Skip to main content
Tag

budaya kerja karyawan

ACT Consulting | Budaya organisasi | konsultan budaya organisasi | konsultan budaya indonesia | pelatihan motivasi karyawan | training motivasi kerja

Makna Integritas Karyawan Sebagai Modal Awal Meraih Kesuksesan Perusahaan

By Article No Comments

Integritas Karyawan

Bagi perusahaan besar yang menargetkan profit dalam jangka panjang, karyawan adalah aset. Akan tetapi, karyawan tidak selalu loyal (setia) kepada perusahaannya. Apa sebenarnya makna dari integritas? Untuk mengetahuinya simak kisah inspiratif berikut ini:

Alkisah ada seorang CEO sebuah perusahaan bermaksud untuk pensiun, dan ingin menyerahkan jabatannya tersebut kepada salah seorang karyawan terbaiknya. Untuk itu ia memanggil seluruh karyawannya, memberikan mereka masing-masing sebutir Benih tanaman di tangannya lalu berkata :

” Rawat, Pupuk, serta Siram dengan teratur Benih ini dan kembalilah 3 bulan dari sekarang dengan membawa tanaman yang tumbuh dari Benih ini. Bagi seseorang yang membawa Tanaman yang terbaik dari benih itu, akan menjadi penggantiku sebagai CEO di perusahaan ini.”

Salah seorang karyawan bernama Habibie yang juga mendapat Benih itu, langsung pulang ke rumahnya dan merawat dengan penuh disiplin dan telaten Benih tanaman tersebut. Setiap hari Benih itu ia siram dengan air dan diberi pupuk.

Di kantor, semua karyawan saling membicarakan kehebatan tanaman masing-masing yang tumbuh dari Benih tersebut. Ternyata, hanya benih tanaman Habibie yang tanamannya tidak tumbuh sama sekali. Habibie merasa telah gagal merawat benih tanaman tersebut.

Setelah tiga bulan, seluruh karyawan menghadap CEO untuk memperlihatkan hasil Benih tanaman tersebut. Namun tidak dengan Habibie, ia berkata kepada istrinya bahwa ia tidak akan membawa pot yang kosong karena bibitnya busuk sehingga tidak bisa tumbuh.

Istrinya meyakinkan suaminya untuk tetap membawa pot kosong tersebut apa adanya untuk memenuhi janji kepada Sang CEO, pada 3 bulan yang lalu. “Bawa saja Mas, meskipun Mas gagal untuk bisa menumbuhkan Benih tersebut, tetapi paling tidak Mas sudah sudah menunjukkan iktikad baik dengan berusaha semaksimal mungkin merawatnya sesuai dengan permintaan adan arahan CEO”, ujar Istrinya.

“Baiklah!” jawab Habibie, meski dengan hati cemas dan takut karena merasa tidak bisa melaksanakan perintah Sang CEO dengan sebaik-baiknya. Pada saat masuk ruang meeting, Habibie membawa pot kosong. Seluruh karyawan memandang ke arahnya dengan rasa kasihan.

Ketika CEO masuk ruangan, ia memandang keindahan seluruh tanaman yang katanya hasil dari benih-benih yang ia berikan pada 3 bulan yang lalu itu. Akhirnya, ia berhenti di depan Habibie yang tertunduk malu membawa pot kosong.

Kemudian, Sang CEO meminta Habibie maju ke depan dan diminta untuk menceritakan secara kronologis proses ia menanamkan benih itu sampai tidak bisa tumbuh, bahkan mati..?? Pada saat Habibie selesai cerita, CEO berkata kepadanya dengan antusias, “Beri tepuk tangan untuk Habibie, CEO perusahaan kita yang baru”. Para karyawan saling bertepuk tangan dan terhenyak tidak percaya dengan keputusan Sang CEO.

Sang CEO kemudian menceritakan alasannya memilih Habibie sebagai pemenang dan CEO baru kepada khalayak ramai :
“Tahukah kalian, semua benih tanaman yang kuberikan kepada kalian, sebelumnya telah kurebus dengan air panas hingga mati dan tidak mungkin tumbuh lagi. Jika benih kaliah dapat tumbuh, berarti kalian telah menukarnya dengan benih baru dan berbohong kepadaku. Ternyata, hanya Habibie yang Jujur”.

Apa pelajaran yang bisa Anda petik dari kisah ini..?

Pertama, Istrinya Habibie adalah orang yang hebat karena dia meyakinkan suaminya untuk selalu menjaga integritasnya, apapun risiko yang akan diterimanya.

Kedua, biasakanlah diri Anda untuk selalu menabur KEJUJURAN, karena dengan menabur KEJUJURAN akan menuai KEPERCAYAAN. akan menuai Kepercayaan. Anda jangan pernah takut berbuat JUJUR, baik dalam bekerja atau hal lainnya, lalu takutlah bila Anda berbuat TIDAK JUJUR. Karena selalu ada tempat yang terbaik bagi orang jujur, percayalah..!!

ACT Consulting | Konsultan budaya | agent of change | pelatihan motivasi karyawan | training motivasi karyawan

9 Faktor Penyebab Gagalnya Agent of Change dalam Transformasi Kultural di Perusahaan

By Article No Comments

Change Agent On Boarding Bank bjb

Agent of Change (AOC) adalah individu-individu terpilih dari berbagai divisi di sebuah perusahaan yang ditugaskan untuk menjalankan agenda transformasi organisasi atau menjadi motor penggerak. Namun, tahukah Anda bahwa ternyata banyak organisasi yang tidak memperoleh hasil yang diharapkan dari para AOC ini. Berdasarkan pengalaman ACT Consulting melakukan pendampingan AOC kepada banyak perusahaan, ternyata ada 9 faktor yang menjadi penyebab gagalnya AOC dalam transformasi budaya kerja di perusahaan.

Apa saja 9 faktor tersebut?

