Skip to main content
Tag

Corporate Culture Consultant

ACT Consulting | Budaya organisasi | konsultan budaya organisasi | konsultan budaya indonesia | pelatihan motivasi karyawan | training motivasi kerja

Makna Integritas Karyawan Sebagai Modal Awal Meraih Kesuksesan Perusahaan

By Article No Comments

Integritas Karyawan

Bagi perusahaan besar yang menargetkan profit dalam jangka panjang, karyawan adalah aset. Akan tetapi, karyawan tidak selalu loyal (setia) kepada perusahaannya. Apa sebenarnya makna dari integritas? Untuk mengetahuinya simak kisah inspiratif berikut ini:

Alkisah ada seorang CEO sebuah perusahaan bermaksud untuk pensiun, dan ingin menyerahkan jabatannya tersebut kepada salah seorang karyawan terbaiknya. Untuk itu ia memanggil seluruh karyawannya, memberikan mereka masing-masing sebutir Benih tanaman di tangannya lalu berkata :

” Rawat, Pupuk, serta Siram dengan teratur Benih ini dan kembalilah 3 bulan dari sekarang dengan membawa tanaman yang tumbuh dari Benih ini. Bagi seseorang yang membawa Tanaman yang terbaik dari benih itu, akan menjadi penggantiku sebagai CEO di perusahaan ini.”

Salah seorang karyawan bernama Habibie yang juga mendapat Benih itu, langsung pulang ke rumahnya dan merawat dengan penuh disiplin dan telaten Benih tanaman tersebut. Setiap hari Benih itu ia siram dengan air dan diberi pupuk.

Di kantor, semua karyawan saling membicarakan kehebatan tanaman masing-masing yang tumbuh dari Benih tersebut. Ternyata, hanya benih tanaman Habibie yang tanamannya tidak tumbuh sama sekali. Habibie merasa telah gagal merawat benih tanaman tersebut.

Setelah tiga bulan, seluruh karyawan menghadap CEO untuk memperlihatkan hasil Benih tanaman tersebut. Namun tidak dengan Habibie, ia berkata kepada istrinya bahwa ia tidak akan membawa pot yang kosong karena bibitnya busuk sehingga tidak bisa tumbuh.

Istrinya meyakinkan suaminya untuk tetap membawa pot kosong tersebut apa adanya untuk memenuhi janji kepada Sang CEO, pada 3 bulan yang lalu. “Bawa saja Mas, meskipun Mas gagal untuk bisa menumbuhkan Benih tersebut, tetapi paling tidak Mas sudah sudah menunjukkan iktikad baik dengan berusaha semaksimal mungkin merawatnya sesuai dengan permintaan adan arahan CEO”, ujar Istrinya.

“Baiklah!” jawab Habibie, meski dengan hati cemas dan takut karena merasa tidak bisa melaksanakan perintah Sang CEO dengan sebaik-baiknya. Pada saat masuk ruang meeting, Habibie membawa pot kosong. Seluruh karyawan memandang ke arahnya dengan rasa kasihan.

Ketika CEO masuk ruangan, ia memandang keindahan seluruh tanaman yang katanya hasil dari benih-benih yang ia berikan pada 3 bulan yang lalu itu. Akhirnya, ia berhenti di depan Habibie yang tertunduk malu membawa pot kosong.

Kemudian, Sang CEO meminta Habibie maju ke depan dan diminta untuk menceritakan secara kronologis proses ia menanamkan benih itu sampai tidak bisa tumbuh, bahkan mati..?? Pada saat Habibie selesai cerita, CEO berkata kepadanya dengan antusias, “Beri tepuk tangan untuk Habibie, CEO perusahaan kita yang baru”. Para karyawan saling bertepuk tangan dan terhenyak tidak percaya dengan keputusan Sang CEO.

Sang CEO kemudian menceritakan alasannya memilih Habibie sebagai pemenang dan CEO baru kepada khalayak ramai :
“Tahukah kalian, semua benih tanaman yang kuberikan kepada kalian, sebelumnya telah kurebus dengan air panas hingga mati dan tidak mungkin tumbuh lagi. Jika benih kaliah dapat tumbuh, berarti kalian telah menukarnya dengan benih baru dan berbohong kepadaku. Ternyata, hanya Habibie yang Jujur”.

Apa pelajaran yang bisa Anda petik dari kisah ini..?

Pertama, Istrinya Habibie adalah orang yang hebat karena dia meyakinkan suaminya untuk selalu menjaga integritasnya, apapun risiko yang akan diterimanya.

Kedua, biasakanlah diri Anda untuk selalu menabur KEJUJURAN, karena dengan menabur KEJUJURAN akan menuai KEPERCAYAAN. akan menuai Kepercayaan. Anda jangan pernah takut berbuat JUJUR, baik dalam bekerja atau hal lainnya, lalu takutlah bila Anda berbuat TIDAK JUJUR. Karena selalu ada tempat yang terbaik bagi orang jujur, percayalah..!!

