Skip to main content
Tag

training agent of change

training agent of change on boarding, bank jateng, act consulting, esq training, ary ginanjar agustian

Training Agent Of Change On Boarding Bank Jateng Batch 3 di Mei 2019

By News No Comments

Bank Jateng adalah satu-satunya bank daerah yang beroperasi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya di Jawa Tengah. Bank Jateng berpusat di kota Semarang. Bank Jateng didirikan pada tahun 1963 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (PT BPD Jateng). 

Sejak tahun lalu, Bank Jateng tengah berfokus pada pengembangan teknologi digital banking untuk meningkatkan kemampuannya dalam memenangkan persaingan di sektor finansial. Bahkan tak tanggung-tanggung Bank Jateng menyiapkan investasi hingga ratusan milyar untuk kebutuhan pengembangan perbankan digital ini.

Namun untuk menghadapi era VUCA yang dimulai sejak dimulainya era komputerisasi teknologi dan era keterbukaan informasi melalui internet ini, dibutuhkan juga upgrading kemampuan manusianya. Karena manusia tetaplah modal utama dalam berbagai pelaksanaan bisnis.

Untuk menciptakan keselarasan antara manusia dan teknologi, diperlukan peningkatan skill dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi perubahan. Untuk itu, perlu diciptakan suatu budaya kerja yang lebih sesuai, hingga kemampuan perusahaan dalam menghadapi era digital dapat meningkat sesuai dengan tantangan yang harus dihadapi.

Untuk itu, pada tanggal 17-18 Mei 2019 dilangsungkan Training Agent of Change on Boarding Batch 3 untuk Bank Jateng dari ACT Consulting. Dengan pembukaan acara dilakukan oleh Kepala Diklat Bank Jateng, Agung Prasojo. Kegiatan ini diikuti oleh 45 orang peserta dari berbagai bagian dan dari berbagai kota di Jawa Tengah.

Kegiatan ini berlangsung di Hotel Harris Semarang. Expert yang bertugas pada kegiatan ini adalah Coach Dudi Supriadi, yang merupakan Business Innovation Expert dari ACT Consulting. Selain itu, Trainer yang bertugas adalah Kurnia Setiya Putra dan Konsultan Novel Windo.

Untuk mendapatkan bantuan mengenai cara membentuk karakter para pegawai dan pimpinan hingga dapat mengakselerasi perubahan yang kompetitif di organisasi Anda, ACT Consulting memiliki langkah-langkah dan metodologi yang diperlukan. Hubungi kami via email di info@actconsulting.co atau telepon ke 0821-2487-0050 (Donna).

ACT-Consulting-corporate-culture-pentingnya-membangun-BUDAYA-PERUSAHAAN

ACT Consulting – Pentingnya Membangun Budaya Perusahaan

By Article No Comments

Tahukah Anda seberapa penting pengusaha membangun budaya perusahaan? Sebuah konsep yang perlu dipahami oleh para leader, khususnya Human Resources (HR), agar perusahaan dapat terus berkembang dan bersaing mengikuti zaman.

Konsep mengenai budaya perusahaan ini perlu dilihat dari berbagai aspek, agar bisa dilihat seberapa besar perannya dalam struktur organisasi dan fungsinya dalam kinerja perusahaan.

Budaya secara umum diartikan sebagai kumpulan gagasan, nilai, sikap, dan simbol lain yang kompleks, serta bermakna. Budaya digunakan manusia untuk berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi di tengah lingkup sosial masyarakat.

Nah, yang perlu dipahami budaya tidak hanya tercipta dalam lingkungan masyarakat. Di dalam setiap perusahaan juga ditemukan model budaya yang sesuai dengan KEBIASAAN yang terjadi di dalam lingkup kerja.