Faktor Penyebab Kegagalan Agent of Change

1. Tidak Adanya Kejelasan Tugas, Tanggungjawab, KPI, dan Masa Tugas

Pada saat perusahaan menunjuk AOC yang terdiri dari berbagai individu dan divisi, mereka secara formal tidak mendapatkan surat keputusan (SK) yang berisi tugas, tanggungjawab, KPI, dan masa tugas mereka sebagai AOC. Bila AOC tidak memiliki SK, maka susah bagi perusahaan untuk mengevaluasi kinerja mereka.

2. Tidak ada Korelasi antara Penilaian dan Kinerja

Dengan tidak adanya SK pengangkatan sebagai AOC, maka para AOC tidak mendapat dukungan dari pimpinan. Kenapa tidak mendapat dukungan dari pimpinan? Karena tugas mereka sebagai AOC tidak memengaruhi evaluasi kinerja mereka secara keseluruhan. Misalnya, kalau mereka berprestasi sebagai AOC, tetapi pada saat evaluasi, kinerja mereka tidak diperhitungkan.

Individu yang ditunjuk sebagai AOC menganggap tugas sebagai AOC itu hanya sebagai beban tambahan pekerjaan saja. Sedangkan kinerja mereka sebagai AOC tidak mendapat apresiasi dari pimpinan. Padahal, apresiasi tidak harus berupa finansial, namun bisa juga berupa penghargaan secara emosional, seperti dihargai atau tampil sebagai Role Model.

3. Tidak Didukung oleh Pimpinan

Seringkali perusahaan menunjuk individu-individu sebagai AOC, namun hal itu tidak didukung oleh pimpinannya. Hal itu terjadi karena pimpinannya punya prioritas yang lain. Padahal, pembangunan dan transformasi budaya itu harus mendapat dukungan dari para pimpinan.

4. Kelemahan Proses Seleksi (Assesment)

Kebanyakan perusahaan pada saat menunjuk AOC tidak melakukan open recruitment dan lemah di proses seleksi. Padahal, AOC yang paling bagus adalah voluntary karena memiliki motivasi diri yang kuat untuk menjadi bagian dari perubahan budaya perusahaan.

Ada tiga tahap seleksi individu menjadi AOC, yakni direkomendasikan oleh pimpinan; direkomendasikan oleh rekan kerja; dan kombinasi dari berbagai tipe individu. Individu yang terpilih sebagai AOC sebelumnya harus mendapatkan rekomendasi dari pimpinannya, kemudian direkomendasikan oleh rekan kerjanya sehingga ia nanti menjadi informal leader. Selain itu, AOC juga harus kombinasi dari berbagi tipe orang. Di dalam kombinasi itu harus ada yang tipe Leader, Creative Thinker, Teknikal, dan Planner.

5. Pembekalan hanya Fokus What dan How

Kebanyakan perusahaan memberikan pembekalan yang terfokus pada “Apa (What) dan Bagaimana (How), namun tidak diberikan Mengapa (Why)”. Padahal, yang mendorong individu bertindak adalah jika individu mendapat strong why. Dalam hal ini, tindakan yang dilakukan individu dalam bekerja tidak hanya berdasarkan kecerdasan intelektual, namun juga kecerdasan emosional dan spiritual.

6. Tidak Memiliki Analisis Tentang Situasi (Baseline Measurement)

Sebagian besar perusahaan hanya membuat action plan tanpa adanya referensi yang jelas untuk melakukan transformasi budaya. Sebelum membuat action plan, seharusnya perusahaan melakukan analisis tentang situasi (baseline measurement) mengenai kendala proses budaya di perusahaan, apa yang perlu ditingkatkan, dan apa harapan karyawan terhadap budaya perusahaan saat ini.

Dengan kata lain, perusahaan harus terlebih dahulu melakukan pengukuran kesehatan budaya kerja organisasi (OCHI). Perusahaan yang mengadakan AOC tidak berdasarkan OCHI, maka dipastikan action plan nya tidak mempunyai referensi yang jelas sehingga tidak bisa diukur dan tidak bisa diketahui dampaknya.

7. Tidak Ada Monitoring dan Maintenance

Setiap AOC tidak cukup hanya diberikan pembekalan saja, namun juga harus selalu dimonitoring dan maintenance agar bisa dilihat hasilnya. Monitoring dan maintenance itu seperti halnya handphone yang harus selalu di recharge bila baterainya habis. Monitoring dan maintenance sebagai bagian dari proses keberlanjutan (continuous process). Caranya adalah pemberian motivasi oleh pimpinannya, diskusi apa permasalahan mereka sebagai AOC dan berikan solusinya. Idealnya continuous process adalah 3 bulan sekali dan yang paling lama 6 bulan sekali para AOC dikumpulkan untuk di recharge.

8. Tidak Ada Selebrasi saat Pencapaian Prestasi atau Target

Banyak perusahaan yang mengadakan Culture Festival untuk menilai kinerja karyawannya. Pada saat Culture Festival, AOC tidak mendapatkan penghargaan atas pencapaian prestasi atau target keberhasilan mereka. Hal inilah yang membuat program AOC tidak berjalan dengan baik.

9. Diremehkan oleh Generasi yang Lebih Tua (Senior)

Umumnya individu yang terpilih sebagai AOC berasal dari generasi muda (Gen Y). Hal inilah yang menyebabkan AOC sering diremehkan oleh senior. Apalagi adanya budaya senioritas dan mindset senior yang menganggap Gen Y adalah malas dan hasil kerjanya tidak bagus.

Itulah 9 Faktor Penyebab Gagalnya AOC dalam Transformasi Kultural di Perusahaan. Semoga 9 hal di atas dapat membantu perusahaan Anda untuk lebih memahami lagi tugas, fungsi, tanggungjawab, dan KPI AOC.


Jika kantor Anda ingin mengadakan training terkait topik yang diatas, Anda bisa memberi referensi ACT Consulting.