Agent of Change Leader PT. Astra Honda Motor

Ciri-Ciri Budaya Organisasi yang Sehat

By Article No Comments

ACT Consulting – Budaya organisasi memiliki kaitan erat dalam pembentukan sumber daya manusia di sebuah perusahaan. Pembentukan budaya organisasi dalam sebuah perusahaan dikatakan berhasil jika memperoleh dukungan dari segenap jajaran manajemen sekaligus karyawan yang tergabung dalam perusahaan tersebut. Budaya organisasi merupakan proses jangka panjang, yang membutuhkan ketelatenan dari para pelaku di dalamnya. Budaya organisasi yang sehat secara umum memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Agent of Change Leader PT. Astra Honda Motor

Leaders’s Session PT. Astra Honda Motor

1. Organisasi memiliki identitas yang jelas
Identitas organisasi atau perusahaan, artinya memiliki lokasi yang jelas, perijinan, dan nama perusahaan.

2. Status karyawan di dalam perusahaan jelas
Status karyawan ini ditunjukkan dengan adanya bukti konkret, seperti tanda pengenal, kartu anggota, baju seragam karyawan, dan sebagainya.

3. Memiliki visi dan misi yang jelas
Pada dasarnya, visi dan misi bukanlah budaya perusahaan. Namun, secara tidak langsung budaya sebuah perusahaan mempengaruhi pembentukan visi dan misi. Visi dan misi adalah tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Secara tidak langsung, perusahaan memiliki arah kerja yang jelas dengan adanya visi dan misi

4. Manajemen bersikap terbuka
Manajemen mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas karyawan. Tujuannya adalah agar seluruh karyawan memiliki pemahaman perusahaan dalam kondisi seperti apa, bagaimana nasib karyawan nanti, dan kontribusi apa yang mereka berikan. Jika tujuan tersebut dapat tercapai, otomatis akan terjadi perubahan perilaku yang secara konsisten menetap pada setiap karyawan.

5. Memiliki aktivitas organisasi yang terarah
Aktivitas organisasi adalah kinerja yang ada di dalam organisasi itu sendiri. Selain pengaruh dari visi dan misi, tentu perilaku organisasi yang terbentuk juga harus jelas. Artinya, segala keputusan yang diambil pasti akan melalui beberapa tahapan. Tidak seketika itu juga sebuah perubahan keputusan langsung disampaikan kepada anggota organisasi atau karyawan. Organisasi yang sehat akan selalu membiasakan karyawan menjalankan tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), dan evaluasi (evaluation).

6. Memperhatikan kebutuhan karyawan
Karyawan adalah aset yang harus dijaga. Organisasi yang sehat tidak hanya akan menuntut karyawan atau anggota yang tergabung di dalamnya, melainkan juga berusaha mencari cara mempertahankan karyawan. Caranya adalah memfasilitasi training, workshop, menghargai inovasi yang telah dilakukan karyawan, dan sebagainya.

Ada lima langkah untuk menciptakan budaya organisasi yang sehat, yaitu sebagai berikut :

1. Konsistensi
Para pendiri perusahaan yang telah menentapkan poin-poin budaya perusahaan yang telah diyakini, maka harus konsisten dalam memberikan contoh dan berperilaku. Selain dengan memberikan contoh bisa memasukkan dalam aturan perusahaan dan kebijakan perusahaan lainnya.

2. Sosialisasi
Melakukan sosialisasi kepada seluruh anggota organisasi atau karyawan. Mulai dari karyawan tersebut bergabung harus dilakukan training atau pengenalan budaya organisasi. Hal ini dilakukan agar setiap orang yang tergabung dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan baik.

3. Seleksi
Melakukan proses seleksi kepada orang-orang yang akan bergabung dengan organisasi. Mencari bibit unggul yang memiliki karakter yang sesuai dengan budaya yang diyakini. Dengan demikian, budaya organisasi yang sehat akan memberikan dampak positif yaitu meningkatkan komitmen karyawan.

4. Dukungan manajemen
Dukungan manajemen dapat dipastikan harus selalu ada dalam pembentukan budaya. Namun sebelum budaya organisasi terbentuk, manajemen yang ada di dalam perusahaan harus satu suara. Hal ini agar kedepannya tidak ada permasalahan terkait dengan budaya organisasi yang diyakini.

5. Evaluasi
Melakukan evaluasi secara rutin terkait dengan budaya organisasi yang sudah berjalan serta perbaikan guna menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi ekonomi setempat dan kebutuhan dari perusahaan itu sendiri.

Korporasi dengan budaya organisasi yang sehat mampu menghasilkan empat hal, yaitu:
1. Revenue: 4x lebih tinggi
2. Tenaga kerja: 7x lenbih berkualitas
3. Nilai saham: 12x lebih tinggi
4. Keuntungan bersih: lebih dari 700%

Source: Riset by ACT Consulting 2017

Artikel Terkait:
Ary Ginanjar Agustian, Kisah Sukses Membangun Budaya Perusahaan


Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dan Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan like halaman

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMLlOkY41oOnbAG47BLrKkw

Linked In : https://www.linkedin.com/company-beta/13279290/

Instagram : https://www.instagram.com/actconsulting.co/

ACT-Consulting-training-go-beyond-telkomsel-bandung

“Go Beyond” Jadi Cara Telkomsel Tingkatkan Kompetensi Karyawan di Era Digital

By News No Comments

ACT Consulting – Sekali lagi, Telkomsel menggelar program Training Go Beyond. Training bertajuk Digital Transformation yang bekerjasama dengan ACT Consulting ini berlangsung di Hotel Santika Bandung pada 21-23 Agustus 2017 lalu.