Jika Anda mencari pemahamannya, budaya perusahaan diartikan sebagai suatu pola dasar yang dimiliki oleh anggota perusahaan. Pola yang berisi nilai-nilai, norma-norma, dan kebiasaan yang mempengaruhi pemikiran, pembicaraan, tingkah laku, dan cara kerja karyawan sehari hari. Hasil akhirnya, akan bermuara pada kualitas kinerja perusahaan.

Ada 4 aspek yang bisa Anda lihat untuk mengukur budaya perusahaan di kantor Anda. Antara lain :

1. Aspek Keterlibatan
Tingkat keterlibatan yang tinggi dari karyawan bisa meningkatkan rasa tanggung jawab. Secara tidak langsung itu akan meningkatkan komitmen mereka terhadap perusahaan. rasa Kekeluargaan dan kebersamaan tercipta sendiri yang cukup penting dalam membantu menyelesaikan pekerjaan.

2. Aspek Konsistensi
Konsistensi menekankan nilai-nilai yang dimiliki perusahaan. Termasuk soal komunikasi, kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan, toleransi, dan penghargaan terhadap prestasi. Ini akan memberikan dampak positif pada pencapaian tujuan organisasi, jadi perlu dibangun dan dikembangkan secara konsisten.

3. Aspek Adaptabilitas
Aspek ini sangat penting untuk mempermudah proses penyesuaian di dalam perusahaan menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi. Hal ini diperlukan untuk kelangsungan hidup perusahaan dan juga sebagai tantangan pengembangan perusahaan.

4. Aspek Misi
Menekankan pada pentingnya kejelasan misi dan tujuan dari organisasi bagi para anggotanya.
Dari 4 aspek di atas, bisa dilihat bahwa budaya perusahaan tidak hanya berpengaruh pada peningkatan kinerja perusahaan. Tetapi memiliki fungsi atau peran untuk menciptakan keunikan dan perbedaan antara organisasi satu dengan lainnya.

Apabila setiap orang dalam perusahaan mampu menyelaraskan budaya dengan strategi organisasi, maka tujuan perusahaan akan lebih efektif untuk dicapai. Satu hal yang dibutuhkan untuk bersaing di VUCA Era yang sedang terjadi saat ini.

Untuk itu, milikilah budaya perusahaan yang unggul. Dengan demikian, perusahaan akan bisa memiliki modal untuk maju dan bersaing dengan perusahaan lain. Bukan hanya fokus pada produksi dan teknologi, namun juga sistem pengelolaan organisasi dan inovasi untuk peningkatan prduksi.

ACT Consulting | pelatihan motivasi karyawan | training agent of change | training budaya karyawan | training motivasi karyawan | training budaya kerja

ACT Consulting – 7 Prinsip Dasar untuk Sukses Berkarir di Era VUCA

By Article No Comments

Saat ini beberapa perusahaan banyak yang bangkrut akibat adanya fenomena VUCA. Namun ada beberapa perusahaan lainnya sedang berusaha untuk tetap bertahan menyesuaikan VUCA.

VUCA tak hanya berpengaruh terhadap bisnis saja, namun juga kepada individu-individu yang terlibat dalam kegiatan bisnis perusahaan. Karena itu, setiap individu harus memiliki prinsip dasar untuk mempersiapkan diri menghadapi fenomena VUCA.

Apa sajakah prinsip dasar untuk sukses berkarir dalam fenomena VUCA? Nah, mari kita coba telaah bersama.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]1. Hati harus Lapang[/highlight]
Mungkin Anda memiliki prestasi, keahlian, atau pengalaman lebih baik dari rekan atau pimpinan, namun Anda harus berlapang dada dan rendah hati menerima pengetahuan atau wawasan dari rekan atau pimpinan. Lebih baik Anda tidak meremehkan keahlian dan keterampilan rekan atau pimpinan Anda agar suasana harmonis dalam lingkungan kerja tetap terjaga.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]2. Ikhlas Memberi Sesuatu[/highlight]
Terkadang kita tidak ikhlas atau pamrih memberi sesuatu kepada orang lain, baik ide, jasa, bahkan tenaga. Sebab, kita berharap mendapat imbalan dari apa yang kita berikan kepada orang lain.

