Skip to main content
All Posts By

Irna Azzadina SE., S.Psi., M.S.M

Organizational Behaviour and Management Expert of ACT Consulting

kultur pemikiran india, ceo dari india, karya pemikiran india, kultur pemikiran india, act consulting

Kultur Pemikiran India Yang Melahirkan CEO Kelas Dunia

By Article No Comments

Populasi masyarakat India di dunia cukup besar, sebanyak 930 juta orang India yang tersebar di seluruh dunia. Mencapai hingga 15% dari populasi planet ini. Saat ini, dunia tengah mengagumi kemunculan sejumlah tokoh ekonomi dunia dan pengusaha yang memimpin perusahaan-perusahaan besar dunia. Bahkan dalam acara World Economic Forum di Davos tahun 2018, tidak kurang dari 100 orang CEO keturunan India yang hadir.

Di abad sebelumnya, kita mengenal tokoh dunia seperti Mahatma Ghandi dan  Jawarhalal Nehru yang merubah wajah India yang semula terjajah, menjadi perlahan bangkit dengan cara-cara yang damai. Kultur pemikiran India juga dapat kita lihat dijalani oleh banyak CEO tersebut. Bahkan, membentuk mental baja yang kuat menahan emosi seperti Ghandi, dan melakukan banyak terobosan seperti Nehru.

Di sisi lain, pertanian India memiliki kinerja yang jauh lebih baik daripada pertanian Soviet atau Tiongkok. India sekarang masuk peringkat sebagai ekonomi industri terbesar kesembilan di dunia.

Budaya Strategi di India

Dibandingkan dengan The Art of War dari Sun Tzu, karya Arthashastra dari Begawan Kautilya mencakup tema  yang lebih luas:  pemerintahan, administrasi publik, ekonomi, hukum, kebijakan, diplomasi luar negeri, serta urusan militer dan intelijen. Istimewanya, Arthasastra diturunkan dengan lisan, dan bukan dengan naskah tertulis seperti karya Sun Tzu.

Arthashastra adalah tentang Strategi Besar yang mengoptimalkan totalitas sumber daya militer dan non-militer negara. Karya ini mencakup sistem material dan ideasional dalam menggunakan faktor-faktor kekuatan ini.

Dalam berpikir, orang India terbiasa untuk menemukan poin yang selaras dengan situasi konkret. untuk merealisasikan tujuannya. Pola kognitif seperti ini diturunkan dengan pelafalan lisan turun temurun dari Arthasastra karya begawan Kautilya.

Selain tradisi Kautilya, ada tradisi ‘idealis’ di negara India. Idealisme semacam itu dapat ditelusuri kembali ke Buddha (sekitar abad ke-6 SM) dan Kaisar Maurya, Ashoka (juga seorang Buddha) pada abad ke-3 SM.

Ashoka melakukan perang yang sangat kejam untuk mengkonsolidasikan kendali Kekaisaran  atas sebagian besar anak benua India. Namun setelah itu ia meninggalkan perang tanpa membubarkan tentara dan mengikuti kebijakan luar negeri yang damai.

Filsuf Modern India

India modern memiliki tiga ‘bapak pendiri’: Mahatma Gandhi, Sardar Patel (yang terlalu sedikit dikenal di luar India) dan Jawaharlal Nehru. Sering dikatakan bahwa Gandhi adalah ‘idealis’ dalam tradisi Buddha-Ashoka, Patel adalah Kautilyan ‘realis’ dan kebijakan Nehru adalah campuran dari realisme Kautilyan dan ‘idealisme’ dalam tradisi Ashokan.

Karakter pembaharu yang dapat terus berjuang dengan semangat sekeras perang namun dengan cara-cara yang damai ini dapat kita lihat muncul pada sosok Satya Nadella. Kita juga bisa melihat keteladanan Nehru yang diadopsi oleh Sundar Pichai yang mampu memenej korporasi sebesar Alphabet dengan Google di dalamnya.

Apakah Ada Cara Berpikir Khusus Orang India?

Dari kesuksesan para pengusaha kelas dunia dari India, kita bisa melihat mereka meraih kesuksesan di banyak bidang, dan merupakan pemimpin dari perusahaan-perusahaan konglomerasi besar.

Ini sejalan dengan pemikiran Ramanujan. Bahwa orang India memiliki sekat kedap air di antara banyaknya aktivitas. Sehingga mereka dapat melakukan pergantian cara pikir yang sangat berbeda dan saling bertentangan untuk memahami dunia tanpa mengedipkan mata.

Berbeda dengan cara berpikir bebas konteks yang kita kenal dari Eropa dan Amerika Serikat, pemikiran India tergantung pada konteks di mana ia dimasukkan.

Fitur lain yang telah menjadi ciri pemikiran India adalah penekanan yang diberikan pada perbedaan daripada kesetaraan. Sementara kesetaraan adalah nilai dasar di dunia barat, hirarki dan perbedaan antara orang mendominasi pemikiran India.