Training dihadiri oleh sejumlah divisi Telkomsel dari Jabodetabek dan Jabar. Bersamai trainer ramdanid dan Achmad Ferdi, peserta tampak antusias mengikuti aktivitas selama dua hari tersebut.

“Training ini sangat menyenangkan dan sama sekali tidak membosankan. Cara menyampaikan materi fun dan ada games yang makna di dalamnya berkaitan dengan dunia kerja sehari-hari,” tukas salah satu peserta Training Go Beyond Batch 6 Band 2.

Seperti pernah dijelaskan sebelumnya, training Go Beyond ini bertujuan untuk menciptakan insan Telkomsel yang tangguh, kompeten, berkarakter, dan berdedikasi tinggi. Harapannya ialah untuk mengembangkan kemampuan dan mampu bersaing sehat di Era Digital ini. (Ai)

ACT Consulting | budaya organisasi | budaya kerja organisasi | organization culture | konsultan culture

ACT Consulting – Inilah 5 Aspek Pewarisan Budaya Organisasi

By Article No Comments

Pewarisan diartikan sebagai proses pembelajaran untuk melestarikan budaya organisasi dari pendiri atau pimpinan organisasi dan anggota kelompok kepada anggota-anggota baru. Tujuannya agar budaya organisasi dapat dipakai sebagai pedoman berperilaku oleh seluruh anggota kelompok dalam organisasi.

Taliziduhu Ndhara mengatakan bahwa pewarisan budaya organisasi ditinjau dari segi didaktik dapat dilakukan sebagai bahan dan cara pembinaan, penyuluhan, pelatihan, dan pengajaran terhadap masyarakat menyangkut program sehari-hari, jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Sementara Stephen P. Robbins mengatakan bahwa ada tiga kekuatan yang memastikan bagian yang sangat penting dalam mempertahankan suatu budaya, yaitu praktik seleksi, tindakan manajemen puncak, dan metode sosialisasi.

Berdasarkan pengalaman ACT Consulting melakukan transformasi budaya organisasi kepada banyak perusahaan, ternyata ada 5 aspek pewarisan budaya organisasi di perusahaan.

Apa saja 5 faktor tersebut? Nah, mari kita telaah bersama.

1. Berbagi Nilai (Value Sharing)
Schein mengartikan shared sebagai anggota-anggota kelompok yang menganut suatu perasaan tertentu dan pengalaman atau aktivitas secara bersama. Sistem komunikasi bersama ini diajarkan secara nonverbal melalui signal-signal yang sama kepada setiap anggota organisasi.
Sistem ini kemudian menghasilkan perasaan atau pengalaman berbagi nilai yang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Kecemasan bersama merupakan perasaan empatik dalam kehidupan kelompok di mana anggota-anggota lain mempunyai kecemasan dan ketegangan seperti yang dialami anggota-anggota baru.
b. Respons emosional bersama terhadaptekanan dari luar biasanya berwujud ancaman dari luar.
c. Aksi nyata bersama merupakan aktivitas ikatan secara fisik yang menunjukkan adanya batas kelompok apakah seseorang berpartisipasi atau tidak
d. Melepaskan emosi bersama dapat dilakukan melalui acara-acara simbolis dan pelepasan emosional yang terkait dengan aktivitas pelepasan emosi benar-benar dirasakan. Dampaknya, ikatan berbagi nilai tidak hanya menyangkut tindakan dan perasaan, namun juga merasakan berbagai kesalahan dan rasa malu.
e. Penurunan emosi bersama dapat dilakukan melalui aktivitas, seperti pertandingan olahraga, menonton bersama, makan bersama, dna sebagainya. Aktivitas tersebut menambah perasaan berbagi nilai karena adanya pelepasan menyangkut hambatan-hambatan sosial.

2. Seleksi
Proses seleksi merupakan tindakan awal untuk memperkenalkan budaya organisasi kepada calon anggota baru organisasi. Dengan tujuan agar dapat memilih melanjutkan atau mundur setelah mengetahui standar yang ditetapkan oleh organisasi.

3. Tindakan Manajemen Puncak
Tindakan manajemen puncak sangat berpengaruh terhadap budaya organisasi.  Sebab, perilaku pimpinna puncak dapat ditiru sebagai suri teladan oleh anggota-anggot organisasi. Demikian pula perintah atau larangan yang dibuat oleh pimpinan puncak bisa dijadikan pedoman berperilaku bagi karyawan.

4. Sosialisasi
Menurut S.P. Robbins, sosialisasi organisasi adalah proses seseorang mempelajari nilai, norma, dan perilaku yang dituntut, yang memungkinkan ia untuk berpartisipasi sebagai anggota organisasi. Karena sosialisasi organisasi merupakan mekanisme kunci yang digunakan untuk menanmkan budaya organisasi.
Proses sosialisasi budaya organisasi dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sosialisasi antisipasi, pertemuan, serta perubahan dan pemahaman yang bertambah.