Cobalah Anda belajar untuk ikhlas memberi sesuatu kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Bila Anda ikhlas memberi bantuan kepada orang lain, Tuhan akan membuka lebar rezeki Anda.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]3. Memiliki Misi dan Visi ke Depan[/highlight]
Setiap orang memiliki misi dan visi ke depan dalam berkarir, termasuk Anda. Mungkin Anda memiliki visi menjadi manajer dalam waktu 5 tahun bekerja. Untuk mewujudkan visi tersebut, Anda membutuhkan misi yang terstruktur dan baik. Jalankan misi Anda dengan usaha, tenaga yang maksimal, dan doa kepada Tuhan.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]4. Mengabungkan Kecerdasan Intelektual (IQ), Emosional (EQ), dan Spritual (SQ)[/highlight]
Mengejar karir tidak hanya menggunakan kecerdasan intelektual (IQ) semata, sebab hanya berpengaruh 5-10% saja. Selain IQ, Anda harus memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) yang berpengaruh 90-95% terhadap kesuksesan karir. Karena itu, gabungkan IQ, EQ, dan SQ yang Anda miliki dalam bekerja.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]5. Memegang Teguh Prinsip[/highlight]
Setiap orang pasti punya prinsip untuk mencapai kesuksesan karir, begitupun dengan Anda. Bila Anda belum memiliki prinsip dalam berkarir segera tentukan prinsip Anda. Prinsip dalam berkarir, seperti bahagia dalam bekerja, tekun, pantang menyerah, mau belajar, dan kerjasama. Karena tidak ada orang yang memperoleh kesuksesan karir tanpa berpegangan teguh prinsipnya.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]6. Segera Eksekusi Pekerjaan[/highlight]
Setiap karyawan pastinya memiliki target pekerjaan (KPI) yang harus tercapai begitu juga dengan Anda. Alangkah baiknya Anda tidak menunda-nunda pekerjaan, namun segera selesaikan pekerjaan agar target tercapai. Saat Anda menyelesaikan pekerjaan lakukan dengan teliti dan cermat agar hasilnya maksimal.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]7. Perbaiki Pekerjaan yang Salah[/highlight]
Mungkin Anda pernah melakukan kesalahan dalam bekerja, baik secara sadar maupun tidak sadar. Bila pekerjaan Anda masih salah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan pimpinan maka tanyakan bagian mana yang salah untuk Anda perbaiki. Segera perbaiki pekerjaan yang salah itu dengan teliti dan sebaik-baiknya agar pimpinan mengapresiasi hasil kerja Anda.

Itulah 7 Prinsip Dasar untuk Sukses Berkarir di Era VUCA. 7 prinsip dasar untuk sukses berkarir bisa dijadikan sebagai pedoman dalam berkarir di era VUCA saat ini. Ingin lebih tahu lebih dalam mengenai seluk beluk budaya perusahaan dan bagaimana membentuk budaya perusahaan dengan baik? Anda bisa cek ACT Consulting sebagai referensi Anda.

 


Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan Hubungi Contact di bawah ini 

Call us: +62 21 2940 6969

Call us: +62 813 8242 6699

Call us: +62 812 2190 1818

Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dengan like halaman :

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

ACT Consulting | KARAKTERISTIK TOXIC LEADER | Budaya organisasi culture | organization agent of change culture

ACT Consulting – Inilah 6 Karakteristik Toxic Leader

By Article No Comments

Apa yang Anda ketahui tentang toxic leader? Toxic leader adalah pemimpin yang memperlakukan bawahan sebagai kendaraan atau pijakan untuk mendapatkan tempat yang diinginkan.  Seorang toxic leader bisa sangat sukses dalam jangka pendek, namun gagal dalam jangka panjang. Karena mereka tidak mengembangkan kepemimpinan dan tim berkinerja tinggi.