Undang Kami Untuk Preview dan Diskusi mengenai Kebutuhan Perusahaan Anda

Office: Menara 165 Lantai 24 – Jl. TB. Simatupang Kav.1 Cilandak Jakarta Selatan


Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dan Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan like halaman

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMLlOkY41oOnbAG47BLrKkw

Linked In : https://www.linkedin.com/company-beta/13279290/

Instagram : https://www.instagram.com/actconsulting.co/

ACT Consulting | budaya organisasi | budaya kerja organisasi | organization culture | konsultan culture

ACT Consulting – Inilah 5 Aspek Pewarisan Budaya Organisasi

By Article No Comments

Pewarisan diartikan sebagai proses pembelajaran untuk melestarikan budaya organisasi dari pendiri atau pimpinan organisasi dan anggota kelompok kepada anggota-anggota baru. Tujuannya agar budaya organisasi dapat dipakai sebagai pedoman berperilaku oleh seluruh anggota kelompok dalam organisasi.

Taliziduhu Ndhara mengatakan bahwa pewarisan budaya organisasi ditinjau dari segi didaktik dapat dilakukan sebagai bahan dan cara pembinaan, penyuluhan, pelatihan, dan pengajaran terhadap masyarakat menyangkut program sehari-hari, jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Sementara Stephen P. Robbins mengatakan bahwa ada tiga kekuatan yang memastikan bagian yang sangat penting dalam mempertahankan suatu budaya, yaitu praktik seleksi, tindakan manajemen puncak, dan metode sosialisasi.

Berdasarkan pengalaman ACT Consulting melakukan transformasi budaya organisasi kepada banyak perusahaan, ternyata ada 5 aspek pewarisan budaya organisasi di perusahaan.

Apa saja 5 faktor tersebut? Nah, mari kita telaah bersama.

1. Berbagi Nilai (Value Sharing)
Schein mengartikan shared sebagai anggota-anggota kelompok yang menganut suatu perasaan tertentu dan pengalaman atau aktivitas secara bersama. Sistem komunikasi bersama ini diajarkan secara nonverbal melalui signal-signal yang sama kepada setiap anggota organisasi.
Sistem ini kemudian menghasilkan perasaan atau pengalaman berbagi nilai yang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Kecemasan bersama merupakan perasaan empatik dalam kehidupan kelompok di mana anggota-anggota lain mempunyai kecemasan dan ketegangan seperti yang dialami anggota-anggota baru.
b. Respons emosional bersama terhadaptekanan dari luar biasanya berwujud ancaman dari luar.
c. Aksi nyata bersama merupakan aktivitas ikatan secara fisik yang menunjukkan adanya batas kelompok apakah seseorang berpartisipasi atau tidak
d. Melepaskan emosi bersama dapat dilakukan melalui acara-acara simbolis dan pelepasan emosional yang terkait dengan aktivitas pelepasan emosi benar-benar dirasakan. Dampaknya, ikatan berbagi nilai tidak hanya menyangkut tindakan dan perasaan, namun juga merasakan berbagai kesalahan dan rasa malu.
e. Penurunan emosi bersama dapat dilakukan melalui aktivitas, seperti pertandingan olahraga, menonton bersama, makan bersama, dna sebagainya. Aktivitas tersebut menambah perasaan berbagi nilai karena adanya pelepasan menyangkut hambatan-hambatan sosial.

2. Seleksi
Proses seleksi merupakan tindakan awal untuk memperkenalkan budaya organisasi kepada calon anggota baru organisasi. Dengan tujuan agar dapat memilih melanjutkan atau mundur setelah mengetahui standar yang ditetapkan oleh organisasi.

3. Tindakan Manajemen Puncak
Tindakan manajemen puncak sangat berpengaruh terhadap budaya organisasi.  Sebab, perilaku pimpinna puncak dapat ditiru sebagai suri teladan oleh anggota-anggot organisasi. Demikian pula perintah atau larangan yang dibuat oleh pimpinan puncak bisa dijadikan pedoman berperilaku bagi karyawan.

4. Sosialisasi
Menurut S.P. Robbins, sosialisasi organisasi adalah proses seseorang mempelajari nilai, norma, dan perilaku yang dituntut, yang memungkinkan ia untuk berpartisipasi sebagai anggota organisasi. Karena sosialisasi organisasi merupakan mekanisme kunci yang digunakan untuk menanmkan budaya organisasi.
Proses sosialisasi budaya organisasi dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sosialisasi antisipasi, pertemuan, serta perubahan dan pemahaman yang bertambah.

5. Media Pewarisan
Robbins mengatakan bahwa ada beberapa media yang dapat digunakan dalam proses pembentukan dan pewarisan budaya organisasi, yaitu:
a. Cerita, yaitu suatu narasi peristiwa pendiri organisasi, pimpinan organisasi, keputusan-keputusan penting yang memberi dampak terhaap jalannya organisasi di masa yang akan datang dan mengenai manajemen puncak saat ini.
b. Ritual, yaitu kegiatan periodik yang mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi itu, tujuan apakah yang paling penting, orang-orang manakah yang penting dan mana yang dapat dikorbankan.
c. Simbol Material dapat berupa desain serta pemanfaatan fisik ruangan dan gedung, perabot kantor, kebiasaan eksekutif, cara berpakaian, dan sebagainya. Tujuannya untuk mengungkapkan kepada para karyawan atau orang mana saja yang penting dan tingkat derajat kesamaan yang diinginkan oleh manajemen puncak dan perilaku tertentu yang sesuai.
d. Bahasa sebagai cara untuk mengidentifikasi anggota suatu budaya atau anak budaya dalam organisasi maupun unit organisasi. Dengan mempelajari bahasa di dalam organisasi maupun unit organissi, anggota membuktikan penerimaan mereka akan budaya dan juga membantu melestarikannya.

Itulah 5 Aspek Pewarisan Budaya Organisasi untuk menjadi acuan bagi pendiri maupun pimpinan perusahaan untuk mewariskan budaya organisasi kepada karyawan. Ingin lebih tahu lebih dalam mengenai seluk beluk budaya perusahaan dan bagaimana membentuk budaya perusahaan dengan baik? Anda bisa cek ACT Consulting sebagai referensi Anda.