5. Media Pewarisan
Robbins mengatakan bahwa ada beberapa media yang dapat digunakan dalam proses pembentukan dan pewarisan budaya organisasi, yaitu:
a. Cerita, yaitu suatu narasi peristiwa pendiri organisasi, pimpinan organisasi, keputusan-keputusan penting yang memberi dampak terhaap jalannya organisasi di masa yang akan datang dan mengenai manajemen puncak saat ini.
b. Ritual, yaitu kegiatan periodik yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi itu, tujuan apakah yang paling penting, orang-orang manakah yang penting dan mana yang dapat dikorbankan.
c. Simbol Material dapat berupa desain serta pemanfaatan fisik ruangan dan gedung, perabot kantor, kebiasaan eksekutif, cara berpakaian, dan sebagainya. Tujuannya untuk mengungkapkan kepada para karyawan atau orang mana saja yang penting dan tingkat derajat kesamaan yang diinginkan oleh manajemen puncak dan perilaku tertentu yang sesuai.
d. Bahasa sebagai cara untuk mengidentifikasi anggota suatu budaya atau anak budaya dalam organisasi maupun unit organisasi. Dengan mempelajari bahasa di dalam organisasi maupun unit organissi, anggota membuktikan penerimaan mereka akan budaya dan juga membantu melestarikannya.

Itulah 5 Aspek Pewarisan Budaya Organisasi untuk menjadi acuan bagi pendiri maupun pimpinan perusahaan untuk mewariskan budaya organisasi kepada karyawan. Ingin lebih tahu lebih dalam mengenai seluk beluk budaya perusahaan dan bagaimana membentuk budaya perusahaan dengan baik? Anda bisa cek ACT Consulting sebagai referensi Anda.

Undang Kami Untuk Preview dan Diskusi mengenai Kebutuhan Perusahaan Anda


Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan Hubungi Contact di bawah ini 

Call us: +62 21 2940 6969

Call us: +62 813 8242 6699

Call us: +62 812 2190 1818

Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dengan like halaman :

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

ACT Consulting | budaya organisasi yang sehat | budaya organisasi yang baik | budaya kerja organisasi | budaya perusahaan

Budaya Organisasi Yang Sehat

By Article No Comments

Suatu budaya organisasi sehat bila terdapat hal-hal sebagai berikut.

1. Nilai-nilai budaya organisasi dianut secara bersama oleh seluruh pimpinan dan anggota organisasi.
2. Nilai-nilai budaya memengaruhi perilaku pimpinan dan anggota organisasi.
3. Membangkitkan semangat berperilaku dan bekerja lebih baik.
4. Resisten (kuat) terhadap tantangan eksternal dan internal.
5. Mempunyai sistem peraturan formal dan informal.
6. Memiliki koornidasi dan kontrol perilaku.

Berdasarkan hal-hal di atas, pengertian budaya organisasi sehat adalah budaya organisasi yang nilai-nilainya, baik formal maupun informal dianut secara bersama dan berpengaruh positif terhadap perilaku dna kinerja pimpinan dan anggota organisasi sehingga sehat dalam menghadapi tantangan eksernal dan internal organisasi.

Adapun nilai-nilai budaya organisasi diterjemahkan sebagai filosofi usaha, asumsi dasar, slogan/moto organisasi, tujuan umum organisasi, dan prinsip-prinsip menjalankan usaha. Nilai-nilai tersebut bila dianut dan dilaksanakan secara bersama oleh pemimpin dan anggota organisasi maka dapat menyehatkan budaya organisasi.

Menurut Luthans, faktor-faktor utama yang menentukan kekuatan atau kesehatan budaya organisasi adalah sebagai berikut.

1. Kebersamaan adalah sejauh mana anggota organisasi mempunyai nilai-nilai inti yang dianut secara bersama. Derajat kebersamaan dipengaruhi oleh unsur orientasi dan imbalan.

2. Intensitas adalah derajat komitmen dari anggota-anggota organisasi kepada nilai-nilai inti budaya organisasi. Derajat intensitas bisa merupakan suatu hasil dari struktur imbalan.

Deal dan Kennedy dalam bukunya Corporate Culture, mengemukakan bahwa ciri-ciri organissi yang memiliki budaya organisasi kuat/sehat sebagai berikut.

a. Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas apa tujuan organisasi, serta mengerti perilaku mana yag dipandang baik dan tidak baik.

b. Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di dalam perusahaan digariskan dengan jelas, dimengerti, dipatuhi, dan dilaksanakan oleh orang-orang di dalam perusahaan sehingga orang-orang yang bekerja menjadi sangat kohesif.

c. Nilai-nilai yang dianut organisasitidak hanya berhenti pada slogan saja, namun dihayati dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam perusahaan, dari mereka yang berpangkat paling rendah sampai pada pimpinan tertinggi.

d. Organisasi memberikan tempat khusus kepada pahlawan-pahlawan organisasi dan secara sistematis menciptakan bermacam-macam tingkat pahlawan, misalnya pramujual terbaik bulan ini dan innovator tahun ini.

e. Dijumpai banyak ritual, mulai yang sangat sederhana sampai dengan ritual yang mewah. Pemimpin organisasi selalu mengalokasikan waktunya untuk menghadiri acara-acara ritual ini.

f. Memiliki jaringan kultural yang menampung cerita-cerita kehebatan para pahlawannya.

Untuk memperkuat budaya organisasi, ada beberapa langkah kegiatan yang dapat dilakukan oleh pimpinan organisasi adalah sebagai berikut :

 

Memantapkan Nilai-Nilai Dasar Budaya Organisasi

Nilai-nilai dasar budaya organisasi dapat diterjemahkan sebagai filosofi usaha, asumsi dasar, moto organisasi, misi dan tujuan umum organisasi atau prinsip-prinsip menjalankan usaha. Pimpinan organisasi perlu memantapkan nilai-nilai dasar tersebut agar budaya dipakai sebagai pedoman berperilaku bagi karyawan.