Kita juga bisa mencoba memahami cara berpikir orang India melalui aspek-aspek seperti ketergantungan pada konteks tertentu. Namun diakui sendiri oleh orang India bahwa mereka menangani masalah dengan jenis proses pemikiran yang berbeda dari yang umum dilakukan masyarakat di luar tanah India.

Namun, populasi India sangat banyak dan beragam sehingga kita tidak dapat mengatakan bahwa semua orang India berpikir dengan cara yang sama.

Menyenangkan untuk bisa belajar dari banyak negara lain di dunia. Dari berbagai contoh kesuksesan yang ada, kita dapat banyak mengambil inspirasi.

Beragam manajemen inovasi bisnis yang dilakukan tokoh India seperti Sundar Pichai dan Satya Nadella harus bisa dipelajari oleh banyak orang di negara kita. Untuk mempelajari cara melakukan manajemen inovasi bisnis, klik disini.

Namun Anda bisa saja memiliki kesulitan atau masalah di beberapa sisi seperti budaya dan penerapan disiplin pencapaian target. Bila itu masalahnya, bagi para Leaders di Organisasi Anda, dapat mengikuti program Transformational Leadership dari ACT Consulting dengan klik di link ini.

Untuk melakukan perkembangan mendasar di organisasi dan korporasi Anda seperti yang dilakukan Sundar Pichai di Google dan Satya Nadella di Microsoft, Anda dapat mempelajari cara membangun budaya perusahaan dengan klik disini. Anda juga dapat mempelajari cara menciptakan strategi yang tepat untuk perusahaan dengan klik disini.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter  para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki
langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).


martogi siahaan, ceo auto2000, act consulting, ary ginanjar agustian

CEO Auto2000 Martogi Siahaan; Program Corporate Culture Hasilkan Prestasi Beragam

By Article No Comments

CEO Auto2000 Martogi Siahaan mengatakan bahwa Culture menjadi suatu hal yang penting di dalam bisnisnya. Di tahun 2018, ia mengatakan bahwa ACT Team dan Pak Ary Ginanjar telah mendukung Auto2000 dalam penyelenggaraan dan perbaikan hal-hal yang berkaitan dengan Culture.

Auto2000 di dalam Dealer Convention tahun 2018 di Bali, kini dapat meraih berbagai prestasi yang belum pernah diraih sebelumnya. Secara Personal orang-orang di Auto2000 telah memberikan prestasi yang sangat baik di dalam perjalanan bisnis.

Prestasi beragam yang diraih Auto2000 dalam Dealer Convention of The Year tersebut adalah;

  • Kepala Cabang Terbaik urutan 1, 2 dan 3
  • Outlet of The Year diraih oleh Auto2000 Binjai,

Serta gelar-gelar prestise lainnya seperti

  • Service Head yang Terbaik yang diraih oleh Kepala Bengkel Terbaik di Auto2000

Pak Martogi Siahaan juga mengatakan bahwa sepanjang tahun 2018, adalah tahun yang cukup keras. Ada market yang sangat kompetitif, namun disitu Auto2000 terus menorehkan prestasi dan terus meningkatkan kontribusinya dalam meningkatkan penjualan Toyota di Indonesia.

Auto2000 berterima kasih kepada Pak Ary dan seluruh Team ACT karena telah memberikan warna pada perjalanan Auto2000 di tahun 2018. Auto2000 berharap jejak kerjasama yang sudah baik ini dapat terus dilanjutkan sehingga Auto2000 dapat memberikan kontribusi untuk bangsa, dengan lebih baik lagi.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

employee engagement, irna azzadina, budaya kerja, corporate assessment, act consulting

Trend Employee Engagement 2018

By News No Comments

employee engagement, irna azzadina, budaya kerja, corporate assessment, act consulting

Bagaimana trend employee engagement di tahun 2018? Pemaparan berikut ini akan berguna untuk diterapkan di organisasi anda. Karena semua korporasi menginginkan organisasinya memiliki tingkat engagement yang tinggi. Agar perusahaan dapat bergerak dengan progresif, memiliki profit optimal dan culture yang solid.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Survey Crest pada tahun 2018 ini, ada sejumlah trends dalam yang ditemukan. Kevin Stiles dari Survey Crest mengungkapkan bahwa 87% dari karyawan yang bekerja di berbagai bagian dunia, tidak memiliki engagement dalam bekerja.

Karena itu, menurut Morneau Sheppel dalam Human Resources Trends for 2018, para manajer HR harus menjadikan employee engagement dalam prioritas tertinggi. Untuk mewujudkan  iklim bekerja yang positif, membuat karyawan highly engage, dan mengubah sikap kerja dari negatif menjadi thriving (berusaha dengan sungguh-sungguh).