Tahukah Anda, toxic leader memiliki karakteristik! Menurut Padilla, Hogan dan Kaiser, ada enam karakteristik toxic leader. Mari kita telaah bersama keenam karakteristik itu.

Otokratis

Leader yang otokratis cenderung memanfaatkan posisi dan wewenang, kurang percaya dengan kemampuan bawahan, serta memaksakan kehendak dan tidak toleran terhadap kesalahan yang sama. Komunikasi yang ia lakukan cenderung dari atas-bawah (top-down) daripada dua arah (two-way). Kata-kata yang sering ia ucapkan adalah “Kita tidak punya waktu untuk membahas ini …” dan “Inilah situasi dan pekerjaan yang harus Anda lakukan dan selesaikan saat ini juga”

Narsistik

Leader yang narsistik memiliki rasa kepentingan, kebutuhan kekaguman yang berlebihan, dan kurang berempati saat berhadapan dengan orang lain. Kemudian. cenderung mengatakan hal-hal seperti “Saya melakukan atau mencapainya sendiri tanpa bantuan bawahan …” atau “Masalah pribadi Anda harus ditinggalkan di rumah, Anda di sini untuk bekerja.”

Manipulatif

Leader yang manipulatif mirip dengan narsistik karena fokus hanya pada diri sendiri saja dan menyembunyikan aktivitasnya agar tidak diketahui oleh orang lain. Ia cenderung menyalahgunakan posisi, hubungan, dan sistem organisasi untuk keuntungan pribadi.

Mengintimidasi

Leader yang mengintimidasi akan menggertak bawahan dan orang-orang di sekitar agar tercapai tujuannya. Inilah gaya kepemimpinan yang paling umum dilakukan oleh toxic leader.
Ia cenderung memerintah bawahan atau tim kerjanya dengan tangan besi. Tim kerja maupun bawahannya tidak berani menawarkan ide kepadanya karena takut ditolak atau ditertawakan.

Terlalu Kompetitif

Leader yang terlalu kompetitif cenderung memiliki sikap ingin menang sendiri dengan segala cara dan menggunakan perilaku yang tidak etis. Ia cepat mengambil keputusan tanpa berpikir panjang dan jarang menerima saran dari bawahannya.

Diskriminatif

Karakteristik toxic yang terakhir adalah leader yang diskriminatif. Ia tidak menghargai keragaman dan cenderung bergaul dengan orang-orang yang bersifat sama dengannya. Para leader yang diskriminatif tidak ingin ditantang oleh bawahan dengan saran atau sudut pandang yang berbeda.

Referensi: http://www.leadershipforces.com

Itulah 6 Karakteristik Toxic Leader. Anda bisa menjadikan keenam karakteristik toxic leader untuk mengamati kararkter pimpinan perusahaan tempat Anda bekerja. Ingin lebih tahu lebih dalam mengenai seluk beluk budaya perusahaan dann bagaimana membentuk budaya perusahaan dengan baik? Anda bisa cek ACT Consulting sebagai referensi Anda.

ACT Consulting | budaya organisasi yang sehat | budaya organisasi yang baik | budaya kerja organisasi | budaya perusahaan

Budaya Organisasi Yang Sehat

By Article No Comments

Suatu budaya organisasi sehat bila terdapat hal-hal sebagai berikut.

1. Nilai-nilai budaya organisasi dianut secara bersama oleh seluruh pimpinan dan anggota organisasi.
2. Nilai-nilai budaya memengaruhi perilaku pimpinan dan anggota organisasi.
3. Membangkitkan semangat berperilaku dan bekerja lebih baik.
4. Resisten (kuat) terhadap tantangan eksternal dan internal.
5. Mempunyai sistem peraturan formal dan informal.
6. Memiliki koornidasi dan kontrol perilaku.

Berdasarkan hal-hal di atas, pengertian budaya organisasi sehat adalah budaya organisasi yang nilai-nilainya, baik formal maupun informal dianut secara bersama dan berpengaruh positif terhadap perilaku dna kinerja pimpinan dan anggota organisasi sehingga sehat dalam menghadapi tantangan eksernal dan internal organisasi.