Melakukan Pembinaan terhadap Anggota Organisasi

Setelah nilai-nilai dasar budaya organisasi dimantapkan, kegiatan selanjutnya melakukan pembinaan terhadap seluruh anggota organisasi. Arah pembinaan dilakukan agar nilai-nilai dasar yang menjadi budaya organisasi dapat dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh anggota-anggota organisasi, khususnya anggota-anggota baru. Pembinaan terhadap anggota dapat dilakukan melalui dua cara, yakni bimbingan dan pelatihan.

Memberikan Contoh atau Teladan

Memberikan contoh atau teladan yang ditunjukkan seorang pimpinan dalam berperilaku merupakan pedoman nyata yang cepat diikuti dan ditiru oleh anggota-anggota organisasi dalam berperilaku. Dalam menanamkan dan memperkuat nilai-nilai budaya kepada anggota-anggota organisasi, pimpinan organisasi perlu memberikan keteladanan dan kejujuran dalam berperilaku dengan berpedoman pada nilai-nilai budaya yang telah ditetapkan.

Membuat Acara-Acara Rutinitas

Pimpinan organisasi perlu membuat acara-acara rutinitas, antara lain rapat-rapat rutin, rekreasi bersama, olahraga bersama, dan beribadah bersama. Acara rutinitas secara tidak langsung merupakan perekat bagi anggota-anggota organisasi dalam menanamkan dan memperkuat budaya organisasi.
Selain menanamkan dan memperkuat budaya organisasi, acara rutinitas juga dapat memberikan motivasi kepada anggota-anggota organisasi bahwa dia adalah bagian dari keluarga besar organisasi.

Memberikan Penilaian dan Penghargaan

Penilaian dan penghargaan secara berkala perlu dilakukan oleh pemimpin organisasi kepada anggota-anggota organisasi. Bagi anggota-anggota organisasi yang berprestasi dalam penanaman nilai-nilai budaya organisasi perlu diberi penghargaan berupa kenaikan pangkat/jabatan, gaji, pemberian gelar, ataupun hadiah-hadiah.

Tanggapan terhadap Masalah Eksternal dan Internal

Masalah-masalah eksternal yang banyak berpengaruh terhadap budaya organisasi, antara lain persaingan, pelanggan, penguasaan pasar, peraturan pemerintah, dan pengaruh perubahan global dunia.

Sedangkan masalah-masalah internal yang banyak berpengaruh terhadap budaya organisasi, antara lain konflik dalam organisasi, dan tuntutan karyawan. Kedua masalah di atas perlu diantisipasi dan ditanggapi melalui perbudatan budaya organisasi.

Koordinasi dan Kontrol

Perkuatan budaya organisasi dapat dilakukan melalui koordinasi dan kontrol. Koordinasi dapat dilakukan melalui rapat-rapat resmi, koordinasi antarpejabat secara berjenjang, dan sebagainya. Untuk mengetahui perilaku anggota-anggota organisasi perlu dilakukan pengawasan secara berkala. Hasil pengawasan dapat dijadikan sebagai umpan balik untuk memperkuat budaya organisasi.

Korporasi dengan budaya organisasi yang sehat mampu menghasilkan empat hal, yaitu:

1. Revenue: 4x lebih tinggi
2. Tenaga kerja: 7x lenbih berkualitas
3. Nilai saham: 12x lebih tinggi
4. Keuntungan bersih: lebih dari 700%
Source: Riset by ACT Consulting 2017


Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan Hubungi Contact di bawah ini dan like halaman

Call us: +62 813 8242 6699

Call us: +62 812 2190 1818

Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dengan like halaman :

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Inilah 5 Wanita Indonesia Pembawa Perubahan

By Article No Comments

Nama Raden Ajeng Kartini di Indonesia, telah melekat sejak kecil khususnya bagi kaum wanita. Beliau merupakan Pahlawan Nasional yang memberi harapan bagi wanita Indonesia, karena mendapat pendidikan dan kesempatan untuk mandiri dan berkarya sejajar dengan para pria di masanya.
Wanita Indonesia saat ini semakin cerdas, berwawasan terbuka, dan bebas berkarya apapun. Namun perjuangan kaum wanita masih belum berakhir, sebab perjuangan ini masih panjang dan berliku. Apalagi di era yang serba canggih ini, wanita Indonesia juga dituntut untuk berperan aktif membawa perubahan. Inilah 5 wanita yang berhasil membawa perubahan bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

 

ACT Consulting | konsultan budaya | konsultan budaya organisasi | konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan | budaya organisasi | training pengembangan karyawan | training pengembangan sdm

1. Tri Mumpuni
Siapa yang tidak kenal dengan Tri Mumpuni? Semua orang menjulukinya sebagai wanita listrik. Ia dikenal sebagai wanita listrik karena membangun akses listrik ke desa-desa terpencil yang tidak terjangkau jaringan listrik. Ia bersama suaminya membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM), yang memanfaatkan aliran air di wilayah setempat. Kini, sekitar 60 desa terpencil di Indonesia dan 1 di Filipina sudah teraliri listrik berkat jasa dan usaha mereka. Atas dedikasi dan kerja kerasnya membangun PLTM sejak tahun 1992, Tri Mumpuni mendapatkan penghargaan Climate Hero 2006 dari World Wildlife Fund for Nature.