Stiles (2018) dalam pemaparan hasil penelitian Trend 2018 yang dilakukan oleh Survey Crest, menyampaikan bahwa memiliki karyawan yang memiliki fokus bekerja  yang konstan, selalu termotivasi dan bersemangat dalam bekerja, akan memberikan sejumlah keuntungan pada perusahaan, yaitu;

  • Meningkatkan profit
  • Meningkatkan produktivitas
  • Menurunkan tingkat keluar masuk karyawan
  • Menghemat biaya
  • Mempopulerkan reputasi perusahaan
  • Meningkatkan retensi karyawan

Kevin Stiles (2018) juga menyampaikan usaha perusahaan untuk meningkatkan engagement karyawan ini harus mempertimbangkan Trend Bekerja 2018 yaitu;

  • Meningkatnya keinginan karyawan untuk mewujudkan keseimbangan bekerja dan keluarga
  • Meningkatnya keinginan karyawan untuk memiliki pengalaman yang kaya
  • Meningkatnya peluang belajar dari perusahaan untuk diberikan kepada karyawan
  • Meningkatnya peran budaya perusahaan terhadap employee engagement
  • Meningkatnya kepedulian perusahaan akan kesehatan mental karyawan dan para disable
  • Meningkatnya peluang keberagaman di dalam perusahaan
  • Meningkatnya upaya untuk membudayakan feedback dan melakukan rekognisi atas prestasi karyawan
  • Meningkatnya pemberian tools yang tepat untuk karyawan dari perusahaan
  • Meningkatnya perubahan hirarki struktur menjadi lebih fleksibel di dalam perusahaan
  • Berubahnya perhitungan lembur menjadi tak terbatas yang memberi banyak keuntungan pada perusahaan dan karyawan

 

Beragam langkah manajemen SDM yang disesuaikan dengan Trends dapat membantu organisasi anda untuk meningkatkan engagement karyawan dalam bekerja. Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara mengukur employee engagement di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki tools assessment yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

irna azzadina, act consulting, employee engagement, corporate assessment, assessment center,

by Irna Azzadina, S.E., S.Psi., M.S.M, Corporate Assessment Expert at ACT Consulting

employee engagement, corporate culture, job satisfaction, job engineering, job crafting, organization development, act consulting, irna azzadina

Apa itu Employee Engagement?

By Article No Comments

employee engagement, corporate culture, job satisfaction, job engineering, job crafting, organization development, act consulting, irna azzadina

Banyak pihak memiliki makna dan interpretasi berbeda tentang Employee Engagement. Bahkan, William H Macey & Benjamin Schneider dalam Cambridge Journal of Society for Industrial and Organizational Psychology (2008) menyampaikan bahwa arti dari employee engagement bermakna ganda bagi para akademisi dan praktisi, saat digunakan dalam berdiskusi dengan klien. Ada tiga faset dari engagement yaitu sebagai kondisi psikologis, sebagai perilaku, dan sebagai karakter.

Kevin Kruse (2012) dalam Forbes menyatakan bahwa employee engagement tidak sama dengan kebahagiaan dalam bekerja (employee happiness). Menurutnya, Banyak orang bekerja dengan bahagia, namun mereka tidak engage pada visi dan misi perusahaan dan tugas-tugas yang diembannya.

Kruse yang menulis buku best seller “Employee Engagement 2.0” juga menyampaikan bahwa employee engagement tidak sama dengan kepuasan dalam bekerja (employee satisfaction). Karena banyak karyawan yang puas pada pekerjaan mereka namun tidak memiliki komitmen dan loyakitas bekerja yang baik. Kepuasan bekerja saja tidak cukup.

Kruse (2012) mendefinisikan Employee engagement sebagai komitmen emosional yang dimiliki oleh karyawan saat bekerja untuk organisasi. Menurutnya, saat employee peduli pada perusahaan, maka mereka akan melakukan pekerjaan ekstra tanpa mengeluh saat diperlukan.

Untuk itulah, karyawan perlu memahami Misi, Visi, Values dan Meaning of Work, agar ia dapat bekerja sepenuh hati, merasa bahagia dalam bekerja, dan dapat menahan beban emosional dan beban pekerjaan seberat apapun. Karena tanggung jawab seseorang berbeda-beda. Hal ini menjadi sangat penting. Seorang karyawan bisa saja harus dikirim untuk bekerja ke wilayah rawan. Atau seorang direksi harus melakukan upaya yang drastis. Perubahan yang terus berjalan membuat berbagai hal menjadi mungkin.

Cara untuk memastikan perusahaan terus berjalan adalah dengan memastikan dewan eksekutif dan para karyawan memahami MVVM dengan sepenuh hati agar mereka bisa bekerja dengan tulus ikhlas karena mengerti akan itikad baik organisasi yang tercermin dalam misi, dan memiliki cita-cita yang sejalan, sesuai dengan visi dari perusahaan. Untuk itu karyawan pun akan mendalami values organisasi menjadi values pribadinya dalam bekerja. Mengerti akan meaning of work yang dilakukannya memiliki dampak yang baik untuk mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan kemanusiaan ke depannya, termasuk di dalamnya kemakmuran dirinya bersama keluarga, bila ia bekerja dengan baik.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara mengukur employee engagement di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki tools assessment yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

 

irna azzadina, act consulting, employee engagement, corporate assessment, assessment center,

by Irna Azzadina, S.E., S.Psi., M.S.M, Corporate Assessment Expert at ACT Consulting

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?