Skip to main content

Elon Musk dan Perlawanannya Terhadap Kata “Tidak Mungkin” di Masa Kecil

By April 11, 2019April 30th, 2019Article

Sejumlah penemu dan pembaharu, biasa bergulat dengan kata ini; “Tidak Mungkin”. Namun bila mereka menyerah pada kata itu, wajah teknologi di dunia tidak akan seperti sekarang.

Mungkin tidak banyak dari kita yang menyadari, bahwa pergulatan para pembaharu ini seringkali berasal dari keadaan di sekitar mereka. Pada kasus Elon Musk, keberadaannya yang berbeda dibanding kawan-kawannya, dirasa mengganggu. Hingga ia sering menerima perlakukan perundungan dari kawan-kawannya di sekolah, saat masih tinggal di Afrika Selatan. Ia menceritakan mengenai perundungan ini di acara 60 Minutes yang ditayangkan oleh stasiun TV CBS di Amerika Serikat.

Untungnya, pejuang mobil listrik dan tenaga terbarukan ini, tidak menjadi rundung karena siksaan fisik dan mental yang diterimanya. Malah, hal tersebut membuatnya mampu melampaui batas ketakutan manusia biasa, dan membuatnya masuk dalam sedikit orang yang kesuksesannya diabadikan dalam video dokumenter Bloomberg Risk Taker.

Elon dan Dunia Programming

Saat masih kanak-kanak, Elon Musk amat menyukai permainan di komputer, hingga ia ingin belajar programming. Ia mulai melakukan programming di usia yang sangat muda, 10 tahun. Ia ingin belajar dari seorang guru untuk programming, namun kemampuannya melebihi gurunya. Hingga ia belajar programming secara otodidak.

Ketertarikan Elon pada dunia wirausaha, dimulai sejak kecil. Ia mengetahui bahwa bila berhasil menciptakan suatu software, ia bisa menjualnya dan menciptakan kekayaan. Dengan dorongan itu, saat itu ia menciptakan games bernama Blastar.

Bersama adiknya, Kimble Musk, mereka kemudian mengumpulkan uang dan barang untuk membuka sebuah tempat permainan. Namun mereka membutuhkan tanda tangan orang dewasa untuk meminta izin dari pemerintah. Tapi kedua orangtuanya tidak menyetujui ide dua orang putranya itu. Elon masuk SMA di usia yang lebih muda dibanding kawan-kawannya, dan lulus di usia 17 tahun.

Warisan Semangat Petualangan Kakek Elon Musk

Dorongan Elon untuk melakukan petualangan ke Mars dengan SpaceX sama dengan keberanian yang dimiliki oleh kakeknya. Kakek Elon adalah seorang yang berasal dari Amerika, namun ia membawa semua anak-anaknya pindah ke Afrika.

Petualangan Kakek Elon tidak berhenti disitu. Ia juga berhasil melakukan penerbangan dari Afrika Selatan ke Australia. Dengan melakukan beberapa kali modifikasi yang diperlukan pada pesawat non elektronik yang ia gunakan.

Hal itu terpaksa dilakukannya karena ketersediaan bahan bakar di sejumlah negara yang ia kunjungi terbatas, dan mesin pesawatnya harus dirubah bila menggunakan bahan bakar yang berbeda. Memahami jejak petualangan sang kakek ini, kita bisa sedikit memahami darimana semua kecerdasan dan keberanian yang dimiliki Elon Musk berasal.

Beragam manajemen inovasi bisnis yang dilakukan Elon Musk harus bisa dipelajari oleh banyak orang di negara kita. Untuk mempelajari cara melakukan manajemen inovasi bisnis, klik disini. Untuk memiliki kemampuan mendesain bisnis mandiri, anda juga bisa klik disini.

Namun Anda bisa saja memiliki kesulitan atau masalah di beberapa sisi seperti budaya dan penerapan disiplin pencapaian target. Bila itu masalahnya, bagi para Leaders di Organisasi Anda, dapat mengikuti program Transformational Leadership dari ACT Consulting dengan klik di link ini.

Untuk melakukan perkembangan di organisasi dan korporasi Anda seperti yang dilakukan Elon Musk di Tesla dan SpaceX, Anda dapat mempelajari cara membangun budaya perusahaan dengan klik disini. Anda juga dapat mempelajari cara menciptakan strategi yang tepat untuk perusahaan dengan klik disini.

Leave a Reply

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?