 

ACT Consulting | Corporate culture consultant | pelatihan motivasi karyawan | training pengembangan karyawan | konsultan budaya perusahaan | konsultan budaya kerja | konsultan budaya organisasi

2. Susi Pudjiastuti
Susi Pudjiastuti adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia yang unik dan eksentrik serta dikenal dengan kebijakannya yang nekat dan berani, Kebijakannya yang paling dikenal adalah meledakkan dan menenggelamkan kapal nelayan asing yang tertangkap mencuri ikan di perairan Indonesia. Ia mengeluarkan kebijakan itu membuat para pencuri ikan jera. Siapa sangka, menteri yang dikenal tegas dan tanpa tedeng aling-aling ini yang hanya lulusan sekolah menengah atas (SMA) merupakan seorang pengusaha yang sukses. Ia memiliki berbagai usaha di bidang perikanan dan penerbangan. Di bidang perikanan, ia mempunyai PT. ASI Pudjiastuti Marine Product. Sementara di bidang penerbangan ada PT. ASI Pudjiastuti Aviation atau lebih dikenal dengan maskapai penerbangan Susi Air,

 

ACT Consulting | Corporate Culture consultant | konsultan budaya | konsultan budaya organisasi | konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan | training pengembangan karyawan | trainng motivasi karyawan

3. Irma Hikmayanti
Meski memiliki keterbatasan fisik, namun Irma Hikmayanti tidak pernah putus asa untuk mengajar Bahasa Inggris kepada anak-anak tuna netra di Yayasan Mitra Netra miliknya. Ia setiap hari sibuk mengajar Bahasa Inggris di Yayasan Mitra Netra, lalu bekerja paruh waktu sebagai translator. With English We Touch The World merupakan kompetisi Bahasa Inggris Tuna Netra pertama di Indonesia, yang ia gagas. Ia membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghambat baginya untuk bisa berbagi dengan sesama

 

ACT Consulting | Corporate culture consultant | konsultan budaya | pelatihan pengembangan karyawan | seminar motivasi karyawan | training pengembangan karyawan | konsultan budaya kerja | konsultan budaya organisasi

4. Tri Rismaharini
Tri Rismaharini terpilih menjadi Walikota Surabaya pertama yang dipilih secara langsung. Ia dicintai dan dihormati oleh masyarakat Surabaya, karena kebijakan-kebijakannya yang megutamakan kepentingan umum. Ia merenovasi ulang kota Surabaya dengan menambahkan banyak fasilitas umum, seperti taman, perpustakaan, dan fasilitas olahraga. Hasil kerja nyatanya dilapangan membuatnya meraih berbagai penghargaan, baik nasional maupun internasional. Ia berhasil mengantarkan kota Surabaya mendapatkan Piala Adipura di tahun 2011. Selanjutnya, pada tahun 2012 ia masuk nominasi walikota terbaik di dunia (World Mayor Prize) yang diadakan oleh The City Mayor Foundation.

ACT Consulting | Corporate Culture consultant | konsultan budaya | konsultan budaya perusahaan | konsultan budaya kerja | konsultan budaya organisasi | konsultan manajemen sdm

5. Amy Atmanto
Amy Atmanto adalah salah satu “master” alam dunia fashion Indonesia. Ia dedikasikan karya-karyanya untuk perempuan Indonesia. Apalagi, ia mengaryakan para pekerja yang memiliki keterbatasan fisik untuk membantunya memproduksi busana yang dirancangnya. Ia ingin membuat mereka yang memiliki keterbatasan fisik bisa tetap berdaya agar hidupnya tidak tergantung pada orang lain.

Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya. – Raden Ajeng Kartini

Inilah 9 Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang

By Article No Comments

Inilah 9 Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang

Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang

ACT Consulting – Bila kita membahas tentang kedisiplinan dan komitmen untuk lakukan yang terbaik dalam bekerja, maka kita bisa jadikan budaya kerja bangsa Jepang sebagai panutan. Bangsa Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki disiplin dan tingkat produktivitasnya tinggi. Hal itulah yang membuat bangsa Jepang tingkat ekonominya tinggi yang sejajar dengan negara-negara maju di Eropa dan Amerika Serikat.

Awalnya, bangsa Jepang tidak memiliki etos kerja yang tinggi, tidak disiplin, lebih senang bersantai, dan menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang. Kekalahan Jepang atas Sekutu pada Perang Dunia Kedua, membuat ekonomi mereka terpuruk dan banyaknya pengangguran. Hal itu yang memotivasi bangsa Jepang untuk bekerja keras agar bisa bertahan dan bangkit dari keterpurukan. Kondisi tersebut secara tidak langsung memacu kedisiplinan dan peran yang sangat signifikan dalam pembentukan etos kerja yang tinggi. Etos kerja inilah yang berperan penting atas kebangkitan ekonomi Jepang. Apalagi etos kerja ini ditanamkan dan ditularkan dari genarasi ke generasi melalui jalur pendidikan, lalu dipraktikkan dalam dunia kerja.