Undang Kami Untuk Preview dan Diskusi mengenai Kebutuhan Perusahaan Anda


Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan Hubungi Contact di bawah ini 

Call us: +62 21 2940 6969

Call us: +62 813 8242 6699

Call us: +62 812 2190 1818

Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dengan like halaman :

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

ACT Consulting | pelatihan motivasi karyawan | training agent of change | training budaya karyawan | training motivasi karyawan | training budaya kerja

ACT Consulting – 7 Prinsip Dasar untuk Sukses Berkarir di Era VUCA

By Article No Comments

Saat ini beberapa perusahaan banyak yang bangkrut akibat adanya fenomena VUCA. Namun ada beberapa perusahaan lainnya sedang berusaha untuk tetap bertahan menyesuaikan VUCA.

VUCA tak hanya berpengaruh terhadap bisnis saja, namun juga kepada individu-individu yang terlibat dalam kegiatan bisnis perusahaan. Karena itu, setiap individu harus memiliki prinsip dasar untuk mempersiapkan diri menghadapi fenomena VUCA.

Apa sajakah prinsip dasar untuk sukses berkarir dalam fenomena VUCA? Nah, mari kita coba telaah bersama.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]1. Hati harus Lapang[/highlight] Mungkin Anda memiliki prestasi, keahlian, atau pengalaman lebih baik dari rekan atau pimpinan, namun Anda harus berlapang dada dan rendah hati menerima pengetahuan atau wawasan dari rekan atau pimpinan. Lebih baik Anda tidak meremehkan keahlian dan keterampilan rekan atau pimpinan Anda agar suasana harmonis dalam lingkungan kerja tetap terjaga.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]2. Ikhlas Memberi Sesuatu[/highlight] Terkadang kita tidak ikhlas atau pamrih memberi sesuatu kepada orang lain, baik ide, jasa, bahkan tenaga. Sebab, kita berharap mendapat imbalan dari apa yang kita berikan kepada orang lain.

Cobalah Anda belajar untuk ikhlas memberi sesuatu kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan. Bila Anda ikhlas memberi bantuan kepada orang lain, Tuhan akan membuka lebar rezeki Anda.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]3. Memiliki Misi dan Visi ke Depan[/highlight] Setiap orang memiliki misi dan visi ke depan dalam berkarir, termasuk Anda. Mungkin Anda memiliki visi menjadi manajer dalam waktu 5 tahun bekerja. Untuk mewujudkan visi tersebut, Anda membutuhkan misi yang terstruktur dan baik. Jalankan misi Anda dengan usaha, tenaga yang maksimal, dan doa kepada Tuhan.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]4. Mengabungkan Kecerdasan Intelektual (IQ), Emosional (EQ), dan Spritual (SQ)[/highlight] Mengejar karir tidak hanya menggunakan kecerdasan intelektual (IQ) semata, sebab hanya berpengaruh 5-10% saja. Selain IQ, Anda harus memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) yang berpengaruh 90-95% terhadap kesuksesan karir. Karena itu, gabungkan IQ, EQ, dan SQ yang Anda miliki dalam bekerja.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]5. Memegang Teguh Prinsip[/highlight] Setiap orang pasti punya prinsip untuk mencapai kesuksesan karir, begitupun dengan Anda. Bila Anda belum memiliki prinsip dalam berkarir segera tentukan prinsip Anda. Prinsip dalam berkarir, seperti bahagia dalam bekerja, tekun, pantang menyerah, mau belajar, dan kerjasama. Karena tidak ada orang yang memperoleh kesuksesan karir tanpa berpegangan teguh prinsipnya.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]6. Segera Eksekusi Pekerjaan[/highlight] Setiap karyawan pastinya memiliki target pekerjaan (KPI) yang harus tercapai begitu juga dengan Anda. Alangkah baiknya Anda tidak menunda-nunda pekerjaan, namun segera selesaikan pekerjaan agar target tercapai. Saat Anda menyelesaikan pekerjaan lakukan dengan teliti dan cermat agar hasilnya maksimal.

[highlight background=”#1616ac” color=”#ffffff”]7. Perbaiki Pekerjaan yang Salah[/highlight] Mungkin Anda pernah melakukan kesalahan dalam bekerja, baik secara sadar maupun tidak sadar. Bila pekerjaan Anda masih salah dan tidak sesuai dengan yang diharapkan pimpinan maka tanyakan bagian mana yang salah untuk Anda perbaiki. Segera perbaiki pekerjaan yang salah itu dengan teliti dan sebaik-baiknya agar pimpinan mengapresiasi hasil kerja Anda.

Itulah 7 Prinsip Dasar untuk Sukses Berkarir di Era VUCA. 7 prinsip dasar untuk sukses berkarir bisa dijadikan sebagai pedoman dalam berkarir di era VUCA saat ini. Ingin lebih tahu lebih dalam mengenai seluk beluk budaya perusahaan dan bagaimana membentuk budaya perusahaan dengan baik? Anda bisa cek ACT Consulting sebagai referensi Anda.

 


Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan Hubungi Contact di bawah ini 

Call us: +62 21 2940 6969

Call us: +62 813 8242 6699

Call us: +62 812 2190 1818

Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dengan like halaman :

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Budaya kerja starup | budaya kerja karyawan | budaya kerja perusahaan | budaya kerja organisasi | konsultan budaya kerja

ACT Consulting – 5 Budaya Kerja di Perusahaan Rintisan Digital (Startup Digital)

By Article No Comments

ACT Consulting – jaman sudah semakin maju. Apalagi sejak diberlakukannya era MEA. Setiap individu seakan berlomba-lomba untuk bisa bertahan dalam era yang serba maju ini. Tak hanya individu saja. Pemerintah pun ikut peduli dengan adanya kemajuan jaman ini.

Pemerintah melalui Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) mencanangkan untuk melahirkan 1.000 perusahaan rintisan digital (startup digital) di Tanah Air. Hal itu juga ditunjang oleh minat masyarakat dalam membangun startup digital di Indonesia, yang setiap hari semakin meningkat.

