Skip to main content

Kecerdasan Emosional Spiritual dan Kematangan Kepemimpinan

By March 9, 2020Article

Kurun waktu di awal 2020 ini kita melihat banyak sekali peristiwa yang melibatkan berbagai model kepemimpinan. Namun dari beragam pemimpin dunia yang kita lihat tersebut, masih terdapat sosok para pemimpin yang melakukan berbagai tindakan tidak matang yang akhirnya membuat negara lain harus menerima dampak buruknya. 

Dalam bahasan dari seorang ahli psikologi spiritualitas, Cindy Wigglesworth (2006), ia mengangkat tema tentang kecerdasan spiritual dan kematangan kepemimpinan. Bahwa dalam masa-masa yang penuh kecemasan, kita memerlukan pemimpin yang memiliki sikap yang matang. Pemimpin yang memiliki kemampuan sosio emosional tinggi. 

Dalam pembahasan ilmu ESQ, DR (HC) Ary Ginanjar Agustian (2018) menyebutkan bahwa jenis pemimpin tertinggi ini telah sampai di level 5 yaitu Service to common good. Untuk mencapai level ini, para pemimpin harus telah melalui berbagai tangga sebelumnya. Dimana ia harus meninggalkan sifat egosentris dan sikap yang masih cenderung mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok. 

Dalam pandangan Wigglesworth, pemimpin yang matang ini memiliki kemampuan menentukan arah tujuan dan menavigasi keadaan geopolitik dalam berbagai keadaan, walau dalam kondisi kehidupan yang pelik dan situasi kisruh sekalipun.  

Pemimpin dengan kecerdasan spiritual yang tinggi, menurut Wigglesworth telah menguasai kemampuan strategis, mampu mendorong dan menginspirasi orang lain. Dengan cara ini, kata-katanya akand idengar, dan ia dapat menciptakan rasa damai dalam situasi terburuk sekalipun. 

Dalam kondisi pelik, kecerdasan spiritual dalam diri seorang pemimpin akan menangkap resonansi gelombang pemikiran dan kekhawatiran masyarakat, dan kemudian ia menjalankan fungsi kepemimpinannya secara terampil, dengan memandang pada tahapan perkembangan yang dimiliki oleh khalayak yang ia tengah hadapi. 

Hal ini, menurut Wigglesworth bukanlah masalah tentang rasa hangat dan nyaman yang diciptakan oleh seorang pemimpin. Namun rasa kasih sayang mendalam yang dimiliki seorang pemimpin yang matang, yang terwujud dalam sejumlah langkah-langkah yang bijaksana. 

Langkah dan kata-kata yang diberikannya mencerminkan integritas pribadi yang dominan. Sejalan dengan tujuan hidup mulia yang dimilikinya.  Pemimpin yang matang secara spiritualitas ini juga harus memiliki keterampilan emosional dan kecerdasan intelektual yang sejalan dengan standar values yang tinggi untuk diterapkan dalam masyarakat dimana ia bertugas. 

Dengan kecerdasan spiritual (dan kecerdasan emosional- ESQ dari DR (HC) Ary Ginanjar Agustian, 1999), seorang pemimpin akan mampu mematangkan sikapnya, mengubah sifat-sifatnya menjadi pantas diteladani, sehingga dalam berbagai proses di masyarakat, ia dapat melaksanakan tugasnya dengan rasa senang dan bahagia. Ia pun harus mampu bekerja dengan semua kalangan untuk dapat menciptakan hasil terbaik untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. 

Namun bila seorang pemimpin ingin mengubah dirinya menjadi lebih baik, yang harus dilakukan adalah melakukan transendensi ego. Ia harus mengubah dirinya terlebih dahulu agar pantas menjadi teladan dari kata-kata dan sikap yang akan dilakukannya. 

Dengan melakukan transendensi ego, contohnya dalam pelatihan Transformational Leadership dari ESQ Training dan ACT Consulting, seorang pemimpin secara seiring akan memperbaiki kondisi inner soul yang berpengaruh pada Bahasa verbal dan non verbalnya. Hingga memunculkan kualitas kepemimpinan yang matang dari dirinya. 

Kemampuan Bahasa verbal dan non verbal dalam diri seorang pemimpin yang ingin kualitasnya menjadi matang dan lebih baik ini, akan lebih baik setelah ia memahami Bahasa spiritual, Bahasa yang menyentuh secara emosional dan mencerminkan kepedulian yang dimilikinya, yang mampu terdengar oleh hati. Hingga mampu melampaui Bahasa umum, namun lebih menyentuh ke sisi hakikat dari berbagai hal yang ia rumuskan, rencanakan dan lakukan. 

Namun lebih dari sekedar kemampuan seorang pemimpin dan daya Tarik seorang pemimpin, kesemua langkah seorang pemimpin yang baik tersebut, haruslah demi kemaslahatan kemanusiaan. Seorang pemimpin yang matang tersebut haruslah mengabdikan dirinya demi kemajuan umat manusia, kesejahteraan masyarakat secara luas, dan meninggalkan kepentingan pribadi dan golongan. 

Sosok pemimpin matang tersebut apakah ada dalam diri Anda? Mari mempelajari bersama cara untuk bertransformasi dan meningkatkan kematangan kepemimpinan diri Anda. Agar mampu mengeluarkan Bahasa sikap dan Bahasa pemikiran yang lebih baik saat Anda harus melaksanakan berbagai langkah strategis yang telah diformulasikan bersama dalam perusahaan, organisasi atau lembaga Anda.

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?