Etos kerja bangsa Jepang yang tinggi berakibat banyaknya jumlah pekerja yang meninggal akibat kelebihan pekerjaan atau jam kerja (karoshi). Berdasarkan laporan Kementerian Tenaga Kerja Jepang, ada peningkatan tajam karoshi dan mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah pada 2015 tercatat 1.456 orang pada akhir Maret 2015. Menurut Kementerian Tenaga Kerja, angka kematian mayoritas terjadi di sektor pelayanan kesehatan, layanan sosial, serta perkapalan dan konstruksi.

Menurut data yang berhasil dihimpun Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) pada tahun 2016, jam kerja para pekerja di Jepang dari tahun 2011-2014 sangat tinggi. Pada tahun 2011 jam kerja pekerja Jepang adalah 1.728 per tahun. Pada tahun 2012 mengalami menjadi 1.745 jam per tahun. Kemudian, pada tahun 2013 menjadi 1.734 per tahun, dan pada tahun 2014 menjadi 1.729 per tahun.

Dengan berpedoman berdasarkan data di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang Jepang adalah seorang pekerja keras dan memiliki etos kerja yang tinggi. Mengapa orang Jepang begitu tinggi etos kerjanya? Menurut Ary Ginanjar Agustian Ternyata, hal yang membuat orang Jepang begitu tinggi etos kerjanya karena mereka memegang teguh 9 prinsip ini.

 

ACT Consulting | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya | Corporate Culture Consultant | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi Karyawan

ACT Consulting | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya | Corporate Culture Consultant | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi Karyawan

1. Bushido
Bushido adalah prinsip tentang semangat kerja keras yang diwariskan secara turun-temurun. Semangat ini telah melahirkan proses belajar bangsa Jepang yang tak kenal lelah.

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Konsultan Budaya | Konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Konsultan Budaya | Konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan | Coporate Culture Consultant

 

2. Prinsip Samurai
Prinsip samurai adalah prinsip tidak mudah menyerah. Prinsip samurai masih tertanam kuat dalam sanubari bangsa Jepang, namun tidak digunakan untuk berperang melainkan untuk membangun ekonomi, menjaga harga diri, kehormatan bangsa secara teguh, serta tak menyerah pada berbagai bencana alam, terutama gempa dan tsunami.

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Training Motivasi Kerja | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi Karyawan | Motivasi Kerja Karyawan

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Training Motivasi Kerja | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi Karyawan | Motivasi Kerja Karyawan

 

3. Konsep Budaya Keishan
Konsep budaya keishan menuntut kerajinan, kesungguhan, minat dan keyakinan, hingga akhirnya timbul kemamuan untuk selalu belajar dari orang lain. Caranya adalah seorang pekerja harus selalu kreatif, inovatif, dan produktif.

baca juga: Ary Ginanjar Agustian, Kisah Sukses Membangun Budaya Perusahaan

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi karyawan | Pelatihan Motivasi Kerja | Training Motivasi Kerja | Motivasi Kerja Karyawan

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Pelatihan Motivasi Karyawan | Training Motivasi karyawan | Pelatihan Motivasi Kerja | Training Motivasi Kerja | Motivasi Kerja Karyawan

 

4. Prinsip Kaizen
Prinsip kaizen adalah optimal biaya dan waktu dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Hal itu mendorong bangsa Jepang untuk berkomitmen tinggi pada pekerjaan dan diselesaikan sesuai jadawal agar tidak menimbulkan pemborosan. Jika tak mengikuti jadwal, maka penyelesaian pekerjaan akan lambat dan menimbulkan kerugian. Oleh karena itu, perusahaan di Jepang menerapkan peraturan “tepat waktu” bagi para pekerjanya.

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Motivasi Kerja Karyawan | Training Motivasi Kerja | Training Motivasi karyawan | Seminar Motivasi Karyawan | Tips Motivasi Kerja

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Motivasi Kerja Karyawan | Training Motivasi Kerja | Training Motivasi karyawan | Seminar Motivasi Karyawan | Tips Motivasi Kerja

5. Perusahaan Untung, Saya juga akan Untung
Disiplin dan semangat kerja inilah yang membentuk sikap dan mental kerja yang positif. Disiplin juga menjadikan para pekerja patuh dan loyal pada perusahaan. Mereka mau melakukan apa saja demi keberhasilan perusahaan, bahkan sanggup bekerja lembur tanpa mengharapkan bayaran tambahan. Karena mereka beranggapan jika hasil produksi meningkat dan perusahaan mendapat keuntungan besar, maka mereka juga akan mendapatkan kompensasi setimpal.

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Corporate Culture Consultant | Konsultan Budaya | Konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan | konsultan budaya karyawan

ACT Consulting | Budaya Kerja Jepang | Corporate Culture Consultant | Konsultan Budaya | Konsultan budaya kerja | konsultan budaya perusahaan | konsultan budaya karyawan

6. Malu Jika Pulang Lebih Cepat
Pekerja yang pulang lebih cepat dianggap pekerja yang tidak penting dan tidak produktif. Ukuran nilai dan status orang Jepang didasarkan pada disiplin kerja dan jumlah waktu yang dihabiskan di tempat kerja. Tanpa ada pengawas pun mereka bekerja dengan baik, penuh dedikasi, dan disiplin.