Untuk Anda yang baru lulus sekolah, lulus kuliah (fresh graduate), namun belum diterima bekerja di sebuah perusahaan bonafit, tidak usah berkecil hati. Anda bisa bekerja di startup digital yang ada di Indonesia. Contoh: Kincir, Blibli, Alfacart, Mataharimall, Dinamika Anak Muda Nasional (DAMN), dan Blanja.com

Saat ini, startup digital memiliki kecenderungan untuk merekrut anak-anak muda yang baru lulus sekolah atau lulus kuliah sebagai karyawan di perusahaan mereka. Karena anak-anak muda cenderung lebih kreatif dan inovatif dalam bekerja dan berkarya.

Namun, sebelum Anda memutuskan untuk bekerja di startup digital, kenali dulu budaya kerja di startup digital. Perhatikan 5 budaya kerja di startup digital ini terlebih dahulu sebagai bahan pertimbangan Anda.

[highlight background=”#0000a4″ color=”#ffffff”]1. Budaya Kerja yang Fleksibel [/highlight]

Budaya kerja di startup digital lebih fleksibel dibandingkan perusahaan yang sudah besar. Startup digital membebaskan karyawannya untuk menggunakan pakaian, celana, serta sepatu yang tidak formal, misalnya menggunakan kaos oblong atau t-shirt, celana jeans, dan sandal jepit. Selain itu, karyawan diperbolehkan hadir pada jam berapa saja asalkan bekerja selama 8 jam dalam sehari dan bisa pulang cepat setelah pekerjaan selesai.

[highlight background=”#0000a4″ color=”#ffffff”]2. Gaji dan Tunjangan yang Memuaskan [/highlight]

Sebagian besar startup digital memberikan gaji yang memuaskan untuk karyawannya. Gaji karyawan ditentukan oleh keahlian yang mereka miliki dan kuasai ataupun pengalaman. Selain itu, tersedianya tunjangan lain untuk membuat karyawan betah dan nyaman dalam bekerja. Misalnya, sarana olahraga, tempat bermain atau refershing, serta makan dan snack yang selalu tersedia.

[highlight background=”#0000a4″ color=”#ffffff”]3. Kesempatan Jenjang Karier Terbuka [/highlight]

Startup digital juga memberikan kesempatan jenjang karier yang terbuka bagi karyawannya. Sebab, hierarki jenjang karier bersifat terbuka dan asalkan KPI telah terlampaui. Misalnya, karyawan yang bekerja selama 2-3 tahun bisa naik menjadi supervisor, bahkan manajer.

[highlight background=”#0000a4″ color=”#ffffff”]4. Komunikasi Lebih Terbuka dan Kekeluargaan [/highlight]

Komunikasi antara pimpinan dan karyawan di startup digital lebih terbuka dan bersifat kekeluargaan. Karena pimpinan dan karyawan berasal dari generasi yang sama, usia dan latarbelakang pendidikan tidak terpaut jauh, bahkan dari berbagai negara.

[highlight background=”#0000a4″ color=”#ffffff”]5. Manajemen Memberikan Pelatihan yang Mendukung Kinerja Karyawan [/highlight]

Kebanyakan manajemen startup digital memberikan pelatihan yang mendukung kinerja karyawan. Sebagai contoh, karyawan dengan posisi copywriter diberikan pelatihan content marketing dan menulis viral, optimatisasi mesin pencari (SEO), dan mengoptimalkan media sosial.

Itulah 5 Budaya Kerja di Perusahaan Rintisan Digital (Startup Digital). Semoga 5 hal di atas dapat membantu Anda untuk lebih memahami budaya kerja di startup digital sebelum memutuskan untuk bekerja disana.

Jangan lupa like, share, dan comment postingan ini agar bermanfaat bagi rekan-rekan Anda yang membacanya.

 


Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dan Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan like halaman

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMLlOkY41oOnbAG47BLrKkw

Linked In : https://www.linkedin.com/company-beta/13279290/

Instagram : https://www.instagram.com/actconsulting.co/

ACT Consulting | Tips ACT Consulting | tips kerja bulan ramadhan | konsultan budaya kerja | konsultan perusahaan | budaya kerja karyawan

ACT Consulting – Lakukan 5 Cara Ini Agar Tetap Produktif Kerja di Bulan Ramadhan

By Article No Comments

ACT Consulting – Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan merupakan kewajiban bagi umat muslim. Selama menjalankan ibadah puasa, kita dianjurkan untuk menahan hawa nafsu dan memperbanyak ibadah.

Tak hanya menahan hawa nafsu dan memperbanyak ibadah, namun kita juga harus bisa melawan rasa malas dan kantuk selama bekerja. Apalagi, kita dituntut untuk tetap produktif bekerja selama puasa.

Nah, bagaimana cara untuk tetap produktif kerja di bulan Ramadan? Berikut ini 5 cara yang bisa Anda lakukan agar tetap produktif kerja di bulan Ramadan.

[highlight background=”#0000a4″ color=”#ffffff”]#1 MINUM 8 GELAS AIR[/highlight]  
Usahakan minum 8 gelas air dalam sehari selama berpuasa. Minum air putih 1 gelas selepas bangun sahur dan 1 gelas selepas sahur. Lalu, 1 gelas selepas azan maghrib dan 1 gelas selepas salat Maghrib.

Selanjutnya, 1 gelas selepas makan dan 1 gelas selepas salat Isya. Setelah itu, 1 gelas selepas salat tarawih dan 1 gelas sebelum tidur. Tujuan minum 8 gelas air adalah agar Anda tidak cepat dehidrasi, serta tetap fokus dan konsentrasi saat bekerja.

[highlight background=”#0000a4″ color=”#ffffff”]#2 KONSUMSI MAKANAN YANG BERGIZI[/highlight]  
Konsumsi makanan yang bergizi saat sahur dan berbuka puasa. Dengan mengonsumsi makanan yang bergizi saat sahur dan berbuka puasa, Anda akan kuat menjalankan ibadah puasa dan tidak mengantuk saat bekerja.