Adapun nilai-nilai budaya organisasi diterjemahkan sebagai filosofi usaha, asumsi dasar, slogan/moto organisasi, tujuan umum organisasi, dan prinsip-prinsip menjalankan usaha. Nilai-nilai tersebut bila dianut dan dilaksanakan secara bersama oleh pemimpin dan anggota organisasi maka dapat menyehatkan budaya organisasi.

Menurut Luthans, faktor-faktor utama yang menentukan kekuatan atau kesehatan budaya organisasi adalah sebagai berikut.

1. Kebersamaan adalah sejauh mana anggota organisasi mempunyai nilai-nilai inti yang dianut secara bersama. Derajat kebersamaan dipengaruhi oleh unsur orientasi dan imbalan.

2. Intensitas adalah derajat komitmen dari anggota-anggota organisasi kepada nilai-nilai inti budaya organisasi. Derajat intensitas bisa merupakan suatu hasil dari struktur imbalan.

Deal dan Kennedy dalam bukunya Corporate Culture, mengemukakan bahwa ciri-ciri organissi yang memiliki budaya organisasi kuat/sehat sebagai berikut.

a. Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas apa tujuan organisasi, serta mengerti perilaku mana yag dipandang baik dan tidak baik.

b. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi, dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif.

c. Nilai-nilai yang dianut organisasitidak hanya berhenti pada slogan saja, namun dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan, dari mereka yang berpangkat paling rendah sampai pada pimpinan tertinggi.

d. Organisasi memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan organisasi dan secara sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan, misalnya pramujual terbaik bulan ini dan innovator tahun ini.

e. Dijumpai banyak ritual, mulai yang sangat sederhana sampai dengan ritual yang mewah. Pemimpin organisasi selalu mengalokasikan waktunya untuk menghadiri acara-acara ritual ini.

f. Memiliki jaringan kultural yang menampung cerita-cerita kehebatan para pahlawannya.

Untuk memperkuat budaya organisasi, ada beberapa langkah kegiatan yang dapat dilakukan oleh pimpinan organisasi adalah sebagai berikut :

 

Memantapkan Nilai-Nilai Dasar Budaya Organisasi

Nilai-nilai dasar budaya organisasi dapat diterjemahkan sebagai filosofi usaha, asumsi dasar, moto organisasi, misi dan tujuan umum organisasi atau prinsip-prinsip menjalankan usaha. Pimpinan organisasi perlu memantapkan nilai-nilai dasar tersebut agar budaya dipakai sebagai pedoman berperilaku bagi karyawan.

Melakukan Pembinaan terhadap Anggota Organisasi

Setelah nilai-nilai dasar budaya organisasi dimantapkan, kegiatan selanjutnya melakukan pembinaan terhadap seluruh anggota organisasi. Arah pembinaan dilakukan agar nilai-nilai dasar yang menjadi budaya organisasi dapat dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh anggota-anggota organisasi, khususnya anggota-anggota baru. Pembinaan terhadap anggota dapat dilakukan melalui dua cara, yakni bimbingan dan pelatihan.

Memberikan Contoh atau Teladan

Memberikan contoh atau teladan yang ditunjukkan seorang pimpinan dalam berperilaku merupakan pedoman nyata yang cepat diikuti dan ditiru oleh anggota-anggota organisasi dalam berperilaku. Dalam menanamkan dan memperkuat nilai-nilai budaya kepada anggota-anggota organisasi, pimpinan organisasi perlu memberikan keteladanan dan kejujuran dalam berperilaku dengan berpedoman pada nilai-nilai budaya yang telah ditetapkan.