 

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Corporate culture Consultant | Konsultan Budaya | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya Karyawan | Konsultan Budaya

ACT Consulting | Budaya Kerja Orang Jepang | Corporate culture Consultant | Konsultan Budaya | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya Karyawan | Konsultan Budaya

7. Pembagian Waktu yang Efisien
Ketika sudah masuk kerja, maka tak ada lagi pekerja yang mengobrol dan bercanda. Mereka langsung bekerja sesuai pekerjaanya masing-masing. Baru ketika tiba saatnya makan siang (hiru gohan no jikan) mereka hentikan pekerjaan dan bercanda ria dengan teman-teman sambil menuju kantin (shokudo) untuk makan dan kembali bercanda tanpa memikirkan pekerjaan.

 

ACT Consulting | Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang | Corporate Culture Consultant | Training motivasi karyawan | Pelatihan Motivasi karyawan | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya Perusahaan | Konsultan budaya

ACT Consulting | Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang | Corporate Culture Consultant | Training motivasi karyawan | Pelatihan Motivasi karyawan | Konsultan Budaya Kerja | Konsultan Budaya Perusahaan | Konsultan budaya

8. Senioritas
Jepang adalah salah satu negara yang masih memegang teguh senioritas. Ada istilah senior (Senpai) dan junior (Kouhai). Pekerja yang muda harus patuh kepada pekerja yang lebih tua bila diberi perintah. Senior harus mengarahkan dan mengajari juniornya, sedangkan junior wajib menghormati dan mengikuti perintah seniornya. Hal itu berakibat para pekerja senior biasanya sudah berumur 50-60 tahun menempati top level sekelas manajer atau direktur, sedangkan pekerja junior di bawah 30 tahun menempati level bawah.

 

ACT Consulting | Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang | Trainnig Motivasi Kerja | Training Motivasi Karyawan | Konsultan Budaya | Konsultan Budaya kerja| konsultan budaya perusahaan

ACT Consulting | Prinsip Budaya Kerja Orang Jepang | Trainnig Motivasi Kerja | Training Motivasi Karyawan | Konsultan Budaya | Konsultan Budaya kerja| konsultan budaya perusahaan

9. Tamu adalah Raja, Atasan adalah Dewa
Ada pepatah Jepang yang mengatakan bahwa “tamu adalah raja, atasan adalah dewa”. Pepatah ini membuat para pekerja patuh dan loyal pada atasan mereka. Mereka siap melakukan apa yang diperintahkan atasan demi kesuksesan perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka berpikiran apabila produksi perusahaan naik dan untung besar, otomatis pekerja akan mendapatkan bayaran yang setimpal. Gagal menyelesaikan pekerjaan sama halnya dengan mempermalukan diri sendiri, bahkan harga diri mereka merasa hilang.

Kesuksesan tidak akan pernah datang jika tidak dibarengi dengan kedisiplinan dan kerja keras kita. Kita bisa mencontoh budaya kerja orang Jepang, di mana mereka sangat bersemangat dalam bekerja tanpa banyak mengeluh ataupun minta naik gaji.
P.s: Bila artikel ini bermanfaat like dan komen ya, dan share agar banyak orang mengetahui infonya.

Ingin mengembangkan Budaya Organisasi di Perusahaan Anda?

Hubungi ACT Consulting – Partner In Culture Transformation

+62 813-8249-1165

ACT Consulting | Training Indonesia Power | Corporate Culture Consultant

PT Indonesia Power Gelar Training Pembekalan Agen Perubahan bersama ACT Consulting

By News No Comments

Sebuah perusahaan pastinya menginginkan setiap karyawan menjadi agen perubahan di divisinya masing-masing. Tujuannya untuk pengembangan perusahaan ke arah yang lebih baik. Misalnya seperti, Training Pembekalan Agen Perubahan 2017 yang digelar pada 3-4 April 2017 lalu.

Training batch 1 yang diadakan oleh PT Indonesia Power ini bekerja sama dengan consultant management terbaik di Indonesia, ACT Consulting. Consultant management yang unggul dalam membangun budaya kerja dalam sebuah perusahaan.

Training yang diadakan di Ruang Ratna, Hotel Puri Denpasar, Jakarta ini memiliki dua tujuan. Pertama, terkait peran agen perubahan dalam lingkup internal perusahaan. Kedua, untuk mengukuhkan komitmen setiap karyawan dan menjaga semangat para agen perubahan.

Untuk mewujudkan tujuan itu, dua trainer unggulan ACT Consulting, Rendy Yusran dan Tiko Setiatmoko dihadirkan mengisi training. Keduanya sukses menyajikan materi yang mampu memotivasi para peserta yang hadir.

Ini terbukti dari sejumlah peserta yang mengaku banyak mendapatkan manfaat. Peserta merasakan suasana dan dampak yang berbeda dari training-training lain di luar sana.

“Banyak manfaat yang saya dapatkan. Setelah mengikuti training agen perubahan ini. Saya jadi lebih bersemangat mengaplikasikan materi training di divisi saya segera,” ujar Aswandi, karyawan PT Indonesia Power.

Hal serupa juga disampaikan M. Arif Alam yang mengatakan akan mengubah sikap dan sudut pandangnya, agar bisa bekerja dan berkontribusi lebih baik untuk perusahaan. Dia tampak bersemangat, usai mengikuti training dua hari tersebut.

Sekadar informasi, PT Indonesia Power, adalah perusahaan grup PLN yang menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik. PTIndonesia Power mempunyai visi menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan. Adapun misinya adalah menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait, yang bersahabat dengan lingkungan.

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?