[highlight background=”#0000a4″ color=”#ffffff”]#3 BERANGKAT KERJA LEBIH PAGI[/highlight]  
Setelah melakukan aktivitas makan sahur, segera mandi, bersiap-siap, dan menjalankan ibadah salat Subuh. Kemudian, berangkat kerja. Dengan berangkat kerja lebih pagi, Anda akan terhindar dari kemacetan sehingga tidak terlambat sampai kantor.

[highlight background=”#0000a4″ color=”#ffffff”]#4 TINGKATKAN AMAL IBADAH[/highlight]  
Puasa kita jangan hanya kuat menahan makan dan minum serta hawa nafsu saja, namun juga tingkatkan amal ibadah. Bila selama ini Anda belum sempat mengerjakan salat sunah, maka di bulan Ramadan ini perbanyak melakukan salat sunah.

Selain memperbanyak melakukan salat sunah, manfaatkan juga waktu istirahat siang dengan membaca dan menghafal ayat-ayat suci Alquran. Buat target untuk membaca dan menghafal satu juz dalam satu hari. Ketika Anda mengerjakan salat wajib maupun salat sunah, praktikkan dalam salat hafalan ayat-ayat yang telah Anda hafal.

[highlight background=”#0000a4″ color=”#ffffff”]#5 IKUT TRAINING MOTIVASI[/highlight]  
Dengan mengikuti training di bulan Ramadan, akan membuat diri kita semangat menjalani aktivitas bekerja di kantor di bulan Ramadan. Training dapat meningkatkan lagi spirit Anda untuk melakukan ibadah dan memperbanyak amalan di bulan suci ini.

Itulah 5 Cara yang bisa Anda Lakukan agar Tetap Produktif Kerja di Bulan Ramadan. Semoga 5 tips di atas dapat membantu Anda untuk tetap produktif bekerja.

Yuk share apa saja cara Anda untuk tetap produktif bekerja di bulan Ramadan ini pada kolom komentar. Pastikan juga untuk like & share postingan ini agar banyak orang yang memperoleh manfaatnya.

 


Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dan Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan like halaman

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMLlOkY41oOnbAG47BLrKkw

Linked In : https://www.linkedin.com/company-beta/13279290/

Instagram : https://www.instagram.com/actconsulting.co/

Tingkatkan Keahlian Change Agent & Change Champion, PT Pelindo III (Persero) Gelar Workshop Change Champion

By News No Comments

ACT Consulting – PT Pelindo III (Persero) bekerjasama dengan ACT Consulting menggelar Workshop Change Champion dan Change Agent. Workshop Change Champion dan Change Agent merupakan pembekalan kepada ratusan karyawan yang terpilih sebagai change agent (CA) serta manajer dan supervisor yang terpilih sebagai change champion (CC).

Workshop Change Champion dan Change Agent di tahun 2017 ini terdiri dari 8 Batch, dengan tanggal dan lokasi acara yang berbeda-beda. Batch 1-Batch 3 berlangsung pada 30 Maret – 6 April di Graha Barunawati, Surabaya. Kemudian, Batch 4-5 berlangsung pada 10 – 13 April di Hotel Santika Premiere Semarang. Selanjutnya, Batch 6-7 berlangsung pada 17 – 20 April di Swissbell Hotel, Banjarmasin. Sementara itu, Batch 8 berlangsung pada 25-26 April di Grand Inna Kuta Bali.

ACT Consulting | budaya kerja perusahaan | budaya kerja karyawan | pelatihan PT Pelindo | training motivasi karyawan

 

Workshop ini dibuka oleh Toto Heli Yanto, selaku Direktur SDM & Umum PT. Pelindo III (Persero). Sejumlah trainer unggulan ACT Consulting, seperti Rinaldi Agusyana, Heidi Akhadi, Abdul Haris Muchtar, dan Deni Kurniawan pun dihadirkan, guna mengisi dan membekali materi berkualitas mengenai growth mindset, knowledge, customer focus, care dan integrity, serta skill untuk siap dalam sosialisasi dan internalisasi. Materi yang bermanfaat untuk mendukung tugas, peranan, dan tantangan sebagai change agent dan change champion.

“Setelah mengikut pelatihan ini, saya jadi lebih termotivasi dan bersemangat untuk meningkatkan kinerja diri dan perusahaan. Lalu, saya dan rekan-rekan menjadi lebih memahami lagi budaya perusahaan dalam pekerjaan,“ ujar Amiroel, Manager Pelayanan Kapal, Cabang Tanjung Perak.

PT. Pelindo III (Persero) visinya adalah berkomitmen memacu integrasi logistik dengan layanan jasa pelabuhan yang prima. Sementara misinya adalah menjamin penyediaan jasa pelayanan prima melampaui standar yang berlaku secara konsisten. (Ar).

 


Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan Hubungi Contact di bawah ini dan like halaman

Call us: +62 813 8242 6699

Call us: +62 812 2190 1818

Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dengan like halaman :

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMLlOkY41oOnbAG47BLrKkw

Linked In : https://www.linkedin.com/company-beta/13279290/

Instagram : https://www.instagram.com/actconsulting.co/

ACT Consulting | budaya kerja karyawan | budaya kerja perusahaan | konsultan manajemen sdm | konsultan manajemen perusahaan

ACT Consulting – Kualitas Kerja Anda Menentukan Gaji Yang Anda Terima

By Article No Comments

ACT Consulting – Amir selesai mengerjakan Salat Jumat di masjid, berkonsultasi kepada Ustad Hamka, “Wahai Ustad Hamka, mengapa kehidupanku menderita? Mengapa keluargaku ditimpa banyak bencana dan musibah?”

Ustad Hamka menatap sebentar Amir, kemudian dia bertanya, “Kamu kerja di mana dan gajimu berapa?” Amir bercerita bahwa dia bekerja di suatu instansi dan bergaji Rp 5 juta. Lalu Ustad Hamka berkata, “Kalau begitu, mulai besok, temui bosmu dan mintalah supaya gajimu dikurangi menjadi Rp 4 juta.”

