadi di hampir semua benua. Semua hal tersebut terjadi karena polusi yang menyebabkan perubahan iklim yang drastis.

Disebutkan juga bahwa diantara berbagai ancaman atau threats tersebut adalah dalam hal munculnya disrupsi dalam teknologi yang berpotensi menghasilkan pengangguran dan mematikan sejumlah usaha yang kuno atau obsolete. Untuk itu, dunia usaha harus terus melakukan inovasi.

Karena itu, selayaknya para ekonom dan ahli kebijakan di pemerintahan haruslah menggunakan model matematika prediktif (predictive mathematics) yang paling sesuai untuk menghitung dan menganalisa berbagai komponen ekonomi yang ada di masing-masing negara. Dengan cara ini, pemerintah atau lembaga pemerintahan dan badan perancang kebijakan public dapat memiliki ukuran penghitungan  yang valid dan terbukti berhasil serta efektif.

            Dalam acara pemaparan global risks reports 2020 ini hadir juga Borge Brende sebagai President dari World Economic Forum. Lembaga WEF ini sendiri diciptakan oleh Prof Klaus Schwabb yang hingga kini masih hidup dan menjadi tokoh utama dalam berbagai acara yang diselenggarakan setiap tahun di kota Davos, Swiss.

            Brende menyebutkan analisa dari ahli IMF yaitu Gita Gopinath yang menggambarkan bahwa pada tahun 2019, terjadi global synchronized economic slowdown atau perlambatan ekonomi tersinkron yang terjadi secara global.

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?