Membuat Acara-Acara Rutinitas

Pimpinan organisasi perlu membuat acara-acara rutinitas, antara lain rapat-rapat rutin, rekreasi bersama, olahraga bersama, dan beribadah bersama. Acara rutinitas secara tidak langsung merupakan perekat bagi anggota-anggota organisasi dalam menanamkan dan memperkuat budaya organisasi.
Selain menanamkan dan memperkuat budaya organisasi, acara rutinitas juga dapat memberikan motivasi kepada anggota-anggota organisasi bahwa dia adalah bagian dari keluarga besar organisasi.

Memberikan Penilaian dan Penghargaan

Penilaian dan penghargaan secara berkala perlu dilakukan oleh pemimpin organisasi kepada anggota-anggota organisasi. Bagi anggota-anggota organisasi yang berprestasi dalam penanaman nilai-nilai budaya organisasi perlu diberi penghargaan berupa kenaikan pangkat/jabatan, gaji, pemberian gelar, ataupun hadiah-hadiah.

Tanggapan terhadap Masalah Eksternal dan Internal

Masalah-masalah eksternal yang banyak berpengaruh terhadap budaya organisasi, antara lain persaingan, pelanggan, penguasaan pasar, peraturan pemerintah, dan pengaruh perubahan global dunia.

Sedangkan masalah-masalah internal yang banyak berpengaruh terhadap budaya organisasi, antara lain konflik dalam organisasi, dan tuntutan karyawan. Kedua masalah di atas perlu diantisipasi dan ditanggapi melalui perbudatan budaya organisasi.

Koordinasi dan Kontrol

Perkuatan budaya organisasi dapat dilakukan melalui koordinasi dan kontrol. Koordinasi dapat dilakukan melalui rapat-rapat resmi, koordinasi antarpejabat secara berjenjang, dan sebagainya. Untuk mengetahui perilaku anggota-anggota organisasi perlu dilakukan pengawasan secara berkala. Hasil pengawasan dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk memperkuat budaya organisasi.

Korporasi dengan budaya organisasi yang sehat mampu menghasilkan empat hal, yaitu:

1. Revenue: 4x lebih tinggi
2. Tenaga kerja: 7x lenbih berkualitas
3. Nilai saham: 12x lebih tinggi
4. Keuntungan bersih: lebih dari 700%
Source: Riset by ACT Consulting 2017


Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan Hubungi Contact di bawah ini dan like halaman

Call us: +62 813 8242 6699

Call us: +62 812 2190 1818

Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dengan like halaman :

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

ACT-Consulting-Training-karyawan-PT-Pharmasolindo-pelatihan-motivasi-kerja-karyawan

ACT Consulting – “DNA” Baru Untuk PT. Pharmasolindo

By News No Comments

PT Pharmasolindo merupakan anak perusahaan Kimia Farma yang core bisnisnya adalah penjualan obat-obatan dengan resep dokter.

Pada tanggal 7 – 9 Juni 2017 kemarin PT Pharmasolindo bekerjasama dengan ACT Consulting untuk mengadakan Training MVVM (Mission Vission Values Meaning) dengan tema “Culture Change Leader” yang dipandu oleh Rinaldi Agusyana (Licensed Trainer & Consultant ACT Consulting). Peserta training merupakan top leader dan group leader PT Pharmasolindo.

Dengan training ini Pharmasolindo berharap dapat terbentuk “DNA” baru untuk beradaptasi dengan perubahan situasi bisnins yang dipengaruhi oleh implementasi program BPJS.

Untuk itulah CEO beserta para top leader dan group leader berkumpul selama 3 hari berdiskusi dalam suasana “sersan” (serius santai) menyatukan hati dan komitmen untuk menetapkan hal fundamental yang menentukan arah gerak organisasi ke depan.

Dengan penuh suka cita akhirnya selesai “pekerjaan besar’ seperti dikatakan CEO pada acara penutupan workshop setelah signing komitmen untuk cascading menjadi strategi dan rencana kerja bisnis dan budaya organisasi.

Sukses untuk PT Pharmasolindo yang meaning statementnya adalah “SETULUS HATI MENYEHATKAN NEGERI”.

     

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?