Amir menyanggah nasihat sang ustad dengan berkata, “Loh Ustad, gaji Rp 5 juta saja kurang untuk kebutuhan keluarga saya, kok malah dikurangi menjadi Rp 4 juta?” Namun Ustad Hamka berkata, ”Lakukan jika engkau yakin atau percaya. Akan tetapi jika engkau tidak yakin, ya jangan dilakukan.”

Maka Amir berpikir beberapa hari. Setelah merasa mantap, Amir menemui pimpinannya, dan berkata, ”Wahai Bapak pimpinan, saya sudah konsultasi ke seorang ulama dan beliau memintaku untuk menurunkan gajiku dari Rp 5 juta menjadi Rp 4 juta. Maka mulai bulan depan, tolong potong gajiku menjadi Rp 4 juta saja.”

Pimpinannya merasa heran melihat tingkah Amir, sebab karyawan lain demo minta naik gaji, dia malah minta gaijinya diturunkan. Namun ya sudah, inikan kemauan dia sendiri, pikir sang pimpinan.

Setelah dikurangi gajinya, sebulan kemudian kehidupan Amir tak kunjung berubah. Dua bulan kemudian, belum juga ada yang berubah. Tiga bulan berlalu, masih sama. Maka Amir pun datang kembali kepada Sang Ustad dan bertanya, “Wahai Ustad Hamka, apa tidak salah resep yang Anda berikan kepadaku? Sudah aku turunkan gajiku dari Rp 5 juta menjadi Rp 4 juta, tetapi kehidupanku tak kunjung berubah.”

Maka Ustad Hamka kembali melihat Amir dan berkata, “Kamu kurangi lagi gajimu menjadi Rp 3 juta.” “Aduh, sudah tinggal 4 juta sekarang disuruh turunkan menjadi 3 juta. Mana cukup ustadz untuk menghidupi keluarga saya,” keluh Amir.

“Jika kamu percaya lakukan, jika tidak ya tidak usah,” kata Ustad Hamka. Kemudian, Amir berpikir cukup lama, didalam hatinya berkata “Jangan-jangan ini hanya cara ustad untuk mengerjai saya”.

Namun lama-lama Amir sadar bahwa rezeki tidak hanya dari gaji, namun bisa dari arisan atau warisan, bisa dari undangan atau mungkin hutangan. Rezeki bisa jadi dari arah yang tidak disangka-sangka, bukan hanya dari gaji semata.

Maka dengan mantap Amir kembali menemui pimpinannya untuk menyampaikan maksudnya. Dia sampaikan kepada pimpinanya, “Bos, tolong kurangi lagi gajiku, jadikan Rp 3 juta saja.” Pimpinannya keheranan, tetapi apa boleh buat karena itu sudah kemauan Amir. Maka dipotonglah gaji Amir menjadi Rp 3 juta.

Sebulan kemudian mulai terlihat hasil dari keyakinannya. Pada bulan ketiga semuanya berubah menjadi semakin luar biasa. Hasilnya, ekonomi keluarganya membaik dan tidak ada lagi bencana ataupun musibah. Walaupun gajinya tinggal Rp 3 juta, namun rezekinya luar biasa.

Kemudian datanglah dia kepada Ustad Hamka dan bertanya, “Wahai ustad, apa rahasia dibalik ini semua? Ketika gajiku tinggal Rp 3juta, kehidupanku berubah menjadi lebih baik.”

Ustad Hamka dengan tenang menjawab, “Wahai Bapak yang baik, wahai karyawan yang baik, wahai fulan yang baik. Berarti selama ini gajimu yang pantas hanya Rp 3 juta, tidak sampai Rp 5 juta, jadi yang Rp 2 juta itu kelebihan. Betapa banyak orang yang bekerja dengan gaji Rp 5 juta, tetapi kualitas kerjanya hanya Rp 2 juta atau Rp 3 juta saja”.

Setelah membaca cerita ini, apa yang akan Anda lakukan, menemui pimpinan perusahaan tempat Anda bekerja untuk meminta menurunkan gaji Anda? Tentunya sulit bukan? Maka tidak ada cara lain yang bisa Anda lakukan, kecuali dengan meningkatkan kualitas kinerja Anda. Misalnya, apabila gaji Anda saat ini Rp 5 juta, maka tingkatkan kualitas kerja melebihi gaji yang Anda terima.

Jika Anda bekerja melebihi gaji Anda, maka kelebihan itu sedekah untuk Anda, “Setiap kebaikan itu sedekah.” Sedekah kepada siapa? Tentunya kepada Allah SWT dan pasti akan dibalas berates-ratus kali lipat, minimal 10x lipat. “Allah tidak mungkin mengingkari janji-Nya.” Setiap kebaikan pasti berbalas kebaikan.

Cobalah Anda lihat selama ini, apa yang terjadi pada diri, pekerjaan, dan karier Anda. Apa Anda sudah memberi lebih untuk tambahan atau sedekah? Ataukah kita lebih suka mengurangi, sehingga rezeki kita tidak berkah.

Jadi, mari lebih banyak berbicara tentang kewajiban Anda, bukan lebih banyak menuntut hak Anda. Lakukanlah kewajiban Anda semaksimal mungkin, karena Anda akan mendapatkan hasil yang maksimal. Sekali lagi, ingat rezeki bukan hanya dari gaji semata, sebab banyak jalan lain yang bisa mendatangkan rezeki dari arah yang sama sekali tidak Anda duga. Perbanyak dan tingkatkan kualitas kerja Anda melebihi gaji yang Anda terima.

Apa Anda pernah mengalami hal serupa atau memiliki kisah inspiratif lain tentang topik ini? Share ya di kolom komentar di bawah ini… Anda pun bisa berbagi kisah ini dengan saudara, sahabat, atau orang terdekat lainnya, agar lebih banyak orang mendapatkan manfaatnya.


Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dan Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan like halaman

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMLlOkY41oOnbAG47BLrKkw

Linked In : https://www.linkedin.com/company-beta/13279290/

Instagram : https://www.instagram.com/actconsulting.co/

ACT Consulting | ACT | konsultan manajemen sumber daya manusia | konsultan budaya terbaik | budaya kerja organisasi | budaya kerja karyawan

ACT Consulting – Jadilah Orang yang Bertanggung Jawab, 7 Hal Ini Akan Anda Dapatkan

By Article No Comments

ACT Consulting – Semakin tinggi jabatan yang Anda emban, semakin banyak juga tanggung jawab yang harus Anda ambil sebagai amanah. Pelanggaran yang Anda lakukan juga berpengaruh terhadap nama baik Anda. Apabila Anda melakukan suatu hal yang tidak baik, maka nama baik Anda akan tercoreng dan reputasi menjadi jelek. Sebaliknya, jika Anda melaksanakan tanggung jawab dengan baik, hidup Anda akan menjadi lebih baik dan keuntungan perusahaan tempat Anda bekerja akan menjadi meningkat.

 

Apabila Anda selalu konsisten menjadi orang yang bertanggung jawab, maka akan memperoleh tujuh hal yang tidak akan pernah Anda kira. Tujuh hal itu adalah sebagai berikut.
1. Anda akan disegani dan dihormati oleh kawan dan rekan-rekan.
2. Anda akan diberi kepercayaan untuk menangani masalah dengan baik.
3. Anda dianggap sanggup menerima tanggung jawab yang lebih besar.
4. Anda dihargai oleh atasan dan rekan kerja.
5. Anda memiliki kepercayan diri dan karakter yang baik.
6. Anda memiliki mental yang kuat dan tidak mudah menyerah.
7. Anda menjadi pribadi yang lebih berkembang dan lebih baik dari sebelumnya.

 

Namun, jika Anda tidak bertanggung jawab ada lima akibat yang akan Anda rasakan. Lima akibat itu adalah sebagai berikut.
1. Anda akan bernasib buruk karena selalu lari dari masalah
2. Anda tidak dipercaya orang karena reputasi telah rusak
3. Anda menjadi orang yang lemah karena tidak bermanfaat
4. Anda menjadi orang yang tidak berkarakter.
5. Anda menjadi pribadi yang bermasalah di lingkungan.

 

Anda bisa sebarkan postingan ini, agar rekan-rekan Anda bisa mendapatkan sesuatu yang bermanfaat setelah membaca tulisan ini.

 


Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dan Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan like halaman

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMLlOkY41oOnbAG47BLrKkw

Linked In : https://www.linkedin.com/company-beta/13279290/

Instagram : https://www.instagram.com/actconsulting.co/

ACT Consulting | budaya organisasi | konsultan budaya organisasi | konsultan budaya perusahaan | konsultan budaya kerja

ACT Consulting – Lepaskan Zona Nyaman Anda untuk Meraih Zona Sukses

By Article No Comments

ACT Consulting – Alkisah ada dua orang sahabat di mana yang satu bernama Ben, sedangkan sahabatnya bernama Edward. Mereka bekerja di sebuah perusahaan teknologi informasi dengan posisi yang sama, yakni staf komunikasi korporasi.

Tiga tahun kemudian, CEO perusahaan mengumumkan akan membuka divisi kerja digital marketing. Hasil rapat para direktur perusahaan beserta CEO memutuskan Ben dan Edward dipindahkan ke divisi kerja digital marketing dengan posisi masing-masing yang berbeda. Ben diminta mengisi posisi penulis konten (copywriting) dan optimisasi mesin pencari atau search engine optimization (SEO. Sementara Edward mengisi posisi media sosial spesalis.

Ben menerima keputusan pimpinan perusahaan untuk mengisi posisi baru. Meskipun ia tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan di posisi kerjanya yang baru, namun ia tekun dan gigih belajar bagaimana menulis konten yang bagus dan viral serta optimisasi mesin pencari. Sepuluh tahun kemudian, ia menjadi Direktur Digital Marketing

Sementara Edward tidak menerima keputusan pimpinan perusahaan untuk mengisi posisi baru. Ia tidak mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru karena masih mengisi posisi yang sama. Sepuluh tahun kemudian, ia menjadi Manager Corporate Communication.

Apa pelajaran yang bisa Anda petik dari kisah ini..?

Apakah Anda masih berpikir mencari yang pasti-pasti saja? Apakah Anda berpikir hanya mencari posisi yang aman saja atau mencari yang mudah dan biasa saja? Hal ini yang bisa membuat Anda terjebak dan tidak pernah kemana-mana seperti Edward.

Dengan kata lain, jebakan itu biasa disebut sebagai zona nyaman. Lepaskanlah diri Anda dari zona nyaman, agar Anda bisa memasuki zona sukses. Sebab, Anda tidak akan pernah bisa mencapai zona sukses tanpa mau meninggalkan zona nyaman.

Zona nyaman tidak akan bisa membuat Anda berkembang, karena Anda tidak mendapatkan wawasan, ilmu, dan pengetahuan yang baru. Perlu keberanian untuk melepaskan zona nyaman Anda. Caranya adalah mempunyai visi dan misi yang jelas, kepercayaan baru yang lebih memberdayakan, dan ide brilian baru.

Apa Anda pernah mengalami hal serupa atau memiliki kisah inspiratif lain tentang topik ini? Share ya di kolom komentar di bawah ini…!!! Anda pun bisa berbagi kisah ini dengan saudara, sahabat, atau orang terdekat lainnya, agar lebih banyak orang mendapatkan manfaatnya.

 


Dapatkan tulisan-tulisan yang menginspirasi dan Informasi In House Training dari ACT Consulting dengan like halaman

facebook : https://www.facebook.com/ACTCONSULTING.CO/

Youtube : https://www.youtube.com/channel/UCMLlOkY41oOnbAG47BLrKkw

Linked In : https://www.linkedin.com/company-beta/13279290/

Instagram : https://www.instagram.com/actconsulting.co/

Open chat
1
Hubungi Kami
Scan the code
ACT Consulting International
Halo,
Ada yang bisa kami bantu?